18. Rikle Francy
"Oi kapten, kau seperti orang tidak punya hati saat membiarkan ayah dan kakak kapten seperti itu." kata Redina memandang punggung Riku.
"Bukan salahku jadi lebih baik diam bukan. Jadi, apa kita jadi mengunjungi Deryn? Aku sudah membawa jus dan camilan kesukaannya di mobil." Akai Ryuu pun membayar pesanan mereka sebelum pergi dan bersama menuju makam Deryn.
Seperti biasa mereka sesampainya di sana langsung membersihkan makamnya dan berdoa, lalu bercanda tawa bersama seolah Deryn ada bersama mereka.
Menjelang malam, mereka baru pulang dan Riku sampai rumah saat menjelang jam makan malam.
"Tadaima."
"Riku-chan okaeri, bisa tolong bantu Okaa-san sebentar!?" teriak Rika dari dapur.
"Ha'i Okaa-sama!" Riku pun membantu Rika menyiapkan makan malam dan memanggil Tenn dan Takeshi yang di hukum untuk menulis essay 1000 lembar di perpustakaan rumah.
Makan malam itu berjalan seperti biasa dan Riku pamit tidur lebih dulu karena lelah.
Besoknya karena Riku mengajukan cuti selama 1 minggu, dia hanya menghabis waktu di kamarnya untuk membaca atau menyusun materi, di halaman belakang untuk melatih fisiknya, atau tidak membantu Rika jika dia tidak benar-benar memiliki hal lain untuk di kerjakan.
Tak jarang Akai Ryu berkunjung hanya untuk membahas misi atau bermain. Shira sendiri pulang 3 hari setelah mereka berkunjung ke makam Deryn dan memilih menginap di kediaman Nanase dengan dalih menjaga Riku.
Hingga satu minggu berlalu, Riku sekarang sedang bersiap untuk mengajar. Saat bercermin, ridak ada raut ceria di wajahnya kali ini karena dia keluar bukan sebagai Nanase Riku melainkan sebagai Rikle Francy.
Walau kini Tenn tahu wujud asli adik kembarnya, tapi ia tidak akan menyadari jika Riku dan Rikle adalah orang yang sama karena aura yang dikeluarkan sangat berbeda jauh.
"Bulan kemarin, mereka sudah belajar tentang dasarnya sihir tingkat militer tapi belum ada yang memahami sejarahnya. Oke, akan ku ajarkan sejarahnya saja hari ini." gumam Riku saat membereskan tasnya.
Ia memakai dasinya dan mengambil jas nya kemudian turun untuk meminum susu kemudian mengambil roti dan langsung berangkat.
"Riku-chan, kenapa kau buru-buru? Kau dapat jam siang lho." tanya Rika saat melihat Riku hanya meminum segelas susu dan memakan satu roti tawar.
"Fisry-san harus di awasi Okaa-sama dan juga menjadi tugasku untuk selalu mengawasi Tsumugi-hime sama. Riku berangkat ya. Ittekimasu." jawab Riku saat mencari kunci mobil dan dia langsung ke garasi.
"Itterasai, hati-hati di jalan!" terdengar suara mobil Riku mulai menjauh dan Rika pun membereskan rumah sebelum berangkat ke sekolahan.
Riku cukup mengebut saat mengendarai mobilnya dan 2 menit kemudian ia sampai bertepatan dengan bel masuk yang berbunyi.
Saat sampai ia disambut hangat oleh para guru, member Akai Ryuu juga ada di sana dan hormat.
"Grycellia-san, bagaimana perkembangan misinya?" kata Riku saat perjalanan ke kelas.
"Aman kapten, organisasi itu bergerak seperti yang anda perkirakan tetapi sedikit cepat dari waktu yang diperkirakan. Sebaiknya kita bagaimana kapten?" kata Grycellia yang berjalan di sebelah Riku.
"Jalankan sesuai rencana dahulu, jika mulai sedikit melenceng lapor padaku. Kita harus menjaga putri dan ratu aman, siapa yang mengawasi pergerakan musuh dan yang menjaga Hime-sama?" kata Riku serius.
"Redina-kun dan juga Teryce-kun sedang mengawasi musuh sejak fajar tadi. Shira-san menjaga putri dari kejauhan. Jadwal mengajar hari ini adalah Kapten dan Fisry-san." jelas Grycellia.
