02. Teman Lama
Setelah 5 jam berlalu, matahari sudah berganti bulan, Riku akhirnya sadar dari pingsannya dan itu membuat ayah Riku yang datang 3 jam sebelum Riku sadar.
"Riku!" ucap ayah Riku, Nanase Takeshi, saat melihat Riku sadar dan mulai berusaha duduk.
"Otou-sama? Ini...kenapa aku bisa di sini?" ucap Riku sambil berusaha duduk dan memegangi kepalanya yang berdenyut.
"Kau pingsan usai menggunakan mantra tingkat leluhur, lagipula kenapa kau nekat?!!" kata Takeshi sedikit berteriak.
"Gomen, tak ada cara lain. Jika hanya aku serang dengan fisik itu akan mengulurkan waktu untuk mereka memakai lingkaran yang ada aula." jawab Riku lemas karena dia baru saja bangun.
"Baiklah kalau begitu kau bisa ijin mengajar besok, ayah tidak ingin kau kenapa-napa lagi. Mengingat kau baru keluar rumah sakit 3 hari yang lalu." Riku menatap Takeshi dan menggeleng pelan.
"Riku menolak Otou-sama. Riku sudah terlalu banyak ijin dan untuk kejadian ini, kumohon lupakan. Aku juga tak ingin membuat murid-muridku khawatir lagi, terutama Tsumugi-chan." ucap Riku yang masih mencoba menetralkan pandangannya yang kabur.
Takeshi menghela nafas lelah dan pasrah, walau sebenarnya ia tidak ingin Riku kenapa-napa tapi anaknya itu terkadang keras kepala juga.
Riku baru saja keluar rumah sakit 3 hari yang lalu karena kelelahan dan kehabisan Mana, Takeshi awalnya tidak setuju Riku masuk mengajar saat kondisi Riku baru saja akan sembuh tapi sifat Riku yang keras kepala seperti istrinya itu membuatnya terpaksa mengijinkannya.
Mereka pun pulang setelah Riku mulai bisa berjalan walau sedikit lemas dan saat mereka telah tiba di rumah, Riku mulai bisa berjalan normal tanpa bantuan Takeshi.
"Otou-sama, bagaimana keadaan Okaa-sama?" tanya Riku saat ada di dalam rumahnya.
"Kondisinya membaik tapi belum bisa sembuh sepenuhnya." jawab Takeshi sendu. Riku pun menatap sebuah foto keluarga yang terpapang jelas di ruangan tersebut.
"Sudah 5 tahun, apa tidak ada yang bisa menyembuhkan Okaa-sama? Aku rindu suaranya." kata Riku lirih menatap satu-satunya wanita yang ada di foto keluarga itu.
"Sudahlah Riku, sekarang bersihkan dirimu lalu kita makan malam. Oh dan jangan lupa lepas wig mu, setelah ini kita akan pergi." Riku mengangguk lalu ia naik ke lantai dua di mana kamar-kamar berada, termasuk kamarnya.
Riku pun masuk ke kamarnya dan menghadap ke cermin. Ia pun melepas wig yang mirip dengan potongan rambutnya yang lama, saat melepas wig nampak rambut Riku jauh berbeda dengan rambutnya yang dulu.
Setelah Riku lulus dari ReMa, ia memutuskan untuk memotong poni depan juga sampingnya dan memanjangkan rambut bagian belakang. Bahkan ia mengecat rambutnya menjadi warna hitam secara permanen.
Ia mengambil ikat rambut hitam yang ada di meja samping dan mengikat rambutnya yang panjang.
"Huft...beruntung saja mereka tidak melepas wig ku. Kalau tidak udah lain cerita." Riku mengambil handuknya dan pergi mandi.
Setelah mandi dan makan malam, Takeshi mengajak Riku pergi ke suatu tempat untuk bertemu dengan seseorang.
Mereka berjalan di tengah padatnya kota, walau malam hari kota Fleryca tetap sibuk dengan berbagai kegiatan.
Setelah 10 menit berjalan, mereka sampai di sebuah bar. Riku sangat kenal dengan bar tersebut dan bertanya kepada Takeshi alasan mereka kemari.
