13. Deryn?
Saat tiba jam makan malam, Riku baru saja pulang dan langsung pergi ke kamarnya, melewatkan makan malam.
"Riku-chan, apa kau tidak makan malam dulu?" tanya Rika saat melihat Riku langsung naik ke lantai atas tanpa mengucapkan sepatah kata apapun.
"Aku akan melewatkannya Okaa-sama, hah....hari ini benar-benar melelahkan." jawab Riku dan dia bergumam di akhir sebelum bunyi pintu tertunda terdengar.
"Carel, siapkan air hangat satu baskom dan juga kain ya. Dia pasti akan langsung tidur tanpa bersih-bersih diri dulu." kata Rika saat ia akan membawa piring kotor ke tempat cuci piring.
"Nee Okaa-sama, apa Riku punya pekerjaan lain ya selain menjadi pengajar? Dia lebih sibuk daripada pengajar lainnya." tanya Tenn yang sedang membersihkan meja makan.
"Ya ada dan itu pekerjaan pertama Riku-chan. Menjadi pengajar adalah permintaan Takeshi agar dia tidak terlalu depresi memikirkan mendiang Deryn-kun." jawab Rika membilas beberapa gelas dan dia menaruhnya di rak.
"Apakah Deryn itu sosok penting bagi Riku? Sampai dia depresi saat mendengar dia meninggal." Rika mematikan keran air dan berbalik menghadap Tenn.
"Sangat penting, bahkan Riku lebih mementingkan sosok Deryn-kun daripada nyawanya sendiri. Ayo ke kamar Riku-chan, dia pasti sudah terlelap sekarang." Rika dan Tenn pun naik ke kamar Riku, dan benar apa kata Rika, Riku sudah terlelap dengan baju yang masih menempel di tubuhnya.
"Riku-chan pasti lelah, Tenn-chan bisa tolong ambilkan baju tidur di lemari Riku-chan?" kata Rika saat akan melepaskan baju Riku yang masih menempel pada tubuhnya.
"Ha'i." Rika, dibantu Tenn, pun membersihkan badan Riku dengan air hangat dan menggantikan pakaiannya.
"Nee Okaa-sama, anak laki-laki rambut coklat ini siapa?" tanya Tenn saat melihat salah satu bingkai foto yang ada di atas nakas dan mengambilnya.
"Dia Deryn-kun, padahal saat itu dia baru 13 tahun tapi dia sudah mengorbankan diri. Foto itu diambil saat acara kelulusan mereka dan itu menjadi foto terakhir mereka bertiga." jelas Rika membenarkan posisi tidur Riku dan menyelimuti nya.
"Yang tengah itu Deryn-kun, di kanannya Riku dan di kiri Deryn-kun adalah Shira. Mereka sudah dekat saat masih sekolah dan juga mereka masing-masing memanggil dengan sebutan kakak atau adik. Deryn-kun adalah yang termuda dan Shira-chan yang paling tua, mereka saling melengkapi satu sama lain. Tampaknya bahagia bukan?" lanjut Rika mengambil foto itu dari tangan Tenn dan menatap sendu foto itu.
'Saat itu juga, Riku-chan kehilangan keceriaannya bersamaan dengan perginya Deryn-kun.' batin Rika sedikit mengeluarkan air matanya begitu melihat senyuman lebar dan tulus di foto itu.
"Riku-chan begitu menyayangi mereka seperti menyayangimu Tenn-chan. Walau ada sosok saudara yang lebih dekat dan perhatian padanya, kau akan tetap nomor satu di hati Riku-chan. Sekarang ayo tidur, besok kau masuk pagi kan? Ayo tidur." Rika meletakkan lagi foto itu dan sebelum keluar dia mencium kening Riku. Saat Tenn akan masuk ke kamarnya, Rika juga menyempatkan untuk mencium kening Tenn.
'Riku, apa yang kau alami selama kita berpisah? Di mana senyum dan tawa lama mu?' batin Tenn sebelum dia jatuh ke alam mimpi.
