97

Assalamu'alaikum~~

selamat malam semuaa...

aduhh, maaf lama ya. sibuk ngurusin PO dan kerjaan di RL akunya..

langsung aja deh ya. hari ini aku malas curhat!

jangan lupa jejanknya di tinggalkan, OKAY!

Yang menunggu mereka ketemu ama keluarganya, tenang aja. chapter depan  mereka bakalan ketemu! ceritanya emang akak panjang... karena aku mau yg detail. g tiba-tiba aja ketemu, gitu! 

okay, gitu aja!

see u next Chap!

ohh, ya malam ini satu doang ya... 

bsk-bsk lagi, g akan lama deh... g sampai sebulan.

ku usahakan up rutin selama masa menunggu fanbook ny siap kirim.

borahaee..

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜



Ruang Kepala Sekolah Bangtan Academy bukanlah ruangan yang akan di datangi dengan senang hati oleh para siswa Bangtan Academy baik dulu maupun sekarang. 

Tidak ada yang salah dengan ruangan itu, hanya saja saat seseorang dipanggil ke dalam sana untuk alasan selain prestasi, pasti tidak akan berakhir dengan baik. 

Kepala sekolah mereka sangat jarang bisa ditemui secara langsung seperti ini. Tidak galak memang, namun cukup mengerikan jika sedang marah. Namun, ada beberapa siswa yang sangat hobi keluar masuk ruangan tersebut layaknya minum obat, dalam sehari bisa tiga kali keluar masuk ruangan sang kepala sekolah yang mereka juluki sarang rubah itu!

 siapa lagi kalau bukan Taehyung, Jimin dan Jungkook! 

Mereka adalah pelanggan tetap ruang kepala sekolah Bangtan sejak di tingkat dasar!

"Kalian tahu kenapa aku memanggil kalian?" tanya sang kepala sekolah dengan memandang tajam ketujuh mantan siswanya yang saat ini telah berjajar rapi menghadap meja kerja tempatnya berada.

Ketujuh pemuda dan pemudi itu Menegakan tubuh begitu suara Bang Songsaengnim terdengar, "Tidak, Songsaengnim." Jawab dengan kompak sambil menatap lurus sang kepala sekolah. 

Kepala sekolah Bang memang tidak pernah berbicara dengan nada keras ataupun tajam, namun tatapan mata dan auranya saja sudah membuat mereka merasa terintimidasi habis-habisan, persis seperti triplet captain jika mereka sudah mulai berlaku serius pada apa yang dikerjakan.

"Aku yakin kalian sudah menerka-nerka kemungkinan alasannya. Coba katakan pada ku?" kata Bang Songsaengnim lagi.

"Ne?" kata mereka lagi bersamaan.

Ketujuh pemuda dan pemudi itu sangat clueless dengan alasan pemanggilan yang mereka terima pagi ini. Menerka-nerka pun rasanya tidak menemukan titik terang. Karena ada banyak kemungkinan yang berkelebatan di benak mereka semua.

 Dilain sisi mereka merasa khawatir jika alasannya adalah sang kepala sekolah, ternyata mengetahui beberapa hal rahasia yang mereka kerjakan belakangan ini. Jika benar karena hal tersebut, maka mereka akan berada dalam masalah besar!

Kepala sekolah Bang masih menatap anak-anak itu dengan tatapan tajam yang cukup membuat mereka gentar. "Katakan alasan yang kalian pikirkan kenapa aku memanggil kalian bertujuh ke kantorku!" ucap Pria itu dengan tegas. 

Mata tajamnya yang sipit menatap para anak muda itu dengan penuh curiga, apa mungkin ada sesuatu yang mereka sembunyikan diluar yang ingin dibahasnya kali ini, pikir sang kepala sekolah. 

Jika itu benar! Maka pasti ini ada kaitannya dengan ketiga penyusup nakal yang berhasil masuk ke kamarnya malam tadi.

"Kami tidak tahu Songsaengnim."

"Tidak tahu atau menolak untuk memberi tahukan?"