"Otou-sama, kenapa kau membawaku kemari?" tanya Riku menatap papan nama bar.
"Bertemu kawan lama, juga ini ada kaitannya dengan perintah Yang Mulia Ratu Yuriko." Riku sebenarnya paham tetapi dia masih bertanya-tanya, siapa 'kawan lama' yang Takeshi maksudkan.
"Nanase-san, kau datang akhirnya." ucap orang yang duduk di meja bar. Takeshi mendekat dan ber-tos ria, sedangkan Riku mematung tidak percaya.
"Riku-kun, hisashiburi ne." Riku mendegus pelan dan tersenyum ke arah pria itu.
"Sou sudah 6 tahun, Kujou Takamasa-san." ya, orang itu adalah Kujou Takamasa, orang yang mengadopsi Tenn.
Kenapa Riku dan Takeshi bisa akrab dengannya? Bukankah dia yang mengambil Tenn?
Itu karena, Kujou dan Nanase adalah "partner" abadi. Mungkin sebagian dari readers bingung, tapi tenang saja akan dijelaskan artian partner di sini di chap lain.
"Sou maaf kalau aku menghilang tiba-tiba. Tenn sendiri waktu itu dapat beasiswa 3 tahun di Arfoni Gakuen." kata Takamasa meminum minumannya, Riku dan Takeshi juga ikut duduk di sebelah Takamasa.
"Sudahlah, bagus dong kalau dia dapat beasiswa di sana. Itu artinya dia itu pintar." kata Takeshi lalu ia memesan minuman.
"Sou desu. Lalu apa alasanmu memasukkan Tenn ke ReMa? Bukan karena aku alumni dari sana dan kebetulan mengajar di sana kan?" ucap Riku memainkan pensil entah darimana ia mendapatkannya.
"Ya itu salah satu alasannya, tapi sebenarnya aku dapat misi dari komandan untuk menyelidiki bubuk magnetis yang ada di luar kerajaan." Riku dan Takeshi terkejut saat mendengarkan perkataan Takamasa.
"Uso! Bubuk itu sudah dilarang! Kenapa masih ada?!" kata Riku sedikit mengeluarkan amarahnya dan memukul meja di hadapannya.
"Entahlah. Tapi yang pasti dengan adanya bubuk itu, pembuatan obat boneka akan mudah dilakukan." jawab Takamasa mengangkat bahunya.
"Itu benar. Lalu, misi kita apa Otou-sama? Kau belum memberitahuku." ucap Riku datar.
"Komandan mengatakan kalau kita harus melindungi Tsumu-chan dan juga mencari tahu tentang bubuk magnetis yang sudah di temukan." jawab Takeshi.
"Souka, baiklah kalau begitu. Ne Taka-san, apa kau tahu kabar dari Deryn-kun? Saat kami pergi ke London dia menghilang tanpa jejak." tanya Riku dengan nada penasaran. Takamasa menatap gelas yang ada di hadapannya dengan tatapan sendu.
"Ia ditemukan tewas setelah 2 bulan menghilang, kabarnya ia dibunuh oleh seseorang dari organisasi Bintang Hitam." jawab Takamasa pelan namun masih terdengar.
"Naruhodo, ternyata kabar itu benar. Mendengar kabar itu Riku langsung jatuh sakit dan 1 bulan tidak sadarkan diri." gumam Takeshi dan hening menghampiri mereka sejenak.
"Kalau begitu aku akan pulang dahulu, kasihan Okaa-sama sendirian di rumah." kata Riku lalu beranjak dari tempat duduknya.
"Riku, jaga Okaa-san baik-baik. Otou-san akan pulang pagi besok, kalian hati-hati di rumah." Riku mengangguk lalu keluar dari bar. Takeshi dan Takamasa menatap punggung Riku yang makin menghilang di balik pintu dengan tatapan sendu.
"Aku tidak menyangka kalau Riku-kun tumbuh dengan baik, walau tangannya itu harus melakukan hal yang kotor." Takeshi mengangguk atas pernyataan Takamasa.
