54

Assalamu'alaikum

Haduhhh aku capek ngedit guys, jari ku kebas rasanya!😅

Tp g masalah...

Gimana chapter 53 nya??

Wkwkwk boring ya.. ! Harap maklum mereka belum mood waktu ku suruh syuting🤧

Ya udh deh langsung aja ke chapter ini, jgn lupa komen dan vote ny yaaa

See u next chap

Borahaeee
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜


************************************************************************







Incheon International Airport, South Korea
International Arrival area,
09.15 KST

Delapan jam empat puluh lima menit! Penerbangan yang cukup panjang untuk sampai ke Korea dari Russia lewat tengah malam tadi.

Pergi dengan menggunakan cara biasa memang selalu lebih lama dan merepotkan bagi ketiga pemuda yang saat ini telah berada di salah satu café didalam bandara itu, untuk mengisi asupan pada tubuh mereka, breakfast! Sarapan! Atau apalah kalian menyebutnya, itulah yang sedang mereka lakukan.

“Menggunakan cara normal memang selalu mengesalkan. Terlalu banyak prosedur! Akh, leherku terasa mau patah saja!”

Pernyataan yang baru saja terucap dari bibis pinkish yang selalu terlihat cerah itu akan menimbulkan spekulasi bagi orang lain jika mendengarnya, tetapi tidak untuk ke-dua orang pemuda yang saat ini berada di kedua sisi si pembicara tadi.

Dengan posisi tempat duduk yang menghadap jendela dan kursi yang mengelilingi meja bundar ukuran sedang yang saat ini mereka tempati,  ke-duanya menyetujui ucapan si pemuda tadi, terbukti dengan anggukan kepala yang mereka tunjukan sebagai ganti dari suara persetujuan mereka.

Mereka sudah sepuluh menit duduk di dalam café tersebut, dengan tiga gelas minuman yang berbeda berada dihadapan masing-masing. Caramel Macchiato untuk Jimin, banana milk untuk Jungkook dan  Stroberry milk untuk Taehyung. 

Di antara mereka bertiga hanya Jimin yang suka dengan kopi. Jungkook lebih menyukai susu terutama susu pisang dibandingkan dengan kopi-kopian, tetapi jika masih ada pilihan selain kopi kenapa tidak, kopi akan menjadi nomor ke sekian yang akan ia minum jika ada minuman lain.

Sedangkan Taehyung lain lagi, ia benar-benar tidak bisa minum kopi. Bahkan saat kau memberikan seteguk saja untuk ia coba, ia tidak akan mau! Baginya kopi dan dia tidak berada dalam takdir yang sama. Ia lebih suka susu stroberry ataupun minuman bersoda.

“Aku akan langsung menuju London setelah ini! kabari aku jika terjadi sesuatu yang diluar prediksi kita lagi! Ah, Sandwich ini cukup enak..” Ucap Taehyung sembari menggigit sepotong Sandwith yang menjadi menu sarapannya.

Jimin yang juga memilih sandwich sebagai menu sarapan paginya kali ini menjawab perkataan Taehyung, “Itu Sandwich tuna kesukaan mu, aku meminta mereka menambahkan buah zaitun didalamnya, enak bukan?! Aku juga akan langsung menuju Jepang, penerbangan ku dua puluh menit lagi!” katanya

“Sebaiknya kalian tidak pergi terlalu lama! Aku tidak mau berurusan dengan mereka sendirian. Sandwich ini terlalu manis, coklat yang mereka gunakan sepertinya bukan dark coklat!” Jungkook itu pecinta manis dibalik tampang manly nya dia tidak sudak rasa pahit.

“Kookie kesukaan mu sejak dulu memang tidak pernah berubah! Sandwich coklat dengan susu pisang untuk sarapan, ck! Tidak bisa dipercaya, dengan tubuh mu yang dipenuhi otot itu kau sangat suka dengan makanan manis.”

“Biar saja, aku suka lalu kenapa! Aku yang makan kenapa mereka harus repot!”

Tidak ada percakapan apa-apalagi diantara mereka setelahnya, ketiganya terlalu sibuk memakan sarapan yang tersedia, mengisi tenaga itu penting.

“Aku tidak akan lama, hanya mengecek perusahaan disana dan satu pertemuan dengan Mr. Gerald, setelah itu aku akan pulang. Jimin mungkin yang akan lama di Jepang. Dia sudah hampir enam bulan tidak pulang ke sana!” kata Taehyung

“Benar kau akan lama disana?” Tanya Jungkook

“Tidak tahu, sejak pulang ke Korea hampir setahun yang lalu aku tidak sempat kembali ke Jepang lagi sejak enam bulan belakangan ini. Otou-san hanya meminta asisten ku disana mengirim semua file-file yang butuh tanda tangan ku lewat fax ataupun email.”

“Dia benar-benar memahami kesibukan mu”

“Yah, aku tahu, tetapi tetap saja, aku tidak bisa terus begitu, tanggung jawab perusahaan sudah diberikan kepada ku, rasanya akan sangat tidak bertanggung jawab jika aku hanya mengontrol nya dari jauh tanpa turun langsung.”

Taehyung mengerti perasaan Jimin, mereka berdua memang sudah memegang kendali pada perusahan, walaupun bukan perusahaan induk, tetapi tetap saja itu adalah tanggung jawab. “Ya, aku tahu perasaan itu. terkadang aku merasa waktu dua puluh empat jam itu kurang untuk berkutat dengan semua hal dalam hidup ku sekaligus.”

