30. Kedatangan
Beberapa jam berlalu, dan Riku akhirnya keluar dari ruang persalinan. Wajahnya berseri walau masih terlihat sisa raut kekhawatiran di sana. Rika yang pertama melihat Riku keluar langsung memeluknya dan membelai pelan wajah anak bungsunya.
"Riku-chan, di mana bayimu dan Shinta-chan? Mereka baik-baik saja bukan?" tanya Rika saat ia menyadari jika Riku masih merasa khawatir kepada istri dan anaknya.
Riku menatap mata Rika dan mengangguk perlahan, "Mereka masih dalam perawatan. Shi-chan kekurangan darah dan juga Mana saat melahirkan, beruntung golongan darahku sama dengannya jadi semuanya masih tertolong. Bayi kami terhitung prematur walau sebenarnya itu normal bagi keluarga kita." jawab Riku pelan, dari suaranya terlihat jika dia kelelahan.
"Semoga mereka baik-baik saja." doa Takeshi dan menyuruh Riku untuk duduk sebentar sembari menunggu konfirmasi dari bidan. Tenn memberikan sebotol air putih untuknya dan dia teguk hingga tandas.
Beberapa saat berlalu dan bidan yang menangani persalinan Shinta keluar bersama beberapa suster yang ikut membantu mencari Riku untuk memberitahu keadaan Shinta dan bayinya.
"Ibu dan bayi selamat. Terima kasih atas bantuan penyaluran Mana saat persalinan, Nanase-san." ucap Bidan dan mereka langsung bernafas lega saat mendengar penuturan bidan.
"Kochirakoso arigatou gozaimasu. Apakah saya boleh melihat istri dan anak saya?" kata Riku dengan wajah bahagia.
"Tentu saja boleh, Nanase-san. Anak anda laki-laki dan lahir dengan sehat. Kapasitas Mana yang bayi itu miliki sangat besar dan ada beberapa jenis Mana aneh yang kami deteksi, namun tidak membahayakan bayi. Kalau begitu pasien dan bayi akan di pindahkan ke ruang rawat dan selamat atas kelahiran anak anda, Nanase-san." bidan itu pun pergi ke ruangannya. Riku menyelesaikan administrasi Shinta sedangkan yang lainnya pergi ke ruang rawat Shinta.
Begitu selesai mengurus administrasi, Riku pergi ke ruang rawat Shinta dan begitu ia masuk, Riku langsung memeluk istri dan anaknya dengan tangis haru, berulang kali ia mengucapkan terima kasih kepada Shinta.
"Lihatlah Ri-chan, dia tampan seperti dirimu." kata Shinta saat Riku sudah melepaskan pelukannya. Riku melihat bayi yang ada di gendongan Shinta dan mengelus pipi chubby itu.
"Dia juga manis, seperti kau." kata Riku tersenyum kepada Shinta. Nanase yang lainnya senang karena di keluarga mereka bertambah satu anggota lagi.
"Tapi matanya berbeda, yang kanan crimson dan yang kiri emerald." kata Tenn saat menyadari jika warna mata keponakannya berbeda.
"Tidak apa, itu artinya dia mewarisi kedua orang tuanya, bukan?" kata Takeshi mengelus kepala cucunya dan responnya adalah tawa kecil khas bayi.
"Akhirnya cucu pertamaku lahir. Kalian akan menamainya siapa?" ucap Rika yang gemas saat melihat cucunya yang terus tertawa sejak kedatangan ayahnya.
"Bagaimana dengan Izumi, Nanase Izumi." jawab Riku yang jarinya di genggam anaknya yang ia namai Izumi.
"Izumi ka? Kirei no namae da. Yokoso Izumi-kun." dukung Shinta dan Izumi tetap tertawa, seolah ia tidak bisa untuk berhenti.
"Nama yang bagus, Tou-san kira kau tidak bisa memilih nama yang bagus dan kau tahu, namanya sama dengan ayah dari kakek kalian." respon Takeshi.
"Sokka? Aku baru tahu jika kakek bernama Izumi." kata Rika menatap suaminya.
"Itu karena beliau meninggal saat aku masih 5 tahun, lalu nenek meninggal saat aku 8 tahun." jelas Takeshi.
