CHAPTER 14

Hai...

Kemaleman enggak?

Jam berapa kalian baca ini?

Tadi nya enggak akan Up lagi, karena udah up dua kali.

Tali liat komentar sampe 2K, aku meluluh 🥺❤️

So, ini hadiah buat kalian yang udah spam komen. ILYSM ❤️

Happy Reading..
Tinggalkan vote dan komentar nya:)

𝓣𝓱𝓪𝓵𝓲𝓽𝓪'𝓼 𝓦𝓸𝓻𝓵𝓭

11 Tahun yang lalu...

SEORANG gadis kecil berambut panjang kecoklatan, sedang duduk pada kursi rotan di teras yang luas. Di depan sana, halaman luas terbentang dengan rumput kecil sebagai permandani nya. Di halaman itu, tumbuh banyak pohon yang mulai rindang, jarak dari pohon satu ke pohon lain lumayan renggang. Dan karena pohon itu bersisian dengan jumlah yang banyak, terlihatlah halaman itu seperti hutan kecil. Namun tentu saja itu bukan hutan, karena disana ada bangunan cukup besar berlantai dua.

Bangunan yang terdapat banyak anak kecil disana, bangunan itu adalah Panti Asuhan Binar Harapan.

"Angel. Kamu kok gak bantuin sih?" Angela mengernyit menatap gadis di depan nya.

"Bantuin apa Rere?"

"Bantuin Bu Wina sama pak Surya. kan kita lagi beres-beres." Jawab si gadis itu "Rere juga mau bantu kok. Ini udah bawa sapu." Rere mengacungkan sapu dihadapan Angela.

Angela mengangguk antusias "Aku juga mau bantu." Angela kecil turun dari kursi rotan, berjalan lewati pintu menuju ruang tamu yang kini sedang di bersihkan oleh anak-anak lain.

"Bu. Angel mau bantu." Angela menggoyangkan tangan Bu Wina, membuat wanita paruh baya itu menoleh dengan seutas senyum hangat "Mau sapu-sapu kaya Rere."

Bu Wina berjongkok, mengelus kepala Angela dengan sayang "Angel diem aja yah. Kan sudah mandi, sudah pakai baju princess. Nanti kotor."

Angel manyun, dengan mata mulai berkaca "Angel bisa kok bu sapu-sapu. Angel janji bakal sapu sampai bersih."

"Iya Ibu tahu, Angela kan anak hebat." Bu Wina membingkai wajah cantik Angela dengan kedua telapak tangan nya, mengelus pipi gadis cilik itu "Tapi, nanti ada yang mau ketemu Angel. Jadi angel harus cantik. Gak boleh kotor dulu."

"Oh ya? siapa yang mau ketemu Angel?"

Wina terdiam sebentar sebelum mejawab "Aunty Nirina sama Uncle Fai." Angela bersorak girang mendengar itu"Angel senang?"

Tanpa ragu Angel mengangguk "Senang! aunty sama uncle baik sama Angel. Suka bawa banyak baju bagus, boneka sama makanan enak buat Angel."

Wina mengangguk "Mereka sayang banget sama Angel. Jadi Angel harus cantik dan rapi, supaya mereka senang lihat Angel." Mau tak mau Angela mengangguk "Nah sekarang, Angel tunggu lagi di depan ya. Disini banyak debu."

Angel berlari kecil dengan gaun nya menuju teras depan kembali, tanpa tau disana ada Shenina yang memandang iri pada gadis kecil cantik itu.

"Shenina. Ayok, sapu lagi." Bu Wina menghampiri gadis itu lalu mengelus kepalanya "Sudah itu mandi, pakai baju rapi ya. Nanti ada tamu."

"Bu. Aku mau pake baju bagus kaya Angel." Shenina meminta, ia sungguh ingin baju Princess itu. Seumur hidupmu, Shenina hanya mengenakan kaos lusuh dan celana training itupun baju bekas dari pemberian orang "Aku juga mau cantik kaya Angel."

Bu Wina mengangguk "Nanti, Ibu pinjam baju-baju Angel yang lain. Yang cukup, boleh kamu pakai. Ya?" Bu Wina membujuk dan Shenina mengangguk antusias, lalu mulai menyapu dengan semangat.