Mata tajam bagai rubahnya beralih pada salah satu gadis yang ada diantara tujuh pemuda dan pemudi tersebut. "Nona Jung. Kau adalah salah satu siswa terbaik dalam bidang analisis peluang dan kemungkinan dalam pengaturan strategi. Aku yakin kau pasti sudah memiliki perkiraan pastinya. Tolong katakan padaku!" Tuntutnya.

 Dengan tangan yang bertaut diatas meja kerja dan tatapan lurus pada ketujuh pemuda-pemudi tersebut, Sang kepala sekolah jelas tidak akan memberikan mereka kesempatan untuk lepas dengan begitu mudahnya.

Hana berdeham singkat untuk menghilangkan kecanggungan yang tercipta akibat tatapan tajam sang kepala sekolah, "Ekhem. Apa itu berkaitan dengan kejadian baru-baru ini, Songsaengnim?" tanyanya dengan sopan untuk memastikan praduga di otaknya saat ini.

"Sepertinya kau sudah bisa menebaknya dengan tepat." Jawab Bang Songsaengnim serius sambil menyandar di kursi kebesarannya.

Pria paruh baya yang menjabat sebagai kepala sekolah Bangtan Academy tersebut, memandang lekat anak-anak yang berjajar rapi di hadapannya saat ini. 

Jika di ingat kembali, terakhir kali dia menyaksikan mereka semua berkumpul seperti ini adalah tiga tahun yang lalu. Yang kurang saat ini hanyalah tiga penyusup yang kemarin malam menyatroni kamarnya untuk menuntut keadilan kata mereka.

"Aku baru saja mendapatkan kabar tentang permainan yang kalian mainkan di malam sebelum upacara pembukaan semalam. Cannaxic, benar?" kata Bang Songsaengnim lagi. 

Cannaxic sebenararnya adalah senyawa yang berasal dari tumbuhan bunga kanna yang mana dapat di gunakan sebagai obat dan juga racun tergantung dengan cara pengolahan dan dosis penggunaannya. Saat digunaan sebagai obat, senyawa yang dihasilkan dari tumbuhan itu di sebut dengan Cannadic, dan sementara senyawa yang digunakan untuk racun inilah yang disebut dengan Cannaxic. Cannaxic yang merupakan singkatan dari Canna Toxic ini memang tidak sampai menimbulkan kematian, namun efeknya menyerang system syaraf otak dan mengganggu kinerja fungsi syaraf tubuh. 

Efek paling ringannya hanya sakit kepala dan penghilatan yang kabur, namun jika dosis yang masuk ketubuh lebih banyak, maka efek yang diterimapun juga semakin meningkat, seperti gangguan halusinasi, gangguan syaraf otot dan hilangnya control diri.

"Aku yakin sekali kalian pasti tahu pasti peraturan penggunaan benda itu. Walaupun cannaxic tidak tergolong racun berbahaya, namun kalian pasti tahu penggunaan dalam dosis yang cukup besar akan menimbulkan efek yang dapat melumpuhkan musuh sesaat. Sebenarnya tidak ada peraturan yang melarang penggunaannya, hanya saja biasanya orang-orang tidak akan menggunakannya dalam permainan truth or dare seperti yang kalian lakukan malam sebelum upacara pembukaan, bukan begitu?"

"Dan berdasarkan informasi terpercaya yang aku dapatkan, Kim Yugyeom membeli sepuluh gram cannaxic di Yagje sebelumnya, apakah itu benar?"

"N-ne Songsaengnim."

Bang Songsaengnim beralih menatap pada Yugyeom yang berdiri paling ujung di sebelah kiri. Kim Yugyeom salah satu dari siswa yang masuk kedalam S-class dengan otak dan kekuatan fisik  yang sangat mengesankan, dia mengakui hal tersebut. 

Mamun pemuda itu terkadang suka mencoba hal-hal eksentrik dan ekstrim yang tak seharusnya dilakukan untuk bersenang-senang.  Untungnya, anak itu masih jauh dari kata ajaib yang tersemat pada ketiga mantan siswa paling bermasalah seantero Bangtan, tetapi juga paling di hormati tersebut.