"Sokka ne. Ah lihat dirimu Izumi-chan, kau seperti ayahmu saat masih kecil." Rika mencoba menggendong Izumi dan dia tetap tertawa, Rika semakin gemas dengan cucunya karena mirip dengan Tenn dan Riku saat masih bayi walau rambut dan matanya berbeda.
"Namanya juga anaknya, tentu saja mirip. Tokorode, kau kemana saja selama satu bulan ini?" Takeshi mulai menginterogasi Riku yang menghilang selama 1 bulan lamanya dan baru kembali saat Shinta akan melahirkan.
"Berlatih." jawab Riku singkat, padat, jelas, tanpa ada penjelasan lain.
"Kau berlatih dimana sampai hawa keberadaan mu hilang? Bahkan kami sampai meminta tolong kepada Jaka-san untuk mencarimu." kata Tenn.
"Dunia Pelangi Suci. Ada sedikit masalah di sana jadi aku harus selesaikan dahulu." jawab Riku tanpa menjelaskan detail apa yang terjadi sebenarnya.
Izumi membuka matanya dan melihat ke arah Riku yang ada di dekatnya. Tangannya terulur seperti ingin menggapai sesuatu atau meminta sesuatu kepada Riku.
"Gendonglah dia Ri-chan. Aku ingin istirahat sebentar." ucap Shinta yang sudah menguap.
"Istirahat lah Shi-chan, aku akan jaga anak kita. Terima kasih telah berjuang ya." Riku mengambil alih Izumi dan Shinta memejamkan matanya, tidur.
"Kami akan mengurus keperluan kalian di sini dahulu ya. Juga beberapa dokumen yang di perlukan." kata Takeshi.
"Wakatta." Takeshi dan Rika pergi dari kamar rawat Shinta dan hanya menyisakan Tenn juga Riku. Keduanya duduk di sofa sembari bermain dengan Izumi yang ada di gendongan Riku.
"Ne Riku, setelah ini kita bicara berdua, bisa bukan?" pinta Tenn.
"Kenapa harus nanti? Sekarang saja, lagipula hanya ada kita di sini." balas Riku yang asik bermain dengan Izumi yang masih terjaga.
"Ini menyangkut sesuatu yang mungkin kau sendiri sebenarnya sudah tahu. Kumohon nanti saja ya." Riku menatap mata Tenn dan dia menghela nafas kemudian menatap kembali Izumi yang ternyata tertidur.
'Hayai. Gen tidur milik Shi-chan menurun padanya.' pikir Riku sweatdrop dan dia meletakkan Izumi di box bayi.
"Akan kubuat penghalang. Kita bicara saja di sini karena aku takut tidak ada waktu berbicara lagi. Sihir Penghalang." Riku dan Tenn mengobrol di pojok ruang rawat yang sudah terisolasi oleh penghalang yang Riku buat.
"Apa yang ingin kau tanyakan Tenn-nii?" Riku
"Kenapa kau tidak memberitahuku soal itu?" Tenn
"Soal apa?" Riku
"Ritual yang selalu dilakukan setiap generasi untuk mencegah iblis itu keluar dari penjara dunia bawah. Itu akan mengorbankan seseorang, bukan? Kenapa kau tidak memberitahuku hal ini?!" Tenn
"Karena memang bukan tanggung jawab mu, Tenn-nii. Ini tanggungjawab ku sebagai pewaris sah kepala keluarga Nanase." Riku
"Kenapa bukan aku saja? Aku pewaris sah tahta raja iblis dunia bawah, kenapa bukan aku saja?" Tenn
"Tenn-nii, kau hanya perwaris tahta saja, bukan pewaris kepala keluarga. Otou-sama dahulu hanya pewaris tahta, namun karena kakaknya tewas saat ritual dan dia pun menggantikannya sebagai kepala keluarga." Riku
"Itu artinya....aku harus menduduki dua posisi sekaligus? Kepala keluarga dan raja?" Tenn
"Tidak, tetaplah menjadi raja. Karena posisi kepala keluarga masih aku yang akan memegangnya." Riku
"Tapi kau akan..." Tenn
"Aku lebih kuat dari Paman juga leluhur kita yang lainnya, dan juga aku masih mempunyai Tenn-nii sebagai pendukungku nanti. Karena kau sudah mengetahuinya, kau harus mengikutinya dan menjadi pendukung." Riku
"Apa tugas pendukung?" Tenn
"Hanya menyalurkan Mana ketika aku akan kehabisan Mana. Itu saja." Riku
"Jangan kau sembunyikan hal lain, Riku." Tenn
"Matte, darimana kau tahu tentang ritual itu?" Riku
"Taka-san yang memberitahuku. Saat itu aku tidak sengaja bertemu dia sedang mengobrol dengan seorang kakek di taman. Karena aku hampir mendengar semua yang mereka bicarakan, dia memberitahuku." Tenn
"Reaksi Otou-sama bagaimana?" Riku
"Terkejut, tapi dia bilang untuk membicarakannya padamu karena ini tergantung kepadamu." Tenn
"Huft....oke, kau boleh ikut tapi hanya untuk menyalurkan Mana. Hanya itu, selebihnya aku bisa mengatasinya sendiri. Kau tidak boleh ikut campur selain penyaluran Mana. Dou?" Tenn berpikir keras dan setelah beberapa saat, dia mengangguk setuju.
