Chapter 1

Yuhuu update❤️

Siapin bantal biar bisa dipeluk pas baca ini🤣🤣🤣

Playlist:

♡ Britney Spears - Sometimes

♡ Lizzo - 2 Be Loved (Am I Ready)

Kasih menyandarkan tubuhnya di punggung kursi. Jam-jam krusial sedang berlangsung-tepatnya ketika rasa kantuk mulai menjalar. Pundak Kasih sakit, terlalu lama duduk dan mengetik tanpa henti. Meski sudah ditemani matcha frappe yang dia beli setelah bertemu sang suami, yang bahkan sudah hampir habis, tetap saja kantuk tidak bisa dilenyapkan.

"Sandrasip, lo tahu nggak direktur perusahaan Element Telecom?" Tiara membuka obrolan di saat suasana ruangan cukup hening.

Pertanyaan Tiara mengusik ketenangan Kasih. Sosok yang ditanyakan Tiara merupakan orang paling jahat yang pernah dia temui.

"Sebatas tahu ganteng doang, sih. Kata orang gitu. Lihat langsung mah belum. Kenapa, tuh?" Sandra, si tukang gosip paling hits kantor, selalu menjadi sasaran pertanyaan yang tidak penting atau penting terkait gosip. Hebatnya, dia bisa menjawab semua pertanyaan dengan segala gosip yang mampir di telinga.

"Lo tahu nggak video viral yang posting cerita soal direktur Element itu. Katanya dia selingkuh pas masih punya tunangan. Lo ikutin nggak masalah ini? Soalnya postingan itu sempat viral terus lenyap dari peredaran. Entah di take down atau kenapa, videonya hilang."

"Tahu, Ti. Katanya direktur Element Telecom udah punya tunangan terus selingkuh. Hubungan sama tunangannya udah empat belas tahun. Heran, kenapa orang-orang gampang banget selingkuh, ya? Pacaran selama itu kalau udah bosen mah mending putus. Ngapain juga harus tunangan. Iya, kan?" Sandra menanggapi dengan heboh.

"Dengar-dengar tunangannya yang bantu direktur Element pas perusahaan hampir bangkrut jadi terselamatkan. Katanya, sih, si tunangan pinter gitu dan punya siasat yang selalu dipakai sama direkturnya. Sialan banget, sih, udah dibantu malah nyia-nyiain. Laki-laki mah sama aja," sambung Belinda sedikit mendengkus kesal.

"Eh, eh, gue nggak terima. Nggak semua laki-laki sama, ya. Gue beda," celetuk Rando, salah satu makhluk adam yang ada di ruangan.

"Realitanya gitu, Cuy. Mentang-mentang ganteng terus bisa seenaknya selingkuh gitu? Idih! Baguslah tunangannya sadar setelah diselingkuhin. Kadang masih ada perempuan bego bersedia maafin. Untungnya tunangan si direktur nggak maafin," cerocos Sandra.

Percakapan tersebut mengingatkan Kasih akan masa lalunya. Benar, dialah tunangan yang dibahas barusan. Selama enam tahun dia bekerja untuk perusahaan Element Telecom sebagai sekretaris sang direktur, yang mana sudah menjadi kekasih hatinya sejak SMA. Hubungan mereka sudah mencapai angka empat belas tahun. Sayangnya, hubungan yang dibina dari nol kandas di tengah jalan setelah Kasih memergoki mantan tunangannya berselingkuh dengan salah satu pegawai kantor. Tidak cuma satu atau dua kali perselingkuhan terjadi melainkan sudah berulang kali. Jika mengingatnya, Kasih ingin memaki dirinya sendiri, merasa bodoh tidak bisa melihat keburukan mantannya dengan baik. Akhirnya Kasih memutuskan resign dan mengakhiri pertunangan.

Pada saat mengetahui keburukan mantannya, Kasih merasa hidupnya runtuh. Bahkan yang lebih menyakitkan, mantannya mengajak balikan, tapi dengan embel-embel 'membutuhkannya untuk perusahaan'. Kasih tidak sadar dijadikan alat untuk mengembangkan perusahaan mantannya sampai dia tersadar dari rayuan sang mantan. Syukurlah, dia tidak tergiur rayuan maut itu dan memilih untuk sendiri. Kasih tidak jomblo lama, dia cukup beruntung ditawarkan perjodohan oleh ayah mertuanya untuk menikahi Top. Entah apa yang menjadi pertimbangan, tapi dia tidak menolak, karena dia tahu perusahaan ayah mertuanya bersaing dengan perusahaan mantan tunangannya.

"Kalau gue jadi tunangannya, gue balas dendam macam novel. Gue cari laki-laki super kaya melebihi dia terus gue pamerin depan mukanya," ujar Belinda sewot.

