Flashback 02
3 tahun kemudian...9 Agustus 20**
"Otou-sama, ada yang ingin aku bicarakan." kata Riku(8) berjalan menuruni tangga menuju Takeshi(32) yang duduk santai di meja makan.
"Dou Riku? Sini duduk dulu." kata Takeshi yang duduk di salah satu kursi dengan kopi hitam dan koran pagi.
"Tenn-nii di mana?" tanya Riku menoleh ke sana kemari seperti memastikan sesuatu sebelum duduk di kursi depan Takeshi.
"Dia sedang di rumah temannya, ada apa?" kata Rika(31) menaruh teh hangat untuknya dan Riku di meja lalu duduk disamping Riku.
"Ano aku dapat beasiswa 5 tahun di....ReMa." kata Riku menunduk lalu ia menyerahkan surat dari Reshine Majutsu Gakuen.
"Berarti kamu murid yang dapat beasiswa dari Holymizu Gakuen?" tanya Rika yang merupakan salah satu guru di ReMa dan Riku mengangguk pelan.
"Tak apa, lalu bagaimana dengan Tenn?" Riku semakin menunduk dan itu membuat Takeshi juga Rika bingung.
"Tenn-nii tidak menerima beasiswa dan di Holymizu Gakuen hanya aku yang menerima beasiswa ke sana. Aku takut kalau Tenn-nii tahu rahasiaku." ucap Riku pelan, Rika dan Takeshi langsung paham apa yang Riku maksudkan.
"Baiklah, kita bicarakan itu setelah Tenn pulang. Sekarang kau makan siang dulu, kau belum makan kan?" bunyi perut Riku lah yang memberi jawaban.
Rika langsung menyiapkan makan siang dan tak lama setelah makan siang, bel rumah berbunyi. Takeshi membuka pintu dan nampak Tenn(8) bersama dengan orang yang sangat ia kenal, Kujou Takamasa(35)
"Tadaima." ucap Tenn dengan menunduk lalu ia masuk. Takeshi merasa aneh dengan tingkah Tenn namun dia tetap berpikir positif jika Tenn sedang lelah.
"Okaeri, Taka masuklah. Aku panggil Rika-chan dan juga Riku dulu." Takamasa pun masuk dan Takeshi menghampiri Rika dan Riku yang sedang di ruang makan.
"Taka datang." setelah Takeshi bilang demikian Riku dan Rika yang masih mengobrol santai di ruang makan pun langsung menuju ruang tamu di mana Takamasa berada.
"Konniciwa Nanase-san." sapa Takamasa ramah.
"Taka-san, apa yang membuatmu datang kemari?" tanya Rika menaruh teh yang tadi ia buat di depan Takamasa.
"Ini atas permintaan Tenn-kun." jawab Takamasa.
"Maksudnya?" tanya Riku pura-pura tidak memahami alurnya.
"Ano sebenarnya, aku ingin mengikuti Kujou-san untuk lebih banyak belajar tentang sihir." kata Tenn yakin.
"Tenn-nii itu alasan yang tidak masuk akal. Apa yang membuatmu hingga ingin mengikuti orang lain?! Otou-sama dan Okaa-sama bisa mengajari tentang hal itu, kenapa Tenn-nii?!" kata Riku menaikan nada bicaranya.
"Gomen." Aa itu yang keluar dari mulut Tenn lalu ia diam seribu bahasa. Riku diam untuk beberapa saat, dia sebenarnya kecewa dengan keputusan sang kembaran dan daripada dia lepas kendali lebih baik dia diam.
"Taka-san, jelaskan maksud semua ini." kata Riku dingin setelah diam beberapa saat dan itu pertama kalinya Riku berkata dengan muka datar dan nada yang dingin, dan itu membuat semua yang ada di kediaman Nanase itu pun terkejut dengan perubahan Riku.
"Sebenarnya aku juga tidak setuju mengingat kalian berdua bisa mengajari Tenn-kun, tetapi aku mengingat akan satu hal dan seharusnya kau menyadarinya, Nanase Riku-kun." Riku akhirnya benar-benar paham dan terduduk lemas dengan menatap lantai dengan tangan mengepal erat.
"Sejujurnya aku tidak rela, tapi ini sudah keputusanmu Tenn-chan. Kau bisa ke rumah ini kapanpun kamu mau, Taka-san kumohon jaga Tenn-chan selama dia ada bersamamu." Rika pun membawa Riku ke kamar.
"Tenn-kun kau lebih baik tunggu di mobil. Takeshi kalian baik berhati-hatilah, Riku-kun itu lebih istimewa dari yang kau kira." kata Takamasa berdiri dan berjalan pelan keluar dengan Takeshi yang mengekor.
"Riku itu anak ku. Lagipula guardiannya itu bukan hanya kami, tapi juga 'mereka'." Takamasa pun pergi dari kediaman Nanase dan Takeshi menyusul Rika dan Riku.
"Riku, Rika-chan? Tou-san masuk ya." Takeshi pun masuk dan melihat 2 orang–ah tidak melainkan 2 sosok yang sangat ia kenal.