***

Kembali keluar, di teras sana Angela sudah duduk di kursi rotan itu. Ia asik membaca buku dongeng, sebenarnya bukan membaca.. karena buku itu bergambar. Jadi Thalita asik mengamati gambar-gambar itu.

Saking asiknya, ia sampai tidak menyadari ada satu mobil yang terparkir di halaman depan teras. Di dalam nya ada satu keluarga yang sering mengunjungi panti Asuhan Binar Harapan. Itu adalah keluarga Hagam.

Ada bocah lelaki di dalam mobil itu, menatap intens pada gadis kecil yang duduk di kursi rotan. Bahkan bocah lelaki itu sampai tidak berkedip dalam waktu lama.

"Arion." Anita-Sang Bunda menegur "Liatin cewek itu ya?" Tanya nya dengan senyum geli.

Arion mengerjap beberapa kali. Lalu dengan tampang datar hanya mengedikan bahu.

"Arion suka ya sama dia?" Kini Arion memutar bola mata "Bunda sering ya, perhatiin Arion. Tiap kesini gak mau turun, cuma diem di mobil ngintip-ngintip ke cewek itu." Kata Anita

"Enggak bunda." Muka Arion memerah, Anita tertawa geli melihat itu. Astaga, anak nya baru berusia 4 tahun. Tapi sepertinya, sudah jatuh cinta.

"Udah Bunda. Dia malu itu." Tegur Arief Hagam- Ayah Arion.

"Arion ikut turun ya? Setiap kesini gak mau turun, emang Arion gak mau kenalan sama cewek cantik itu?"

"Enggak Bunda."

"Ya sudah. Bunda sama Ayah turun dulu. Mau kasih sedikit rejeki." Lalu Anita dan Arief turun meninggalkan Arion dengan sang sopir pribadi.

Arion bisa melihat kedua orang tua nya itu menyapa Angela, dan Angela dengan ramah menyalami kedua orang tua nya.

Arion tersenyum mengamati Angela, inilah kebiasaan nya saat orang tua nya datang ke Panti Binar Harapan. Hampir satu tahun dia selalu ikut Ayah dan Bunda nya ke panti ini, namun dia akan diam di dalam mobil memerhatikan Angela yang selalu duduk di kursi itu.

Cantik.

Manis.

Lucu.

Menggemaskan.

Semua nya Arion dapati dalam diri Angela. Walau ia tidak pernah menatap Angela secara dekat. Tapi dia yakin, gadis kecil itu adalah perempuan tercantik yang pernah ia lihat. Perempuan tercantik versi Arion.

Saat sedang asik mengamati, Arion di buat terkejut dengan Angela yang tiba-tiba berdiri di atas kursi rotan itu. Tidak hanya berdiri, Angela bahkan meloncat-loncat membuat kursi itu bergoyang. Buru-buru Arion turun keluar dari mobil, sebelum hal yang ia pikirkan akan terjadi.

Arion berjongkok, memegangi kaki-kaki kursi agar tidak bergoyang. Sementara Angela, yang tidak tahu keberadaan Arion malah semakin bergerak lincah, meloncat sambil menepuk-nepuk tangan.

"Isshh! Nyamuk nakal!" Teriak Angela "Sini kamu! Kembaliin darah aku!!" Angela terus saja melompat untuk menangkap nyamuk yang menyebalkan itu.

"Awas ya kamu! aku gak ikhlas darah aku ada di badan kamu! Sini! Sini!" 

Hap. Hap. Hap. Hap.

Angela terus melompat berusaha menangkap nyamuk dengan kedua telapak tangan nya.

"Hah. Dapat! Mati kamu! Mati." Ucap Angela puas "Isshh pipi aku jadi merah nanti. gakkan cantik lagi." Angela berdecak menghentakkan kaki yang masih berada di atas kursi rotan itu.

"ASTAGA!" pekik Angela kaget saat Arion tiba-tiba berdiri.

Arion menatap datar. Lalu berbalik badan hendak pergi "Hey kamu!" Teriak Angela, membuat Arion berhenti dengan jantung berdebar. Buru-buru Angela turun dan mendekat pada Arion.

