14. Studi Wisata

Hari di mana studi wisata diadakan pun tiba dan kelas 5-1 kini sedang dalam perjalanan ke kawasan militer menggunakan bus. Setelah beberapa menit membelah jalanan, akhirnya mereka sampai di kawasan militer.

Para murid jujur saja kagum dengan keamanannya yang setingkat dengan istana, bahkan salah seorang tentara pun masuk dan memeriksa satu bus beserta orang-orang di dalamnya.

"Mayor selamat datang, kami akan melakukan pemeriksaan." ucap tentara itu tentu dengan nada yang hanya mereka yang bisa mendengarnya.

"Silahkan, lalu jangan gegabah memanggilku seperti itu karena status ku pengajar dan pembimbing di sini." jawab Riku yang sedang di periksa jikalau ada benda berbahaya yang ia bawa, kecuali senjata yang memang ada logo tentara sihir kerajaan.

"Semuanya aman, kalian bisa lewat. Jenderal Besar Leo sudah menunggu." kata tentara itu setelah memeriksa seluruh bus, termasuk supirnya. Bus pun melaju ke lapangan utama di mana Leo sudah menunggu.

"Minna ohayou gozaimasu, selamat datang di kawasan militer kerajaan." sapa Leo saat mereka sampai. Satu persatu murid turun dan Riku turun paling akhir, setelah memastikan muridnya lengkap dia mendekat ke arah Leo.

"Mohon bantuannya Jendral Besar Leo." kata Riku menjabat tangan Leo. Di dalam jabat tangan itu ternyata terselip sedikit kode yang hanya di mengerti oleh pasukan elit dan Riku hanya menanggapinya dengan senyuman.

'Souka? Jadi mereka bekerja sama ya? Bukan perkara yang mudah dan ramalan yang tepat.' batin Riku melepas jabat tangan tersebut.

"Baiklah, perkenalkan aku adalah jendral besar pasukan elit dan pasukan utama tentara sihir kerajaan, Sunohara Leo desu. Oh dan ayah dari salah satu guru kalian, Momo-chan." kata Leo dengan semangat yang membara.

"Saya jendral pasukan elit tentara sihir kerajaan, Subaru Hastyne desu. Kami akan memandu kalian untuk studi wisata kali ini, hingga Akai Ryuu menyelesaikan tugas mereka." kata Subaru yang baru datang.

'Mereka masih belum selesai? Aku rasa mereka masih bertengkar atau tidak ketiduran di ruang kerja. Hah....sudahlah.' Riku pasrah dengan kelakuan anak buahnya dan rekannya itu, lalu ia memilih diam dan memperhatikan murid-murid nya.

"Sebenarnya jarang kami mendapatkan kunjungan dari sekolahan untuk studi wisata. Terakhir kali itu, jika tidak salah 9 tahun yang lalu." kata Leo dengan pose mengingat dan mereka pun berjalan menuju pertama yaitu tempat latihan fisik.

Di sana banyak sekali prajurit yang sudah latihan walau pagi ini suhunya lumayan dingin. Setelah itu mereka pergi ke tempat-tempat selanjutnya dan selama studi wisata berlangsung, Riku bersikap normal seperti baru pertama kali masuk ke kawasan tersebut.

Beberapa tentara akan menyapanya jika ia sedikit jauh dari para murid dan Riku hanya meresponnya dengan anggukan kepala sebelum menyusul rombongan. Mereka berkeliling hingga menjelang makan siang dan tempat terakhir yang mereka datangi adalah satu bangunan kuno yang nampak tidak terawat.

"Terakhir adalah ruangan khusus. Ruangan ini hanya diperuntukkan kepada tentara sihir kerajaan khusus atau bisa dibilang semacam pasukan rahasia." jelas Leo saat mereka sampai di bangunan itu yang ada di area belakang.

"Baiklah, untuk studi lapangan sampai di sini dahulu. Sekarang kalian kembali ke bus untuk makan siang." para murid pun kembali ke tempat di mana bus sekolah mereka berada.

"Riku-kun, untuk pemandu berikutnya adalah tim Akai Ryuu. Kami di panggil oleh Yang Mulai Ratu." kata Subaru saat Riku akan beranjak pergi menyusul murid-muridnya.

"Baiklah, lalu untuk bubuk yang Jendral berikan beberapa hari yang lalu itu bubuk magnetis yang baru. Dengan kata lain, bubuk itu sudah diperkuat dan kandungannya lebih berbahaya dari 5 tahun yang lalu jadi berhati-hatilah." Riku pun pergi menyusul murid-muridnya setelah memberikan kertas yang berisi laporan hasil penelitiannya.

"Hayai. Kita harus melaporkannya kepada Ratu." kata Leo saat menerima kertas hasil penelitian Riku.

"Jangan, penelitian bubuk yang para peneliti lakukan belum keluar karena kejadian penyerangan itu. Kita tidak bisa asal melaporkan hal ini walau hasil ini benar." setelah berpikir, Leo pun setuju dan mereka berdua pun pergi dari tempat itu.

