Flashback 07
5 minggu berlalu dan sudah hampir 2 bulan sejak Akai Ryuu menghilang, hanya barang-barang mereka yang berhasil di temukan oleh tim penyelamat.
Subaru dan Leo ikut mencari tim Akai Ryuu, wilayah pencarian juga sudah di luaskan, tim sensor juga sudah memakai teknik terkuat bahkan mereka juga sudah memakai anjing pelacak dan alat pelacak canggih lainnya.
Hasilnya sama saja, mereka tidak bisa menemukan orangnya melainkan hanya barang-barang mereka. Senjata, jubah, dompet, peluru dan barang-barang mereka lainnya sudah ditemukan tetapi tidak dengan orang-orangnya.
Leo dan Subaru pun memutuskan untuk menyudahi pencarian mereka yang sudah berlangsung hampir 2 bulan itu.
"Sudah hampir 2 bulan kita mencari dan tidak ada hasil lagi selain barang-barang mereka. Sesuai apa yang tertera dalam peraturan, 'Jika seorang/satu tim menghilang dalam misi dan tidak ditemukan dalam jangka waktu 1 bulan atau lebih, maka akan dinyatakan menjalankan misi abadi.'." kata Subaru saat ia bersama tim penyelamat.
Misi abadi di sini bermakna meninggal dunia dalam misi dan akan di anggap sebagai pahlawan veteran.
"Takeshi, maaf jika kami harus melakukan hal ini." kata Leo memegang ponselnya yang ternyata tersambung dengan Takeshi.
"Ya, tidak apa. Aku sudah tidak bisa melakukan apapun sekarang, istriku sakit, anak-anakku menghilang. Aku tidak bisa melakukan apapun lagi dan hanya bisa menerima kenyataan." jawab dari seberang telefon, suaranya terdengar serak dan ada kesedihan di suaranya.
Leo prihatin dengan keadaan keluarga Takeshi sekarang. Anak kembar tertuanya pergi bersama orang lain dan tiba-tiba saja tidak bisa di hubungi, istrinya sedang sakit keras dan masih belum sadar hingga terakhir anak kembar satunya menghilang bersama rekan-rekannya saat dalam misi.
"Kita kembali ke Holymizu dengan barang-barang mereka dan—" Subaru menghentikan kalimatnya saat dia mendengar sesuatu dari balik semak-semak.
"Tolong." suara lirih itu mengundang Leo untuk memeriksanya, setelah mematikan panggilan, dan dia terkejut dengan keadaan orang yang ia temukan.
"Tolong...mereka...benar-benar monster." kata orang itu menarik kaki Leo seakan meminta tolong padanya.
"Siapa yang kau maksud? Dan bukan kah kau...salah satu anggota Bintang Hitam bukan?" tanya Leo saat melihat tato bintang berwarna hitam di leher orang itu.
"Ya, dan saya ingin menyerah karena bawahanmu yang seperti monster itu. Mereka bukan manusia normal dan dia membunuh kapten kami." Subaru semakin tertarik dengan pembicaraan mereka dan dia pun ikut dalam percakapan tersebut.
"Kapten kalian itu bawahan pimpinan kalian bukan?" orang itu mengangguk dan saat dia mendengar suara ranting terinjak dari belakangnya, dia mengambil paksa pistol milik Leo dan menembak dirinya sendiri.
*dor!
"Hey!" terlambat karena orang itu sudah pergi dan sangat mengejutkan bagi saat melihat beberapa orang datang.
"Kalian!" 6 orang itu melihat ke arah depan mereka dan satu orang lagi yang ada di gendongan orang yang paling depan sepertinya terluka parah, terlihat dari darahnya.
Dari penampilan mereka yang penuh lumpur, tanah, darah serta luka hampir di seluruh tubuh, terlihat jika mereka baru saja melalui pertarungan yang panjang.
"Akai Ryuu!" ya, mereka adalah Akai Ryuu yang sudah di cari selama hampir 6 bulan dan orang yang ada di gendongan itu adalah Deryn, yang menggendongnya adalah Riku.
"Akhirnya kalian kembali, kalian kemana saja 2 bulan ini?" tanya Leo mendekati mereka dengan perasaan gembira dan haru karena Akai Ryuu kembali dengan selamat, mungkin.
Tidak ada yang menjawab hingga hujan tiba-tiba saja turun dengan derasnya mengguyur mereka. Tim penyelamat mendekat untuk memeriksa jika mereka tidak terluka parah.