"Apa kau menggunakan semuanya untuk permainan truth or dare kalian malam itu?" Tanya sang kepala sekolah Bangtan itu kembali. 

Sebenarnya tanpa bertanyapun dia sudah tahu jawabannya, melihat akibat yang ditimbulkan oleh ketiga anak didik tersayangnya tersebut, sudah dipastikan dosisnya tidaklah sedikit. Taehyung, Jimin dan Jungkook beruntung karena efek yang mereka terima tidak sampai menggagu system syaraf otak ketiganya. Kekebalan tubuh mereka terhadap racun yang telah di latih selama belasan tahun membantu meminimalisir efek dari racun tersebut dengan begitu baik.

"N-ne." Yugyeom menelan ludahnya dengan susah payah, harusnya sebelum melakukan permainan itu dia berpikir dengan lebih jauh untuk menggunakan cannaxic jika tahu akan begini jadinya.

Bang Songsaengnim menganggukan kepala, "Baiklah, secara aturan dosis tertinggi penggunaan cannaxic adalah dua puluh gram dalam satu botol minuman. Kalian menggunakan dua puluh gram dan membaginya kedalam dua puluh botol yang kalian pesan di Bar malam itu."

"Seharusnya dengan  sepuluh gram yang dibagi kedalam dua puluh botol dosisnya hanya akan mencapai satu gram saja perbotol dan seharusnya tidak akan menimbulkan masalah. Namun, aku mendapatkan laporan atas beberapa kerusakan akibat kecelakaan tunggal yang terjadi malam tadi." lanjut sang kepala sekolah dengan serius.

 Tangan pria itu menunjuk kebeberapa foto yang tersebar diatas meja kerjanya. Ada lebih dari lima buah foto yang menunjukan beberapa tempat yang terlihat hancur akibat kecelakaan dan cukup parah. "Kalian ingin mendengar kerusakan apa saja itu?" kata Bang Songsaengnim lagi.

"Pembatas jalan yang hancur, gardu listrik yang rusak parah dan halte bus yang hancur akibat terhantam oleh kendaraan, dan masih ada beberapa yang tidak ingin aku sebutkan."

Bang Songsaengnim mengangkat foto-foto itu dan menunjukannya dihadapan para anak muda yang terlihat sekali begitu tegang saat ini. 

"Kim Taehyung, Park Jimin dan Jeon Jungkook adalah orang-orang yang berada dalam mobil yang menyebabkan segala kerusakan yang kusebutkan tadi." Ujarnya dengan santai.

"Kalian paham sekarang alasan aku memanggil kalian?"

Mereka semua menganggukan kepala dan menyahut dengan terpatah-patah, "Ne-ne Songsaengnim." Kata mereka bersamaan. Sungguh ini diluar perkiraan, kerusakan itu bukan kerusakan kecil! Jika seperti ini, jelas sudah mereka akan terkena hukuman juga mengingat semua ini berawal dari permainan yang mereka mainkan malam itu.

"Aku sudah memberikan hukuman kepada mereka bertiga, dan aku yakin kalian pasti tahu apa itu. Karena kalian juga terlibat sebagai penyebab ketiganya menggunakan cannacix aku terpaksa juga harus menghukum kalian bertujuh!" kata Bang Songsaengnim dengan santai.

"Kami siap menerima hukuman, Saem!"

"Bagus."

Sang kepala sekolah Bangtan itu menegakan tubuh dan memutar kursinya ke posisi normal sembari menatap jajaran pemuda dan pemudi dihadapannya dengan pandangan datar. 

"Karena kalian masih berstatus siswa E3 yang sedang menjalani ujian akhir, aku tidak bisa memberikan hukuman fisik." Ujarnya dengan serius, sebelum kembali melanjutkan ucapannya dengan menunjuk poster acara festival yang berada di sudut ruagangannya, tepat dibelakang para anak muda itu berdiri. 

 "Karena itu aku memutuskan kalian akan menjadi tim sukses untuk keterlibatan Kim Taehyung, Park Jimin dan Jeon Jungkook dalam line up perfeormance festival musim dingin dua minggu lagi!"