"Masalahnya, ada yang mau sama lo nggak setelah disia-siain? Soalnya lo rada nyebelin, Bel. Kalau lo di posisi itu, pasti gara-gara kelakuan lo yang agak bitchy," ledek Tiara.

"Sialan!" Belinda melempar penghapus ke arah Tiara, yang sialnya, bisa ditangkap dengan mudah oleh Tiara. "Intinya gue bakal melakukan hal itu. Eh, bahas soal Element Telecom, bukannya Kasih pernah kerja di sana? Waktu itu gue dengar Mbak Nita bahas soal kantor lama lo."

Kasih tersentak. Aduh, kenapa kepala HRD seember itu, sih? Seharusnya diam-diam saja dia pernah bekerja di sana. "Iya, betul," sahutnya singkat dan padat.

"Lo pernah ngobrol sama direkturnya nggak? Sering keliling mantau pegawai macam Pak Top nggak? Gantengnya melebihi Pak Top nggak, sih? Orangnya gimana, Kas? Apa beneran bajingan seperti yang diceritain?" cecar Sandra.

"Mbok, ya, kalau nanya satu-satu, Mbak Sandra. Pusing tahu dengar lo nge-rap begitu," sela Rando.

Sandra memelototi Rando. "Shut up, Cendol! Gue penasaran."

"Ya ... begitu."

"Kalau nggak salah Mbak Nita bilang lo mantan sekretaris di sana. Berarti lo gantiin sekretaris yang jadi mantan tunangan bos lo, ya? Atau, lo udah berhenti duluan sebelum ada kasus viral itu? Soalnya video viral itu nggak jelasin kapan tepatnya kejadian itu berlangsung." Belinda kembali membeberkan sesuatu.

Kasih ingin menghilang saja sekarang. Sialnya, dia bukan Harry Potter yang bisa menghilang menggunakan sihir luar biasa, dia hanyalah Kasih yang kebetulan lagi sial ketemu rekan kerja super kepo dan tahu semua hal yang tidak ingin dibahas.

"Gantiin sekretaris itu," jawab Kasih berbohong.

"Hooo ... gitu. Pertanyaan gue belum lo jawab, Kas," desak Sandra tidak sabar.

Di saat yang sama tiba-tiba seorang office boy kantor datang membawakan dua tas tote yang diletakkan di atas meja Kasih. Dengan penjelasan bahwa tas tote itu merupakan kiriman dari ojek online yang dipesan seseorang tanpa nama, seisi ruangan langsung penasaran.

Kasih membuka dua tas tote, mendapati sebuah kartu ucapan. Di samping kartu terdapat tiga kardus berisi cupcake--yang mana satu kardusnya berisi sembilan cupcake. Dari tas tote kedua ada sembilan jus, yang diisi empat jus jeruk dan lima jus stroberi.

Semangat lemburnya, Kasih.

Semoga cupcake dan jusnya bisa jadi penyemangat kamu. Jangan terlalu lama lembur.

Jangan lupa kasih teman-teman kamu, ya. Biar mereka semangat dan segera pulang jadi kamu ikutan pulang cepat.

Ich vermisse dich.

-Your Husband

Tanpa Kasih sadari beberapa rekan di ruangannya berdiri di belakangnya sambil diam-diam membaca kartu yang disematkan.

"OH, MY BARBIE! GILA, GILA, INI SWEET BANGET!" Sandra berseru paling heboh, membuat telinga semua orang di sana termasuk Kasih sakit.

"Kasih, lo bisa berantem nggak? Gelut, yuk, gue mau tikung laki lo," celetuk Belinda.

"Wow! Suaminya Kasih juara. Gue nggak habis pikir ada laki-laki semanis ini. Pacar gue boro-boro, kerjanya ngedumel mulu," sambung Tiara.

"Ini mah kalau ada laki-laki nakal mau godain Kasih minimal speknya harus ngalahin suaminya Kasih dulu," tambah Rando.

Seketika suasana ruangan mendadak heboh gara-gara kiriman dari Top. Demi membungkam mulut-mulut yang akan berkomentar lagi, Kasih membagikan jus ke masing-masing meja. Kebetulan sekali ada sembilan orang di ruangan termasuk Kasih.

"By the way busway, itu yang bahasa asing di kartunya, bahasa Belanda atau Jerman, Kas?" Tiara ingin tahu seraya menusuk bolongan cup dengan sedotan kertas.

"Jerman," jawab Kasih singkat.

Kasih tidak fasih bahasa Jerman, bahkan mempelajari juga tidak. Hanya saja dia tahu suaminya menguasai bahasa Jerman. Waktu itu Kasih sempat mendengar suaminya bicara bahasa asing yang bukan bahasa Inggris dan suaminya memberi tahu kalau itu bahasa Jerman.