Namun, saat Deryn akan di ambil untuk diberikan perawatan, Riku mengatakan sesuatu dengan pelan tetapi bisa terdengar jelas saat Deryn akan diambil dari gendongan Riku.
"Dia sudah pergi." satu kalimat dengan makna yang sangat jelas itu diucapkan bersamaan dengan petir yang menggelegar.
Anggota Akai Ryuu lainnya hanya diam dan tidak mengatakan apapun, bahkan Shira dan Redina sudah meneteskan air mata mereka, menangis tanpa suara sedikitpun.
"Apa yang terjadi pada kalian? Bagaimana bisa ini bisa terjadi?" tidak ada yang menjawab dan dalam guyuran hujan, Riku jatuh terduduk dan langsung memeluk jasad Deryn erat, enggan melepaskannya.
Dibawah guyuran hujan itu, suasana sedih menyelimuti mereka. Riku berteriak dan menangis keras hingga mengundang tangisan dari yang lainnya.
Subaru mengambil ponsel Leo dan menghubungi Takeshi untuk memberitahukan apa yang terjadi juga menyiapkan keperluan pemakaman.
"Siapkan semuanya yang kita perlukan untuk pemakaman dan hubungi semua anggota tentara juga beritahu Yang Mulia Ratu." kata Subaru sebelum menutup panggilan itu dan menoleh ke Akai Ryuu, lebih tepatnya ke arah Riku yang menangis hebat di bawah guyuran tangisan semesta.
"Gomen Deryn!" teriak Riku yang masih menangis hingga dia pingsan karena terlalu lelah dan kehabisan Mana.
"Kita pulang sekarang, Shira-san kau bawa Riku-kun ke ruang kesehatan yang ada di pesawat. Biar jasadnya kami yang tangani, sisanya bisa beristirahat. Kalian pasti mengalami hari-hari yang berat." mereka pulang dengan perasaan duka yang mendalam.
Riku sadar dari pingsannya saat pesawat mereka akan mendarat di bandara dengan disambut oleh angkatan besar tentara serta keluarga mereka.
Dengan lemas, Riku turun dari pesawat dan langsung di sambut hangat oleh pelukan Takeshi yang senang saat tahu jika Riku masih baik-baik saja.
Keesokan harinya, pemakaman Deryn dilakukan dengan dihadiri hampir seluruh anggota tentara kecuali yang sedang dalam misi di luar negara. Bahkan Ratu Yuriko sendiri langsung datang ke pemakaman bersama anggota keluarga kerajaan.
Akai Ryuu berada di barisan depan bersama para atasan juga Ratu Yuriko. Lalu di belakang mereka baru keluarga kerajaan juga anggota tentara lainnya.
"Riku, saya harap kau menerima takdirnya. Jika kau berpikir untuk menyalahkan dirimu sendiri, ini semuanya terjadi sesuai dengan alurnya." kata Yuriko sebelum dia bersama anggota keluarga kerajaan pulang ke istana.
"Ha'i, terima kasih sudah menyempatkan datang Yang Mulia." jawab Riku lemas juga tak lupa suaranya yang serak karena dia masih menangis malam tadi.
Takeshi tahu perasaan Riku sedang tidak baik dan dia masih belum berniat menceritakan soal Rika yang masih tidak sadarkan diri. Dia berencana menceritakannya saat Riku sudah mulai membaik secara fisik maupun mental, terutama mentalnya yang mudah rapuh itu.
"Kalian lebih baik pulang dan istirahat. Kalian bisa libur semau kalian, kami tahu jika ini berat untuk kalian menerimanya." Akai Ryuu pulang bersama keluarga mereka yang datang termasuk Riku yang pulang bersama Takeshi.
"Ne Otou-sama, Okaa-sama wa doko?" Takeshi mendengar pertanyaan Riku pastinya terkejut, pasalnya tidak mungkin dia memberitahukannya saat kondisi mental dan fisik Riku masih lemah.
"Kau baik pulihkan diri dahulu Riku. Tou-san akan beritahu ketika dirimu sudah membaik nantinya." Riku menolak tanpa suara dan hanya memberi tatapan berharap pada Takeshi.
'Hah...dia benar-benar seperti Rika, keras kepala. Semoga kau tidak drop nak.' batin Takeshi menarik nafasnya sebelum memberitahu keadaan Rika.
"Dia....Kaa-san, dia sakit dan penyakitnya adalah....Muscle Majutsu Virus." tiada jawaban hingga Riku kembali pingsan.