"Mwo?"

Tentu saja teriakan penuh kekagetan tu berasal dari ketujuh pemuda dan pemudi tersebut!

"Kalian keberatan?" Ujar sang kepala sekolah dengan penuh penekanan dan intimindasi dari tatapannya.

Mereka semua meneguk ludah dengan susah payah, "Ani, Saem!" jawab mereka pada akhirnya, mereka bukan Taehyung, Jimin dan Jungkook yang dapat berargumen tanpa pandang bulu.

"Bagus. Aku ingin kalian bertanggung jawab atas segala persiapan mereka hingga hari H selesai, mengerti?"

"Kami Mengerti, Songsaengnim!"

"Baiklah, kalian boleh keluar sekarang."

"Ne, Songsaengnim."

Begitu keluar dari ruangan sang kepala sekolah, ketujuh anak muda itu berjalan dalam keheningan menyusuri lorong yang akan mengantarkan mereka ke tempat ujian hari pertama berlangsung.

"Wah, ini benar-benar luar biasa, bukan begitu?" kata Seungwon dengan nada penuh ketidak percayaan atas apa yang baru saja mereka alami.

"Pantas saja pagi yang suram menjadi pagi yang indah bagi mereka pagi ini." kata Minjae menimpali dengan tatapan yang masih menerawang jauh.

"Kita akan berakhir menjadi pelayan mereka lagi." kata Hana dengan pasrah sambil menghentikan langkahnya dan memeluk salah satu pilar yang ada di lorong itu.

Jiyeol menganggukkan kepala membenarkan kalimat satu-satunya sahabat wanita yang dia miliki dalam perkumpulan mereka saat ini. "Ku kira kita tidak akan lagi mendapat hukuman ini." ujarnya dengan mata terpejam lelah.

Yugyeom mengajak rambutnya dengan kasar, "Menggunakan kepala sekolah sebagai hakimnya, tentu saja kita tidak akan bisa melakukan tawar-menawar. Licik!" katanya dengan kesal.

"Apanya yang mimpi, Ck. Sial sekali!" kata Hae In sambil berdecih.

"Pembalasan memang selau berakhir menyedihkan!" sambung Eunwoo sambil menundukan kepala.

Mereka saling menatap dan menghela nafas pasrah bersamaan, "Haaah..." sekarang mereka paham akan maksud dari kata-kata yang diucapkan ketiga captain muda mereka pagi tadi. Semua sudah terjawab dengan sangat jelas!

Pembalasan selalu ada untuk setiap perbuatan! Baik itu cepat ataupun lambat, pembalasan itu pasti akan datang!

Seharusnya mereka ingat, bahwa ketiganya akan selalu membayar lunas setiap hutang beserta bunganya, tanpa ragu dengan cara apapun!

Sementara itu di ruang kepala sekolah

Bang Songsaengnim menghembuskan nafas lega saat ketujuh mantan anak didiknya itu beranjak dari sudangannya. Dia pikir, hal ini tidak akan berjalan lancar seperti ini. "Ku kira akan ada perlawanan sengit, ternyata mereka memakan umpan ku begitu saja. ckckck. bodoh sekali..."  katanya sambil menatap lekat kumpulan foto-foto lokasi kecelakaan yang tadi dia tunjukan pada anak-anak itu.

Foto itu tidaklah seratus persen benar adanya, ketiga anak nakalnya memang benar merusak beberapa fasilitas yang dia sebutkan tadi, hanya saja tidak separah yang ada di foto itu. 

Foto-foto itu dia dapatkan dari mereka bertiga saat penyusupan waktu itu. Kesepakatan yang mereka buat benar-benar telah di siapkan sematang mungkin oleh ketigany, bahkan skenario dan barang bukti itu, ketiganya yang mempersiapkan. Dia hanya bertugas sebagai eksekutor rencana mereka. 

"Mereka benar-benar menyerap semua kelicikan yang ku ajarkan dengan baik, bahkan melebihi ekspektasiku!" ujar Bang Songsaengnim tak habis pikir jika anak-anak itu benar-benar licik dan penuh perhitungan!

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top