Riku tersenyum lembut melihat balasan Tenn, "Kita akan melakukannya 1 bulan dari sekarang. Paling tidak, aku bisa melihat anakku sebelum ritual itu berjalan." jawab Riku menghilangkan penghalang yang ada dan mendekat ke ranjang bayi karena Izumi terbangun.
Shinta juga ikut terbangun karena tangisan Izumi, ia meminta untuk membawakan Izumi kepadanya agar bisa menyusuinya. Tenn melihat bagaimana harmonisnya keluarga kecil adiknya, langsung membuatnya tersenyum tipis.
'Dia pantas bahagia. Aku mendengar bagaimana kau bisa bertahan sampai sekarang, Riku. Mulai dari kejadian di Holymizu Gakuen, kematian Deryn, keadaan Okaa-sama, dan masih banyak lagi hal yang menurutku tidak semua orang bisa mengatasinya.' pikir Tenn saat melihat senyuman Riku.
'Kau anak yang kuat, jujur aku iri karena kau bisa sekuat ini.' Tenn berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah keluarga kecil Riku. Saat melihat Izumi, Tenn sedikit terkejut karena dia tertawa sembari menyebutkan namanya.
"Ara? Dia sudah bisa mengenali pamannya juga ya? Anak pintar." kata Shinta mengelus pipi chubby Izumi. Izumi hanya tertawa saat pipinya di mainkan oleh ibunya dan tawa keluarga kecil itu terdengar kembali.
Shinta baru pulang 1 minggu kemudian dan Riku kembali bekerja lagi 1 minggu setelah Shinta pulang. Tentu saja saat Shinta dan Izumi pulang, ada pesta yang menyambutnya. Terutama dari teman-temannya dan bahkan kakaknya juga datang walau di sedang dalam misi penting demi melihat adik dan keponakannya.
Riku mendapatkan banyak ucapan selamat saat di sekolah, baik dari para murid juga para guru. Bahkan ia sampai di berikan peralatan bayi untuk Izumi. 'Apakah Okaa-sama dan Otou-sama dulu seperti ini juga ya?' batin Riku saat melihat semua hadiah untuk Izumi.
Ia memasukkannya ke sihir penyimpanan yang ada di gelang sihirnya dan kembali berjalan menuju ke kelas 5-1. Awalnya kelas berjalan lancar hingga alarm keamanan berbunyi.
'Ada apa lagi ini?' pikir Riku saat mendengar alarm keamanan berbunyi dan secara bersamaan, ia merasakan hawa busuk mendekat ke arah kelasnya.
"Iori, bawa teman-temanmu ke aula dan berkumpul dengan kelas lainnya. Sensei akan uruskan hal ini dan lindungi teman-temanmu." kata Riku memunculkan pedang iblis dan berlari keluar kelas.
"Minna ikou." anak kelas 5-1 langsung mengikuti Iori menuju aula, termasuk Tenn. Sebenarnya dia enggan, namun merasakan hawa busuk yang tiba-tiba ada di kawasan sekolah membuatnya ciut nyali dan memilih mengikuti teman-temannya.
Riku sendiri dia tiba-tiba terhenti saat berada di tangga antara lantai 3 dan lantai 2. Matanya tidak bisa berbohong, ditambah dengan hawa busuk yang sedaritadi semakin mendekat ketika Riku keluar kelas. Kini sosok itu berdiri tepat di depan Riku, 5 meter di depannya dan sedang menatap ke arahnya.
