90

Assalamu'alaikum~~

Selamat malam~~~~
Salam sejahtera untuk semuanya~~

Okehh, gimana puas udah ketemu triplet ny??

Satu chap full mereka semua tuh.

Penasaran kah sama lanjutannnya? Itu belum selesai loh yaa...🤣

Btw, nih yaa buat jd perhatian semua readernim kesayangan aku. 🙄

Tolong untuk semuanya, aku memang minta kalian untuk komen dan tinggalkan jejak,

Kalian bebas komen selama msh dalam konteks cerita, mau curhat, mau protes, mau kenalan, mau minta update banyak, update cepet juga g masalah, klw lagi ada yg sdh ku edit pasti aku kasih. 😄

tapi bukan berarti kalian bisa komen sembarangan ya.🤫

Apalagi pakai kata"/kalimat yg menurut aku g boleh di ucapkan sembarangan begitu.😑

Cerita yg aku tulis nggak sebegitu berharganya klw untuk di sandingkan sama kalimat itu.
Ini cuma cerita, fiksi lagi.😔

Klw ada malaikat lewat, apa nggak bahaya klw di aminkan?

Ya klw tulisan atau ucapannya baik, klw jelek? G bisa di tarik itu kata" sayang ku...🤫

Kak kita kan nulis g mengucapkan? (Semisal ada dr kalian yg mikir kyak gini ya, ku jawab dibawah)😯



Sama aja klw menurut ku!😅

Aku klw nulis, mulutku kadang ikut berucap apa yang aku tulis, kadang dalam hati juga. Nulis chat wa atau apapun juga sama.😌

Aku yakin kalian pasti juga pernah kayak gitu? Sadar g sadar pasti pernah melakukan.🙂

Jd ayo jaga lisan dan tulisannya ya.🤗

Aku g mau ada komen" dengan kalimat", yg seperti tadi sempat aku baca yaa..😌

Maaf bukan bermaksud menggurui, hanya menyampaikan isi hatiku dan apa yang menurut ku emng g patut untuk dilakukan.
Meskipun itu kalian maksudkan untuk gurauan semata.🤫

Jangan!

Klw kalian g terima masuk kuping kanan keluar kuping kiri aja, anggap aja Aku lagi sensian mau pms jd agak sensitif sma semua hal, 😆 aku g masalah kok.

yg cewek pasti ngerti lah pasti, sesensitif apa.🤣


Ya allah, jd curcol lagi kan aku nya.

Ya udh, see u next chap!

Love U readernim ku tersayang
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

____________________________________________________________________________






"White Crisantium.."

Mata sipit sang kepala sekolah membesar mendengar kata itu. Harusnya tidak ada yang mengetahui tentang hal tersebut kecuali orang-orang yang di tunjuk langsung oleh sang Jendral.

"Apa? ba−ba−bagaimana kalian mengetahui tentang White Crisantium?"

Seringai kembali muncul di wajah ketiganya. Namun berbeda dengan seringai-seringai di awal yang terkesan jahil, seringai kali ini tampak lebih dari itu. Aura mereka juga berubah, menjadi lebih berat dan serius dari yang diawal.

"Hem? Bang Saem, kau tidak lupa siapa kami, bukan?" kata Taehyung sembari mendudukkan dirinya di sofa ruangan itu. Aura penuh dominasi miliknya menguar dan begitu terasa.

Jungkook dan Jimin memilih tetap berdiri di posisi mereka. Membiarkan Kim Taehyung bertindak sesuka hatinya.

"Walaupun para Jendral masih membatasi akses kami pada setiap informasi dan keadaan dalam LION, bukan berarti kami tidak akan mengetahui apapun."

Jungkook terkekeh melihat raut wajah sang kepala sekolah yang sulit di jawabar kan itu, antara terkejut, tidak percaya dan bingung.

"Tidak usah se-kaget itu, Saem. Kami bahkan mengetahui lebih banyak dari yang bisa anda pikirkan." Katanya santai.

Seakan tersadar setelah mendengar kalimat itu, pria itu menatap ketiganya dengan sengit, "Kalian membobol system markas lagi?!"

"Saem! Anda kejam sekali menuduh kami seperti itu. Oh, hati ku terluka. Salah apa pemuda sebaik malaikat seperti kami ini." Kata Jimin dengan mendramatisir namun tidak menghilangkan seringai di wajahnya.

Sebaik malaikat? Malaikat?! Yang saja! yang benar adalah iblis berwajah malaikat! Kata sang kepala sekolah dalam hatinya.

