BAGIAN 4 - SOSIALISASI JODOH
Saat ini aku dihadapkan dengan beberapa kertas rundown untuk persiapan sosialisasi besok. Entahlah, besok bagaimana jadinya. Aku juga tidak tahu. Tapi yang jelas, mudah-mudahan proker ini berjalan dengan lancar dan KKN ini segera berakhir. Agar tidak ada Badak Liar yang ngeselin.
Mamat dan Dito tampak sibuk mendekor ruangan. Dari tadi siang, memang belum selesai. Karena banyak beberapa anggota KKN belum bisa membantu karena jadwal proker saling tabrakan. Jadi sepenuhnya proker ini tanggung jawab devisi kesehatan. Terkadang aku kasihan sama mereka harus lembur sampai tengah malam seperti ini. Adisa juga. Dia sempat mondar-mandir beberapa kali ke kantor kelurahan untuk mencari kelengkapan data.
Aku mengemasi beberapa kertas yang ada di hadapanku. Kebetulan di depan ada mini market. Aku berniat untuk membelikan minuman ke teman-teman yang sudah bekerja keras hari ini. Untunglah mini marketnya juga buka 24 jam. Jadi aku tidak perlu pergi jauh membelikan minuman untuk mereka.
Aku berjalan menuju mini market untuk membelikan mereka minuman dan beberapa snack. Semoga cukup untuk membuat mereka semangat kembali meskipun aku tahu rasa lelah itu tidak bisa dibohongi.
Tak memerlukan waktu lama, aku ke mini market membeli apa yang aku butuhkan saja. Jadi tak berlama-lama disana. Biasanya kan aku lama kalau ke mini market, belinya satu barang waktunya bisa 2 jam. Hanya untuk melihat-lihat saja tanpa membeli. Tapi ini beda konteks. Jadi aku hanya sebentar ke mini market. Dan aku sudah kembali dengan membawa 5 botol minuman dan beberapa Snack.
Aku menghampiri Adisa yang sedang berkutat dengan laptopnya untuk mengecek file. Adisa mengecek semua file yang besok diperlukan. Mulai dari kelengkapan file pemateri sampai data peserta.
"Dis, minum dulu!" ucapku seraya menaruh minuman itu di samping laptop Adisa.
Adisa melirik sekilas dan kemudian kembali melirik laptopnya, "Makasih Ay."
"Sama-sama. Aku kesana dulu yah?"
"Oke!"
Aku beranjak menghampiri Mamat dan Dito yang sedang memasang banner untuk acara besok. Perasaan tadi sama Pak Jefri. Tapi sekarang Badak Liar kemana?
"Mamat, Dito, ini Gue bawain minuman. Diminum dulu!"
Mereka menoleh sekilas, "Repot-repot Ay, jadi enak!" jawab Dito.
Aku terkekeh pelan, "Ye, kalo makanan aja maju paling depan Lo,"
"Pak Jefri kemana Mat?" tanyaku. Jangan berpikiran aku mencarinya karena kangen. Salah besar! Ini jatah minumannya ada di aku. Jadi aku mencarinya.
Kurang baik apalagi nih Gue sama Badak Liar?
"Tadi sih keluar. Tapi nggak tau juga. Coba Lo cari!" ucap Mamat.
Aku mengangguk pelan. Mataku mengabsen beberapa sudut ruangan. Tapi tidak ada. Kemana sih Badak Liar? Minumannya keburu nggak dingin ini.
Aku berjalan keluar ruangan. Dan menemukan dia sedang menelfon seseorang. Kakiku melangkah mendekatinya, "Pak!"
Dia menoleh ke belakang, "Apa?" jawabnya ketus.
"Saya bawain minuman buat Bapak,"
Ia mengerutkan dahinya tak percaya, "Ini beneran kamu yang beli?"
"Nggak Pak, ngepet tadi! Ya iyalah Pak saya yang beli. Pakek nanya!"
Ia mengambil minumannya dari tanganku. Tangannya membuka pelan tutup botol dan meneguknya sedikit,"Kamu nggak mencoba meracuni saya kan?"
"Meracuni dari mananya? Orang baru beli di supermarket masih ada segelnya juga."
Masih hari pertama datang bulan. Jangan bikin emosi lagi! Gue timpuk lama-lama ni orang.
Mamat dan Dito menghampiri kami, "Pak Jefri, udah selesai semua Pak." ucap Mamat.
