12. Pekerjaan Asli Riku
Di laboratorium kerajaan sendiri, lebih tepatnya di bunker mereka, Riku dengan beberapa peneliti sepertinya sibuk memeriksa dan meneliti banyak hal. Lalu tak lama pintu bunker terbuka dan menampilkan beberapa orang dengan seragam tentara juga jubah hitam.
"Bagaimana Riku-san? Apakah ada yang hilang atau apa?" tanya salah satu peneliti yang ada bersamanya. Riku yang awalnya masih memeriksa beberapa kotak yang ada di sana pun berdiri sembari membersihkan tangannya dari debu.
"Sementara masih aman, tapi banyak bubuk magnetis yang hilang. Apa kalian sudah menemukan rekan dia?" ucap Riku yang menghadapkan badannya ke seseorang yang pingsan dengan lebam dan luka di tubuhnya terikat dengan penjagaan.
"Jejak mereka di sekitar sini hilang karena puing-puing dan debu sepertinya, Takeshi-san juga belum kembali dari pengejaran." jawab seseorang yang menjaga orang itu yang menjadi tersangka utama.
"Apa kalian sudah menemukan tempat baru untuk laboratorium kerajaan?" tanya Riku memakai kembali jubah hitamnya.
"Ha'i, kami sudah berdiskusi dan rasanya wilayah belakang ReMa yang dahulunya menjadi perpustakaan itu mungkin akan cocok tapi kami belum memberitahu Yang Mulia Ratu dan Rika-san." ucap peneliti yang sedari tadi dekat dengan Riku.
"Untuk ijin ke Okaa-sama biar aku saja yang beritahu lewat pesan, kalian fokus untuk ijin ke Ratu karena mendapatkan persetujuannya lebih rumit daripada ijin ke Okaa-sama." ucap Riku mengetikkan pesan untuk Rika.
Pintu bunker terbuka lagi dan kali ini yang datang adalah Takeshi dengan beberapa orang tentara juga beberapa orang yang sepertinya rekan dari tahanan mereka.
"Kami menemuka rekannya dan juga markas mereka, ini bubuk yang dicuri. Kami hanya dapat 50% dari yang mereka curi karena 50% lainnya sudah di bawa ke markas pusat mereka." kata Takeshi saat dia dan beberapa tentara berada di dekat kerumunan.
"Di mana markas pusatnya?" tanya Riku yang baru saja selesai mengirim pesan ke Rika dan menatap orang-orang yang menjadi rekan tersangka diikat dekat dengan tersangka.
"Mereka ternyata tidak tahu karena mereka pangkat terendah jadi tidak tahu di mana markas utama. Hanya orang-orang pangkat tinggi saja yang tahu sepertinya." jawab Takeshi yang ikut menatap orang yang ia tangkap bersama timnya.
"Bawa ke markas bawah tanah dan interogasi mereka di sana setelah melaporkan ini dengan para Jendral dan Jendral Besar." ucap Riku memakai tudung jubahnya dan mendekat ke pintu.
"Riku, kau mau ke mana?" tanya Takeshi penasaran. Riku menekan tombol dekat pintu dan pintu pun terbuka.
"Ada satu urusan lagi yang harus Riku urus Otou-sama, tenang saja aku sudah bilang ke Okaa-sama jika aku pulang besok. Pastikan pemindahan laboratorium tidak di ketahui orang lain selain kita yang ada di sini dan Ratu juga Okaa-sama. Aku pergi dulu." kata Riku sebelum pergi.
"Hati-hati." Riku hanya tersenyum tipis sebelum dia benar-benar pergi dari bunker tersebut. 'Semoga Kami-sama dan Reika-sama selalu bersamamu, Riku.' batin Takeshi sebelum dia lanjut bekerja.
Riku keluar dari bunker dan dia membenarkan tudung jubahnya sebelum melesat diantara pepohonan lebat di sana. Laboratorium kerajaan itu terletak di tengah hutan dan dekat kaki bukit terdekat di kota Fleryca.
Setelah hampir 2 jam melesat di antara pepohonan lebat itu, dia tiba di satu danau yang cukup besar dan airnya benar-benar jernih hingga cahaya pantulan bulan sabit terlihat jelas juga beberapa penghuni danau itu terlihat, ya dia berada di Danau Holy sumber air kota Fleryca.
Riku menengok kanan kirinya, memastikan sudah aman dia berjongkok untuk memeriksa sesuatu di tanah, "Ada jejak truk pengangkut barang dan beberapa ada jejak sepatu orang. Mereka ternyata melewati jalur ini ya, aku harus selidiki." gumam Riku saat dia melihat jejak asing di tanah.
Belum juga berjalan, walkie talkie miliknya mengeluarkan suara dan dengan cepat Riku melompat ke dahan terdekat untuk mengangkatnya.
"Aku dengar, ada apa? Ganti."
"Ini aku Riku, kau di mana? Ganti."
"Danau Holy, kenapa? Ganti."
"Aku dan Shira akan ke sana, sisanya akan bantu pemindahan dan permohonan ke Yang Mulia Ratu. Ganti."
"Baiklah, aku di sisi selatan dekat pos penjaga air. Out."