"Kau sendiri? Kenapa mengikutiku?" tanya Riku lalu mereka berhenti sejenak saat sudah di depan kelas.
"Jenderal Takeshi menyuruh saya untuk melindungi anda Kapten." Riku menghela nafas lelah kemudian masuk dan mengawasi Fisry mengajar.
Saat jam istirahat, Riku pergi ke ruang kepala sekolah untuk bertemu Rika. "Rika-san, kapan saya bisa mulai mengajar?" kata Riku saat memasuki ruang kepala sekolah.
Rika yang sedang mengamati keluar jendela pun menatap Riku kemudian duduk kembali, "Saat jam siang setelah istirahat Rikle-kun. Kuharap anda tidak memberikan pelatihan yang di luar kemampuan mereka." kata Rika tersenyum.
"Okaa-sama, mana mungkin aku sekejam itu. Tetapi jika tidak, bagaimana bisa mereka melawan musuh mereka yang tidak diketahui kekuatannya." Riku kembali ke dirinya yang asli.
"Kenapa Okaa-sama menyuruhku menemui di sekolah, bukannya di rumah bisa?" Rika menatap Riku dengan serius.
"Ini terkait permintaan Tenn-chan terhadap kami, dia sebenarnya ingin memberitahukannya padamu tetapi kau selalu jarang di rumah dan selalu sibuk jadi dia meminta kami untuk menyampaikannya padamu jika ada waktu." kata Rika serius.
"Permintaan?" bingung Riku, 'Semoga saja bukan perkiraan ku.' batinnya.
"Sou, permintaan untuk masuk ke tentara sihir kerajaan." jawab Rika.
"Hah?!" Rika sudah menduga jika Riku akan terkejut karena dia dan Takeshi sendiri juga terkejut saat Tenn menyampaikan permintaannya tersebut.
"Sudah Kaa-san duga kau akan reaksi demikian. Kami berdua sudah mendengar keinginan Tenn-chan yang ingin masuk ke tentara sihir kerajaan dan kami menunggu keputusanmu Riku-chan. Bagaimana? Semua rahasia mu bisa terbongkar begitu saja." kata Rika serius. Riku menghela nafas kemudian tersenyum lembut dan mendudukkan diri di hadapan Rika.
"Terkejut, itu pasti. Lalu keputusanku adalah tetap membiarkan Tenn-nii meraih mimpinya. Aku sudah meraih sebagian mimpiku, kini gilirannya." jawab Riku pelan tetapi masih bisa terdengar.
"Putra ku sudah dewasa ternyata." kata Rika lembut.
"Tentu Okaa-sama, walau mimpiku belum sepenuhnya terwujud." kata Riku.
"Apa itu?" Riku memejamkan matanya sejenak dan menatap keluar jendela.
"Ketenangan dunia, itu juga tujuanku dilahirkan Okaa-sama." Rika mendekati Riku dan memeluknya sejenak namun hangat.
"Kau pasti bisa mewujudkannya. Baiklah, kau lebih baik bersiap. Jam istirahat sudah hampir selesai." Riku mengangguk dan keluar dari ruangan Rika.
"Walau Okaa-san tahu tujuan kelahiranmu, tetapi jika kau harus mengorbankan nyawamu demi menciptakan ketenangan dunia. Sebagai seorang ibu, mana mungkin aku rela Riku-chan." gumam Rika saat pintu tertutup lalu ia kembali ke pekerjaannya.
Setelah dari ruangan kepala sekolah, Riku tidak langsung ke kelas melainkan pergi ke taman dekat kantin. Tempat favoritnya saat di sekolah baik saat masih menjadi murid maupun sekarang.
"Hah...Deryn, jika kau masih berada di samping kami pasti kau akan membantuku menghilangkan kegelisahan ini." gumamnya sembari meminum air yang dia beli dari kantin.
"Onii-san!" Riku terkejut hingga melompat ke belakang bangku karena sosok yang sangat ia kenal tetapi kini sudah pergi muncul tiba-tiba di hadapannya.
"De-deryn?!" gagap Riku saat melihat arwah Deryn yang kini melayang-layang di hadapannya.
Beruntung di taman itu tidak ada yang memperhatikannya karena sibuk dengan kegiatan masing-masing, jika tidak pasti sudah akan ada berita 'Kapten Akai Ryu terlihat berbicara dengan angin di hadapannya. Apakah dia gila atau dapat melihat keberadaan lain?', seperti itu.