Sandra nyeletuk, "Suami lo paham bahasa Jerman? Canggih amat."

"Iya."

"Wah ... sama kayak Pak Top, dong. Doi fasih bahasa Jerman, malah logatnya udah mirip warga lokal sana," ucap Tiara.

"Bisa, dong, ya, kalau suami lo ketemu Pak Top ngobrolnya pakai bahasa Jerman? Gue jamin langsung klop dan akrab," kata Belinda.

Kasih cuma bisa nyengir. Bagaimana mungkin? Orang suaminya adalah Top sendiri. Dia tidak mau berkata apa-apa, sibuk meletakkan cupcake di atas meja semua rekan kantornya.

"Kas, suami lo kerja apa, deh? Cupcake ini, kan, satu kotaknya dua ratus ribu," tanya Sandra penasaran.

Kasih ingin mengomel. Kenapa, sih, suaminya beli cupcake mahal? Beli yang murahan saja juga sudah enak. Kalau begini, kan, jadi timbul keingintahuan seantero ruangan.

"Serius lo? Lho, gue pikir sekotak cuma dua puluh ribu. Gue baru pertama cobain, lho." Tiara buru-buru menaikkan cupcake ke udara, melihat bagian bawah kertas cupcake, mungkin saja terbuat dari campuran emas.

"Kalian mau tahu aja asal-usul suami orang. Lebih baik kerja yang rajin, siapa tahu dapat jodoh sebagus jodohnya Kasih," celetuk Dea dengan cukup tegas.

Kalimat yang terucap barusan berasal dari atasan divisi legal. Segera obrolan macam-macam berakhir. Semuanya menikmati cupcake dan jus tanpa bertanya lagi. Kasih berterima kasih kepada bosnya sudah memadamkan rasa penasaran rekan yang lain.

Kasih duduk kembali ke tempatnya. Dia mengambil ponsel dan mengirimkan rasa terima kasihnya kepada sang suami melalui pesan singkat. Setelah itu, Kasih menikmati cupcake dan jus dengan tenang diselipi senyum senang.

❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

Seluruh pegawai Sun Telekomunikasi menghadiri acara makan malam yang diadakan pemilik perusahaan, Jordy Indrawan. Acara yang cukup dadakan ini membuat beberapa pegawai yang hendak lembur terpaksa meninggalkan beberapa pekerjaan atas permintaan Jordy. Mereka wajib datang untuk mengenal semua pegawai dan mengakrabkan diri dengan pegawai lain.

Seperti biasa Jordy berkeliling untuk berbincang dengan para pegawainya. Semua pegawai Sun Telekomunikasi senang punya bos seperti Jordy yang mau berbaur dengan pegawainya dari segala macam jenis tingkatan. Top pun mengikuti cara ayahnya guna mengenal para pegawainya yang lain. Khusus hari ini Top mendatangi divisi legal yang ada istrinya.

"Kalian ada keluhan nggak selama kerja di kantor?" Top bertanya dengan santai, duduk bersampingan dengan Aziz sambil sesekali melirik sang istri yang berseberangan dengannya.

"Saya, sih, nggak ada, Pak," celetuk Sandra.

"Saya juga nggak ada keluhan, Pak. Kami senang kerja di Sun Telekomunikasi," timpal Tiara.

Kasih mendengarkan dengan saksama semua jawaban teman-temannya. Dia tidak mau menatap suaminya, memilih menunduk dan menikmati salad yang menjadi menu yang dipilih olehnya. Namun, tiba-tiba bibirnya bergerak. "Saya ada keluhan."

Jawaban Kasih membuat yang lain menoleh dan menatap ingin tahu. Kasih segera sadar kalau suaranya tidak pelan. Kontan, pandangannya tertuju pada semua temannya dan Top. Suaminya menaikkan satu alis tampak ingin tahu.

"Apa keluhannya, Kasih?" Top bertanya ingin tahu. Penasaran dengan apa yang istrinya pikirkan.

"Uhm ... sebenarnya bukan keluhan, sih, Ma--Pak." Kasih berdeham kecil, hampir kelepasan memanggil Mas lagi. "Saya cuma bertanya-tanya aja, kenapa benefit yang diberikan semua kartu selular Sun Telekomunikasi nggak banyak? Maksud saya, jaringan udah bagus, tapi kenapa benefit yang kami dapat sebagai pengguna setia cuma itu-itu aja, nggak ada upgrade benefit."

Sandra menyenggol Kasih, lantas berbisik, "Heh, Kasih! Berani amat ini bocah."

"Soal itu, ya? Kamu ada saran benefit apa yang bisa kita kasih ke pelanggan setia Sun Telekomunikasi?"