"Kamu siapa!" Angela berkacak pinggang di hadapan Arion, dengan mata melotot. Arion gemas di buatnya "Kamu intip aku ya?!" Arion melotot mendegar tudingan itu.

Arion ingin mejawab, tapi entah kenapa tiba-tiba suara nya malah menghilang. Matanya menatap intens wajah cantik Angela, matanya yang bulat dengan bola mata kecoklatan, Hidung mungil yang tinggi, bulu mata yang lentik walau tidak panjang, Arion tidak salah lagi. Bahwa gadis ini adalah yang gadis tercantik di matanya.

Tiba-tiba Arion merasa kuping nya ditarik, ia meringis saat sadar bahwa Angela menjewer kuping nya "Kamu nakal! intip aku!"

"A-aku enggak ngintip. Aku cuma pegangi kursi biar kamu enggak jatuh." Arion menjawab.

"Aku emang engga jatuh ya!"

"Karena aku pengangi."

"Bohong! kamu pasti intip aku. Tadi aku kihat kamu jongkok pas aku berdiri di atas kursi." Angela semakin menarik telinga Arion kuat "Coba jawab, apa warna celana dalam aku tadi?!" Tuntutnya.

"Aku gak tahu!" sanggah Arion. Sekarang bukan hanya kuping nya yang merah akibat di jewer. Tapi wajah nya sudah merah padam karena malu ditanyai celana dalam.  Apa-apan perempuan ini?

"Jawab enggak?! Kalau gak jawab, aku gakkan lepasin ini." Kata Angela maksa. Tangan nya semakin keras menjewer kuping Arion.

"Aku gak tau." Arion meringis, saat telinga nya semakin sakit "Aw.. Awww. Ampun. I-iya aku jawab, warna kuning!!" Jawab Arion asal, lebih baik dia menjawab daripada kuping nya copot.

"Mana ada warna kuning! aku gak suka warna kuning." Angela akhirnya melepas kuping Arion. Jawaban Arion salah, itu artinya lelaki itu tidak mengintip.

"Aku beneran gak ngintip." Kata Arion

"aku pegangin kaki kursi nya dari tadi." Arion berucap sambil menggosok telinganya yang terasa panas "Nih. Kamu liat, ini buktinya." Arion memperlihatkan sweater hitam nya. Di bagian lengan, ada jejak sandal yang Angela pakai. Dari tadi, ia rela lengan nya kena injak asal gadis ini tidak jatuh.

Angela terbelalak, reflek ia mengusap lengan Arion "Sakit?" Tanya nya lembut, Arion membisu melihat bagaimana Angela mengelus lengan nya itu "Pasti sakit. Maaf ya.."

Mata Angela berkaca-kaca. Arion memang merasa sakit, tapi bukan ditangan yang sedang di usap Angela bukan juga kuping nya kini merah dan panas. Melainkan di dalam dada nya, ada denyut nyeri disana. Aneh. Kenapa hati nya sakit, melihat mata gadis itu berkaca oleh air mata, Hati Arion terasa di remas kuat.

"Jangan nangis." kata Arion lemah "Kamu jangan nangis. Dada ku sakit liatnya." Buru-buru Angela megusap air mata nya. Ia menatap Arion serius.

"Masih sakit?" Tanya Angela, menatap dada Arion.

"Masih, sedikit." Arion menjawab dengan menatap Angela lekat.

"Gimana dong biar ga sakit?" Angela hampir menangis lagi, namun buru-buru gadis itu mengusap nya dengan punggung tangan nya.

"Senyum." suruh Arion.

"Apa?" Angela bingung.

"Kamu, senyum. coba."

Walau bingung, gadis itu menurut. Tersenyum manis pada Arion walau matanya memerah "Gini?" Tanya nya. Arion mengangguk. hati nya terasa lega dan nyaman melihat senyum itu.

"Tapi.." Kata Arion "Kamu senyum jangan terlalu lebar."

"Kenapa?"

"Gigi kamu ompong. keliatan kalo dari dekat." Angela cemberut, dengan jengkel ia menginjak kaki Arion.

Arion meringis "Aku gak bohong, itu beneran." Angela mendelik, dan Arion tersenyum melihat itu. Entah kenapa, ia bisa sesantai ini berbincang dengan Angela.