"Seandainya tahun lalu aku tidak menyuruhnya mengajar pasti dia akan jadi pengurung diri hingga sekarang." kata Takeshi lalu ia mengobrol lebih banyak dengan Takamasa.
Riku kini sedang dalam perjalanan pulang. Saat berjalan ia berhenti sejenak dan menatap langit malam yang kebetulan sedang cerah.
"Deryn, aku sebenarnya tahu penyebab kau meninggalkan kami. Tapi, entah kenapa aku masih tidak rela kau pergi." gumam Riku menatap langit lalu kembali berjalan.
Saat sampai di rumah, Riku memasuki ke suatu kamar yang sudah berbulan-bulan tidak ia masuki. Riku terdiam sejenak sebelum membuka pintu tersebut pelan sekali dan saat masuk lalu melihat ke kasur, ia terkejut bukan main.
Air mata berkumpul di pelupuk matanya dan senyuman yang sudah lama hilang pun muncul kembali.
"Riku-chan." Riku makin senang dan air matanya pun jatuh tanpa perintah.
"OKAA-SAMA!" Riku pun berlari dan memeluk wanita yang memanggilnya setelah terbaring lemah di tempat tidur selama 5 tahun dan wanita itu adalah ibu Riku, Nanase Rika.
Rika terbaring lemah karena sebuah penyakit sihir yang menghilangkan fungsi otot di bagian tertentu dan bisa mengakibatkan kematian apabila tidak di kendalikan. Nama penyakit ini adalah Muscle Majutsu Virus.
Walau namanya virus, tapi penyakit ini tidak menular dan belum ada yang menemukan obatnya hingga detik ini.
"Riku-chan kau sudah besar ternyata. Bagaimana kabarmu dan Otou-san?" tanya Rika lemah karena ia baru saja terbangun.
"Baik Okaa-sama, aku senang sekali kalau Okaa-sama sembuh. Senang sekali." kata Riku yang menangis bahagia di pelukan Rika.
"Daijoubu, Okaa-san sekarang sehat kok. Lalu kamu apa masih bekerja di tentara sihir kerajaan bersama Otou-san?" tanya Rika.
"Aku hanya mengambil misi besar saja dan aku sekarang mengajar di ReMa." kata Riku lalu ia menghapus air matanya.
"Hounto? Sugoi ne Riku-chan, kau memang lebih pantas jadi pengajar ternyata." kata Rika tersenyum senang.
"Sekarang Okaa-sama mau apa? Riku akan membantu, tapi...besok Okaa-sama di rumah sendiri bersama Rey-kun tak apa kan? Besok aku harus kerja lalu Otou-sama bilang akan pulang pagi tapi aku tidak tahu kapan itu." jelas Riku sedikit sedih karena baru saja melihat Rika bangun, ia harus pergi untuk bekerja.
Dan akhirnya malam itu dilalui dengan Riku bercerita pengalamannya dan berakhir dengan Riku tidur di pangkuan Rika. Rika yang melihat itu tersenyum dan mengikuti Riku menuju alam mimpi.
Keesokkan paginya, Rika terbangun dari tidurnya dan tidak mendapati Riku di kamarnya tetapi ia mendengar suara dari dapur yang ada di bawah kamarnya.
Rika berusaha bangun dan pergi ke lantai bawah setelah mencuci mukanya. Saat di tangga ia melihat Riku berkutat dengan laptopnya sedangkan seseorang yang ia kenal sedang memasak.
"Ohayou." sapa Rika dengan senyuman khasnya, Riku dan orang yang memasak menoleh.
"Okaa-sama sebaiknya jangan keluar dari kamar dulu. Aku tidak ingin Okaa-sama sakit lagi, oke?" kata Riku menuntun Rika turun. Rika menggeleng lalu mendekati seseorang yang sedang memasak.
"Ohayou ne, Takeshi-kun." kata Rika saat ada di hadapan orang yang memasak dan langsung memeluk Rika lalu menangis bahagia di pelukannya dan orang itu adalah Takeshi yang pulang saat jam 4 pagi.
"Mou Otou-sama kalau mau mesraan dengan Okaa-sama, setidaknya kompor dimatiin dulu." protes Riku yang menyadari bahwa kompornya masih menyala dan mematikan kompornya.
