87
Assalamu'alaikum lagi~~~~
maaf ya g aku balasin komenya, aku tahu banyak dari kalian yang masih berstatus siswa dan mau PAS besok, jadi lebih baik aku g balasin ya.
Semoga update ku malam ini bisa menghibur kalian yang lagi suntuk tugas dan kerjaan dan jadi sumber semangat buat yang besok PAS. jadikan selingan kalau udah mumet belajarnya ya. belajar boleh tapi jangan lupa kasih selingan biar kagak mabok adek-adek.
ya udah deh, semangat buat yang besok mau PAS semoga lancar! buat yang kuliah, yang semangat juga, jangan bergadang ya, besok senin, yang punya tugas di selesaikan segera dan istirahat. yang udah kerja, semangat bentar lagi akhir tahun pasti kerjaan semakin banyak. jangan lupa istirahat yang cukup ya.
okeylah, jangan lupa jejak nya!!!
see u next Chap!!!
Saranghae
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
____________________________________________________________________________
"Nah, karena hal-hal yang disebutkan tadi, kami berakhir dengan menjadi tenaga pembantu untuk acara pembukaan festival musim dingin setelah natal nanti." Ucapnya dengan senyum manis, tetapi mereka tahu arti dari senyum manis itu dengan jelas, senyum manis itu tidaklah semanis artinya.
Bahkan jika bisa dikatakan memiliki arti kebalikannya.
Tidak lama setelah kalimat Jimin itu, Yugyeom yang sepertinya telah berhasil mendapatkan permintaan Taehyung tadi kembali dan langsung bergabung dengan mereka di pinggir lapangan dan merebahkan dirinya lelah.
Ini adalah jam makan siang, kantin akan ramai dan padat orang-orang. Butuh perjuangan ekstra untuk dapat mencapai konter makanan dan menganggil Ahjumma penjaga kantin karena dia harus menyebrangi lautan manusia yang berdesakan di tengah-tengah kantin.
"Nahh, ini strowberry mu Taehyung-ah."
"Wahh, gumawo Gyeom-ah."
Sementara, teman-temanya meratapi nasib mereka yang tidak tahu bagaimana nantinya setelah pembalasan Taehyung, Jimin dan Jungkook nanti. Yugyeom sibuk mengatur nafasnya yang memburu akibat berdesan dan berlarian sepanjang koridor.
Taehyung sudah asik dengan strowberry nya, sesekali dia menyuapi Jimin dan Jungkook dan menawarkan pada teman-temannya yang lain. Sepertinya pembahasan pembalasan sudah mereka lupakan sejenak.
Yang lain sudah pasrah dengan apa yang akan mereka terima, berani berbuat harus berani menanggung resikonya juga, itu yang mereka katakan dalam hati.
"Hei aku dengar kalian membicarakan tentang acara festival musim dingin, Ada apa?" kata Yugyeom membuka topik pembicaraan lain. Dia sempat mendengar Jimin menyebut Festival musim dingin tadi sewaktu masuk.
"Kepala sekolah memberikan keringanan hukuman pada mereka dengan syarat ketiganya mau menjadi tenaga pembantu untuk acara festival itu." jawab Hana, sebelum memasukan strowberry segar yang Taehyung ulurkan padanya.
Kening Yugyeom berkerut mendengar kata-kata teman wanitanya itu, "Tenaga pembantu? Untuk apa?"
"Ya, untuk membantu, Kim Yugyeom..."
"Aku tahu tenaga pembantu ya tugasnya untuk membantu."
"Yang aku maksud untuk apa mereka menjadi tenaga pembantu padahal panitia festival tahun ini membludak dan mereka memiliki banyak sumber daya untuk di berdayakan."
Yugyeom itu salah satu senior populer dikalangan Bangtan Academy, sikapnya yang easy going dan ramah membuatnya dekat dengan banyak Junior-junior mereka. Ditambah lagi sikap playboynya yang suka menggoda siswa perempuan dulu membuatnya mudah mendapatkan informasi-informasi terkini dari mereka.
"Huh? Kau tahu dari mana?" kata Jiyeol dengan heran, pasalnya mereka sudah lama tidak kebali ke Bangtan bagaimana temannya ini tahu tentang semua itu.