"Kami selalu menjadi anak baik saem, dan lagi tuduhan membobol system markas itu tidak pernah terbukti adanya." Kata Taehyung menyambung kalimat Jimin barusan.

"Tapi kalian pernah mengakuinya!"

Jungkook menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju dengan apa yang Bang Songsaengnim ucapkan.

"Seingatku kami tidak pernah mengakui jika kami membobol. Kami hanya mengakui jika kami sedang mempelajari system jaringan markas."

"Sama saja!"

"Tidak tidak, itu berbeda. Membobol artinya masuk secara paksa. Sedangkan kami tidak memaksa saat masuk pada system markas."

"Aish! Berdebat dengan kalian tidak akan ada habisnya."

Terjadi jeda singkat setelahnya, Kepala sekolah Bang memilih diam sesaat membiarkan anak-anak itu yang mengambil alih dan menyebutkan keinginan mereka.

Jika dia terus membalas kalimat-kalimat mereka, perdebatan ini tidak akan berhenti bahkan hingga fajar menyingsing di ufuk timur sana.

"Jadi Bang Saem, apa tawaran kami diterima?" tanya Jungkook yang pertama kali bersuara.

"Apa negosiasi yang kalian inginkan?" balas Bang Songsaengnim dengan serius kali in.

"Wah, anda cepat tanggap ya Saem." Kata Jimin

"Cepat katakan, bocah!"

Ketiganya tersenyum senang, mendapatkan reaksi seperti itu dari sang kepala sekolah. Umpan sudah tertangkap, kail pancingnya sudah terkait erat, sekarang tinggal menariknya kepermukaan agar mendapatkan hasil yang di inginkan, bukan begitu? Kata ketiganya dalam hati.

Taehyung beranjak dari posisinya dan mendekati ranjang sang Kepala sekolah. "Untuk Festival Musim dingin nanti, batalkan keputusan anda untuk memasukan kami sebagai line up performance!" katanya dengan mata tajam yang menyorot langsung pada mata sang kepala sekolah.

Sial, benarkan!

Pikir sang kepala sekolah dengan kesal. Semua keributan dan perdebatan tidak penting ini pasti ada kaitannya dengan keputusan sepihak nya tentang festival itu.

"Maaf untuk itu aku tidak bisa melakukannya. Sebenarnya keputusan itu sudah diambil secara musyawarah dengan para Songsaengnim pada saat kami sebulan yang lalu." Kata Bang Songsaengnim setengah benar dan setengah lagi kebohongan.

Tidak mungkin dirinya mengatakan secara gamblang jika dia di perintahkan langsung oleh para Jendral untuk menahan anak-anak itu lebih lama dari waktu ujian berlangsung.

Anak-anak ini akan membuat ulah yang lebih parah dari ini jika mengetahuinya.

"Jadi anda sudah merencanakan ini sebelumnya?!"

"Tidak begitu juga, awalnya para Songsaengnim ingin meminta kalian mengisi acara dengan baik-baik. Jika kalian menolak kami tidak akan memaksa.

Namun ternyata di hari pertama kemarin, kalian malah melanggar banyak sekali peraturan dan berulah, jadi aku memutuskan membuat kalian untuk setuju dengan sendirinya tanpa bisa menolak.

Hitung-hitung aku meringankan pekerjaan staf-staf ku di Bangtan. Dan siapa sangka kalian memberiku celah untuk melancarkan aksi ku hingga tidak perlu perdebatan sengit untuk mendapatkan persetujuan kalian." Jelas Bang Sihyuk, dia mendesah lelah,

"Padahal aku sudah menyiapkan diri, jika harus melalui perdebatan panjang dan alot dengan kalian bertiga." Lanjutnya dengan jujur.

Itu adalah perdebatan paling singkat yang berhasil dia menangkan dari para pemuda itu sepanjang sejarah yang pernah mereka lalui bertahun-tahun ini.

"Kesimpulannya, aku tidak bisa menerima penawaran itu jika negosiasinya adalah pengunduran diri kalian dari line up acara." Kata Kepala Sekolah Bangtan Academy itu lagi.

Taehyung, Jimin dan Jungkook saling melirik, sesaat. Mereka tidak memikirkan tentang kemungkinan penolakan ini terjadi. Ketiganya menganggukkan kepala bersamaan entah apa maksudnya. Hingga tiba-tiba Taehyung berseru.

"Saem, time-out!"