Saat diperiksa, dia ternyata terkena demam tinggi dan juga mungkin karena kondisi mental yang masih lemah. Riku tidak sadarkan diri hampir 1 minggu dan saat sadar, Riku hanya mengurung dirinya di kamar.
2 bulan yang lalu....saat Akai Ryuu pergi misi rahasia mereka...
Riku dan Akai Ryuu memisahkan diri untuk mendapatkan informasi juga melakukan misi mereka yaitu membereskan organisasi berbahaya Bintang Hitam.
Mereka mendapatkan informasi jika ada satu tim yang di pimpin oleh bawahan langsung dari pimpinan Bintang Hitam sedang berada di hutan pinggiran London.
"Baiklah, kalian pergi ke arah yang berlawanan dan bertemu di titik yang sudah ditentukan. Jika ada sesuatu, hubungi lewat aksesoris komunikasi. Paham?" kata Riku sebelum mereka pergi berpencar.
"Ha'i." jawab mereka kompak mengaktifkan alat komunikasi mereka yang berupa aksesoris, seperti gelang, kalung, anting ataupun cincin.
"Bergerak tanpa suara dan berusahalah untuk tetap hidup apapun yang terjadi." mereka pun berpisah ke arah berlawanan.
2 minggu kemudian...
"Kapten, sisi utara, timur, pusat dan barat sudah di lumpuhkan. Kami ada di sisi barat, apa perintah selanjutnya?" lapor Grycellia pada Riku melewati anting komunikasi miliknya.
Riku mendengarnya dari gelang komunikasinya langsung melihat dengan teropongnya ke sisi selatan dimana Shira dan Deryn berjaga.
"Kumpul di sisi selatan, bersama anggota yang sisa. Kita langsung lakukan tahap akhir." tiada jawaban dari pihak seberang dan beberapa suara mencurigakan terdengar.
"Grycellia? Hello? Apa alatku rusak ya?" kata Riku dan dia bergumam di akhir hingga teriakan Redina membuatnya panik.
"Kapten!" Riku melihat dari tempatnya ke sisi dimana mereka berada dan dia melihat jika Redina yang sudah pingsan dibawa ke dalam suatu truk pengangkut oleh orang dengan tato Bintang Hitam.
"Sial! Shira! Deryn! Jawab aku!" namun tiada hasilnya dan saat diperhatikan lagi wilayah dimana Shira juga Deryn berada, dia melihat hal yang sama.
"Hancur rencanaku." Riku turun dari tempatnya yang merupakan dahan tertinggi di hutan itu dan saat akan menyusul truk yang membawa anggotanya yang lain, dia mendengar suara yang tidak asing baginya.
"Hello my best friend, how are you?" Riku membalikkan badannya dengan perlahan dan saat melihat seutuhnya sosok tersebut, bahkan tato yang ada di wajahnya, dia langsung memasang posisi siaga.
"Kau! Apa yang kau lakukan pada rekanku?!" tanya Riku menarik pistol dari sakunya dan mengarahkan ke orang tersebut.
"Hahahaha jika kau ingin mengetahuinya, datanglah ke tempat rahasia kita sebelum pukul 12 malam nanti. See you my ex bff."
"Sh*t! *duar!" saat orang itu menghilang, Riku langsung menghalanginya hingga terjadi sedikit pertarungan kecil.
"Jangan harap kau bisa menyelamatkan mereka Sersan dan kau tahu tidak? Pembunuh dari sahabat lama mu itu adalah kau sendiri." Riku makin tersulut amarah karena ada seseorang yang mengungkit masa lalunya.
Dulu dia memiliki sahabat juga, 4 orang dan karena sebuah kecelakaan, mereka meninggal dunia. Hal itu adalah alasan yang membuat Riku enggan berteman lagi dan juga di jauhi oleh teman-temannya saat masih di Holymizu Gakuen.
4 orang itu bernama Natsume Minami, Mido Torao, Inumaru Touma dan Isumi Haruka. Kecelakaan itu terjadi saat Riku tanpa sengaja mengeluarkan sekitar 5% dari kekuatannya untuk melindungi sekolah saat itu.
Karena terlalu besar, akhirnya tanpa sengaja kekuatannya mengenai keempatnya yang saat itu menjadi sandera. Murid-murid dan guru yang lain masih selamat walau terdapat luka namun tidak untuk keempatnya yang harus meregang nyawa.