Keesokan paginya, Riku bangun lebih pagi daripada biasanya dan setelah melakukan kegiatan seperti orang pada umunya di pagi hari, Riku turun ke lantai bawah dan dia melihat Takeshi baru saja pulang.
"Tadaima." Riku yang baru saja turun langsung menghampiri Takeshi yang baru saja pulang, tentu dengan keadaan lelah namun tidak ia tampilkan.
"Otou-sama okaeri, Riku kira kau akan pulang lusa." ucap Riku mengambil tas dan jubah Takeshi lalu menggantungkannya di tempat biasa.
"Jendral Subaru menyuruhku untuk serahkan ke anak-anak dan istirahat. Apa yang lain belum bangun?" jawab Takeshi meminum air putih di meja makan dan menjatuhkan diri ke kursi.
"Belum, tapi sepertinya Okaa-sama baru bangun. Otou-sama mau makan atau mandi dulu?" tawar Riku yang kini ada di dapur.
"Makan saja, kau masih bisa memasak kan?" kata Takeshi tanpa merubah posisinya.
"Jangan remehkan aku Otou-sama, aku pernah memenangkan kompetisi masak satu kerajaan." jawab Riku yang sudah memakai celemek dan memegang pisau dapur.
"Tapi itu 8 tahun lalu." sambung Takeshi memperhatikan gerak-gerik Riku yang masih sibuk di dapur.
"Sama saja." dengan cekatan dan teliti, Riku perlahan membuat sesuatu untuk sarapan dan bekal.
Riku berkutat dengan alat-alat dapur dan beberapa hidangan sarapan pun siap dalam waktu kurang dari 1 jam.
"Aku akan membawanya sebagai bekal, bilang ke Okaa-sama dan Tenn-nii jika aku berangkat duluan. Ittekimasu." kata Riku setelah menyajikan makanan di meja makan dan membersihkan dapur juga peralatannya.
Riku memakai jubah gurunya dan mengambil tas juga kunci mobilnya sebelum berangkat, "Itterasai, kiwotsukete Riku. Jangan memaksakan diri." kata Takeshi mengelus kepala Riku sejenak sebelum Riku pergi.
Tak lama setelah kepergian Riku, Rika turun dengan pakaian guru lengkap dengan tasnya, "Ohayou, eh Takeshi kau sudah pulang? Siapa yang memasak? Apa Carel? Atau Rey?" kata Rika saat turun dan melihat makanan juga 2 kotak bekal di meja makan.
"Bukan, Riku yang memasak. Dia masih bisa memasak ternyata dan dia pamit berangkat duluan." jawab Takeshi memakan sarapannya yang sudah Riku buatkan.
"Ya sudah kau habiskan sarapan lalu mandi, aku akan membangunkan Tenn-chan. Dia ada kelas olahraga pagi." kata Rika yang kembali naik ke atas untuk membangunkan Tenn yang masih terlelap di kasurnya.
Sementara Riku yang sampai di ReMa saat pagi-pagi buta itu sekarang berkutat dengan laptop dan kertas yang ada di ruangannya.
"Astaga sampai kapan ini selesai? Aku ingin cuti tapi masih ada hal yang harus aku lakukan." keluh Riku di tengah-tengah dia melakukan pekerjaannya itu.
Tok....tok...tok...
Seseorang masuk dengan nampan dan juga segelas kopi di tangannya, "Riku-sensei, saya membawakan kopi untuk anda." ucap staf sekolah menaruh gelas kopi itu di salah satu sisi meja Riku.
"Oh sankyu, apa guru lain sudah ada yang berangkat?" kata Riku mengambil gelas kopi tersebut dan menyesapnya sedikit sebelum kembali ke laptopnya.
"Baru Banri-sensei yang berangkat karena dia ada kelas pagi hari ini dengan kelas 5-1." jawab staf itu yang perlahan mundur ke pintu masuk.
