70

Assalamu'alaikum..

Hehehe...

Gimana tadi yg ikut Lion Event ny? Susah g?

Nggak kan? Pastinya g lah ya kan semua jawabannya ada di story.

Oh ya, LION SECOND CAPTAIN update!!!!

Jangan lupa di check ya..

Okey! Langsung aja! Kalian pasti udh g sabar mau baca chap 70 ny kan...??

Eitsss!!!

Sebelum itu mau ngingtin aja!
Jgn lupa vote dan comment sebagai tanda dari jejeak kalian okay!

Sayaaaaang kaliaaannn!!!

Oh ya g ada triple up ya malam ini! Mau tdr aku. Capek.

See u next chap!

Borahaeee
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

_____________________________________













"Aku?....








Kookie..!” katanya dengan ceria dan seperti anak-anak yang mendapatkan kue coklat.


Mikyeong yang berdiri di samping Seokjin menggelengkan kepalanya, percuma mereka bertanya pada pemuda ini dia terlalu mabuk untuk menjawab pertanyaan dengan benar.

“Kurasa dia terlalu mabuk hingga tidak ingat namanya.”

Jung Yein, putri bungsu keluarga Jung yang sejak tadi berdiri menempel pada saudara kembarnya menyadari sesuatu.

Ia akhirnya mengenali pemuda itu! pemuda yang beberapa bulan lalu sempat tinggal dengan mereka, pemuda yang mengaku sebagai saudaranya, sebagai Oppa nya



“Dia….” Kata Yein sambil bergerak maju melepas pegangannya pada lengan sang kembaran.

“Kau mengenalnya?” tanya Jung Jae in
Belum sempat Yein mengeluarkan suaranya untuk menjawab pertanyaan itu, suara berat sudah lebih dulu menyapa telinga semua orang di sana.

Mereka semua mengalihkan pandangan ke arah suara itu. Terlihat Tuan Besar Kim, Tuan Jung dan Tuan Park beserta istri masing-masing sudah berdiri di sana menatap  mereka semua dengan penuh tanya. Pada akhirnya semua yang ada ditempat itu terbangun.


“Ada apa ini! kenapa kalian berkumpul di ruang tengah malam-malam begini?” Jika tadi Tuan Park yang bertanya, maka kali ini Tuan Besar Kim yang kembali bertanya hal yang sama.




“Huh, Harabeoji..? kalian terbangun?” kata Seokjin saat rombongan orang tua tadi sudah berada didekat mereka


“Kami mendengar suara ribut! Karena itu kami terbangun.” Kata Tuan Jung

“Kami khawatir terjadi penyerangan lagi!”



Hoseok mengibaskan tangannya dan berkata dengan nada biasa, “Ah.. tenang saja bukan penyerangan. Hanya ada pemuda mabuk yang entah bagaimana bisa sampai kesini?” beritahunya diakhiri dengan pertanyaan yang sama sejak tadi.

Nyonya Besar Kim menatap salah satu cucunya itu dengan penuh tanya,“Pemuda mabuk?” katanya


“Nde, dia bahkan bisa masuk sampai ke ruangan ini! padahal penjagaan sangat ketat!”

“Mana pemuda itu..?” Tanya Tuan Park, sepertinya para orang tua itu belum menyadari keberadaan pemuda yang sejak tadi kelihatan setengah sadar di sofa itu


“Itu dia,.. kami rasa ia terlalu mabuk hingga bicaranya melantur!” kata Jihyun sembari menunjuk kearah sofa dihadapan mereka
Suasana hening selama beberapa detik, hingga suara Tuan Jung membuat mereka menatap pria paruh baya penuh tanya.





“Jung…Kook..?”


“Anda mengenalnya Tuan Jung?” Tanya Namjoon mengernyitkan dahinya merasa bingung dengan situasi ini.

Sementara Tuan Jung masih termanggu menatap pemuda yang ia panggil Jungkook tadi. Istrinya dan juga kedua anaknya yang lain juga ikut terkejut sepertinya saat mengenali pemuda itu memang benar adalah Jungkook.