Pak Jefri tersenyum, "Ini udah hampir tengah malam. Sekarang kalian kembali ke posko. Besok pagi kalian juga harus bekerja. Jadi selamat beristirahat."
Selamat doang nih nggak dianterin?
"Hati-hati di jalan ya?" tambahnya.
Ye, beneran nggak dianterin! Gue kira mau nganterin biar nggak usah jalan kaki lagi.
🌸🌸🌸
Dan akhirnya hari yang aku tunggu datang juga. Pagi ini beberapa proker di KKN-ku berjalan. Termasuk proker sosialisasi. Meskipun ada beberapa rekan KKN yang belum bisa ikut dan membantu proker ini. Setidaknya proker ini akan berakhir. Dan aku terbebas dari jeratan Badak Liar.
"Ay, konsumsi udah?" tanya Adisa ke arahku yang sedang menata beberapa Snack kotak.
"Udah semua kok."
"Lo ke dalam gih! Kasih kertas rundown ini ke Pak Jefri."
Males banget kalau pagi-pagi udah ketemu badak!
Aku mengambil kertas rundown yang diberikan Adisa, "Dis, kenapa nggak Lo aja sih Dis?"
"Gue ada urusan sama Pak Kades,"
Aku menghela napas kasar. Dengan langkah berat aku masuk ke dalam ruangan. Mataku mencari keberadaan Pak Jefri diantara tamu undangan yang sudah hadir. Ah, ternyata dia duduk di bangku nomor 2 dari depan. Aku melangkah menghampirinya.
"Pak, ini kertasnya." Aku menyodorkan kertas tersebut ke tangan Pak Jefri.
"Habis ini saya kan yang ke depan?"
"Kalau di rundown sih iya,"
"Yaudah, kamu duduk disini sampai saya selesai memberi materi." Ia menunjuk bangku sampingnya dan mengisyaratkan untuk aku duduk di bangku tersebut.
"Nggak ah Pak! Saya mau keluar jaga konsumsi."
"Konsumsi kan sudah ada tugasnya siapa yang jaga. Kamu disini saja sampai saya selesai."
"Buat apa sih Pak? Saya juga masih bisa dengar di luar."
"Jagain tas saya."
"Pak yang bener aja? Nggak penting banget."
"Nggak usah banyak ngomong kamu, saya nggak menerima penolakan. Ini juga demi prokermu!"
Hubungannya ape jagain tas sama proker. Ya Gusti mau nangis sekebon!
Mau tidak mau aku harus duduk di sebelah Pak Jefri. Dan tak menunggu waktu lama, Pak Jefri di panggil MC untuk ikut serta memberikan materi. Terlihat banyak para tamu undangan yang bersorak kagum saat Pak Jefri naik ke atas panggung. Apalagi ibu-ibu. Disini ibu-ibu paling histeris. Bukannya menyimak materi yang disampaikan Pak Jefri tapi malah histeris karena Pak Jefri tersenyum ramah ke arah mereka.
Udah kayak fansign aja nih Si Badak!
"Ini kedua kalinya saya datang di desa ini ya Pak, Bu?" ucap Pak Jefri sebelum masuk ke inti sosialisasi.
"Bagaimana kabarnya?" tanya Pak Jefri lagi.
"Baik," sahut salah satu ibu-ibu yang duduk di bangku depan.
"Jadi mantuku aja Nak," beberapa saling sahut-menyahut.
"Saya saya jomblo Nak," ucap ibu-ibu yang duduk di bangku sebelah kiri.
"Sama anak saya aja," sahut lagi ibu-ibu yang duduk di bangku sebelah kanan.
"Sama saya aja kalau gitu," teriak ibu-ibu yang duduk di bangku paling belakang.
Brutal nih ibu-ibu! Ini ajang cari jodoh, cari mantu, apa sosialisasi? brutal begini!
Pak Jefri hanya merespon dengan tersenyum tipis. Tak menanggapi candaan Ibu-ibu. Ia justru melanjutkan apa yang akan dia sampaikan. Baginya itu hanya candaan biasa.
Pak Jefri mulai membuka suara, "Pak, Bu, Di usia senja memang banyak sekali penyakit-penyakit yang tak terduga bisa menyerang kapan saja. Salah satunya stroke. Berdasarkan penyebabnya, Stroke disini terbagi menjadi 2 yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik."
Layar LCD yang ada di depan menampilkan slide ppt yang dioperasikan oleh Mamat sesuai instruksi Pak Jefri ketika berbicara memberi materi, "Stroke iskemik, ketika pasokan darah ke otak terganggu atau berkurang akibat penyumbatan dan stroke hemoragik adalah pecahnya pembuluh darah dalam otak. Akibat dari kondisi ini bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik."