"Dari para junior kita tentu saja, beberapa dari mereka masih aktif menghubungi untuk meminta saran atau bertanya prihal yang mereka kurang pahami."
"Pasti Hoobae yeoja yang sering kali menghubungi mu."
"Sebagian memang Yeoja, tapi Namja juga banyak."
Menyadari ada yang tidak beres, Jungkook dengan cepat memotong percakapan itu,"Tunggu, jadi maksud mu. Panitia festival tidak membutuhkan tambahan orang untuk membantu?" katanya.
"Iya, ketua panitianya bahkan curhat pada ku karena jumlah yang mengajukan diri sebagai anggota panitia tahun ini cukup banyak jadi mereka sedikit kewalahan mengorganisirnya."
"Tapi Bang Saem mengatakan jika panitia acara menghadap padanya dan mengeluhkan mereka masih kekurangan orang untuk acara itu."
Jimin, Taehyung dan Jungkook saling pandang, "Apa kepala sekolah berbohong? Jangan-jangan dia hanya ingin mengerjai kita saja?!"
Yugyeom kembali berbicara sambil mendudukan dirinya, teringat sesuatu yang dikatakan Juniornya beberapa hari yang lalu saat berkonsultasi perihal susunan acara festival padanya,
"Jika panitia bidang acara mereka memang benar-benar masih kekurangan orang, tetapi bukan untuk tenaga bantu seperti itu. Mereka kekurangan orang untuk masuk dalam line up pengisi acara."
"Pengisi acara?" Jungkook bertanya dengan wajah bingungnya. Entah kenapa otaknya terasa menjadi lebih lambat dari biasanya.
"Pengisi acara itu yang tampil di atas panggung saat acara berlangsung kan?" tanyanya lebih lanjut
Yugyeompun mengangguki dan menjawab dengan tampang bodohnya,"Eoh, yang itu."
Aura di sekeliling Jimin, Taehyung dan Jungkook seketika berubah.
Sepertinya sekarang mereka sadar apa yang di inginkan Kepala sekolah sejak awal dan mereka dangan mudahnya membiarkan diri masuk perangkap tanpa berpikir panjang. Mereka salah langkah sepertinya.
Menjadi line up pengisi acara untuk festival musim dingin tidak masuk dalam agenda rencana mereka! ini sama saja dengan menghabiskan waktu dengan sia-sia, sialan! Maki ketiganya dalam hati. Harusnya mereka ingat, Kepala sekolah itu sangat licik seperti rubah!
"Selamat Siang, Sunbaenimdeul!"
Suara sapaan dari dua orang siswa berseragam Bangtan itu mengalihkan Sembilan pemuda yang sejak beberapa menit lalu terdiam itu.
Dua orang siswa itu tersenyum sopan dan membungkukantubuh memberi salam.
"Kalian siapa?" tanya Taehyung dengan bodohnya. Taehyung sepertinya sudah kembali pada sikap moodynya. Ekspresi datarnya sudah hilang entah kemana.
"Ah, kami berdua panitia acara untuk festival musim dingin tahun ini." Jawab salah dari mereka.
"Kepala sekolah tadi menghubungi kami, katanya Taehyung sunbae, Jimin sunbae dan Jungkook sunbae mengajukan diri mengisi line up performing yang masih kosong. Kami diminta untuk segera memberikan jadwal rangkaian persiapannya pada sunbaenim setelah makan siang."
"Ini sunbae. Di dalamnya berisi rincian tentang acara festivalnya beserta jadwal-jadwal persiapan yang akan di laukan selama dua minggu kedepan."
Tidak ada yang bereaksi dengan kalimat yang di lontarkan oleh dua siswa itu, Taehyung, Jimin dan Jungkook hanya mengambil kertas berisikan susunan kegiatan acara festival itu dengan diam.
Aura mereka semakin terasa menakutkan untuk Yugyeom dan yang lainnya, dan sepertinya dua siswa itu juga merasakan hal itu hingga mereka buru-buru berpamitan.
Taehyung menggeram dengan suara rendahnya, "Sialan! Kita di tipu!" ucapnya tatapan tajam yang menyeramkan.
"Bang Saem sungguh licik!" kata Jungkook sambil meremas kertas ditangannya dengan kuat.