Tetapi tidak untuk Jung Yein yang terlihat menganggukan kepalanya, nama itu yang tadi mau ia sebutkan sebelum terpotong dengan kedatangan para orang-orang tua itu.



“Dia…. Dia anak ku…” kata Tuan Jung dengan terputus-putus

“Mwo? Anak anda?!” seruan penuh tanya itu datang hampir dari mereka semua yang ada disana


Park Jihyun yang berdiri di dekat si kembarpun ikut bertanya mencari kebenarnya,“Benar saudara kalian?”
Namun sayangnya tidak ada satupun dari si kembar Jung mau membuka suara.

“Apa yang dia lakukan disini? Bagaimana dia bisa sampai disini!” kata Tuan Jung dengan tegas, ia memangdang bingung pada salah satu anaknya ini. Bagaimana ia bisa berada di tempat ini.

Sementara Jungkook yang menjadi objek pandangan penuh tanya semua orang disana tidak peduli, ia masih memejamkan matanya bahkan menyandarkan kepalanya sambil memeluk bantalan sofa.

Kepalanya terlalu pusing untuk mendengar mereka semua berbicara, ia butuh air dingin untuk menghilangkan pusingnya dan rasa hausnya ini. Tetapi ketika mendenga suara seseorang yang sepertinya ia kenal matanya kembali terbuka dan menatap mereka.

“..Ooh? Tuan Jung? Ah, ada Hyung dan juga kedua dongsaengku juga! Ada Nyonya Jung! Ah, aku tidak sopan! Harusnya salam dulu ya.”kata Jungkook sambil bertumpu pada kepala sofa untuk berdiri dan memberi salam pada orang-orang yang ia sebutkan tadi

Annyeonghaseyo..” katanya pelan dengan bungkukan tubuhnya Sembilan puluh derajat tetapi tentu saja tidak bertahan lama karena kondisinya yang mabuk berat membuatnya kembali limbung ke sofa.



“KAU MABUK? BAGAIMANA KAU BISA SAMPAI DISINI!” Tanya Tuan Jung lagi. ia  tidak habis pikir dengan anaknya ini. Kenapa ia sangat suka membuat masalah dan membuat ia dan keluarganya malu. Ini bukan yang pertama kalinya pemuda ini membuatnya malu.




Sudah di katakana bukan, ia tidak mabuk, hanya terlalu pusing. Ia masih bisa mengenali keluarganya walaupun memorinya sedikit berantakan dan terasa buram sekarang, namun kesadarannya masih ada, hanya saja efek dari minuman tadi sepertinya membuat kacau system sarafnya.

“Hem? Mabuk? Tidak!! Aku sadar! Aku kesini naik mobil tentu saja! Mobil si Mochi bantet itu. Tapi tadi yang menyetir si Alien gila, jadi kami sempat menabrak pembatas jalan dan tiang listrik di depan. Hehehe, untung saja tidak ada polisi, jika tidak kami pasti sudah di tahan..” kata Jungkook menjawab pertanyaan Tuan Jung dengan santainya sambil tertawa kecil.

Tuan Jung yang melihat si anak yang berbicara melantur menurutnya itu menjadi kesal, “KAU..!” bentak Tuan Jung emosi apalagi melihat Jungkook yang malah terkekeh saat ia bentak, membuat emosinya hampir meledak.



“Hehehehe..”

“Tenanglah Tuan Jung, kurasa anak ini mabuk berat. Bicaranya sudah melantur kemana-mana. Sebaiknya biarkan dia dulu. Kau bisa bicara esok pagi padanya….” Kata Tuan Park yang berusaha menenangkan Tuan Jung yang sedang emosi, sementara mereka yang lain tidak ada yang buka suara, hingga Jungkook pemuda itu berteriak dan membuat kaget mereka.

“YAK!!  MOCHI BANTET!!! ALIEN GILA!!! MANA AIR DINGINNYA!!!”

Mereka yang merasa Jungkook memang sudah kehilangan kesadarannya akan semakin menjadi jika dibiarkan dan bisa terjadi keributan nanti bermaksud memindahkannya ke salah satu kamar di bangunan ini,

“Sebaiknya kita pindahkan dia ke kamar saja,..” Kata Seokjin sambil bergerak mendekati pemuda itu.