"Kurasa memang salah jika aku memundurkan waktunya. Kau datang juga ya? Satan." sosok yang dihadapan Riku saat ini memiliki perawakan seperti manusia, namun ia memiliki tanduk di kepalanya dan sayap hitam pekat di belakangnya, mata merah darah yang menyala dan aura kemarahan yang besar, salah satu dari 7 deadly sins, Satan, dosa kemarahan/Warth.
"Jika bukan karena Lucifer yang menyuruh membebaskan Asmodeus, kami tidak akan sudi naik ke permukaan." kata Satan dan merasa janggal dengan perkataan Satan, Riku mulai mencari hawa lain.
"Kami? Siapa saja yang datang kemari?" tanya Riku yang masih berusaha mencari hawa keberadaan.
"Hanya aku, Beelzebub, dan Leviathan. Sebenarnya dengan Belphegor, hanya saja dia terlalu malas." mendengar jawaban Satan, membuat Riku terpaku sejenak sebelum dia merasakan dua hawa busuk lainnya mendekat ke arah mereka.
"Oi Satan, kau menemukan di mana pintu ke dunia iblis rendahan?" tanya salah satu dari mereka yang memiliki mata berwarna merah muda, Leviathan, dosa iri hati/Envy.
"Oya? Ada manusia di sini, tapi hawanya sepertinya kenal. Apa kau keturunan Lucifer?" ucap iblis lainnya yang memiliki warna mata biru tua, Beelzebub, dosa kerakusan/Gluttony.
"Oh baru sadar jika hawamu dengan Lucifer sama. Apa kau salah satu dari Nanase?" Riku kali ini benar-benar terkejut, bagaimana bisa 3 penguasa dunia neraka bisa mengenali iblis dunia bawah.
"Tapi dia memiliki hawa keturunan Michael juga. Siapa kau sebenarnya manusia?" Riku benar tidak bisa bergerak sekarang. Bukan karena takut dengan 3 sosok penguasa dunia neraka, namun karena perkataan yang mereka lontarkan.
'Kukira mereka melupakannya, sial. Bagaimana sekarang? Aku....keturunan kedua saudara yang mungkin tidak boleh bersatu.' Riku berpikir keras sembari mengirimkan sinyal darurat kepada seluruh iblis dunia bawah yang masih bertahan.
"Apakah kami boleh tahu siapa namamu manusia?" Riku meminta untuk mereka mengikutinya hingga ke danau Holymizu dan ketiganya menurut karena rasa penasaran dengan Riku.
"Jadi, siapa namamu manusia? Aku sekarang tidak mengeluarkan kekuatanku karena rasa penasaran ini. Cepat beritahu." kata Satan yang mulai di kuasai kemarahan.
"Riku, Nanase Riku dan kalian tidak salah jika menebak aku keturunan Michael dan Lucifer. Ibuku, Rika dan ayahku, Nanase Takeshi. Mereka generasi ke-20 dari keturunannya masing-masing dan aku keturunan ke-21." jelas Riku mengambil jarak dari ketiga iblis itu.
Ketiganya tertawa saat mendengar penuturan dari Riku. Siapa yang tidak tertawa saat mendengar jika Riku adalah keturunan dua ras terkuat yang tidak boleh bersatu. 'Sudah kuduga mereka tertawa, kecuali Michael-sama.' pikir Riku dan dia merasakan sesuatu di tangannya.
"Aku akan membantumu, nak. Kunci mereka di dunia neraka agar keseimbangan tetap bertahan." Riku mendengar suara yang tidak asing dan dia mengangguk pelan.
"Ha'i, wakarimashita...
.
.
.
.
.
Michael-sama."
𝙽𝚎𝚡𝚝....
All chara: AMY KEMANA SAJA KAU!?!
Ha'i gomennasai minna//menunduk pasrah
Tenn: kau itu kemana saja? Sampai kau telantarkan book?
Tugas seperti biasa dan otw PAS jadi ya begitu lah. Gomennasai.
Gaku: kapan tugasmu berhenti?
Kalo lulus ( ̄∇ ̄). Canda kok, secepatnya kalo otak bekerja sama. Ditunggu saja
Mao: jangan paksain diri, banyak istirahat.
Ha'i anata😍
All(-mao): dasar bucin
Jaa ne minna😉
20/11/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top