Sejak itu, Riku mulai di jauhi oleh murid-murid yang lain dan bahkan sampai dikatai 'Monster' oleh murid-murid lain juga beberapa guru. Rika dan Tenn saat itu adalah satu-satunya guru dan teman untuk Riku.
"Aku bukan pembunuh, itu kecelakaan. Kau sendiri yang menyebarkan fitnah itu!" Riku mulai kehilangan kendali atas kekuatannya sendiri.
Akai Ryuu sendiri ternyata bisa lolos dari penculikan itu tetapi terpisah karena mereka terlempar keluar dari truk di waktu yang berbeda.
"Ughh kenapa aku harus terbentur batu? Oh ya, Onii-san!" Deryn yang terlempar pertama itu langsung mencari Riku.
Namun sayang, saat ia ada di lokasi pertarungan tadi, mereka tidak ada dan tak lama Akai Ryuu yang lain tiba.
"Jadi, kita harus mencarinya?" tanya Redina yang datang terakhir.
"Mau bagaimana lagi. Ayo, aku rasa mereka belum jauh dari sini." jawab Teryce dan mereka mencari Riku hingga 2 minggu lamanya.
Karena belum bertemu jalan terangnya, mereka pun berpencar tetapi....itu bukan saran yang bagus.
Beberapa hari kemudian, Deryn dan Shira yang kebetulan bertemu saat menyisir wilayah utara yang berdekatan dengan sebuah pabrik baja lama.
"Onee-san, bagaimana kalau kita berpencar? Kau hubungi anggota yang lain dan aku coba masuk ke dalam." kata Deryn saat mereka bersembunyi di salah satu pohon di sana.
"Wakatta, kau hati-hati di dalam Deryn. Kita tidak tahu apa yang terjadi nantinya di dalam sana." Deryn menyiapkan senjatanya yang berupa pistol kecil dan sebuah pisau.
"Aku bukan anak kecil Onee-san, aku masuk dan jika kami tidak keluar saat mereka tiba, langsung ke dalam." Deryn lompat turun dari dahan dan dengan langkah senyap, dia masuk ke dalam bangunan tua itu sedangkan Shira pergi menghampiri anggota yang lain.
Di dalam bangunan, Deryn tidak melihat tanda-tanda mencurigakan hingga dia menemukan satu ruangan mencurigakan karena terlihat terang akan cahaya lampu padahal saat itu adalah malam hari.
"Hmm aura sihir Onii-san di dalam, aku akan periksa lewat kamera pengintai saja." Deryn mengeluarkan beberapa alat yang nampak seperti jarum dan memasukkannya ke dalam ruangan lewat bawah pintu.
Deryn menjauh beberapa meter agar tidak ketahuan dan dia melihat dari tab-nya, apa yang ada di dalam.
"Kosong, tapi luas banget di dalam. Aku coba lebih jauh." Deryn terus mengendalikan dari jauh kamera pengintai miliknya hingga dia menemukan seseorang terikat di sebuah kursi dengan luka di mana-mana.
"Onii-san, aku harus menolongnya. Tapi....bagaimana aku masuk ke dalam ya?('▽')" Deryn dengan wajah polosnya langsung berpikir hingga suara Riku masuk ke telinganya.
"Deryn, aku tahu kau ada di sini. Tapi baik kau menjauh karena dia bukan lawanmu. Biar aku yang selesaikan ini sendirian, kalian baik pulang ke Holymizu." kata Riku pelan yang ternyata tahu jika Deryn mengawasi dari kamera pengintai.
"Onii-san..." gumamnya melihat kondisi Riku yang begitu mengenaskan di dalam. Rambutnya yang sudah berantakan, pakaiannya hanya menyisakan kemeja dalam saja dan celananya, luka lebam hampir di sekujur tubuhnya dan darah segar masih mengalir di pelipisnya.
Deryn termenung hingga ada seseorang masuk ke dalam ruangan di mana Riku berada dan sengaja membiarkan pintu terbuka lebar, memberikan Deryn kesempatan untuk masuk tanpa memperdulikan perintah Riku sebelumnya.
"Hello my ex bff, kita bertemu lagi."
𝙽𝚎𝚡𝚝....
Hey yo everyone! Amy is back^^
Hehehe( ̄∇ ̄) akhinya chap flashback udah sampe ujungnya~tinggal dikit lagi dan akhirnya langsung bisa lanjut main story nihhh
Semoga pada betah nunggu ya😁soalnya Amy udah ga tentu upnya kapan.
Mata ne minna
15/07/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top