Menjadi line up performer memang bukan hal baru bagi mereka. Sejak remaja mereka sudah biasa melakukannya. Yang menjadi permasalahannya adalah waktu festival itu kurang dari dua minggu. Itu artinya persiapan untuk acara sangat singkat!
Mereka tidak punya waktu yang cukup untuk persiapan, dan lagi apa yang akan mereka tampilkan sedangkan mereka sendiri tidak mempunyai banyak waktu untuk itu.
Jimin tidak jauh berbeda, dia sudah menggertakan giginya penuh kesal, harusnya dia ingat untuk tidak gampang menerima tawaran negosiasi dari sang kepala sekolah dengan mudah, "Rubah gendut itu...." Jimin mendesis sadis.
"Kapan ujian pertama dimulai?"
Suara Taehyung tiba-tiba saja terdengar berat dan bernada serius berbeda dari sebelumnya, sepertinya mood pemuda itu lagi-lagi berubah.
"Satu jam setelah makan siang." Sahut Minjae
Taehyung bangkit dari posisinya di lantai dengan ekspresi datarnya, "Hubungi aku sepuluh menit sebelum ujian di mulai, aku pergi!"
"Yak, Taehyung-ah! Kau mau kemana!"
"Ruang latihan di sector G! aku butuh mengeluarkan energy yang sedang meluap-luap ini, jika tidak ingin ujian nanti menjadi arena pertumpahan darah!" kata Taehyung dengan serius.
Dia tidak main-main dengan perktaannya barusan. emosinya sudah berminggu-minggu ini tidak dalam kondisi stabil, dia tidak ingin nanti malah kelepasan dan melampiaskannya di Ujian pertama yang merupakan ujian fisik.
Taehyung benar-benar pergi dan berlalu dari tempat itu tanpa menoleh kebelakang setelah mengatakn itu, menyisakan delapan orang menatapi punggunggnya yang menghilang di balik pintu.
"Jimin-ah, Jungkook-ah apa kalian tidak akan menghentikannya?" Tanya Haein dan di anggungi oleh yang lain, mereka tahu ketiga orang itu tidak dalam emosi yang baik setelah sadar terjebak dalam permainan kepala sekolah mereka.
Keadaan Jimin tidak jauh beda dengan Taehyung, Jungkook pun sama. Dia tentu saja tidak ada niatan untuk menghentikan sahabatnya itu.
Taehyung tahu apa yang harus dia lakukan, jadi biarkan saja. Lagi pula, dia juga akan melakukan hal yang sama sepertinya, dia butuh pelampiasanan.
"Kau sudah dengar kata-katanya kan, itu lebih baik dibandingkan dia melakukannya saat Ujian nanti. Bukankah ujian pertama dalah bela diri?" Jimin menatap Jungkook, "Kurasa aku juga butuh merilekskan otot-ototku! Jungkook-ah, kau mau ikut aku atau tidak!"
Bukannya menjawab Jungkook malah berkata jauh dari pertanyaan Jimin, "Aku butuh sarung tinju ku! boxing sebagai pemanasan sepertinya tidak buruk! Sana pergilah! Kurasa Choi Songsaengnim masih menyimpan katana dan beberapa manusia jerami di Dojo."
"Ah, benar juga. Ada manusia jerami itu! Apa menurutmu mereka mempunyai yang berukuran besar dan gendut? ku rasa manusia jerami kurus tidak akan memuaskan hasrat ku untuk berlatih!"
Tentu saja Jimin mempunyai maksud tersendiri dengan menanyakan manusia jerami yang sedikit berbeda dari yang biasa digunakan untuk latihan berpedang mereka.
Jungkook menyeringai penuh konspirasi pada Jimin, "Kau bisa menggabungkan beberapa manusia jerami kurus dan membuatnya menjadi manusia jerami gendut!" katanya memberi ide.
Mata sipit Jimin membesar, seakan-akan ide Jungkook adalah sesuatu yang luar biasa, "Ide mu bagus juga! Kalau begitu aku duluan!"
Pemuda bermarga Park itu dengan santai melenggang pergi sambil tersenyum cerah dan bersenandung jika dia akan menusuk manusia jerami gendut jelmaan rubah licik dengan riangnya seolah itu adalah lagu yang indah.