"Mungkin Bapak bisa kasih pelanggan setia kita langganan satu bulan platform menonton berbayar secara gratis? Platform nonton berbayar, kan, banyak. Pelanggan setia pasti senang."

Top manggut-manggut. "Oke, saya tampung sarannya."

Tiara berdeham kecil, berusaha untuk menyudahi obrolan serius di tengah jam makan malam. "Omong-omong, Pak, suaminya Kasih bisa bahasa Jerman, lho. Katanya kalau suaminya datang mau dikenalin ke Bapak biar bisa ngobrol pakai bahasa Jerman."

Kasih memelototi Tiara. Rekannya itu cuma nyengir. Sejak kapan dia bilang begitu. Gila juga. Masa dia mengenalkan Top sama bayangannya sendiri?

"Oh, ya?" Top menatap sang istri sambil menahan tawa. "Boleh. Saya senang ketemu orang yang sama-sama bisa bahasa Jerman."

Kasih cuma bisa nyengir dan nyengir sampai giginya kering. Sampai rumah Top pasti akan meledeknya dan membahas masalah ini. Duh, Tiara sialan. Nggak bisa tenang, nih, hidup gue malah dibangga-banggain si Top.

"Berarti arti ich ver mice dich apa, ya, Pak? Benar nggak, nih, pelafalan saya?" tanya Sandra.

"Ich vermisse dich." Top meralat pelafalan Sandra dengan yang lebih benar. Kemudian, dia melihat istrinya dengan melempar senyum. "Aku kangen kamu," lalu pandangannya beralih ke arah lain supaya tidak ada yang curiga. "Itu artinya."

Saat Top menyebutkan artinya tepat di depan mata, Kasih berdebar-debar, apalagi senyumnya yang hangat itu. Kasih memalingkan wajah dan meneguk air putih supaya tidak ketahuan gugup habis dirindukan suaminya.

Belinda nyeletuk dengan sangat heboh. "Ya, Tuhan ... lo habis menyelamatkan negara mana, Kasih, sampai suami lo seromantis itu?"

"Mungkin Kasih juga romantis makanya suaminya begitu. Iya, kan?" sahut Top.

Boro-boro romantis. Kasih termasuk tipe yang cukup cuek dan tidak ada romantisnya sama sekali. Entah Top menyindir dia tidak romantis atau sebatas basa-basi supaya temannya mengira demikian.

"Duh, iya lagi. Waktu itu aja Kasih obatin lukanya Pak Ardi. Eh, Pak Ardi malah titip salam mulu," ceplos Belinda dengan santainya saat mengunyah daging.

"Ardi? Divisi marketing?" ulang Top.

"Hus! Berisik. Malah ngegosip lo," tegur Rando sambil membekap mulut Belinda yang ada di sampingnya. Belinda menepuk tangan Rando berulang kali dan akhirnya dilepaskan.

"Tahu, nih. Kalau ada yang cepu ngadu ke suaminya, kan, bahaya. Cemburu, deh, suaminya," sela Sandra.

"Iya, betul, bisa cemburu." Top menimpali dengan manggut-manggut setuju--yang setelahnya melihat sang istri yang juga melihat balik. Secepat mungkin Top memasang wajah pura-pura merajuk. Namun, istrinya langsung melengos. Respons Kasih hampir membuat Top terbahak kalau tidak ingat sedang menjaga rahasia rumah tangga mereka.

"Gue aja belum tahu suaminya Kasih yang mana. Tapi kalau udah lihat, gue aduin," tekad Belinda.

"Cukup, cukup. Kalian malu, tuh, didengar Pak Top. Nanti Pak Top rindu istrinya," serobot Aziz menyudahi.

"Tenang, saya udah ketemu istri saya tadi jadi rindunya udah terbayarkan sedikit." Top memasang senyum, melihat satu per satu pegawainya, yang berujung menatap Kasih sebagai akhir. Iya, sengaja ditatap satu-satu sebagai alibi sebelum melihat sang istri.

Kasih yang dipandang, hati yang meleyot. Seperti yang sudah-sudah, Kasih melengos dan kembali meneguk air putihnya. Sementara itu, Top menahan tawa. Top tidak melulu melihat Kasih supaya status hubungan mereka tidak terbongkar.

❤️‍🔥❤️‍🔥❤️‍🔥

Jangan lupa vote dan komen kalian ya ^^

Follow IG: anothermissjo

Gimana gimana? Suka ndak?😍😍😍

Kalian suka temannya Kasih yang mana nih?😍😍😍

•Tiara si Kepo

•Belinda si Bitchy

•Sandra si Tukang Gosip

•Rando si Penengah

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top