"Oh ya ada jam olahraga hari ini, baiklah kau bisa kembali. Aku ingin melanjutkan pekerjaan ku." staf itu pamit dan Riku kembali berkutat dengan laptop dan kertas-kertas itu hingga jam istirahat pagi. Seseorang mengetuk pintu ruangannya dan masuk setelah tiga ketukan.
"Riku-chan, kau sudah berkutat dengan itu semua selama berjam-jam lho. Ayo istirahat." ternyata itu adalah Rika yang mulai khawatir dengan putra bungsu nya.
"Okaa-sama ka? Ha'i, ini Riku juga mau istirahat sebelum mengajar." kata Riku menutup laptopnya dan meregangkan tubuhnya.
Rika masuk dan dia mendekat ke Riku dengan kertas di tangannya. Riku yang masih meregangkan tubuhnya tidak terlalu peduli dengan kertas yang ada di tangan Rika saat itu.
"Ini hasil mereka belajar kemarin, kau ternyata sudah mengajari mereka sampai materi sihir militer ya. Cepat juga kau mengajari mereka." Rika menyerahkan satu kertas dan Riku hanya menganggukan kepalanya.
"Bukan apa-apa, aku hanya ingin ilmu yang aku dapat setidaknya berguna sebelum semuanya terjadi." ucap Riku berdiri dan dia menatap keluar jendela di mana pemandangan murid-murid yang sedang istirahat pagi.
Beberapa kegiatan murid-murid membuat senyuman Riku mengembang dan saat mendengar tawa mereka, Riku tersenyum namun matanya tertutup, mengingat masa di mana dia juga masih sekolah.
'Deryn, melihat mereka tertawa mengingatkan ku dengan kau yang suka menjahili kami saat istirahat.' batin Riku yang mengingat kenangan lama saat masih duduk di bangku sekolah.
"Riku-chan, semuanya akan kembali setelah waktunya tiba dan Kaa-san rasa waktunya hampir tiba ya?" kata Riku mendekat ke arah Riku dan memegang kedua pundak anaknya yang tingginya tidak jauh beda dengan dirinya.
"Maka dari itu, setidaknya aku merasa berguna sebelum kembali." ucap Riku membuka matanya. Terlihat beberapa tetes air mata keluar, namun Riku dengan cepat menghapusnya.
"Kau memang anak yang baik Riku-chan." Riku pun mengambil bekal miliknya dan memakannya bersama Rika di ruangannya hingga jam istirahat pagi selesai.
Riku menjalani kehidupannya seperti biasa, pulang mengajar pasti dia akan bertemu dengan Akai Ryuu sebentar di bar biasa lalu saat pulang setelah makan malam dan istirahat sebentar, dia langsung berkutat dengan alat-alat penelitian atau tidak laptop.
4 hari berlalu dan hari studi wisata tidak terasa datang, Riku menatap dirinya di cermin dengan wjah serius.
"Semuanya akan kembali di waktu yang tepat dan waktu itu akan menghampiriku. Semuanya akan memuncak setelah ini, baik aku selesaikan secepatnya." gumam Riku sebelum dia memakai jubah gurunya dan pergi ke bawah di mana Tenn sudah menunggunya.
'Waktu akan cepat berlalu dan sebelum waktu itu tiba, akan aku gunakan sebaik mungkin. Deryn, tunggu Onii-san ya.' Riku mengambil tasnya yang ada di sofa ruang tamu dan pergi ke depan di mana bus studi wisata sudah menunggu mereka.
𝙽𝚎𝚡𝚝....
Hai hai hai 👋 Amy is back gyus~
Oke Amy akui chap kali ini pendek karena...bukan cuma karena tidak ada ide ya tapi ternyata masih ada tugas mengejar.
Tapi Amy akan tetap usaha up cepet dan in syaa Allah mungkin akhir bulan Mei ini bakal tamat tapi ya kita lihat keadaannya dulu.
Mata ne~
15/05/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top