Riku kini sedang berada di bangku taman dekat tempat parkir. Seusai makan siang, mereka memiliki waktu senggang selama 30 menit sebelum studi wisata mereka di lanjutkan.

Riku memutuskan untuk duduk di tempat favoritnya yaitu taman yang langsung berhadapan dengan pegunungan utara kerajaan Holymizu.

"Wow ada yang sedang termenung nih. Termenung tentang jodoh ya?" Riku merasa familiar dengan suara tersebut dan menoleh ke arah suara.

"Nanda yo Onee-san? Kau tidak akan menggangguku lagi kan? Jangan sampai murid-muridku tahu kalau aku salah satu anggota militer, kecuali Tsumugi-hime sama. Lalu aku tidak memikirkan jodoh." tanya Riku saat mengetahui bahwa yang datang adalah Shira.

"Tidak, aku hanya akan memandu kelasmu bersama yang lain. Tetapi karena yang lainnya pelor dan juga mereka masih sedikit bertengkar, aku berangkat duluan." jelas Shira lalu duduk di sebelah Riku.

"Kebiasaan mereka ini." hening melanda sejenak lalu Shira mengangkat suara.

"Kalau Deryn-kun di sini, pasti dia akan mengajak kita bermain. Entah itu petak umpet atau pun kejar-kejaran, ya kan?" kata Shira di tengah-tengah keheningan.

"Bayi besar kita kan memang seperti itu dan bagaimana pun dia paling muda di antara kita, Onee-san. Dia 2 tahun lebih muda daripada aku." jelas Riku tersenyum kecil dengan kesan sendu.

Mereka berdua mengobrol soal masa lalu selama waktu senggang dan saat tim Akai Ryuu sudah melaporkan jika semuanya sudah siap di aula, mereka pun menyudahi obrolan mereka.

"Baiklah, aku akan memanggil murid-muridku. Kalian bersiaplah di aula dan ingat, jangan memanggilku dengan sebutan 'Kapten' selama studi wisata ini. Mengerti?" Riku pun pergi dan Shira menuju lobi tempat kerja mereka.

"Minna, kita akan melanjutkan studinya. Kali ini kita akan masuk ke dalam kantor di mana para anggota tentara sihir kerajaan melaksanakan rapat juga mengerjakan laporan misi mereka sebelum kita ke aula yang ada di belakangnya." jelas Riku saat menghampiri murid-muridnya yang ada di sekitar bus sekolah dan mereka pun pergi ke tempat mereka akan berkumpul sebelum ke aula.

"Sensei, apa tentara sihir kerajaan perlu menulis laporan?" tanya Gaku mengangkat tangannya saat mereka sudah ada di lobi gedung kerja.

"Perlu. Itu akan mempengaruhi hukum dan peraturan di Kerajaan Holymizu." mereka menoleh dan mendapati Grycellia datang.

"Grycellia-san, yang lain ada di mana?" tanya Riku bersikap seolah mereka baru pertama bertemu walau sudah kenal.

"Mereka ada di aula, sedang mempersiapkan materi. Perkenalkan nama saya Grycellia Hamlinty wakil dari tim elit Akai Ryuu dan juga salah satu anggota pasukan utama, pangkat saya sersan mayor." kata Grycellia tegas namun masih ada kesan lembut.

"Anda itu yang waktu di simulasi itu kan?" tanya Iori saat melihat wajah Grycellia.

"Ha'i, Riku-san sendiri meminta kami untuk menjadi tutor kalian. Sekarang mari ikuti saya, Riku-san ada yang ingin bertemu dengan anda." kata Grycellia sopan saat berbicara dengan Riku dan Riku sedikit melirik tajam Grycellia.

"Dare?" tanya Riku serius.

"S dari pasukan rahasia." bisik Grycellia dan Riku memgangguk paham.

"Baiklah, aku titip murid-muridku. Jika ada sesuatu terjadi dengan mereka karena kelalaian kalian..." aura membunuh yang kuat keluar dari Riku dan itu berhasil membuat Grycellia juga murid-muridnya merinding.

"Ha-ha'i Ri-Riku-san, kau tidak perlu khawatir." Riku pun pergi meninggalkan mereka menuju ke arah kantor. Ia menaiki lift khusus dan memencet tombol D3.

Sedangkan para murid kelas 5-1 di bawa ke aula yang tidak jauh dari kantor. Tenn yang tidak sengaja melihat Riku menaiki lift khusus pun bertanya-tanya dalam hatinya.

'Kenapa Riku memakai lift khusus?'

'Kenapa aku merasa Riku itu seperti sudah kenal lama dengan mereka?'

'Sikap Riku saat di kawasan ini seperti dia mengenal persis. Apa yang ia sembunyikan lagi?'

Ya seperti itulah pertanyaan dalam benak Tenn. Grycellia yang memperhatikan Tenn pun membatin.

'Gomennasai ne Tenn-kun, jikalau Kapten tidak menyuruhku tutup mulut. Aku pasti akan memberitahumu nanti, tetapi kapten menyuruhku tutup mulut. Hounto ni gomen.'