"Hah?! Yak, ini bukan pertandingan olahraga!" kata Bang Songsaengnim tidak habis pikir dengan jalan pikiran pemuda itu.

Istilah time out biasanya digunakan dalam olahraga untuk meminta waktu jeda selama pertandingan berlangsung. Dan kenapa pula Kim Taehyung memilih menggunakan istilah itu.

Ketiga pemuda itu berkumpul membentuk lingkaran tidak jauh dari sang Kepala sekolah yang masih betah duduk di pinggir ranjangnya. Entah apa yang mereka bicarakan hingga beberapa saat, mereka kembali menghadap sang kepala sekolah

"Jadi?" tanya Bang Songsaengnim dengan alis terangkat keatas penuh tanya.

"Kami akan merubah negosiasinya."

"Katakan!"

"Kami tidak akan mundur dari line up acara, tapi sebagai gantinya kami ingin kau memasukan beberapa orang sebagai tim khusus kami." Kata Taehyung.

"Tim khusus? Seperti apakah itu?"

Jimin berdeham, "Saem tidak perlu memasukan mereka dalam panitia resmi. Hanya berikan perintah khusus untuk nama-nama yang kami inginkan sebagai orang-orang yang akan membantu persiapan kami untuk penampilan nanti." Katanya.

"Seperti tim sukses?" tanya sang Kepala sekolah lagi memastikan jika dia tidak salah mengerti dengan maksud mereka.

"Ya, bisa disamakan dengan itu. Bagaimana?" jawab Jungkook dengan meringis ragu.

Tim sukses rasanya sedikit terlalu berbau politik jika digunakan, namun itu istilah yang paling mendekati dari pada tim penggembira, pikir Jungkook.

Bang Sihyuk terlihat menimbang-nimbang penawaran anak-anak itu dengan seksama. Dia tidak bisa mengabaikan setiap aspek dalam aksi negosisasi yang sedang berlangsung ini.

Anak-anak ini cerdik luar biasa, mereka juga selicin ular jika urusan mengelak. Jika salah perhitungan bisa-bisa dia yang akan rugi dalam hal ini.

"Siapa saja nama-nama yang kalian ajukan? Ada berapa banyak?" Tanyanya

Menyadari Sang Kepala sekolah kemungkinan menyetujui penawaran mereka, Ketiganya tersenyum lebar dan menjawab dengan bersamaan.

"Tujuh orang!"

Tujuh orang, ya? Tidak banyak. Dibandingkan dengan penawan anak-anak itu tentang white crisantium hal itu tidak akan ada artinya.
Sang kepala sekolah terlihat berpikir keras mengiyakan atau tidak.
"Bagaimana, Saem? Deal?" Tanya Taehyung

"Deal!" Kata Bang Songsaengnim setelah menilai dari segi keuntungan yang dia dapatkan.

Satu persatu dari Jimin, Jungkook dan terakhir Taehyung meraih tangan Bang Songsaengnim untuk bersalaman. Mereka melakukan hal itu dengan senyum yang masih terlihat lebar di wajah ketiganya.

"Senang berbisnis dengan anda, Bang Saem." Kata mereka bertiga bersamaan.

Bang Sihyuk sang kepala sekolah Bangtan Academy itu menatap penuh selidik melihat senyum lebar yang ditunjukan oleh anak-anak didiknya tersebut.

Mengenal perangai ketiganya sejak kecil, Pria itu sangat paham bagaimana setiap gerak-gerik yang ditunjukan oleh mereka. Senyum lebar yang terlihat itu jelas memiliki maksud tersembunyi dibaliknya.

Kim Taehyung, Park Jimin dan Jeon Jungkook tidak pernah tersenyum selebar itu jika tidak ada sesuatu yang mereka rencanakan.

"Aku yang tidak senang, kalian seringkali mengambil banyak keuntungan dari bisnis kita."

"Itu tergantung bagaimana anda melihat celah dan kemungkinan yang ada. Kami tidak serakah saat memberikan penawaran."

"Tapi kami akan mencari celah dari kemungkinan lain atas kesepakatan untuk mendapatkan keuntungan lebih tanpa pelanggaran."

"Sifat licik memang sangat di perlukan untuk bertahan dalam dunia kita ini, bukan begitu Saem?"

Bang Songsaengnim berdecih mendengar kata-kata mereka yang saling menyambung satu sama lain itu, namun dia juga tidak bisa tidak merasa puas dengan cara ketiganya bernegosiasi.