Jungkook hanya terkekeh melihat antusiasme Jimin, "Aku juga harus mengambil sarung tinju ku dulu, teman-teman sampai jumpa saat ujian nanti!" katanya
Mengikuti jejak Jimin dengan menyanyikan lagu yang liriknya dia ubah menjadi kata-kata penuh kekesalan, sesekali ada kata makian yang terselip, tetapi dinyanyikan dengan suara dan nada yang indah.
Jika orang yang tidak memperhatikan, mereka mungkin akan terpesona dengan lau yang dia nyanyikan karena terdengar indah padahal penuh dengan ujaran kekesalan dan sedikit makian.
Yugyeom, Minjae, Haein, Jiyeol, Hana, Eunwoo dan Sungwon Hanya bisa menggelengkan kepala melihat hal itu.
"Kurasa Bang Songsaengnim sangat beruntung dia menjabat sebagai kepala sekolah!"
"Kau benar! Jika tidak mereka pasti sudah melampiaskannya langsung."
"Aku jamin Jimin akan menempelkan kertas bergambar wajah Bang Songsaengnim di manusia jeraminya." Kata Seungwoon dengan nada penuh sesal dan diangguki dengan yakin oleh yang lain.
*****
Sementara itu di tempat lain di waktu yang sama, terlihat ada sekumpulan orang-orang berpakaian rapi yang sedang menghadiri pertemuan yang berkedok makan siang itu,
"Ughh..."
"Kenapa kepala sekolah Bang?"
"Tidak, hanya telinga ku berdengung tiba-tiba." Kata Bang Sihyuk yang merupakan sang Kepala sekolah Bangtan Academy sambil memegang telinganya yang berdengung itu.
"Berdengung?"
"Hem, tidak usah di pikirkan. Lanjutkan saja makan kalian."
"Bang Songsaengnim, kau tahu. Menurut mitos, jika telinga kita berdengung tiba-tiba, itu tandanya ada yang sedang mengumpati kita."
"Hem? Benarkah? Aku ini sebaik malaikat siapa yang akan mengumpatiku.." Balas Kepala Sekolah Bang dengan bercanda.
"Anda narsis juga kepala sekolah Bang."
"Hahaha, aku setiap hari bertemu dengan anak-anak remaja. Aku harus bisa berinteraksi dengan mereka. Jadi mau tidak mau aku juga mempelajari sedikit jenis pergaulan mereka."
Kata-kata itu mendapat anggukan dari yang lainnya, mereka membenarkan jika Tuan Bang sudah menjabat menjadi kepala sekolah di Bangtan yang isinya hanya anak-anak dan remaja selama lebih dari dua puluh tahun.
"Begitu rupanya, kurasa jika kepala sekolah Bang mengibaratkan dirinya sebaik malaikat, berarti yang mengumpatinya adalah iblis. Bukan begitu?"
"Benar juga, musuh malaikat adalah iblis!"
"Hahahaha, kalian ini ada-ada saja!"
Walaupun dia tertawa, nyatanya Bang Songsaengnim membenarkan hal itu, dan sepertinya dia tahu jelas siapa iblis-iblis yang sedang mengumpatinya sekarang.
"Tapi jika benar seperti itu, sepertinya aku tahu siapa iblis-iblis yang sedang mengumpat itu!" Bang Songsaengnim mengucapkan hal itu dengan lirih sehingga tidak terdengar oleh yang lainnya.
"Huh? Anda mengatakan sesuatu, Bang Songsaengnim?"
Kepala sekolah Bangtan itu mengelak sambil terkekah, "Tidak, tidak ada. Aku hanya mengguman jika benar ada iblis yang mengumpatiku, itu pasti karena mereka mengidolakan ku. Hahahaha."
"Selera humor anda sangat bagus, Bang Songsaengnim. Hahaha..."
"Hahahaha begitukah."
Pertemuan itu berlanjut dengan serius kembali setelah candaan Bang Songsaengnim tadi, mereka kembali membahas tujuan pertemuan mereka dan melupakan yang lain, sementara Kepala sekolah Bangtan itu diam-diam sedang menyusun rencana selanjutnya agar anak-anak itu tidak mengacau sebagai pembalasan mereka nantinya.
Bukankah lebih baik sedia pelampung sebelum kebanjiran dari pada tercebur tanpa pelampung?
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top