"Hehe lalu Riku, kau tahu kalau Okaa-san bangun?" tanya Takeshi melepas pelukannya.
"Waktu sampai di rumah, aku langsung ke kamar Okaa-sama dan melihat Okaa-sama duduk. Sisanya bisa Otou-sama pikirkan sendiri." jawab Riku lalu ia memasukkan laptop dan buku-buku yang ada di atas meja ke tas.
"Aku berangkat dahulu, ittekimasu." Riku pun berangkat bekerja dan Rika juga Takeshi pun bermesraan di rumah.
Riku pun berangkat menuju ReMa dengan berjalan kaki. Saat 200 meter dari gerbang sekolah, ia dan Tenn bertemu.
"Tenn-kun, ohayou." sapa Riku. Tenn yang di panggil dengan suffix-kun pun terkejut tapi ia kembali normal.
"Riku-sensei, ohayou gozaimasu." kata Tenn menunduk hormat.
"Kau berangkat sendiri?" tanya Riku.
"Ha'i, Kujou-san ada pekerjaan jadi ia menyuruh saya untuk berangkat sendiri." jawab Tenn dan mereka pun berangkat bersama. Saat sampai di gerbang, tiba-tiba Riku dikagetkan dengan kemunculan Tsumugi.
"Sensei! Ohayou gozaimasu!" sapa Tsumugi yang tiba-tiba muncul.
"Tsu-Tsumugi-chan. Kumohon kurangi kebiasaanmu yang muncul tiba-tiba." kata Riku mengelus dadanya dan Tsumugi hanya tertawa kecil.
"Baiklah sekarang kalian ke kelas, sensei akan ke ruang guru sebentar." lalu Riku berjalan menuju ruang guru yang arahnya berlawanan dengan kelas 5-1.
"Ne Takanashi-san." panggil Tenn.
"Panggil saja Tsumugi, doushite Kujo-san?" jawab Tsumugi.
"Riku-sensei itu baru bekerja di sini kan?" tanya Tenn saat mereka berjalan ke kelas.
"Hm ya baru 1 tahun di sini, selain itu dia juga lulusan dari ReMa. Ia masuk saat usianya 8 tahun dan lulus saat 10 tahun." jelas Tsumugi menatap langit yang sedang cerah.
"ReMa?" beo Tenn.
"Singkatan dari Reshine Majutsu Gakuen, lalu sensei itu selain lulusan termuda dan juga guru termuda ReMa, dia juga penyihir yang hebat. Rumornya ia bergabung dengan tentara sihir kerajaan, tapi itu hanyalah kabar burung ternyata."
"Setelah lulus, sensei pergi entah kemana selama 5 tahun. Saat kembali ke kota Fleryca kabarnya ibunda sensei itu terkena penyakit sihir dan belum ada kabar hingga sekarang." jelas Tsumugi dan membuat Tenn terkejut akan hal itu.
"Lalu tingkatan penyihir sensei?" tanya Tenn.
"Tidak ada yang tahu. Tapi banyak rumor mengatakan kalau sensei adalah penyihir tingkat profesor saat lulus dari Reshine Majutsu Gakuen dan sekarang mungkin sudah tingkat leluhur. Entah itu benar atau tidak karena di data kerajaan saja tidak tertulis tingkat penyihirnya." jawab Tsumugi lalu mereka masuk ke dalam kelas.
𝙽𝚎𝚡𝚝...
###
Hei hei hei minna! Amy akhirnya up ya, di cerita lain ehe.
Gomen na Amy udah mulai jarang up ga kayak dulu soalnya Amy juga udah SMA jadi ya gitu.
Tugas numpuk, belum lagi kegiatan yang ada di luar, hah...capek sih tapi ga papa.#curhat
Tapi Amy bakal tetep usahain buat update teratur dan kabar baik buat yang nunggu TRS(The Real Star), book itu akan tamat dalam waktu dekat.🥳🥳🥳
Udah dulu ya, double up buat nemenin puasa kalian. Bye semua, semangat yang puasa ya, sehat terus kalian.
08/04/2022
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top