“Hoseok-ah bantu aku memindahkan pemuda ini..” lanjutnya


“Baik Hyung, Kamar yang ma…”
Belum selesai perkataan Hoseok, mereka kembali dikejutkan dengan suara teriakan lain dari arah dapur yang.












“TIDAK USAH BERTERIAK KELINCI BUNTAL!!! AKU SEDANG MENCARINYA!!!! ALIEN GILA INI SEDANG MENGGILA! DIMANA SEMUA STROBERRY YANG ADA DI KULKAS INI!!!”








Mereka semua saling pandang, ada orang lain selain mereka dan pemuda bernama Jungkook itu di tempat ini?





“Ada orang lain lagi?” kata Tuan Besar Kim


Seokjin menatap Harabeojinya dengan menggelengkan kepala, dia tidak tahu. “Apa mungkin temannya?” tanyanya balik

“Dari arah dapur!” kata Jaein

“Kita li…”

Baru saja Namjoon akan beranjak kea rah dapur sambil berbicara yang bahkan belum selesai itu, sesosok pemuda dengan rambut Pinknya yang terlihat seperti permen kapas tertutup sebagian  topi yang ia  putar kebelakang dengan kaos lengan panjang abu-abu dan celana jeans hitamnya tanpa alas kali muncul.





“Aish! Kookie ini air dingin mu.. ooh? Kenapa ada banyak orang disini?” kata sosok itu sembari berjalan sempoyongan membawa sebotol air dingin digenggamannya menuju Jungkook yang sudah duduk disofa itu lagi. Pria itu memiliki kulit yang cukup pucat hampir seperti Yoongi, hingga kulitnya terlihat kemerahan karena pengaruh mabuknya.

“Park Jimin..”




“Jimin….”

Yoongi sudah memijat keningnya yang berdenyut sakit melihat ada pemuda tidak jelas lainnya muncul dari arah dapur.“Siapa lagi pemuda ini!” katanya dengan nada ketusnya



Begitu sampai dihadapan Jungkook dan sudah menyerakan botol airnya, Jimin berbalik kerah Yoongi,

“Ne? Park Jimin imnida…! Oh, ada Tuan dan Nyonya Park! Selamat malam” katanya saat matanya menangkap ada kedua orang tuanya disana berdiri tidak jauh dari posisi Yoongi.



“APA-APAAN INI PARK JIMIN!” jika tadi Tuan Jung maka kali ini Tuan Parklah yang sedang terbakar amarah.


Jimin menatap bingung semua orang yang ada disana, seingatnya tadi ia hanya meninggalkan Jungkook sebentar untuk mengambilkan air dingin karena sahabatnya itu malas untuk kedapur.

“Hemm? Apanya? Hei, Kookie! Apa alien itu salah masuk rumah? Ini Wang-Gwan kan?” Kata Jimin sembari menyenggol Jungkook yang ada didekatnya.



“Tidak tahu! Yang menyetir bukan aku! Tanya saja si Alien gila itu!”
Tepat setelah kata-kata Jungkook selesai, satu lagi suara lain terdengar kembali dari arah dapur lagi-lagi.





















“CHIM! STROBERRY KU TIDAK ADA!!!!!”































Sesaat setelah suara teriakan itu,  seorang pemuda dengan rambut panjang ikalnya muncul sembari menggaruk pipinya. Tubuh pemuda itu sedikit lebih tinggi dari dua pemuda sebelumnya dibalut pakaian yang terlihat menenggelamkan tubuh kurusnya berwarna coklat dengan sebelah tangannya memeluk sepatu berwarna putih didekapannya.



“Taehyung….?” kata Nyonya Besar Kim saat menyadari itu cucunya Kim Taehyung








“V..?”


suara terkejut lainnya berasal dari calon Nyonya Kim selanjutnya dari cucu pertama keluarga Kim, Mikyeong. Tentu saja ia terkejut. Bagaimana sosok yang sangat ia rindukan itu bisa ada di sini? Dia ingin berlari kerah pemuda yang sudah seperti adiknya itu dan memukul kepalanya agar ia sadar, karena sepertinya bocah itu sama mabuknya dengan temannya. Tetapi ia tahan, karena sepertinya ada yang ia lewatkan disini.







