61
Assalamu'alaikum
Hiks...hiks... Maaafkan dakuuu wahai para readernim...😭😭😭😭😭😭
Aku bersalah pada kalian, mohon dimaafkan🤧🤧🤧🤧
Sebulan lebih ini emng lgi sibuk banget. Jd baru bisa up sekarang.
Ya udh langsung aja di baca yuk!
Jgn lupa comment dan vote ny ya...
Comment yg banyak, biar aku semangat up chapter brkutmy yaa...!!!
FYi aja, msh ngedit next chap nih... 😁😁😁
See u next chap!!
Borahaeee
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
______________________________________
G.C Tech.
The Main Office, Busan
“Apa Sajangnim belum keluar juga dari ruangannya?”
Pertanyaan penuh nada kekhawatiran itu bukanlah yang pertama kalinya terdengar sejak lima hari yang lalu. Kantor utama dari perusahaan software dan game terkemuka yang produk-produknya selalu di gandrungi terutama oleh anak-anak muda zaman sekarang yang hobi bermain game online,
Golden Company Technology atau yang lebih dikenal dengan G.C. Tech itu sedang dihebohkan dengan kedatangan sang Bos besar mereka.
Kedatangan sang Bos besar yang tiba-tiba tentu saja menimbulkan keheranan dari dua puluh lima orang yang bekerja di Kantor utama yang berada di Busan itu.
Seingat mereka terakhir kali Bos mereka datang ke Kantor utama hampir empat tahun yang lalu, sebelum ia pindah ke Seoul.
Bukannya mereka tidak nyaman dengan kedatangan sang Bos yang juga merupakan, pendiri, pemilik sekaligus pemimpin tertinggi di G.C. Tech itu, hanya terkejut karena sudah lama tidak melihat sang Bos di ruangan pribadinya dan mendekam di sana sejak terakhir kali dia berkunjung.
“Belum! Jangan gunakan panggilan itu, dia akan mengamuk jika kau memanggilnya begitu!”
Dua orang karyawan laki-laki itu tampak sedang berdiri di depan pintu besar yang menjadi akses satu-satunya bagi mereka untuk memasuki ruangan pribadi sang Bos yang cukup ajaib, jika tidak mau dikatakan aneh.
Bayangkan saja, orang yang merupakan Bos besar mereka, orang yang mengumpulkan mereka semua di bawah naungan G.C. Tech yang tidak mereka bayangkan akan sebesar ini,
orang yang menghargai bakat dan kemampuan mereka saat orang lain memandang remeh mereka dan yang memberi mereka kesempatan yang tidak pernah mereka dapatkan sebelumnya,
menolak untuk dipanggil dengan sebutan Sajangnim atau Bos ataupun apapun itu yang berkaitan dengan embel-embel kedudukan.
Dia melarang semua karyawannya yang berada di Kantor Utama ini memanggilnya dengan sebutan itu, cukup panggil dia dengan nama panggilannya saja, sementara Karyawan yang berada di kantor Pusat Seoul tetap menyebutnya Sajangnim walaupun tidak pernah bertemu lansung dengannya.
G.C. Tech memang memiliki dua kantor yang terletak di dua kota yang berbeda. Kantor yang berada di Busan adalah Kantor utama yang merupakan cikal bakal G.C. Tech yang besar seperti sekarang.
Dulu sekali sebelum besar seperti sekarang perusahaan ini hanya memperkejakan dua puluh lima orang yang di pilih dan dikumpulkan langsung oleh sang pemilik dan masih bertahan hingga saat ini.
Karena berkembangnya perusahaan semakin besar sang CEO memutuskan untuk menambah pekerja tetapi dan menempatkan mereka di kantor pusat Seoul yang ternyata telah di siapkan sejak lama olehnya.
“Aku tahu! Tetapi memang benar dia Sajangnim kita kan? dia pemilik perusahaan ini. Dia otak dari segala teknologi canggih yang bahkan tidak diketahui oleh masyakarat tetapi tersedia hanya disini!”
“Ya, tetapi kau tahu sendiri. Ia memiliki konsep aneh tentang formalitas saat bekerja!”
Perdebatan tidak penting itu nyatanya tidak berakhir dengan singkat hingga muncul satu orang lagi yang memotong perdebatan keduanya dan mengingatkan mereka akan tujuan awal mereka berdiri disana sejak satu jam yang lalu.
“Apa sebaiknya kita masuk saja?”
“Kau gila, tidak ada yang bisa masuk sembarangan keruangan itu kecuali dia sendiri!”
“Lalu bagaimana! Ini sudah hampir lima hari ia mendekam disana, tanpa keluar sekalipun! Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya?”