"Stroke ini adalah kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit. Ketika ada penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Maka harus secepat mungkin ditangani agar tidak ada resiko kematian. Stroke ini bisa menyerang kapan saja dan siapa saja. Bahkan diumur muda pun bisa terjadi."
"Mungkin faktor-faktor di layar LCD ini sedang dialami Bapak, Ibu, sekalian. Faktor-faktor yang meningkatkan resiko stroke adalah serangan jantung, diabetes, hipertensi, kolestrol, obesitas, merokok, dan bahkan stroke bisa terjadi karena faktor gen dan keturunan. Jadi ibu dan bapak harus ekstra hati-hati dan jaga pola hidup sehat ya? Karena penyakit ini bisa menjadi penyakit nomor 1 yang meningkatkan angka kematian di Indonesia."
"Saya sarankan untuk Bapak, Ibu, sekalian. Untuk tetap menjaga kesehatan dan pola makan yang baik. Olahraga dan tidur yang cukup. Kita tidak pernah tau hal apa yang akan terjadi besok. Untuk itu tetap waspada dan tetap menjaga kesehatan dengan baik ya? Untuk Bapak Ibu yang sudah memiliki keluarga yang mengalami stroke. Tetap dijaga kesehatannya, bantu dia minum obat yang teratur dan jangan buat dia stress. Saya paham, pasca stroke memang banyak sekali kendala emosional yang terjadi pada seseorang yang mengalami stroke. Itu wajar, memang emosional seseorang yang mengalami stroke bisa naik turun secepat mungkin. Jadi tetap dijaga jangan buat mereka berpikiran yang tidak-tidak ya?"
"Afasia. Afasia ini banyak macamnya Bu, Afasia broca, Afasia wernicke, Afasia global, dan afasia lainnya yang tidak mungkin cukup untuk saya bahas disini." Ia terkekeh pelan.
"Ini juga salah satu gejala gangguan bahasa yang dialami pasien stroke. Seseorang yang mengalami stroke akan mengalami kesulitan berbicara, kosakata yang dia keluarkan selalu terbalik. Hal ini membuat pasien tidak percaya diri. Jangan ditertawakan ketika pasien berbicara. Itu bisa membuat mereka takut untuk belajar berbicara lagi. Tetap dukung keluarga atau seseorang yang mengalami stroke. Agar mereka bisa kembali pulih sedikit demi sedikit ya Pak, Bu?"
"Mungkin itu saja yang bisa saya sampaikan. Tetap jaga kesehatan ya Pak, Bu, sekalian. Sekian dari saya. Wassalamu'alaikum!"
Pak Jefri mengakhiri materinya dengan membagikan beberapa bingkisan untuk para warga yang telah datang. Tidak tahu itu bingkisan isinya apa. Yang jelas bingkisan tersebut membuat senyum merekah beberapa orang yang membukanya.
Bisa aja nyogoknya!
Pak Jefri kembali mengambil duduk di kursi sampingku. Dan acara kembali diserahkan ke MC.
"Buat kamu!" Pak Jefri mengulurkan bingkisan yang sama dengan bingkisan yang diberikan untuk lansia ke arahku.
"Saya kan bukan lansia Pak,"
"Nggak usah banyak omong! Ambil aja, tadi saya bawa lebih."
Maksa mulu!
Aku terpaksa mengambil bingkisan tersebut dari tangan Pak Jefri. Perlahan tanganku membuka bingkisan tersebut. Dan aku sedikit terkekeh pelan. Ralat! Aku sebenarnya ingin tertawa kencang tapi takut Badak Liar memarahiku lagi. Bingkisan itu ternyata isinya hanya biskuit dan air putih. Oh, dan ada stiky note bertuliskan 'Semoga sehat selalu' Tapi kok bisa membuat para lansia kegirangan saat membukanya?
Curiga pelet apaan yang dipakai!
Bersambung
Malang, 24 Juni 2020
🦄🦄🦄
Holaaa, aku kembali lagi. Sempat kena writer block tadi pagi jadi gabisa update cepet. So, makasih udah baca sampai sejauh ini yak! Jan lupa vote komen dan follow jugaaa yang belum follow. Abaikan typo dan kesalahan kalimat wkwkw kadang author suka khilaf kalo nulis.
See you next chap besokkk
See you bye bye
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top