12.OO

———— happy reading ————









Hari ini Bright sedang di lorong loker dan mendapati Win yang sedang berjalan di depannya.

Tidak ingin bersuara karena itu akan membuat Win menoleh dan ia yakin akan mendengar ocehan Win.

Tapi kenapa sepertinya Win berjalan teramat pelan?

Seperti tidak bertenaga mungkin?

Dan benar saja, kejadian selanjutnya Bright melihat Win yang terjatuh pingsan di depannya.

Keadaan lorong sangat sepi, kebetulan hanya ada dirinya dan Win.

Dengan cepat ia berlari kearah Win yang mungkin sudah tidak sadarkan diri.

"Win! Kau tidak apa-apa?" Bright menepuk-nepuk pelan pipi Win.

Sungguh, raut wajahnya terlihat sangat khawatir apalagi melihat wajah Win yang terlampaui pucat.

"Win!"

Tak ingin berlama-lama, akhirnya Bright menggendong tubuh Win dan membawanya ke unit kesehatan sekolahnya.

"Astaga! Dia kenapa lagi?" Tanya dokter penjaga disana.

"Lagi?" Pikir Bright.

Oke, biarkan pikiran Bright sementara. Dengan cepat Bright meletakkan Win di ranjang yang ada disana dan dengan segera dokter itu memeriksa Win.

"Apa dia tidak apa-apa?" Tanya Bright– khawatir? Mungkin.

Setelah memeriksa Win, dokter itu pun mengangguk.

"Hanya kelelahan. Apa kau teman sekelasnya?" Tanya dokternya.

Bright menggeleng, "aku bertemu dengannya di lorong." Jelasnya.

"Biarkan dia istirahat disini dan kau kembali saja ke kelas." Kata dokternya.

Bright memandang cemas ke arah Win. Lalu ia menatap dokternya dengan tatapan memohon.

"Bolehkah aku menunggunya disini hingga dia sadar? Aku sangat...khawatir." Cicitnya di akhir katanya.

Dokter itu seperti mempertimbangkan dan kemudian mengangguk, "jika ada apa-apa aku ada di ruangan sebelah." Katanya lalu pergi setelah Bright mengangguk.

Bright duduk di kursi sisi kanan ranjang Win, entah dorongan dari mana ia memberanikan untuk menggenggam telapak tangan Win.

Wajahnya masih terlihat cemas sambil menatap wajah pucat Win, "kenapa aku sangat khawatir padamu?" Gumamnya sembari meremas pelan tangan Win.

"Aku benci mengakui ini–"

"–tapi sepertinya aku sudah jatuh cinta denganmu." Ungkapnya jujur.

Pelan sekali ia mengatakan itu.

Ya, Bright sudah mulai jatuh kepada Win. Entah sejak kapan namun ia baru berani mengungkapkan itu sekarang.

Bright kembali meremas pelan genggaman tangannya, "kau sangat menggangguku, mengganggu pikiranku." Ujarnya pelan.













———— THANK YOU ————
Oktober 2020


—pipewnuna : next ?



fyi— gue dabel apdet hehe
abis ini gue bakal ujian
gatau bisa buka wattpad ato ngga
kalo bisa ya gue apdet
klo gabisa ya apdet klo ada waktu doang
ksl bat sm ujian onlen

pinter engga makin goblok iya

sedih bat gue
otak samsek gaperna nyambung sm pelajaran apapun
tapi giliran menghalu gue udh maju nomer satu
bangsad😖

otak kanan gue ga jalan samsek ngapasi
dendam apa sama gue😖
gue dapet asupan ya gue bagi bedua
kga pilih kasih
tapi otak kanan nusuk gue dr blkng
😖😖😖😖😖

sejahat2nya gue sm otak kanan
gapernah sekalipun gue ngehianatin lo
😖😖😖😖

sekali aja lo kompromi sm gue
udh pasti gue sanjung tinggi drpd otak kiri 😖😖😖

dahlah kebanyakan😖😖😖😖
cape gue liatnya😖😖😖
tuhkam anjg😖😖

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top