"Penjaga air selalu berganti setiap 6 jam sekali dan jarak antara penjaga satu dengan penjaga lain 20 menit, itu cukup untuk mereka tetap menggunakan jalur ini karena beberapa truk tentara sering kemari untuk mengirim penjaga baru. Licik." Riku menaruh kembali walkie talkie di tempatnya dan mengawasi danau dari kejauhan.
Riku duduk di dahan itu menunggu dua orang dari Akai Ryuu sampai, tak jarang dia melihat ke sisi lain danau yang masih dekat dengan posisinya hingga 1 jam menunggu, Grycellia dan Shira datang dengan jubah hitam juga tudung yang menutupi wajah mereka.
"Jadi bagaimana? Kalian menemukan apa di markas mereka?" tanya Riku begitu kedua wanita itu berada di dekatnya.
"Tidak ada, markas mereka seperti hanya untuk tempat transit sementara sebelum di bawa. Hanya telepon model lama dan beberapa kode yang masih di teliti oleh pemecah kode, sisanya hanya barang-barang bertahan hidup lainnya." jawab Grycellia.
"Mereka juga tidak tahu wajah kurir yang biasanya ke markas mereka, mereka hanya menunjukkan kartu khusus yang kurir bawa. Kapten menemukan apa?" sambung Shira.
"Jalur mereka, mereka ternyata melewati kawasan ini saat pergantian penjaga. Jejak ban dan sepatu mereka tersamarkan oleh truk pengantar penjaga milik kita." ucap Riku menunjukkan ke arah tanah yang dia maksud.
"Bukannya 20 menit lagi pergantian penjaga?" tanya Grycellia melihat jam di tangannya.
"Ya, maka itu aku di sini sekarang. Tapi kita pasang pelacak dulu karena kita harus tahu markas asli mereka." jawab Riku menunjukkan satu benda kecil bulat di tangannya.
Mereka pun menunggu saat pergantian penjaga dan benar dugaan Riku jika mereka melewati jalur tersebut saat tidak ada penjaga dan dengan senyap, Riku, Grycellia dan Shira menempelkan pelacak khusus yang mendiang Deryn buat saat masih ada di ReMa.
"Yosh kembali ke markas untuk membuat laporan dan Shira-san, tugas untukmu yaitu mengawasi pelacak itu. Awasi selama mungkin dan karena ada kameranya, jadi rekam semuanya." perintah Riku begitu mereka selesai memasang pelacak.
"Ha'i wakarimashita." mereka kembali ke markas dengan berjalan santai karena tenaga mereka sudah lumayan terbuang jadi supaya bisa menghemat agar bisa mengetik laporan, mereka memilih berjalan santai di temani dengan obrolan santai.
Sesampainya di markas, mereka langsung pergi ke ruangan bertuliskan Akai Ryuu dan pergi ke meja masing-masing untuk menuliskan laporan mereka.
Berjam-jam mereka duduk di sana hingga seseorang masuk ke ruangan mereka, yaitu Subaru dengan kertas di tangannya.
"Riku-kun, Ratu dan Rika-san sudah mendengar permintaan pemindahan laboratorium dan mereka menyuruhmu memutuskannya." kata Subaru melihat ke kertas yang ada di tangannya.
"Kenapa harus aku?" tanya Riku heran.
"Kau lupa? Tanah itu sudah menjadi milikmu, kau harus memiliki mengiyakannya tapi tanah itu akan kembali milik kerajaan atau tidak." jawaban Subaru mendapatkan tatapan datar dari Riku yang berdiri dan mendekat ke mesin pencetakan/printer.
"Pertanyaan konyol, tentu jawaban ku iya. Tapi saranku bangun di bawah tanah dengan keamanan setingkat dengan istana dan kawasan militer." jawab Riku memasukkan flashdisk ke komputer yang ada di dekat printer.
"Baiklah akan aku sampaikan ke pekerja dan petinggi, lalu apa kau sudah selesai menulis laporan?" kata Subaru melihat kembali kertas di tangannya sebelum kembali melihat Riku yang sibuk dengan mesin printer.
"Tinggal cetak, kau mau menunggu?" ucap Riku menekan satu tombol dan mesin printer pun mulai mencetak kertas satu per satu.
"Hitung-hitung istirahat, kalian juga lebih baik istirahat. Ini sudah hampir pagi, Riku-kun tidak ke sekolah?" kata Subaru duduk di sofa yang ada di sana.
"Iie, aku ijin cuti tapi aku ingin memberitahukan apa yang harus di lakukan hari ini pada Okaa-sama. Dia akan mengajar kelas ku selama aku cuti." kata Riku bersender di dekat jendela dengan segelas kopi di tangannya.
"Apa kembaran mu tidak curiga dengan mu? Kau kan sering pulang malam, bahkan sampai berhari-hari tidak pulang." tanya Subaru bersender nyaman di sofa.
"Mungkin curiga, tapi aku selalu pulang dengan keadaan lelah jadi dia mungkin menunda dirinya untuk bertanya." jawab Riku menaruh gelas kopinya dan dia menata laporannya sebelum ia akan serahkan ke Subaru.