"Onii-san kau merindukan ku?" Riku coba menggapainya tetapi tidak bisa dan dia menatap roh Deryn yang sedang melayang terbalik di hadapannya.
"Kenapa kau kembali ke dunia Deryn? Bukannya kau tidak mempunyai penyesalan?" tanyaku lalu duduk kembali di tempatku semula.
"He? Onii-san tidak ingat kalau Deryn pernah janji harus membantu Onii-san dan Onee-san menenangkan dunia, itulah alasan Deryn masih di sini." mendengar hal itu, Riku menatap langit yang sedang cerah dan tertawa kecil karena teringat janji yang Deryn ucapkan tadi.
"Terserah kau, kalau begitu aku akan ke kelas. Kau jangan menjahiliku saat mengajar." Riku pun langsung pergi ke kelas 5-1 dan mengajar, tentu roh Deryn masih setia membuntuti dirinya.
Terkadang dia akan melayang-layang tidak jelas, atau tidak mencoba mengganggu orang lain yang tidak dapat melihatnya dan masih banyak lagi tingkah konyol yang ia lakukan.
Riku yang melihat itu hanya bisa menahan tawa selama berjalan dan tak jarang ada murid perempuan yang teriak kegirangan karena melihat sosok tampan.
Sedangkan yang ditatap memilih tidak peduli dan meneruskan jalannya sembari mengawasi roh Deryn yang memang jahil itu, maklum Deryn meninggal saat usianya 13 tahun atau saat masih kecil.
Riku masuk ke kelas 5-1 dengan diikuti Grycellia di belakangnya. Fisry dan Shira yang ada di dalam pun menunduk hormat saat Riku datang.
"Baiklah, konnichiwa minna-san. Maaf jika sebagai Kapten saya jarang muncul karena berbagai hal yang mendesak selalu saja bermunculan dan kesempatan kali ini, saya akan mengajarkan soal sejarah dari sihir tingkat militer. Mohon untuk dengarkan baik-baik dan catat." kata Riku saat di depan kelas dengan nada tegas dan dia memulai kelas seperti biasa namun kali ini dengan aksen tegasnya.
Dan tak terasa jam pelajaran siang pun usai dan Riku pun mengatakan kata penutup sebelum pergi dari kelas.
"Baiklah, selamat beristirahat lalu hari ini tidak ada praktek dahulu dan sebagai ganti jam praktek, Rika-san akan masuk ke kelas ini untuk mengadakan tes tulis untuk ujian kenaikan tingkat kalian. Saya permisi." Riku pun keluar diikuti oleh Akai Ryu.
"Huh, lelah banget. Rasanya aku ingin berendam deh kalau pulang." keluh Tamaki setelah Akai Ryuu keluar dari kelas.
"Yotsuba-san berhenti mengeluh. Segera bereskan bukumu jika tidak ingin di tegur sensei." kata Iori yang ada disebelah Tamaki.
"Iori jangan terlalu keras dengan Tamaki. Bagaimana pun kalian seumuran. Ne~Ossan, apa kau masih hidup?" goda Mitsuki yang melihat Yamato terkapar di mejanya.
"Rikle-san itu sebenarnya berapa sih umurnya?" tanya Gaku yang ada didepan Iori dan Tamaki.
"Entahlah, tapi dia kelihatan seumuran dengan Riku-sensei." jawab Mitsuki sambil berpose berpikir.
"Oi! Nikaido! Apa kau masih hidup atau sudah di alam lain?" goda Gaku yang kini bersama Tenn juga Ryu.
"Yaotome, kau beruntung Rikle-san tidak melihatmu. Dia jika marah tidak main-main, aku membayangkan anggota Akai Ryuu yang selalu bersamanya." keluh Yamato yang sudah terkapar seperti orang tak bernyawa.
"Eh tapi aku tidak melihat Riku-sensei tadi. Apa dia ijin lagi ya?" kata Ryu ketika teringat jika seharian ini dia tidak melihat sosok Riku.
"Tidak, tadi aku bertanya kepada Momo-sensei dan dia menjawab jika Riku-sensei hanya terlambat datang. Lalu dia pulang lagi setelah bertemu dengan Rika-sensei." jelas Kaoru yang tadi bertanya dengan Momo.
