Flashback 01

15 tahun yang lalu, 9 Juli 20**, pukul 7 malam...

Di sebuah rumah yang letaknya di kawasan yang cukup elit di Kerajaan Holymizu. Sepasang suami istri kini sedang merayakan ulang tahun putra kembar mereka.

Nanase Takeshi(27) adalah ayah mereka, Nanase Rika(26) ibu mereka. Si kembar yang berulang tahun ke-3 adalah Nanase Tenn dan Nanase Riku.

"Otanjubi omedettou ne Riku-chan Tenn-chan. Kalian sudah besar ya?" kata Rika haru memeluk kedua putra kembarnya.

"Okaa-sama arigatou." ucap Tenn dan Riku bersamaan. Setelah tiup lilin dan potong kue, Riku dan Tenn membuka kado dari orang tua mereka. Masing-masing mendapat 2 kado individu dan satu kado yang sama.

Tenn membuka kado dari Takeshi dan isinya adalah sebuah buku cerita kesukaannya. Riku pun menyusul membuka kado dari Takeshi dan isinya adalah buku yang cukup tebal dengan sampul coklat tua.

"Otou-sama buku apa ini?" tanya Riku mengangkat buku tebal itu dengan sedikit usaha karena berat, maklum dia baru 3 tahun.

"Buku cerita yang kau mau. Sejarah penyihir." kata Takeshi dan berbisik diakhir. Riku spontan memeluk Takeshi begitu tahu buku apa yang diberikan.

"Arigatou Otou-sama, Riku suka." kata Riku memeluk Takeshi yang ada di sebelahnya.

"Riku itu buku apa?" tanya Tenn melihat buku Riku.

"Buku cerita Tenn-nii, ayo buka hadiah dari Okaa-sama." Riku dan Tenn kali ini membuka secara bersamaan. Tenn mendapatkan buku lagi, tetapi kali ini adalah buku gambar dengan pensil warna. Sedangkan Riku, buku yang tebalnya hampir sama dengan buku yang ia dapat dari Takeshi hanya saja sampulnya lebih cerah.

"Arigatou Okaa-sama." kata si kembar bersamaan. Riku penasaran dan membuka bukunya, saat membaca daftar isinya ia langsung memeluk Rika.

"Okaa-sama, Otou-sama, kenapa kalian bisa tahu buku yang kami inginkan?" tanya Riku polos.

"Tentu saja tahu, Riku dan Tenn kan putra kami. Tenn? Suka kan dengan hadiahnya?" kata Takeshi. Tenn mengangguk lalu memeluk Takeshi.

Akhirnya pesta berakhir saat si kembar tertidur saat menonton film kesukaan mereka. Saat akan menidurkan Riku, tiba-tiba tangan kanan dan dada kiri Riku bersinar. Takeshi yang ada bersama Riku terkejut dan tak lama Rika datang bersama Tenn yang tertidur.

"Takeshi?" panggil Rika saat datang ke kamar dengan Tenn di gendongannya.

"Bawa Tenn ke kamar kita. Riku akan aku urus." Rika pun menidurkan Tenn di kamar mereka berdua sedangkan Takeshi mencoba untuk mendekat tetapi tidak berhasil karena terdapat sebuah pelindung yang sangat kuat.

Beberapa menit kemudian, cahaya dan pelindung tersebut menghilang dan digantikan dengan sesosok laki-laki yang Takeshi kenal.

"Chichi?" kata Takeshi. Ya, itu adalah ayah Takeshi atau kakek Riku dan Tenn, Nanase Makoto, yang telah tiada saat kembar Nanase berusia 1 tahun.

"Takeshi-kun, kau mendapatkan anak yang luar biasa. Tenang saja, cahaya tadi adalah cahaya jiwa suci yang artinya..." Takeshi langsung tahu apa yang Makoto maksudkan.

"Reika-sama telah kembali dan sekarang sedang menyatukan jiwa dengan Riku. Ayah, apa Riku se-istimewa itu?" kata Takeshi lalu ia duduk di samping Riku yang tertidur lelap sembari memeluk boneka bintang hadiah ulang tahunnya saat berusia 2 tahun.

"Ya, kau tahu kenapa rambutnya berbeda dengan kalian? Itu karena dia adalah penyihir suci dengan jiwanya yang suci. Walau dia akan membunuh banyak penyihir nantinya, ia tetap memiliki jiwa yang suci." jawab Makoto menatap cucunya yang tertidur lelap.

"Maksudnya apa Tou-sama?" tanya Rika yang baru datang.