"Takeshi-kun, Ara dan Ata berkunjung untuk menemui Riku-chan. Juga ingin memberitahukan sesuatu kepada kita." kata Rika yang duduk di sebelah Riku yang nampak masih diam.
"Ada apa Ara-sama? Apa yang ingin kalian katakan?" kata Riku dengan nada datar. Awalnya kedua sosok itu terkejut dengan nada datar Riku lalu menatap kedua orang tua Riku. Takeshi dan Rika hanya menggeleng, tanda jika jangan dipedulikan lalu salah satu sosok memunculkan sesuatu di tangannya.
"Riku...kau pakailah gelang ini. Ini akan menyegel kekuatanmu yang super besar itu, agar identitasmu aman." ucap sosok Ara lalu memakaikan gelang kayu dengan permata hijau zamrud di tengahnya.
"Lalu aku sarankan kau masuk ke Tentara Sihir Kerajaan, di sana temukan orang bernama Yumena Shira. Dia itu reinkarnasi sahabatnya Reika-sama." kata sosok Ata.
"Masuk ke tentara sihir kerajaan itu impianku, tenang saja Ara-sama, Ata-sama." kata Riku lalu Ara dan Ata menghilang dari hadapan keluarga Nanase.
Suasana menjadi hening hingga Rika mengatakan sesuatu yang mencairkan suasana, "Riku-chan kau lebih baik bersiap, lusa kau harus berangkat ke ReMa kan?"kata Rika dengan nada ceria.
"Ha'i Okaa-sama." jawab Riku yang masih menjawab dengan nada datar sedatar wajahnya juga.
"Jaa Riku, ayo ikut Tou-san." mendengar ajakan Takeshi, Riku memiringkan kepalanya. "Kemana?" tanya Riku penasaran.
"Ikut aja dulu, Rika-chan hati-hati di rumah. Riku kau ambil tasmu, Tou-san tunggu di mobil." Takeshi pun pergi ke garasi untuk memanaskan mobil, Riku yang sebenarnya masih bingung pun hanya bisa menurutinya.
Riku mengambil tas orange kesayangannya dan pamit kepada Rika, setelah itu pergi ke garasi memasuki mobil Takeshi yang sudah dipanaskan.
"Ittekimasu." ucap Takeshi dan Riku bersamaan saat akan melaju.
"Itterasai." mobil Takeshi pun melaju menuju ke arah istana Holymizu dan selama perjalanan, heninglah yang menemani mereka.
30 menit berlalu dan mobil Takeshi masuk ke dalam kawasan militer kerajaan. Riku yang melihat tanda kawasan militer pun bertanya.
"Otou-sama, kenapa kau membawaku kemari?" tanya Riku setelah melihat tanda kawasan militer.
"Bertemu dengan jendral besar, lagipula kau akan segera masuk kemarikan?" kata Takeshi lalu ia memarkirkan mobilnya dan disambut ramah oleh beberapa pasukan.
'Nani?! Serius?! Pasti Tou-san bohong, tapi...aku sekarang di sini lho. Hah?!' Riku membuat wajah tidak percaya dan Takeshi hanya tersenyum saat melihat anaknya yang kebingungan.
"Grycellia, apa jendral besar ada di ruangannya?" tanya Takeshi kepada Grycellia(14) yang saat itu masih sersan satu di pasukan utama tentara sihir kerajaan.
"Ha'i, Jendral Besar ada di ruangannya. Lalu siapa yang ada di belakang Kapten?" tanya Grycellia sopan.
"Dia anakku, Riku, dia salah satu dari beberapa pasukan di tentara sihir kerajaan." kata Takeshi dan Riku menunduk sopan.
"Nanase Riku desu." kata Riku dengan nada yang datar. 'Datar juga orangnya. Tapi kalau dilihat dia punya potensi besar dan bisa masuk ke tentara sihir kerajaan bahkan menjadi jendral besar.' batin Grycellia saat melihat Riku dari atas hingga bawah, bahkan dia seperti melihat bayangan sosok pahlawan di belakang Riku.
"Grycellia Hamlinty desu, salah satu anggota pasukan utama pangkat sersan satu." kata Grycellia menunduk juga.
"Ya sudah, Grycellia kau lanjutkan tugasmu. Kami akan menemui Jendral Besar dahulu." Takeshi dan Riku mulai melangkah kedalam kantor yang letaknya setelah lapangan yang biasanya di gunakan untuk upacara atau latihan.
Saat masuk ke dalam, mereka menaiki lift dan langsung pergi ke lantai 10 atau lantai teratas, "Otou-sama, jendral besar seperti apa orangnya?" tanya Riku saat di dalam lift.
"Baik, murah senyum, ramah dan sedikit pemalas. Tapi kalau sedang dalam situasi seperti peperangan atau apalah itu, Jendral Besar adalah orang yang serius, dingin, datar dan tak kenal ampun dengan musuh." jelas Takeshi sambil mengingat ulang sosok seorang jendral besar.
Saat sampai di lantai 10, hanya hening(lagi) yang menyambut mereka. Lalu mereka berjalan menuju ruangan paling pojok, di mana sosok jendral besar berada.