"Minna-san bisa kembali ke tempat duduk masing-masing dan kita akan mulai tes tulisnya. Silahkan per nomor urut maju untuk mengambil soal dan kertas jawaban." kata Rika saat masuk ke kelas 5-1.
Akai Ryuu sendiri, mereka kini sedang ada di taman sekolah membahas misi mereka yang hampir sepenuhnya akan selesai, mungkin.
"Tsumugi-sama dan Yuriko-sama masih aman. Untuk pergerakan musuh sedikit brutal dan beberapa anak buah yang aku kirim sudah dihabisi." jelas Shira yang sedang melihat keadaan dari tab nya yang terhubung ke seluruh penjuru kerajaan.
"Bagaimana Kapten? Musuh mulai brutal dan juga bisa saja keselamatan putri juga ratu terancam." kata Fisry kemudian Teryce dan Redina akhirnya tiba di tempat mereka berkumpul.
"Kita jalankan rencana D7 dan gunakan formasi kombinasi A2 dengan F4 untuk pergerakan musuh, lalu untuk perlindungan gunakan formasi G7. Teryce-kun dan Redina-kun kalian bisa bergerak sekarang, untuk sisanya bergerak saat pulang sekolah. Paham?" kata Riku serius.
Riku sebenarnya tidak pernah memikirkan rencana baru untuk penyerangan jauh-jauh hari. Rencana dan formasi penyerangan juga pertahanan yang ia pakai selama ini adalah rencananya saat misi pertamanya sebagai tentara kerajaan.
Jadi, setiap misi ia memakai rencana dan formasi yang sama. Tapi di mata musuh, bahkan rekannya, Riku selalu cepat dalam memberikan rencana baru padahal itu hanyalah rencana lamanya.
Jika digabungkan total seluruh rencana dan formasi yang ia punya itu sudah ribuan bahkan jutaan atau mungkin tak terhingga dan dia memikirkan itu semua dalam waktu hanya 2 menit.
"Ha'i." jawab Akai Ryuu kompak.
"Laksanakan." Teryce dan Redina langsung pergi lagi untuk menjalankan misi. Sedangkan sisanya masih berada di ReMa untuk misi pengawasan namun ada kejadian tidak terduga.
Di tengah-tengah pengawasan, ada sebuah ledakan di laboratorium kerajaan yang baru dan juga di gerbang masuk.
"Shira, Fisry, kalian cek keadaan ledakan dan Celli, kau ikut aku untuk memeriksa siswa, guru terutama Tsumugi-hime sama. Bubar." Shira dan Fisry pergi ke gerbang depan dan laboratorium sedangkan Grycellia dan Riku ke dalam gedung.
Mereka memeriksa semuanya dan semua syukurlah aman, mereka tinggal memeriksa kelas 5-1. Di tengah jalan, Shira dan Fisry melaporkan kondisi di waktu yang hampir bersamaan.
"Lapor Kapten, gerbang depan sudah di amankan."
"Laboratorium juga sudah aman walau beberapa hasil penelitian di curi tetapi bala bantuan sedang mengejar."
Riku yang mendengar laporan kedua anggotanya langsung bertindak cepat, "Amankan apa yang ada dan panggil bala bantuan lagi jika keadaan memburuk." kata Riku yang masih berlari ke kelas 5-1.
"Minna-san, daijoubu? Rika-sensei daijoubu?" tanya Riku begitu masuk ke dalam kelas.
"Rikle-san, yokatta. Bisa ikut saya sebentar?" kata Rika begitu melihat Riku datang dan mengajaknya keluar.
"Minna daijoubu?" kata Grycellia saat Riku dan Rika keluar.
"Ha'i daijoubu desu Grycellia-san. Ano kalau boleh tahu apa yang terjadi?" kata Tsumugi mewakili.
"Kami sendiri juga belum tahu Hime-sama, tetapi jangan khawatir karena kami ada di sini dan bala bantuan pun sudah berdatangan." jawab Grycellia memelankan suaranya saat memanggil 'Hime-sama'.
"Yokatta." Grycellia menatap keluar di mana Rika dan Riku masih berbincang dan jika dilihat dari raut wajah Riku, itu bukanlah perbincangan yang menyenangkan.
'Semoga bukan makin memburuk.' batin Grycellia kembali melihat anak-anak kelas 5-1 yang mulai lega karena perkataan Grycellia tadi.
𝙽𝚎𝚡𝚝....
18/06/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top