“Oh? Kenapa ada disini Halmeoni? Harabeoji juga ada disini? Hyungdeul juga ada?” kata Taehyung dengan polosnya.


Ia berjalan pelan dengan agak menyeret langkahnya dan berpegangan pada apapun yang bisa ia gapai menuju tempat Jimin dan Jungkook.

Nyonya Besar Kim mendekati  cucunya dan menuntun sang cucu yang terlihat kepayahan untuk sampai pada sofa itu, “Taehyungie, kau baik-baik saja? bagaimana kau bisa sampai disini?” katanya


“Hemm? Baik, aku selalu baik Halmeoniiii… hihihi. Aku naik mobil Jiminie bersama Jungkookie.. Halmeoni sedang apa disini? Sedang liburan ya?” kata Taehyung dengan memberikan cengirannya sambil menjawab pertanyaan sang nenek.




“Kim Taehyung..!”




Taehyung melirik kearah asalnya geraman bernada rendah itu. Itu Hyungnya Kim Yoongi yang sedang menatapnya marah. Lalu mengedarkan pandangannya ke yang lain.

Ia bingung. Taehyung memundurkan tubuhnya hingga sedikit menindih sisi tubuh Jimin yang berada disampingnya dan berbisik dengan suara yang tidak bisa dikatakan kecil.


“Sssttt, Chim! Kurasa aku sedang bermimpi! Kanapa ada keluarga ku di sini?”

“Benarkah? Apa itu artinya aku juga sedang bermimpi?”

“Wae?”

“Aku juga melihat keluarga ku Tae! Ssttt, coba tanya Kookie, mungkin saja kita berhalusinasi karena mabuk!”


Bodoh dan si bodoh, mungkin seperti itulah mereka tampak sekarang! Tingkah mereka seperti orang berbisik, tetapi suara yang mereka keluarkan bahkan bisa didengar semua orang diruangan itu dengan jelas.



“Mana mungkin! Kita hanya minum segelas..” kata Jimin

Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya meanggapi perkataan Jimin, “Satu gelas? Kurasa kita minum lebih dari satu botol, Chim!”



“Benarkah? Yak, Kookie berapa banyak yang kita minum?”


Jungkook yang hampir terlelap itu memandang bingung keduanya,“Hemm? Satu..?”

dan munculah jawaban tidak pasti itu, entah satu gelas, satu botol atau satu dus, sama sekali tidak memberi kejelasan.


Tuan Besar Kim yang menyadari ini tidak akan ada akhirnya jika terus dibiarkan, pada akhirnya bergerak mendekati ketiga pemuda mabuk menurut mereka itu. Ia menggelengkan kepala sebelum memberi perintah pada cucu nya.



“Hentikan pembicaraan tidak jelas kalian! Seokjin, Yoongi pindahkan mereka. Kalian para laki-laki muda yang lain juga bantu mereka. Sedangkan kalian yang masih dibawah umur, kembali ke kamar sekarang juga.” Kata nya dengan tegas


“Maaf Tuan Kim, tapi ini urusan keluarga kami.. kam..” kata Tuan Jung



Tuan Besar Kim yang tahu kemana arah perkataan Tuan Jung memotongnya terlebih dahulu bahkan sebelum selesai perktaan itu di ucapkan.

“Percuma jika berbicara dengan mereka sekarang, orang mabuk tidak akan memberikan jawaban yang pasti. Yang ada akan menyulut emosi. Kita bicarakan semuanya besok pagi saat anak-anak itu sadar dari mabuk mereka.”

Seusai mengatakan itu, ia menatap anak-anak muda yang masih berdiri diposisi mereka tanpa bergerak sedikitpun itu,

“Tunggu apa lagi, pindahkan mereka bertiga ke salah satu kamar terdekat..”

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top