Tak lama tiga anggota Akai Ryuu datang, namun dengan keributan yang sudah biasa mereka hadapi, "Fisry, sudah ku bilang jangan langsung menembaknya. Kita harus ambil informasi dari mereka dulu." Teryce.
"Tapi mereka tidak mau mengatakannya dan asal kau tahu jika mereka akan menyerang kita jika kita tidak membunuhnya." Fisry.
"Tapi kita jadi kehilangan informasi." Teryce.
"Kita dapat kode rahasia mereka dan pemecah kode juga sudah mulai bekerja, kau tenang kenapa." Fisry.
Redina mulai jenuh karena sudah lama mendengar kegaduhan dua laki-laki tersebut, "Futari tomo yamenasai." tapi sayang suaranya tidak terdengar hingga Riku yang harus turun tangan sendiri.
"Hoi!" satu kata itu langsung membuat hening satu ruangan. Riku bergaya seperti ibu yang akan memarahi anaknya dengan kertas laporan yang masih ada di tangannya.
"Kalian bukannya bilang permisi atau apa saat masuk, kenapa kalian bertengkar?" kata Riku menyilangkan tangannya di depan dada.
"Mereka saling menyalahkan karena terbunuhnya satu saksi, Kapten." ucap Redina menunjuk kedua laki-laki yang duduk di depannya.
"Ini salah Teryce."
"Tidak Kapten, ini semua salah Fisry. Dia yang menembak saksi tanpa tahu informasi apapun."
"Kamu."
"Kamu."
Keduanya kembali ribut dan anggota lain hanya menghela nafas lelah, terutama Riku, "Hah....ribut lagi, perasaan minggu lalu baru saja selesai ributnya." gumam Riku menepuk dahinya dan Subaru mendekat.
"Kau pasti mengalami hari-hari yang berat ya, Riku-kun." kata Subaru menepuk bahu Riku pelan.
"Ya mau bagaimana lagi Jendral, ini laporannya dan jangan lupa dengan permintaanku tadi. Lalu jangan sampai orang lain kecuali kita, Ratu dan peneliti tahu soal perpindahan ini sebelum laboratorium kerajaan jadi." kata Riku mengangguk pelan dan dia memberikan laporannya.
"Baiklah, kau lebih baik urus mereka sebelum melanjutkan pekerjaanmu Riku. Mereka mungkin akan menghancurkan ruangan ini jika tidak di pisah, mata ne." Subaru keluar dari ruangan itu menyisakan Akai Ryuu yang masih berusaha melerai kedua anggotanya yang masih bertengkar.
"Futari tomo yamero." Riku mengepalkan tangannya dan...
*bug *buagh *prang *plak
Keduanya babak belur karena di hajar oleh Riku, "Sekarang berbaikan." ucap Riku mengusap tangannya yang baru saja ia gunakan untuk memukul keduanya. Sisa anggota hanya menonton dengan santainya, tentu laporan tetap nomor satu.
"Gomennasai." ucap keduanya bersalaman.
"Hah....kalian tulis laporan kalian dan kumpulkan di meja ku sebelum jam makan siang. Aku akan melanjutkan pengawasan ku." Riku sebenarnya lelah tapi tugasnya belum selesai dan dia menyambar jubahnya yang tergantung di senderan kursi.
"Ha'i Kapten." Riku keluar dari ruangan sembari memakai jubahnya dan Riku melesat dari satu atap ke atap lainnya seperti ninja, ditambah jubah hitamnya yang berkibar dia seolah ninja yang sedang melakukan misi pengawasan.
Hingga saat tiba di tembok perbatasan, Riku mengawasi seluruh kota dari atas dan setelah mulai ramai, dia kembali bergerak ke tempat favoritnya saat mengawasi kota, atas menara lonceng ReMa.
"Okaa-sama jika mengajar teringat dulu, padahal dulu sering bertemunya di ruang guru tapi sekarang di ruang kepala sekolah. Deryn, kau lihat apa yang Onii-san lihat kan? Seperti ini jika dunia damai, seandainya kau melihatnya secara langsung denganku di sebelahku." gumamnya saat melihat kelas 5-1 dari tempatnya, senyum terukir jelas di wajahnya.
Riku menutup matanya dan menghela nafas pelan sebelum lanjut mengawasi hingga sore karena dia berganti dengan Redina.
"Jangan sampai lepas pandangan, Redina." pesan Riki sebelum dia bertukar tugas jaga.
"Ha'i Kapten." Riku pun kembali ke markas untuk mengambil tas dan mobilnya. Rasa ingin libur satu minggu penuh tapi dia masih ingat dengan tugasnya sebagai guru dan beberapa kasus yang ia tangani masih belum terselesaikan.
𝙽𝚎𝚡𝚝....
Kukira double up ternyata triple up. Tapi ya alhamdulillah bisa up cepet soalnya udah kebelet mau up cerita baru.
Ceritanya masih fanfict cuma dari animasi lain atau yang cerita pakai oc asli ya....hmm....itu nanti kejutan.ehe..
Mata ne minna-san, lop yu/rip Inggris (T_T)
14/05/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top