1O.OO

———— happy reading ————








Hari ini kebetulan sekali kelas Bright sedang pelajaran olahraga dan kelas Win sedang kerja di luar kelas karena pelajaran biologinya yang harus mengamati tumbuhan.

Bukannya mengamati, Win malah asik melihat Bright yang sedang menggiring bola basket.

"Terlalu tampan." Gumam Win.

"Ah bukankah itu film?" Gumamnya lagi sambil tertawa bodoh.

"Sedang apa?"

Win menoleh saat merasakan bahunya di tepuk pelan.

Wajah Win terlihat sumringah saat itu juga, "hai Joss." Sapanya.

Joss tersenyum melihat Win, "jangan bilang sedang melihatnya?" Tanyanya curiga.

Win tertawa, "apa aku sejelas itu?" Tanyanya kembali.

Joss mengangguk lalu mengusap pelan pipi kanan Win, "kau lelah, istirahatlah!" Ucapnya lembut.

Win yang semula tersenyum lebar kini merubah raut wajahnya menjadi sendu.

Ia menggeleng, "selagi ada waktu, kenapa tidak?" Ujarnya sambil tersenyum kembali.

Joss ikut tersenyum lalu mengusak rambut Win, "semangat!"

Win mengangguk mantap lalu Joss pamit untuk kembali ke kelasnya.

Win kembali memutar badannya agar bisa melihat kembali sang pujaan hati yang sedang bermain basket.

Tetapi tidak ada. Kemana?

"Dimana dia?" Tanya Win bingung saat tak mendapati Bright di lapangan.

Win menggidikkan bahunya lalu kembali ke tugasnya. Mengamati tumbuhan.

————


"Aku tadi melihatmu bermain basket."

Win berucap sembari duduk di kursi sebrang Bright. Mereka ada di perpustakaan.

Bright hanya meliriknya sekilas dengan wajah datarnya lalu kembali membaca bukunya.

"Bright." Panggil Win namun Bright tidak menjawabnya.

"Bri?"

"Vachirawit?"

"Chivaree?"

Win membulatkan matanya, "woah? Apa aku menyebutkan namamu dengan benar?"

Win menggeleng-gelengkan kepalanya, "ck! ck! Aku sudah cocok menjadi pendampingmu rupanya." Ucapnya penuh percaya diri.

Bright malas menjawabnya. Entah kenapa hari ini ia begitu kesal saat melihat Win.

"Aku akan meminta pada Tuhan supaya aku menjadi jodohmu." Ucap Win sembari menatap langit-langit perpustakaan.

Bright tidak menggubrisnya.

"Kalau aku bukan jodohmu, akan aku minta kepada Tuhan untuk mengecek kembali supaya aku tetap menjadi jodohmu." Ucapnya lagi penuh pemaksaan.

"Tapi kalau ternyata aku bukan jodohmu lagi, aku berharap jodohmu adalah aku."

Ia mengatakan kalimat terakhir itu sembari menatap Bright penuh harap.

Bright hanya memutar bola matanya malas. Semuanya adalah pemaksaan.

"Kalau kau ingin meminta pada Tuhan, apa yang akan kau minta?" Tanya Win.

"Kau menghilang dari dunia." Ucapnya cepat.

Win diam lalu berpose seperti berpikir, "hm, sebenarnya aku juga ingin seperti itu." Katanya.

Bright sukses menoleh kearahnya. Sungguh, iya mengatakan itu hanya reflek karena sudah terlalu lelah dengan ocehan Win.

Win menatap Bright, "aku ingin reinkarnasi menjadi seorang idol terkenal jika reinkarnasi itu benar-benar ada."

Oke. Bright menyesal telah sempat merasa bersalah dengannya. Ia tahu pada akhirnya Win akan bercanda seperti ini.













———— THANK YOU ————
Oktober 2020

—pipewnuna : next ?


dabel appppp hehehehe

but sampe jumpa lusa bikos gue besok gabakal ap 😳😳

mau bikin sed endink tapi gue benci sed
mau bikin hepi ending tapi gue bosen

percuma ngetik diatas
kalo akhirnya bakalan hepi ending

udah pernah nyobain jadi author plinplan belum?

kalo belum, cobain deh
rasanya seperti anda menjadi salelo
😲😲😲😲😠😠😠😠

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top