"Perang sihir ke-5 akan di mulai saat usianya menginjak 20 tahun dan kunci perdamaian adalah Riku. Latihlah dia dengan baik, aku tidak bisa lama. Pesanku adalah latihlah dia dan jangan beritahu siapapun karena bisa saja kekuatannya yang besar akan di manfaatkan dengan semena-mena. Akan aku kirimkan guardian untuk Riku, namanya Ara dan Ata." Makoto berubah menjadi debu cahaya dan menghilang.

"Takeshi." panggil Rika pelan dan Takeshi langsung memeluk Rika demi menenangkannya. Mereka melewati malam dengan duduk di balkon kamar Riku.

Di alam bawah sadar Riku...
Riku Pov

Ini di mana? Kenapa gelap? Otou-sama, Okaa-sama, Tenn-nii! Kalian di mana?! Riku takut! Ko-kowai. Eh ada cahaya, apa aku kesana aja?

Aku berjalan menuju cahaya dan sampai disebuah taman yang indah. Banyak sekali bunga dan binatang, bahkan yang terlangka.

"Halo, apa ada orang?" kataku saat di taman itu.

"Kau sudah sampai? Riku-kun." aku menoleh ke asal suara dan melihat seorang pria yang kelihatan seumuran dengan Otou-sama, hanya saja rambutnya sudah berwarna putih.

"Ano, anata wa dare? Lalu kenapa kau bisa tahu nama Riku?" tanyaku.

"Tentu tahu, aku diberitahu oleh kakekmu." kata pria itu.

"Souka ne~ Riku merasa tidak asing dengan dirimu, apa kau Reika-sama? Penyihir suci dan penyihir terhebat yang mengurung iblis terkuat?"  pasalnya pria yang dihadapanku ini 11 12 dengan penyihir suci terkuat, Reika.

"Sou, ini aku Reika. Riku, kau tahu alasanmu berada di sini?" aku memiringkan kepala dan menggeleng pelan. Reika-sama mendekat dan menyamakan tingginya denganku.

"Riku, perlu kau ketahui jika iblis yang aku kurung itu hampir keluar dan cara satu satunya mengembalikkannya ke alam iblis adalah menggunakan sihir pengembalian." aku terkejut saat mendengar hal itu. 'Itu tidak mungkin.'

"Tapi, itu harus dilakukan oleh penyihir suci yang memiliki darah suci dan juga harus memakai Mana yang sangat besar. Di mana Riku bisa mencarinya?" kataku.

"Ada di hadapanku sekarang." aku bukannya tidak mengerti apa yang Reika-sama maksudkan, tapi tidak mungkin diriku.

"Asma yang kau idap adalah bentuk komplikasi di mana adanya kekuatan besar yang sedang menyesuaikan diri dengan tubuh juga jiwanya. Tenang saja, itu tidak permanen. Jika kau melatih sihirmu dengan baik, asma itu akan hilang dengan sendirinya."

Setelah mendengar kata-kata itu aku jadi paham. Tapi mana mungkin kekuatanku bisa sebesar itu, bukankah hal itu harusnya dimiliki Tenn-nii?

"Riku coba lihat dirimu. Kau itu berbeda dengan keluargamu yang lain, seluruh keluargamu tidak ada yang berambut crimson juga warna matanya selalu coklat." aku diajak duduk di sebuah bangku yang ada di sana.

Tetapi aku masih 3 tahun dan tinggi bangku itu em....ya cukup tinggi untuk ku.

"Aku bantu. Aku lupa kalau kau masih 3 tahun karena kau lebih hebat dari anak lainnya." aku pun duduk dibantu Reika-sama.

"Arigatou gozaimasu, tapi kenapa warna rambut dan mata Tenn-nii juga berbeda?" tanyaku saat duduk.

"Singkatnya, seharusnya kekuatan besar itu dimiliki oleh kalian berdua. Tetapi karena kau mengambil sebagian besar dan yang dimiliki kakakmu hanyalah mengambil sedikit dari sihir itu. Kalau di persen kan kau mengambil 99,8% dari kekuatan itu." aku harus sedikit berpikir untuk masalah angka karena aku masih belajar.

"Berarti, Tenn-nii hanya mengambil 0,2% saja. 0,1% nya itu perbedaan warna rambut dan matanya lalu sisanya itu kekuatan besar yang Reika-sama maksudkan. Iya kan?" lanjutku karena aku mulai memahami seluruh penjelasan Reika-sama dan menghitung persen tadi.

"Sugoi, anak seumuran mu saja belum paham dan bisa menjelaskan secara detail. Kau memang anak yang berbeda." aku hanya tersenyum menanggapi kata kata Reika-sama.

