Tertampar Realita
PROMPT: Seorang teman membayarmu sebagai pacar sewaannya.
BoBoiBoy / BoBoiBoy Galaxy milik Animonsta Studio (Monsta)
Didedikasikan untuk Seven Surprises contest yang diselenggarakan WattpadFanficID.
°•°•°•°•°•°
Saat bel pulang berbunyi, para murid berhamburan keluar dengan segala macam ekspresi, dan kelas sudah tak menyisakan orang lagi, terkecuali (Name) masih membereskan alat tulis dan Taufan yang tampak menunggu gadis itu selesai.
Taufan mendekat ke meja (Name) dan tanpa permisi dia berbisik kepada sang gadis.
"(Name), ayo kita pacaran," bisik Taufan dengan sangat mulus seperti tidak punya akhlak. Setelahnya dia tersenyum tanpa dosa.
Suara halus yang mengalun di telinga seketika membuat bulu kuduk (Name) meremang. Dipandangnya kaget pemuda itu. Sebentar, di hadapannya ini Taufan, temannya paling jahil dan orang yang susah diajak serius.
"Maksudmu apa? Aku tidak akan mudah percaya dengan omong kosongmu," balas (Name) dengan ketus, "katakan, apa tujuanmu?"
Taufan pun menjauh sedikit. Ditepuknya tangan satu kali lalu membuat pose ala-ala menembak dengan ibu jari dan telunjuknya. "Nah, ini nih yang diharapkan dari (Name)!" seru Taufan. Intuisi (Name) memang patut diacungi jempol.
Awas saja kalau tidak penting. Gebuk pakai tas berat (Name) agar kapok.
"Bantu aku gagalkan kencannya Halilintar dan Ying lalu jadi pacar sewaanku."
Anak ini kenapa, sih? Datang-datang kok malah cari ribut. Sudah begitu mengajak untuk menggagalkan kencan orang lain.
Napas dihela pelan. "Jadi ... kamu tidak rela kalau mantanmu itu sudah bisa move on darimu, ditambah Halilintar juga kakakmu, begitu?" tebak (Name). Taufan mengangguk mantap.
"Iyalah! Enak saja Ying cepat banget move on-nya ... sudah begitu jadiannya sama abangku lagi."
Memang baru-baru ini tersebar kabar kalau Taufan putus dari Ying, si gadis akselerasi dengan paras oriental cantik serta otak cemerlang.
Sudah terlihat jelas niat Taufan menjadikan (Name) pacar sewaannya pasti hanya untuk ajang balas dendam.
Dasar kekanak-kanakan sekali.
"Tidak mau, ah. Nanti kalau kena amuk Halilintar bagaimana?" tolak (Name).
Saat hendak keluar kelas, Taufan dengan cekatan langsung merentangkan kedua tangan di depan (Name), menghalangi sang gadis.
"Aku tidak biarkan kamu pulang sebelum setuju jadi pacar sewaku!" seru Taufan, "akhir pekan kudengar mereka mau kencan. Jadi, ayo gagalkan rencana mereka dengan ikut juga, kita bakal double dating."
Keras kepala sekali. Padahal waktu akhir pekan (Name) akan dihabiskannya untuk menuntaskan list anime movie yang tinggal beberapa lagi.
"Apa bayaranku kalau jadi pacar bohonganmu itu?"
Seolah ada harapan tawarannya akan diterima, penuh semangat Taufan menjawab, "Selama kencan kamu tidak usah mengeluarkan uang sepeser pun, aku traktir sampai akhir."
"Itu saja?"
"A-aku ... aku jadi pelayanmu selama seminggu," tambah Taufan.
"Maaf, aku tidak tertarik."
Remaja putra itu tersentak. Tubuhnya menegang.
"Huwaaa! Kumohon bantu aku, (Name)! Di rumah aku jadi bahan ledekan Ayah dan Gempa terus ... dan itu sangat menyebalkan. Setelah semua ini selesai ada satu hal lagi yang nantinya bikin kamu terkejut. Please... mau, ya?"
Rasanya percuma menolak ajakan konyol Taufan tersebut. Pasti dia akan terus merengek pada (Name) sampai mau membantunya.
Agak kasihan juga, sih, sebenarnya. Siapa sangka malah ditikung kakak sendiri.
"Oke, asal tidak berlebihan aku setuju," putus (Name) pada akhirnya dengan pasrah. Taufan pun tertawa kegirangan karena berhasil membujuk sang teman untuk jadi pacar sewaannya.
•°•°•°•°•°•
Seperti yang dikatakan Taufan sebelumnya, (Name) betulan diseret untuk gabung kencan bersama Ying dan Halilintar.
Mereka berempat berkumpul di depan mall. Namun tampang Halilintar menunjukkan raut ketidaksetujuan, memandang sinis Taufan.