Jungkook menatap kedua temannya dengan tatapan tajam, ia paling tidak suka jika sudah mengharapkan sesuatu yang tidak akan pernah mungkin untuk terjadi, hipunya sudah terlalu penuh dengan harapan yang tidak akan pernah bisa terkabul, “Jangan menjadi serakah dengan mengharapkan sesuatu yang tidak mungkin seperti itu. Aku akan berada di Busan selama kalian belum kembali.”

Mereka menyadari ketidak sukaan Jungkook pada topic berandai sesuatu yang mustahil itu.
“Kau akan pulang ke Castle?” tanya Jimin berusaha mengalihkan pembicaraa yang akan berujung ribut jika tetap nekat diteruskan.

“Tidak! Kalian pikir aku mau menyerahkan diri dengan sukarela pada kumpulan serigala? Yang benar saja!”

“Lalu? Kau akan menetap dimana?”

Jungkook itu mempunyai mulut savage yang kadang bisa sangat mengesalkan dari Taehyung jika sedang dalam keadaan On seperti sekarang, “Jangan seperti orang susah Jim, kita bertiga memiliki lebih dari dua puluh tempat yang bisa kita tinggali di Busan sana.”

“Cih, karena itulah aku bertanya , babo? Kau akan menetap dimana disalah satu tempat itu!”

“Tempat dimana aku bisa menyalurkan hobi ku dan mengubahnya menjadi uang, tentu saja! aku tiba-tiba saja mendapat inspirasi saat berada di Rusia, dan ingin segera ku coba!”

“Jadi kau akan kesana?” kata Taehyung setelah menghabiskan sandwich tuna miliknya,

diantara mereka bertiga, Taehyunglah yang paling lambat saat makan, ia terbiasa makan dengan pelan, bukannya menikmati hanya saja memang cara makannya sejak kecil sudah begitu.

“Hemm, kita akan muncul bersamaan saat kalian sudah kembali kesini lagi.”

Melirik Jam tangan yang melingkar dipergelangannya, Taehyung berdiri dan meraih ransel yang ia bawa, “Baiklah, tidak masalah. Ah, aku harus chek in sekarang! Sampai jumpa Mochi bantet, Bye kelinci buntal!” katanya dengan santai.

Taehyung sudah akan beranjak saat merasakantarikan di ranselnya.
Jimin adalah pelakunya, ia bisa melihat kilatan jahil dikedua mata sipit sahabatnya itu, “Sialan, Alien gila! Berhati-hatilah disana” ucapnya sembari tersenyum lebar membuat kedua mata sipitnya itu hilang.

“Sampaikan salam kami, padanya!” kali ini Jungkook yang berucap.

Tentu saja, mereka berdua tidak akan melewatka satu kesempatanpun untuk menjahili satu sama lain,“Ck, aku tidak kesana untuk bertemu dengannya” kata Taehyung dengan kesal.

“Yaaa, siapa tahu kau berpapasan dijalan bukan?”

Ini tidak akan berlangsung singkat, Kim Taehyung yang tampan, ucap Taehyung dalam hati.

“Tidak mungkin!”

“Heii, kau tidak tahu takdir~~~”

“Berisik, aku pergi!”kata Taehyung pada akhirnya, tidak menghiraukan godaan mereka adalah cara terbaik untuk menghentikan semua kejahilan yang mereka lakukan.

Taehyung semakin menjauh, dari café itu hingga tidak terlihat lagi ditengah kerumunan orang-orang dibandara.

“Ya kelinci buntal, aku juga harus pergi sekarang.” Kata Jimin yang menyadari jika waktunya ia berangkat telah tiba.

“Hem, hati-hatilah! Jika bertemu dengan yakuza di sana menghindar saja…”

Jimin memandang Jungkook dengan alis berkerut, ada apa dengan kelinci ini, sangat tidak biasanya ia perhatian sampai memperingati hati-hati segala, biasanya juga hanya mengatakan, pergi sana! jangan lupa bawakan aku sesuatu saat kau kembali, seperti itu.

“Wae? Kau tidak berpikir jika aku akan kalah dengan mudahnya pada mereka bukan?”

“Tentu saja bukan! Aku berkata begitu demi rasa kemanuisaan ku, nasib mereka akan sial jika bertemu dengan mochi bantet macam dirimu!”

Sudah dikatakan bukan jika Jungkook tidak mungkin seperhatian itu, sudah pasti jika itu terjadi pasti ada hal lain yang mengikutinya

“Sialan! Kau kira aku pembawa nasib buruk apa!”

“Ya sejenis itulah untuk mereka! Sudah sana pergi, nanti kau ketinggalan pesawat tahu rasa!”

“Cih, aku ini pembawa keberuntungan, kapan lagi mereka bisa berhadapan langsung dengan orang seperti ku! Jangan merindukan ku kau kelinci buntal!”


“Tidak akan! Sana pergi! Hush..”

“Cih, aku pergi! Bye..”

Bukankah persahabatan itu harus menerima apa adanya? Itulah yang dilakukan oleh mereka, kadang rasa sayang dan perhatian tidak harus ditunjukan dengan perkataan manis dan perilaku penuh kasih.

Beradu argumen, saling menjahili, mengejek juga bisa menjadi salah satu media untuk menunjukan kasih sayang. Hanya berbeda pandangan bagaimana kau menanggapinya. 

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top