Akhirnya kelas 5-1 sampai di aula yang sangat luas. Kalau diukur, mungkin luasnya 20 kali lapangan sepak bola atau lebih.

"Luasnya." gumam Mitsuki dan Yamato saat mereka melihat aula itu.

"Di sini kami melakukan upacara atau kegiatan lain yang mengharuskan mengumpulkan seluruh anggota tentara sihir kerajaan." jelas Grycellia.

"Minna konniciwa ne, ore tachi wa member Akai Ryuu desu. Watashi wa Fisry Glidasy, pangkat Letnan Dua dan perlu kalian tahu aku ini laki-laki, bukan perempuan oke." kata Fisry yang datang bersama tim Akai Ryuu yang lain, Fisry mengatakan demikian karena dia sudah sering di sangka perempuan bahkan dengan anggota timnya sendiri.

"Teryce Hamlinty, pangkat letnan satu. Aku juga laki-laki, jadi jangan sampai salah sangka. Walau aku terlihat seperti perempuan tapi aku laki-laki tulen." kata Teryce memainkan pistol di tangannya.

"Yumena Shira, pangkat Letnan dua." sambung Shira ramah.

"Redina Reyku, pangkat Letnan satu." kata Redina cuek.

"Ano apa tim kalian tidak memiliki kapten?" tanya Tsumugi pura-pura tidak tahu agar tidak terlalu di curigai oleh murid-murid yang lain.

"Tentu ada, hanya saja hari ini dia tidak dapat hadir karena harus menjalankan misi. Ada yang ingin di tanyakan lagi?" jawab Shira tersenyum tipis.

"Misi tentara sihir kerajaan itu individu atau bagaimana? Dulu kakekku seorang tentara sihir juga." tanya Gaku yang penasaran.

"Misi individu ada, misi tim ada, misi pasukan ada, misi seluruh anggota juga ada, tergantung pangkat dan kemampuan masing-masing prajurit." jawab Fisry sembari memainkan tabnya.

"Jika ingin menjadi tentara sihir apa syaratnya?" tanya Tenn.

"Harus lulus pendidikan dahulu lalu mendaftar sebagai prajurit pelatihan. Semakin cepat kau menyelesaikan pelatihannya, pangkat yang akan juga tinggi tapi itu masih tergantung dengan kemampuan individualnya sendiri." semuanya menoleh kepada Riku yang baru saja datang bersama Takeshi yang baru saja dari laboratorium kerajaan yang baru.

"Itu benar, dulu kami satu tim ini hanya 3 hingga 4 tahun bisa menyelesaikan pelatihan." tambah Shira.

"Kecuali ketua kami dan satu anggota kami yang sudah gugur, mereka berdua menyelesaikan pelatihan kurang dari 2 tahun. Shira-san yang satu angkatan saja baru selesai pelatihan 3 tahun lebih 2 bulan." sambung Teryce.

"Sugoi na!"

"Riku-sensei, kenapa bisa tahu hal tadi?" tanya Kaoru penasaran.

"Bukannya kemarin Sensei sudah bilang ya? Takeshi-sensei ini salah satu anggota tentara sihir kerajaan, kalian pasti tidak mendengarkan." jawab Riku menunjuk ke Takeshi yang sedang berkutat dengan ponselnya.

"Hee?!!" kejut semuanya.

"Tidak perlu terkejut, lagipula aku seharusnya sudah pensiun dan ya harus memiliki penerus." jawab Takeshi merangkul Riku dan meliriknya. 'Jangan bongkar onegai.' batin Riku yang hanya diam.

"Tapi masih ingin jadi tentara kan?" timpal Riku melirik balik ke arah Takeshi.

"Kau benar Riku. Baiklah, kami akan mengajarkan ke kalian sihir tingkat militer 2 bulan mulai sekarang." kata Shira.

"Setiap pelajaran pagi, yang akan mengisi mereka. Lalu siangnya kalian akan di uji. Maksudnya di uji adalah memperlihatkan kemampuan kalian, bisa dibilang setelah mempelajari materinya langsung dipraktikkan." jelas Riku yang masih ada di rangkulan Takeshi.

"Kami akan mengajar secara acak dan mungkin, kapten kami, Rikle Frency, akan ikut mengajar juga." tambah Grycellia melirik ke arah Riku yang sedang berusaha melepas rangkulan Takeshi walau bukan semakin lepas namun semakin menjadi pelukan.

"Baiklah, kami akan mengenalkan sedikit materi di sini. Kalian dengarkan dan catat baik-baik." Akai Ryuu satu persatu menjelaskan materi dan tidak terasa waktu berlalu, studi wisata mereka sudah selesai dan para murid pun pulang saat hari sudah hampir menjelang malam. Satu-persatu mereka diantar ke rumah mereka dengan selamat dan yang terakhir turun adalah Riku juga Tenn.

𝙽𝚎𝚡𝚝...

16/05/2022

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top