Mereka benar-benar tahu bagaimana membuat lawan tertarik dan tahu cara memanfaatkan celah tanpa menjadi serakah. Jelas sekali mereka sukses menangkap setiap aspek penting dari keberhasilan sebuah negosiasi yang dia ajarkan melalui perdebatan mereka selama ini.

Secara tidak sadar mereka meniru apa yang dirinya lakukan kepada mereka dalam tahun-tahun yang lalu.

Memang tidak ada yang mengetahui selain para Jendral tentang pembelajaran keahlian tidak langsung itu.

Dirinya ingat sekali di awal tahun kedatangan ketiga anak itu di Sekolah pimpinannya ini, mereka dengan jelas meminta dirinya mengajarkan anak-anak itu tentang beberapa keahlian yang memang sangat diperlukan bagi orang-orang berkedudukan seperti ketiganya kelak.

Negosiasi adalah salah satu dari keahlian itu, dan Bang Sihyuk adalah salah satu yang terbaik dan ahli negosiasi yang handal.

Dibandingkan mengajarkan lewat teori, para Jendral memilih metode praktek terbuka untuk membentuk keahlian tersebut pada ketiganya, dengan begitu mereka akan menyerap lebih cepat dan menjadi lebih lihai dalam bernegosiasi layaknya diplomat-diplomat handal, hanya saja tidak terbatas pada aturan dan norma yang berlaku.

"Kalian mempelajarinya dengan baik."

"Kami mendapatkan banyak pelatihan keahlian langsung dari anda. Bahkan cara bertindak licik pun juga. Akan sangat mengecewakan jika kami tidak dapat mempelajari dan menerapkannya dengan baik, bukan? " Kata Taehyung dengan santai.

Sebenarnya Bang Songsaengnim ingin tersenyum namun dia tahan, jadi anak-anak itu selama ini mengetahui maksud dari perdebatan mereka setiap kali dipanggil keruangannya sebagai kepala sekolah. Tidak heran

Mereka terlalu peka dan sangat sensitive dengan segala keadaan, meskipun sudah diusahakan terlihat senatural mungkin, ketiganya tetap menyadari jika situai yang mereka hadapi sudah di setting sedemikian rupa.

"Haruskah aku tersanjung? Sekarang pergi dari kamar ku dan kembali ke asrama kalian! Menyelinap di tengah malam adalah pelanggaran." Katanya sambil bersiap menarik selimut untuk melanjutkan tidur malamnya yang terganggu.

Mungkin sekarang bisa disebut tidur dini hari, mengingat jam sudah menunjukan pukul dua dini hari.

Taehyung, Jimin dan Jungkook saling tatap, "Yah Saem~~, biarkan kami menginap di sini ya! Di asrama sangat membosankan." Kata Jungkook sambil menarik selimut Bang Songsaengnim dengan kuat namut tidak berhasil karena Kepala sekolah mereka itu memegangnya dengan erat.

"Tidak! kembali sekarang, kalian hanya akan mengganggu tidur ku!" katanya.

Aksi Tarik menarik selimut itu masih berlanjut, dengan Taehyung dan Jimin menguap santai menyaksikan hal itu.

"Tidak akan, kami janji Bang Saem."

"No, sana pergi. Atau aku akan menghubungi Songsaengnim yang bertugas jaga agar kalian di tangkap dan mendapatkan hukuman!"

"Ck. Pelit sekali!" kata Jungkook yang pada akhirnya melepaskan selimut itu.

"Pelit-pelit begini, tapi kalian selalu miminta banyak hal pada ku! Sana pergi!"

"Ne Ne, sensitive sekali." Kesal Jungkook.

Padahal kalau dipikir lagi, dulu mereka kerap kali menginap di tempat Bang Songsaengnim jika sedang malas pulang keasrama. Mereka biasa menyelinap masuk kapanpun dan Bang Songsaengnim tahu jelas hal itu dan tidak pernah melaporkannya pada Tim Patroli seperti ancamannya tadi.

Kepala sekolah itu bahkan menyiapkan Kasur lipat dan selimut tambahan untuk mereka diam-diam.

"Pastikan kalian tidak memecahkan pot tanaman hiasku yang lain lagi saat keluar!" peringat Bang Songsaengnim "Ne~~~" jawab ketiganya dengan serempak.

Melihat ketiga pemuda itu telah berada didekat pintu geser tersebut, Bang Songsaengnim sudah membaringkan tubuhnya di ranjang dan bersiap memejamkan matanya yang mengantuk tersebut.

"Saem!"

