21.OO

lebih dari 500 words
———— happy reading ————














Bright sudah menunggu selama 3 jam setelah kejadian tadi dimana ia menggendong Win dan membawanya ke rumah sakit.

Win masih belum keluar dari UGD.

Entah bagaimana bisa orang tua Win sudah ada disini dan juga ada Joss. Dan dokter yang menangani Win pun juga mengenal Win.

Bright terlalu pusing.

Ia menjadi bingung dan merasa bersalah...

"Bright?" Panggil ibunya Win.

Bright mendongak, membuat ibu Win bisa melihat mata Bright yang merah karena terlalu lama menangis.

"Pulanglah, ini sudah malam." Kata ibu Win.

Bright menggelengkan kepalanya tidak mau, "biarkan aku disini, bi." Pintanya.

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Win? Mengapa ia bisa seperti ini?" Tanya Bright.

Ibu Win duduk di samping Bright lalu mengusap bahu lelaki itu lembut.

Mencoba tersenyum meskipun ia sedang menahan tangisnya agar tidak pecah dihadapan teman anaknya saat ini.

"Mungkin ia sudah tidak kuat lagi." Kata ibunya yang membuat Bright semakin penasaran.

"Maksud bibi?"

Ibu Win mengambil nafas lalu menghembuskannya pelan.

"Kanker darah dan penyakit jantung yang menyakiti tubuhnya, mungkin sudah membuatnya lelah." Kata ibu Win.

Saat itu juga Bright merasakan sakit di hatinya.

Jadi, selama ini Win sering pingsan dan juga wajahnya terlihat pucat karena penyakitnya yang mematikan?

Tapi kenapa ia tidak pernah bercerita padanya?

"Dua minggu ini dia menjalani perawatan non-stop di rumah sakit ini. Saat setelah mengerjakan soal ujiannya, ia meminta izin dikala kau mengajaknya bermain sekedar untuk refreshing."

"Awalnya bibi tidak memperbolehkan karena dia masih sedang dalam masa rawat jalan dan tubuhnya benar-benar lemah. Sampai akhirnya ia memaksa karena tempat bermainnya tidak jauh dari sini, alhasil dokter dan kami mengizinkan dengan syarat tidak boleh terlalu lelah." Jelas ibunya sembari tersenyum sendu saat mengingat anak semata wayangnya yang merengek meminta izin untuk bertemu sang pujaan hatinya.

Bright kembali menahan tangisnya. Ia merasa bersalah. Jadi, Win memaksa agar bisa keluar dari demi bertemu dengannya?

"A-aku minta maaf pada bibi." Ucap Bright yang menunduk bersalah sembari menahan tangisnya.

Ibu Win mengusap lembut penggung Bright, "ini bukan salahmu, kami sudah tahu akhirnya akan seperti ini. Dan kami tahu jika Win sudah tidak tahan lagi. Rela tidak rela kami harus rela membiarkannya pergi dengan tenang. Dengan begitu ia tidak lagi merasakan sakit di tubuhnya."

Ibu Win mengatakan itu dengan sangat lancar namun berbeda dengan apa yang di dalam hatinya.

Ia tidak ingin kehilangan anak semata wayangnya. Bahkan sebenarnya masih ada kesempatan untuk menyelamatkan Win dengan membawanya berobat ke luar negeri. Tapi Win tidak mau karena ia tidak ingin jauh dari sang pujaan hatinya.

Awalnya ibu dan ayahnya sangat marah, tapi saat melihat Win yang begitu pasrah akhirnya mau tidak mau ia mengikuti kemauan anaknya. Meskipun itu akan menyakitinya pada akhirnya.

Bright kesal. Kenapa Win tidak pernah mengatakan hal ini padanya? Jika ia tahu begitu tidak akan pernah mengajak Win untuk bermain hingga kelelahan dan berakhir menjadi seperti ini.

Ia tidak siap untuk ditinggalkan. Apalagi dirinya sudah mulai jatuh cinta dengan lelaki manis itu.

Tak lama itu, pintu ruang UGD terbuka. Mereka semua berbondong-bondong untuk berlari menuju dokter yang kini tengah berdiri di depan pintu yang terbuka lebar itu.

"Bagaimana Win?" Tanya ibu Win dengan tangisnya yang sudah pecah.

Ayah Win hanya bisa menenangkan sang istri. Begitupula dengan Joss yang entah siapa disana ikut menenangkan ibu Win.

Dokter itu menggeleng lemah, "kami sudah berusaha sebisa mungkin."

"Tidak! Ini pasti bercanda."

Bright mengucapkan itu dengan tangisnya yang sudah tidak bisa ia bendung lagi.

Ibu dan Ayah Win serta Joss hanya bisa pasrah sembari menangis. Memang benar mereka akan tahu hal ini, dan hari inilah waktunya. Mereka hanya bisa menangis dan tidak bisa mencegah hal ini.

"Kami turut berduka cita." Ucap dokter itu.

Bright langsung berlari memasuki ruang UGD disana.

Lututnya lemas seketika saat melihat Win yang sudah terbaring tak bernyawa disana.

Air matanya mengucur deras tatkala ia memegang tangan Win yang terasa sangat dingin.

"Win! Kumohon bangunlah!" Ucapnya parau sambil menggoyangkan badan Win pelan berharap sang empu terbangun kembali.

"Aku, aku berjanji tidak akan mendiamimu lagi! Aku berjanji akan selalu bersamamu!"

"Hiks– ku mohon bangunlah!"

Tangis Bright semakin pecah seketika saat ia memeluk tubuh Win yang terasa dingin itu.

Orangtua Win dan Joss yang melihat itu juga ikut bersedih. Ia bisa melihat bagaimana tidak relanya Bright atas kepergian Win.

Ia tidak akan mengira Win pergi meninggalkannya secepat ini.

"Maafkan aku, kembalilah! Aku sangat menyesal!" Ujarnya lagi sembari menangis.

Ibu dan ayah Win yang melihat itu hanya bisa kembali pasrah dan diam saja. Melihat anaknya yang sudah berbaring tidak bisa hidup lagi. Ini adalah takdir.

"Win–" tepat saat mengucapkan itu Bright terjatuh dan kehilangan kesadarannya.

Membuat ibu Win terkejut, "Bright!"

Joss yang melihat itu dengan cepat menghampiri Bright dan membawanya keluar.

"Lebih baik kau antarkan pulang dia dan bilang kepada keluarganya jika besok pemakaman Win akan segera dilaksanakan." Kata ayah Win pada Joss.

Joss mengangguk dan memapah Bright yang sudah mulai hilang kesadarannya karena mungkin terlalu lelah menangis.



















































Selamat tinggal Win.
























































———— THANK YOU ————
Oktober 2020

—pipewnuna : end jangan?





SENGAJA GUE APDET JAM SEGINI
BIAR APA?
BIAR TIDUR GUE NYENYAK
HEHEHEHEHHEHE

Selamat tinggal Win:)

SERIUS INI BELUM END ANJRIT
JANGAN SERANG GUE😡😡💔

End nya masih laaaamaaaaa💔😡

kehadiran joss masih menjadi misteri
fufufufufu
joss siapa si😡



dah gue mau tidur dulu udah malem mau kelon sama baiwin😆💚



























2 chap will be end
many many chap will be real end

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top