Bagian 6 - Yang bersamanya
Saat mendung, kau tak akan temukan di mana mentari
Namun dengan keyakinan kau tahu, dia ada
Dia yang menjagamu di saat dunia menghujamkan panah
Walau kau tahu pasti, dia dibenci
Kau tetap padanya
Kau dan dia tetap
Bersama
***
Di kota tempat Merah tinggal, para penduduk masih was-was atas kejadian pembunuhan satu kelompok sekaligus.
Yang sampai sekarang belum menemukan titik terang.
Benar-benar rencana sempurna.
Merah berjalan ke kantin setelah merasa haus saat sedang membaca dan merenung di perpustakaan sekolah, sudah hampir dua jam lamanya. Pas saat guru mata pelajaran tidak hadir. Perpustakaan, salah satu tempat favorit Merah. Tempat yang sunyi juga tempat berbagai macam buku menanti untuk dibaca.
Saat perjalanan dan juga saat mengantri minuman di kantin pembicaraan yang paling banyak didengarnya adalah soal pembunuhan Ratu dan teman-teman.
Apalagi Ratu dan teman-temannya yang hampir habis terbakar. Tewas dengan sangat mengenaskan.
Merah sudah menduga akan segempar itu jadinya.
Dan menjadi kasus yang penuh dengan tanda tanya bagi setiap orang.
Tapi tidak untuk Merah.
***
Saat kejadian kemarin
Merah pergi begitu saja bukan karena takut.
Tapi dia ingin melakukan sesuatu.
Di tempat yang tepat.
***
Dan di sisi lain
Ratu dan teman-temannya kehilangan jejak Merah.
Mereka berpikir bisa melakukan pembullyan dan pembalasan terhadap Merah nanti.
Sekarang lebih baik mereka, Ratu dan teman-teman berlibur. Menyegarkan pikiran, bersenang-senang. Toh, hidup itu untuk dinikmati. Berlibur, salah satu caranya.
Mereka tidak tahu, bila sesuatu hal menanti mereka.
***
Tepat saat kejadian
Merah sudah merancang semuanya semenjak mendengar jika ratu akan berlibur ke daerah villa Cibodas -Cianjur.
Tempat itu memang indah tapi sangat berbahaya. Jalanan melingkar yang licin, sempit dan curam. Memiliki jurang yang dalam dan terhampar sungai deras yang terlihat selalu menarik untuk memanggil nyawa.
Merah memiliki cukup uang untuk mengikuti Ratu, tapi dia membuat rencana lain. Dia akan naik salah satu bagasi mobil temannya ratu. Semua persiapan sudah merah persiapkan. Di antaranya; ransel dan makanan beracun, pisau yang tajam, tali, sarung tangan karet dan dua pasang baju ganti.
Merah mengendap di dekat rumah Ratu. Di dalam sana terlihat sangat sibuk karena Ratu dan kawan-kawannya akan membawa tiga mobil. Satu mobilnya di tumpangi dua orang saja
Merah mendecih jijik.
"Dasar orang kaya yang mampunya hanya bersenang-senang!"
Perlahan Merah masuk ke dalam bagasi mobil yang masih terbuka. Tubuh Merah yang kurus memudahkannya melipat menyelinap di dalam mobil.
Gelap dan pengap mencekik tenggorokan, tapi bagi Merah itu biasa karena sudah terbiasa dengan itu semua.
Suara sorakan terdengar menggema, lalu terdengar langkah-langkah disertai bunyi pintu yang ditutup dan disusul suara deru mesin menggaung.
Tak lama, mobil itu bergerak dengan cepat melaju membelah jalanan di pagi hari Jumat yang cerah.
Entah berapa jam perjalanan, karena Merah tertidur. Merah sadar ketika ia merasakan mobil itu berhenti.
Awalnya Merah menunggu beberapa saat, sampai tidak terdengar suara orang di luar. Lalu Merah mulai keluar dan meniadakan tubuhnya di bawah mobil yang ditumpanginya tadi.
Semua keributan sudah berhenti ketika Merah keluar dari tempat persembunyiannya. Di sana sudah kosong.
Vila itu terletak di lereng puncak gunung yang terjal tapi pemandangannya sangat indah. Vila ini terpencil dari vila lainnya memudahkan Merah untuk mengetahui exsekusi mereka.
Merah mulai menyelinap ke arah dapur dimana seorang nenek tua tengah memasak hidangan makan siang untuk meraka. Merah menunggu nenek itu pergi lalu dia menaburkan sebulan obat tidur dosis sedang. Merah lalu kembali ke tempat persembunyiannya.
Hidangan sudah tersaji di atas meja, kemudian nenek itu meminta ijin untuk kembali ke rumahnya dan akan kembali esok hari.
Setelah kepergian nenek itu mereka mulai menyalakan musik yang sangat keras lalu mereka mulai menyantap makanan. Tapi, baru saja 4 suapan mereka semua mulai merasa mengantuk.
Merah mengunci semua rumah, memastikan tidak akan ada orang yang kembali ke sana.
Khusus untuk melancarkan aksinya.
Merah tersenyum iblis.
Mereka akan tahu siapa dia. Pikir Merah.
***
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top