Tok...tok...tok...
"Jendral Besar, apa kami boleh masuk?" kata Takeshi. Terdengar bunyi ketukkan dari dalam dan Takeshi pun membuka pintu kemudian masuk disusul Riku.
"Ada apa kau kemari?" tanya sosok yang duduk di kursi dekat jendela dengan nada dingin dan datar tetapi itu tidak berpengaruh kepada Riku dan Takeshi.
"Saya ingin mengantarkan calon prajurit baru." jawab Takeshi tenang dan....
lagi lagi dan lagi, hening lalu..........
.
.
.
.
.
"KONNICIWA NE~ SIAPA NAMAMU?" kata sosok itu dengan ceria. Takeshi dan Riku sweetdrop melihat perubahan dari orang yang ada di hadapannya.
"Nanase Riku desu." kata Riku sopan.
"Kawaiiii, ne ne Takeshi-kun dia anak siapa? Hontou ni kawaiii." kata sosok itu mencubit pipi Riku, Riku sebagai korban hanya diam tak berkutik.
"Dia anak saya Jendral dan saya mohon hentikan perbuatan anda." kata Takeshi yang sedikit kesal saat anaknya seperti dibuat mainan oleh sosok di depannya itu.
"Ah gomen–ehem saya Jendral Besar Tentara Sihir Kerajaan. Nama saya Sunohara Leo desu, jadi? Kapan kau mau melaksanakan pelatihan?" kata sosok yang tak lain adalah ayah dari Sunohara Momose(15) atau Momo, Sunohara Leo(36) sekaligus sosok Jendral Besar.
"Kurasa setelah dia 3 atau 5 hari masuk di ReMa, anda bisa langsung memasukkannya ke prajurit pelatihan." kata Takeshi.
"He? Kebetulan anakku juga sekolah di sana, namanya Momo. Dia ada di kelas 2-1, kuharap kau bisa berteman dengannya." kata Leo mendekat ke mejanya dan mengambil sesuatu di mejanya.
"Baiklah, kau isi data-data ini dahulu. Setelah lulus, kau bisa langsung kemari untuk bergabung ke prajurit pelatihan." lanjut Leo sembari memberikan kertas pendaftaran.
Skip...2 hari kemudian...
Hari ini, Riku mulai belajar di ReMa. Riku mendapatkan beasiswa selama 5 tahun penuh berada di ReMa dan kini ia sedang berjalan bersama dengan salah satu wakil kepala sekolah, Yaotome Sousuke(34), menuju ke kelas yang akan ia tempati, kelas 2-1.
"Permisi Sensei, saya mengantarkan murid baru." kata Sousuke saat masuk ke dalam kelas 2-1.
"Arigatou Sousuke-san, jaa perkenalkan dirimu." kata walikelas kelas 2-1 dan Sousuke pun beranjak pergi dari kelas 2-1.
"Nanase Riku desu, pindahan dari Holymizu Gakuen. Yoroshiku onegaishimasu." kata Riku sopan dengan senyum tipisnya dan hal itu berhasil membuat para wanita di kelas itu gemas, bahkan ada beberapa yang pingsan karena melihat wajah Riku yang imut dan tampan.
Sedangkan para lelaki, berbisik-bisik tentang Riku dan berusaha mengajaknya untuk masuk ke kumpulan mereka.
Melihat suasana kelas yang semakin ramai, akhirnya guru pun memberikan peringatan berupa ketukan penghapus papan tulis.
"Baiklah, kau bisa duduk di sebelah Momo-kun dan kita lanjutkan pelajaran hari ini." Riku pun pergi ke bangku di mana Momo berada.
"Baiklah, di sini ada yang bisa menunjukkan sihir elemen tingkat 2?" tidak ada respon apa pun dan Riku pun mengangkat tangan.
"Sensei, apa saya boleh menunjukkan sihir elemen tingkat 4?" dan hal itu membuat para murid terkejut. Guru memperbolehkan dan Riku pun mulai membaca mantra sihir es, pembekuan.
Dan seketika salah satu dinding kelas membeku dan itu membuat satu kelas kagum.
"Bagus Riku-kun, ano kalau boleh tahu nama orang tuamu siapa ya? Sensei rasa kamu mirip dengan Rika-sensei." kata guru itu dan Riku menjentikkan jarinya kemudian es yang ada di dinding kelas itu pun menghilang.
"Nanase Takeshi itu ayah saya dan Nanase Rika itu ibu saya." satu kelas terkejut dengan pengakuan Riku dan tak lama wakil kepala sekolah Soushi(33) masuk setelah mengetuk pintu dan memberitahukan bahwa 3 orang dari kelas 2-1 dipindahkan ke kelas 5-1.
Orang itu adalah Orikasa Yukito(15), Sunohara Momose dan Nanase Riku, Soushi juga meminta untuk mereka pergi ke ruang kepala sekolah terlebih dahulu sebelum menuju ke kelas 5-1.
𝙽𝚎𝚡𝚝....
13/05/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top