Yah, inilah yang mereka khawatirkan, sejak datang dengan tiba-tiba ke kantor ini, si Bos itu hanya menyapa singkat mereka semua yang ia lewati tanpa basi-basi lebih lanjut dan langsung menuju ruangannya!
Tentu saja itu membuat mereka semua khawatir tentang keadaannya, apakah ia masih hidup atau tidak!
Walaupun tidak pernah bertemu lagi hampir empat tahun, nyatanya sang Bos memantau semua dari jauh. Dan mereka juga sangat menghormatinya, bahkan bisa dikatakan, semua yang bekerja di kantor utama sudah menganggap Bos mereka yang jauh itu seperti keluarga mereka.
“Kurasa dia sedang menciptakan sesuatu yang baru!”
“Apa maksudmu?”
“Kau ingat terakhir kali ia mendekam seperti itu di ruangan pribadinya di sini, dan apa yang terjadi setelahnya?”
“Bukankah itu sekitar empat tahun yang lalu, sebelum ia pergi ke Seoul? Di tahun yang sama kita merilis Zitter 010 dan jenis baru dari virtual gaming XT.97?”
Kalimat yang tidak jelas, pertanyaan atau pernyataan untuk memperjelas itu mendapat anggukan dari dua oang lainnya yang menyadari jika hal itu memang benar adanya.
“Yah, dan kedua produk itu meledak dipasaran dan membuat penjualan kita meroket tajam dan dapat menyaingi perusahaan teknologi lainnya!”
“Maksud mu, sekrang bisa saja dia, sajangnim sedang bersemedi menciptakan system baru, seperti waktu itu?”
“Aku tidak tahu apa yang akan ia ciptakan, tetapi mungkin teorinya hampir mirip seperti itu!”
“Itu hal baik memang, mengingat selam tiga tahun belakangan sajangnim hanya melakukan pengembangan dan tidak melakukan inovasi system terbaru,
walaupun pada kenyataannya semua system yang ada di perusahaan ini adalah hasil ciptaannya, dan bahkan belum ada pihak yang bisa mengungguli kecanggihannya, tapi sayang sekali Sajangnim tidak mempublikasikannya.”
Sekali lagi anggukan tanda persetujuan itu terjadi dalam percakapan yang jelas salah tempat, karena orang yang menjadi bahan percakapan mereka berada tepat dibalik pintu besar tempat mereka sekarang berdiri.
Mereka bertiga, salah! semua karyawan yang ada di Kantor utama cukup menyayangkan keputusan Bos mereka untuk tidak mempublikasikan teknologi-teknologi canggih yang telah ia ciptakan,
dan memilih hanya mengunakannya di dalam Kantor utama sana, bahkan kantor pusat Seoul pun tidak ia pergenankan menggunakan teknologi itu.
Bisa dikatakan jika Kantor utama G.C.Tech itu seperti dunia hayalan yang tidak pernah terpikirkan akan menjadi nyata, karena itulah Kantor Utama tertutup untuk orang luar bahkan yang berasal dari Kantor Pusat pun tidak akan diperkenankan untuk datang dan menginjakan kaki kesini.
Selama ini, pekerjaan yang berhubungan langsung dengan Kantor Pusat selalu dikirim lewat jaringan komunikasi seperti Email yang systemnya dibuat dan dikembangkan sendiri oleh perusahaan,
atau jika memang diharuskan, maka mereka yang bekerja di Kantor Utamalah yang akan pergi ke Seoul untuk mengurus segala urusan pekerjaan di Kantor Pusat.
Bukannya tidak percaya pada para Karyawannya yang berada di Kantor Pusat sana, hanya saja, semakin banyak orang yang mengetahui apa yang ada di dalam G.C.Tech sebenarnya,
maka semakin besar kemungkinan kebocoran informasi dan hal itu memungkinkan terjadinya penyalahgunaan atas semua sistem-sistem technology yang ada, itulah yang di katakan oleh Bos mereka, saat mereka bertanya alasannya secara langsung kenapa, ia terkesan membedakan kedua Kantor perusahaan.
“Sudah ku katakan bukan ia mempunyai pemikiran dan konsep yang aneh tentang pandangan hidup!”
“Lupakan dulu itu! apa aku harus mengetuk ruangnya atau ku bawakan makanan langsung saja?”
“Tidak usah..”
“Ya… anak itu bisa mati kelaparan karena tidak makan hampir lima haru hari…?”
“Aku belum selesai bicara! Dia sudah meminta Nana untuk mengisi penuh lemari camilan dan kulkas di ruangannya dengan makanan yan mudah dihangatkan! Jadi aku yakin dia memang sudah merencanakan mendekam di ruangan itu sejak awal!”
“Kenapa kau tidak mengatakannya sejak tadi!”
“Kau yang tidak bertanya!”
“Aish!..”
Cklek....
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top