"Mana yang kau punya itu sangatlah besar, bahkan lebih besar dariku. Tetapi jika tidak dikendalikan dengan baik, kekuatan itu bisa menjadi bom waktu untukmu juga orang orang terdekatmu. Berhati-hati dan berlatihlah dengan sungguh-sungguh Riku. Waspadalah dengan bahaya besar yang ada di hadapanmu. Aku pergi dulu ya."

Tiba-tiba saja semuanya menjadi gelap dan aku membuka mataku. Aku menyadari bahwa aku berada di kamarku dan di sampingku adalah Tenn-nii yang masih tertidur.

Aku memutuskan untuk keluar kamar dan pergi ke ruang kerja Otou-sama. Setelah aku masuk ke ruang kerja yang di mana Otou-sama dan Okaa-sama berada, aku menceritakan semua yang aku alami.

Author Pov

2 tahun kemudian...13 Oktober 20**

"Otou-sama, kita mau ke mana?" tanya Riku saat di dalam mobil. Takeshi dan Rika yang ada di bagian depan hanya tersenyum kecil.

Sekarang ini Riku, Takeshi dan Rika pergi menuju ke sebuah rumah sakit sihir untuk memastikan kesehatan Riku. Kenapa tanpa Tenn? Karena dia sedang berada di rumah adik Rika untuk membantu sepupunya.

Sesampainya di rumah sakit, Rika menurunkan Riku sedangkan Takeshi menurunkan barang. "Otou-sama, kenapa membawa barang?" tanya Riku yang berada digendongan Rika.

"Riku-chan sementara akan di rumah sakit untuk pemeriksaan. Setelah itu akan ada kejutan." kata Rika. Mata Riku berbinar saat mendengar kata kejutan dari sang ibu.

"Kejutan apa Okaa-sama?" tanya Riku semangat.

"Namanya kejutan pastinya rahasia Riku-chan. Sudah, ayo kita temui Mika-sensei." kata Rika lalu mereka masuk ke dalam rumah sakit.

2 minggu kemudian...27 Oktober 20**

Setelah 2 minggu berada di rumah sakit, Riku akhirnya pulang kembali. Begitu juga Tenn yang berada di rumah adik Rika. Takeshi menjemput Riku sedangkan Rika menjemput Tenn.

"Akhirnya pulang juga. Ne Otou-sama, apa Tenn-nii tahu saat dia pergi aku berada di sini?" kata Riku yang kini duduk di sofa ruangan tersebut. Takeshi yang membereskan barang Riku hanya tersenyum kecil.

"Ini rahasia untuk Tenn oke? Asma kamu sudah hilang dan sisanya akan diberitahu Okaa-san jika sudah di rumah." jawab Takeshi lalu mereka pun keluar dari ruang inap Riku menuju ke tempat parkir.

"He? Kenapa tidak boleh beritahu Tenn-nii?" tanya Riku polos.

"Riku, kakek mengatakan untuk merahasiakannya kan? Turuti saja, bisa bahaya kalau sampai ada yang tahu." Riku mengerti maksudnya dan mengangguk paham.

Rumah Keluarga Nanase...

"Tenn-nii okaeri. Bagaimana kabar Tenn-nii di rumah Tante Arashi? Kenapa tidak mengabari Riku?" kata Riku saat melihat Tenn masuk bersama Rika.

"Gomen ne, Tenn-nii sibuk jadi tidak bisa mengirim kabar. Apa Riku kesepian?" kata Tenn mengelus kepala Riku.

"Tentu saja. Ne Otou-sama apa kami sudah boleh tahu kejutannya?" Tenn memiringkan kepalanya bingung.

"Baiklah, Tenn Riku kemari. Kalian sudah bisa membaca dan menuliskan?" si kembar mengangguk.

"Sudah bisa berhitung?" mereka mengangguk lagi.

"Sudah bisa mengendalikan sihir?" Riku mengangguk yakin sedangkan Tenn sedikit ragu-ragu pun mengangguk pelan.

"Coba Tenn-chan, perlihatkan sihir air, bola air." Tenn pun mengangguk dan mengucapkan mantra.

"Sugoi, Riku juga mau coba." Riku pun mengikuti apa yang Tenn perbuat dan ia bisa memunculkan bola air tanpa mantra atau pun mengatakan sepatah kata apapun dan itu dalam waktu yang singkat.

"Sugoi Riku kau bisa memunculkannya tanpa berkata apa pun." kata Tenn dan Riku pun menghilangkannya dengan jentikkan jari.

"Kurasa sudah saatnya kalian sekolah. Kalian akan bersekolah di Holymizu Gakuen dan kalian akan mulai masuk minggu depan." kata Rika. Si kembar bersorak gembira mendengar hal itu.

𝙽𝚎𝚡𝚝...

11/04/2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top