Niatan untuk tidur itu kembali harus tertunda saat suara Jimin yang memanggilnya terdengar.

"Apa?" katanya dengan kesabaran ekstra yang tersisa

"Good night!"

"Hem. Good Night juga untuk kalian, hush!" balasnya sambil mengusir mereka.

Kali kedua usahanya untuk memejamkan mata kembali gagal saat Jungkook yang kali ini memanggilnya.

"Saem!"

"Aish, APA?!" katanya dengan berteriak kesal.

"Have a nice dream, Bang Songsaengnim~"

"Aish, Ne..ne..ne." balasnya lagi dengan kesal, Bang Songsaengnim bahkan sudah membalikan tubuhnya menghadap arah lain agar anak-anak itu berhenti mengganggu usahanya untuk memejamkan mata di tengah kantuk yang sudah melanda.

Tapi siapa sangka, ternyata hal itu tidak akan menghentikan aksi memanggil sang Kepala sekolah dari ketiganya. Sudah bisa ditebak kali ini yang melakukannya adalah Kim Taehyung, sang Alien tampan kebanggan segala umat.

"Saem!"

"WAE...WAE... APA LAGI KALI INI!" kata Bang Songsaengnim dengan teriakan penuh dan mengacak rambutnya frustasi menghadapi ketiga iblis jahil itu.

Taehyung hanya menunjukan cengiran kotaknya yang lebar, "Tidak ada hanya ingin mengatakan, hati-hati dengan laba-laba." Katanya dan segera membuka pintu dan melompat dari balkon tersebut.

"Dah Saem!" kata Jungkook sambil melambaikan tangannya dengan semangat, cengiran kelincinya bahkan terlihat dengan jelas sebelum menyusul melompat.

"Sampai jumpa besok!" ujar Jimin dengan eyesmilenya yang terlihat menawan dan menyusul kedua temannya yang sudah lebih dulu menghilang dari tempat itu sebelum hal yang tidak dinginkan terjadi.

Begitu Jimin mendarat di tanah, Taehyung dan Jungkook sudah berdiri menunggunya sambil mengenakan earbud di sebelah telinga masing-masing. Jimin bisa mendengar samar music hip-hop yang menghentak terputar dari Smartphone milik Jungkook.

"Lagu apa?" tanyanya sambil merangkul kedua sahabatnya tersebut.

"We are, We are, We are~~~"

"Young, and Wild and Free~~~"

Bukannya menjawab, Taehyung malah menyanyikan sepenggal lirik lagu yang sedang ia dan Jungkook dengarkan, bahkan Jungkook menyambung lirik selanjutnya begitu Taehyung selesai.

Jimin berseru senang, dia tahu lagu itu tentu saja. Salah satu lagu favorit ketiganya sejak lagu itu di rilis. "Ah! Aku suka lagu ini!" ujarnya sambil mengangguk-anggukan kepala mendengar melody yang tertangkap telinganya.

"SO WHAT!"

Seruan kompak lirik lagu yang memiliki judul sama dengan lirik yang baru saja mereka teriakan itu terdengar, tepat saat beberapa langkah setelah mereka menjauh dari Paviliun pribadi sang kepala sekolah bersamaan dengan teriakan keras dari kamar Bang Songsaengnim yang sangat murka dengan apa yang ketiganya tinggalkan sebagai hadiah.

"YAK! YAK! KEMBALI KALIAN ANAK-ANAK NAKAL!!! TANGKAP DAN BAWA KEMBALI LABA-LABA SIALAN INI, YAAKKK!!! KEMBALI!!"

Ketiganya terus berjalan santai seolah tidak mendengar apapun sambil menyeringai lebar.

"Mission Complete!" kata ketiganya sambil melangkah dengan puas.

Setidaknya, walaupun hasil negosiasi awal gagal mereka dapatkan, mereka cukup puas dengan hasil akhirnya yang tidak terencana tersebut.

Rasa kesal mereka telah benar-benar terlampiaskan dengan teriakan murka sang kepala sekolah barusan. Ya, misi sebenarnya dari penyusupan tangah malam tadi bukanlah negosiasinya, melainkan membuat sang kepala sekolah merasakan kekesalan yang telah mereka rasakan siang tadi.

Bukankah sekarang mereka impas? bahkan mendapat bonus tak terduga dari negosiasi tak terencana!

Inilah yang mereka sebut dengan mencari celah dari kemungkinan lain atas kesepakatan untuk mendapatkan keuntungan lebih tanpa pelanggaran.

TBC.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top