Rasanya lebih melegakan melihat wajah cantik itu marah, dari pada harus melihat tangis di wajah itu.

Kedua nya terdiam, hening cukup lama sampai akhirnya Arion memilih melangkah hendak pergi dari sana.

"Eh tunggu." Cegah Angela "Nama kamu siapa?"

Arion menatap Angela lama "Namaku Arion."

Angela mengangguk dan tersenyum "Namaku..."

"Angela." Sela Arion cepat, membuat mata Angela membulat "Nama kamu Angela. Aku udah tahu."

Lalu Arion berlari kecil menuju mobil nya, dan badan bocah itu hilang di balik pintu mobil yang tertutup.

Angela menatap telapak tangan nya yang kini sedikit kotor karena debu dari lengan sweater Arion "Makasih, Arion." Ucapnya tulus sambil tersenyum.

***

"ARION!"

Mata Thalita terbuka dengan napas memburu cepat.

Dengan gerakan pelan ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia mengamati sekitar, ruangan yang cukup besar dengan cat berwarna putih. Pasti rumah sakit tebaknya.

Thalita memejamkan mata, mengingat mimpi yang barusan mampir dalam tidur panjang nya. Ia sekarang ingat, gadis bersurai coklat itu adalah dirinya. Angela itu adalah dirinya. Dan Arion.. bocah lelaki itu.. Apa sama dengan Arion yang sekarang selalu menolong nya?

Tiba-tiba pikiran nya mengawang pada kejadian yang membuat nya berada disini. Kejadian di rooftop. dimana ia di lecehkan dengan begitu kejam nya, dimana ia memutuskan untuk mengakhiri hidup karena sudah tidak sanggup lebih lama berada di neraka dunia.

Memangnya kehidupan macam apa yang ia harapkan saat semuanya sudah hancur? Ia anak pungut, seorang tunangan yang tidak di inginkan, seorang manusia bodoh yang dimanfaat kan, lalu sekarang.. dia adalah perempuan yang sudah di lecehkan. Kenapa ia tidak mati saja? Kenapa ia masih hidup?

Aahhh ya, seseorang menolong nya. Arion.. lelaki itu lah yang pada akhirnya selalu ada bersamanya. Bahkan saat jatuh pun, lelaki itu ikut menemani nya, berusaha menggapai tubuh nya dan memeluk nya walau pada akhirnya mereka berdua tetap terjatuh.

Arion.

Thalita tiba-tiba menangis. Lelaki itu... bagaimana ada lelaki bodoh sepeti Arion? bagaimana bisa lelaki itu mengorbakan dirinya sendiri demi orang seperti Thalita?

Thalita ingin menjerit. Setelah hidup nya hancur, ia pun kini sudah menyeret orang lain dalam kehancuran nya. Arion, lelaki itu.. bagaimana keadaan nya?

Keinginan Thalita untuk bangkit duduk harus urung, ia merasa badan nya sangat lemah. bahkan untuk mengangkat jari saja ia tidak bisa. Tangisnya semakin deras, Thalita merasa benar-benar tidak beguna.

Pintu ruangan terbuka, membuat ekor mata Thalita melirik. Dia melihat Adipati yang masuk dengan tangan memegang ponsel. Lelaki itu belum sadar dengan keadaan Thalita. Adipati duduk di sofa sambil terus berkutat dengan ponsel nya, hingga lelaki itu mengangkat ponsel ke telinga.

"Halo By."

"Iya. Nanti ya."

"Aku.. Aku lagi di luar. Lagi ada urusan penting, gak bisa sekarang." Thalita mendegar suara Adipati yang sangat lembut, suara itu pernah ia dengar dulu, saat mereka masih baik-baik saja "Aku janji. Habis dari sini aku langsung kesana. Ya?"

Sepertinya lelaki itu tengah membujuk sang kekasih, tanpa peduli sang tunangan yang kini mengukir senyum sedih.

Lalu setelah panggilan terputus. Adipati melangkah mendekat. Tatapan nya langsung beretemu dengan mata Thalita yang menatap dingin dan datar kepadanya.

"Thalita!"

***

Bersambung...

Published : 04 Juli 2021

Mau team mana kalian..

1) Adi 😍

2) Arion 🥰

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top