"Kenapa kau ada di sini? Semalam 'kan sudah kubilang jangan ikuti aku!" sarkas Halilintar seraya menatap tajam adiknya itu.
"Memangnya kenapa? Kau risih, iya? Suka-suka akulah mau ajak jalan pacarku kemana," balas Taufan tidak kalah sengit.
Sementara kedua adik kakak itu bertengkar, dalam hati (Name) meminta maaf pada Ying karena harus terlibat perkara kekanak-kanakan ini. Kalau bukan karena Taufan temannya, dia tidak akan ikut campur rencana konyol ini.
"Kamu imut banget hari ini," puji (Name) pada Ying. Mengabaikan pertengkaran tak bermutu kedua saudara yang tidak akur di dekatnya.
Memang (Name) kurang hafal bagaimana penampilan Ying di luar sekolah. Tinggi badan yang tidak telalu menjulang dipadukan dengan dress bergaya lolita menambah kesan imut pada Ying. Berbanding terbalik dengan (Name), dia lebih senang memakai celana.
"Kak (Name) juga manis, kok!" ucap Ying seraya tersenyum simpul.
"E-eh, jangan panggil aku 'kakak'. 'Kan kita seangkatan," sahut (Name). Pantas saja Ying disukai banyak orang, sikapnya sopan dan ceria.
Puas beradu argumen, Halilintar memasang wajah masam dengan tangan bersedekap. Tidak begitu senang dengan wacana double dating ini. (Name) tertawa canggung, bagaimana pun dia ikut terlibat di dalamnya.
Misi mengacaukan kencan Halilintar x Ying pun dimulai!
Saat di bioskop Taufan duduk di samping Halilintar, bermaksud menjauhkan kakaknya dari Ying. Karena (Name) sudah berjanji akan membantu, dia pun duduk di antara Taufan dengan Ying.
Posisi duduknya adalah dari samping kiri, Halilintar, Taufan, (Name), dan Ying paling kanan.
Sekonyong-konyong tangan kiri (Name) yang menganggur digenggam oleh Taufan. Semburat merah menghiasi pipi (Name), tidak terbiasa dengan afeksi kecil.
'T-T-Taufan?!'
Namun, rasa berdebar itu langsung ditepis cepat. (Name) sadar kalau ini sekadar bagian dari akting sebagai seorang pacar.
'Tahu rasa kau, Hali!' batin Taufan penuh kesumat. Dia memanas-manasi Halilintar dengan semakin mengeratkan genggamannya pada tangan (Name) dan memperlihatkan senyuman meremehkan saat dipandang tajam Halilintar.
Decihan pelan keluar dari mulut Halilintar, merasa dipermainkan oleh Taufan.
Keisengan Taufan pun berlanjut ketika mereka makan siang. Dia menyuapi (Name) tanpa disuruh sang gadis.
"Makannya pelan-pelan, Babe. Sampai comot gini," tutur Taufan dengan segala macam modusnya. Membersihkan saus di tepian bibir (Name) dengan tisu.
'Kan kamu yang suapin!'
Ying melihat pemandangan Taufan yang notabenenya mantan dia, 'tak lantas cemburu saat pemuda itu memamerkan kemesraan bersama (Name). Dia justru iri karena Halilintar belum sampai ke tahap seperti itu saat memperlakulakan Ying.
Di bagian game center Halilintar menantang Taufan. Tentu saja Taufan meraih kemenangan dengan mudah karena pemuda itu ahlinya di bidang hal beginian. Semua hadiah dikasihkan ke (Name) semua.
Menjelang sore akhirnya memutuskan untuk pulang saja. Taufan pun mengantarkan (Name) ke rumahnya.
Namun Taufan menghentikan langkahnya, sehingga mau tidak mau (Name) menoleh pada pemuda itu dengan tatapan bertanya.
"Aku mau jujur ke kamu, (Name)," ucap Taufan serius. "aku menyukaimu, (Name). Asal kamu tahu, malahan aku berpacaran sama Ying itu cuma ingin buat kamu cemburu. Eh, kamunya saja tidak peka."
Inikah yang dimaksud Taufan dengan kejutan di akhir itu?
"Kumohon jadilah pacarku. Kali ini sungguhan, bukan bohongan."
•°•°•°•°•°•
________________________
K O L O M N U T R I S I
________________________
1. Bagaimana, ya, kira-kira nasib Taufan di tangan Halilintar begitu sampai rumahnya? Dimaafkan? Atau justru dapat hukuman?
2. Kamu pernah mendapatkan kejutan dari gebetanmu dalam bentuk apa?
3. Apa pendapatmu terhadap FanFiction "Tertampar Realita" ?
***
Mari terapkan budaya baca cermat, memberi masukan dengan santun juga bijak, serta menghargai keberagaman dalam berkarya dan perbedaan pendapat. Be wise.
***
Sudahkah kamu vote bab ini dan follow penulisnya?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top