42

Assalamu'alaikum..

Hehheeh daku balik dengan chapter terrrrrranyarrrrrrrr....!!!!

Siapa yang kangen.... Hayoooo????

Ada??

Ada???

Kayaknya nggak ada,

Tapii

Dari pada ini work nganggur g terjamah sekian lama sebelum-sebelumnya.

Jd baca aja langsung yaa...

Baiiiiiiii

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜______________________________________









Convention hall
Senior Businessman



Setelah ke Nyonya Besar Kim menjauh, kumpulan para pengusaha senior itu kembali berbincang santai dengan berbagai topik yang mereka angkat dan menarik untuk dibicarakan.

Jika dulu sewaktu muda topik pembicaraan mereka tifak lepas dari bisnis dan perusahaan. Kali ini topik seputar kehidupan masa tua mereka, dan sedikit nostalgia masa muda serta membahas anak dan cucu mereka yang telah tumbuh dewasa tanpa disadari menjadi bahan yang menarik untuk dibicarakan.


“Junghwan-ah! Berbicara tentang keluarga, aku kagum dengan para cucumu itu! kau benar-benar mewarisi gen terbaikmu pada mereka!”


Tuan Besar Kim tersenyum samar, dan melihat kearah kedua cucunya yang berada di acara ini, mereka tumbuh dewasa dengan cepat, ia bersyukur ke-empat cucunya itu tumbuh dengan baik walaupun tanpa kedua orang tua ataupun ia dan sang Istri yang mendampingi.

Mereka benar-benar saling menjaga dan membangun benteng pertahan diri yang kuat satu sama lain hingga dapat bertahan dimasa-masa sulit setelah kehilangan kedua orang tua mereka. Ia menatap Seokjin yang terlihat sedang tersenyum sopan pada lawan bicaranya.

Anak itu, sebagai yang tertua dialah yang paling banyak menanggung beban, menjadi kakak sekaligus merangkap sebagai pengganti orang tua untuk para adik-adiknya, belum lagi tanggung jawabnya sebagai anak sulung terhadap perusahaan.

Seokjin bahkan sudah belajar bisnis dan terjun langsung di perusahaan seteleh kematian kedua orang  tuanya. Ia tidak bisa melarang walaupun Seokjin hanya belajar atau bisa dikatakan seperti magang diperusahaan, dengan seluruh kendali masihlah dipegang oleh sang Harabeoji, Seokjin sangat keras kepala dan pekerja keras,

ia tidak akan mengeluh dihadapan orang lain siapapun itu termasuk padanya yang merupakan kakek mereka, pantang baginya terlihat lemah terutama dihadapan adik-adiknya. Seokjin kecilnya yang sangat penyayang telah tumbuh menjadi pengusaha muda yang sukses mendapatkan pengakuan atas kemampuannya sendiri tanpa bayang-banyang nama besarnya!

“Kau benar-benar telah membangun keluarga bahagiamu seperti impianmu dulu, kawan!” kata Tuan Kang ikut menatap kearah tatapan Tuan Besar Kim

“Kijoon-ah, kadang apa yang terlihat tidaklah seindah aslinya!” kata Tuan Besar Kim Lirih memandang sendu Namjoon dan Seokjin!




“Apa maksudmu Kim.  Kau masih tidak bisa merelakan kepergian putra semata wayangmu itu! Kim Taekwon sudah meninggal belasan tahun lalu Junghwan-ah..”

“Aku tahu, Woosil-ah! Aku sudah merelakan putra semata wayangku dan menantu ku itu sejak dulu! aku sadar mereka tidak akan tenang jika aku tidak bisa merelakan mereka, sementara mereka meninggalkan kelima anak mereka untuk aku dan istriku jaga!”

“Lalu, kenapa kau berkata demikian..?”




“Tunggu! Tadi kau mengatakan kelima cucumu?” Tanya Tuan Kang sambil mengernyit dan berpikir mungkin dia salah dengar





“Iya, kelima cucuku! Memangnya kenapa Kijoon-ah?”


“Hei, Kim Junghwan! Apa kau mulai menderita dimensia atau penyakit pikun? Cucumu itu hanya empat bukan lima” kata Tuan Lee menimpali




“Ck, aku tidak menderita dimensia ataupun penyakit pikun lainnya walaupun usiaku sudah tidak muda lagi! Dan cucuku memang lima bukan empat!”


“Mwo, setahu kami Cucumu memang empat! Kim Seokjin, Kim Yoongi, Kim Hoseok dan Kim Namjoon! Empat”



























“Kim Taehyung! kalian melupakan satu nama itu!”





















“Mwo???”







“Itu nama  Cucu kelimaku, atau cucu Bungsu ku! Anak terakhir dari Taekwon dan istrinya!” kata Tuan besar Kim


“Kim, kau serius?”

“Hem, apa aku terlihat seperti bercanda?”

“Jadi Taekwon dan istrinya memiliki anak kelima, begitu? Tetapi kami tidak pernah mendengar berita itu?”


“Hahhh… memang belum pernah terpublikasikan! Pada waktu itu penculikan anak-anak para pengusaha sedang marak-maraknya terjadi, karena itulah kami memutuskan tidak mempublikasikan keberadaannya hingga ia cukup umur untuk diperkenalkan. Tetapi sebelum kami sempat memperkenalkannya kehadapan public, tragedy itu terjadi! Kecelakaan maut yang menghilangkan nyawa putra dan menantuku!”


“Bagaimana bisa…”


“Saat kecelakaan itu terjadi mereka sedang dalam perjalanan menuju Seoul sepulang mengunjungi ku di Daegu! Hari itu adalah dari ulang tahun si bungsu yang ke 7, mereka hanya pergi bertiga dan seorang Supir yang menyetir,

para cucuku yang lain tidak ikut kerena harus mengikuti latihan untuk pementasan seni mereka esok harinya. Tae-tae kecilku ada didalam mobil itu saat kejadian, ia sempat dinyatakan koma oleh Dokter dan baru sadar sebulan kemudian.”


“Lalu dimana anak itu sekarang? Siapa tadi kau bilang namanya?”

“Dia ada di Seoul tinggal dengan para Hyungnya sejak tiga tahun lalu sejak lulus dari Senior High Schoolnya! Taetae, Taehyung, Kim Taehyung namanya”




“Jika dia ada di Seoul dan tinggal dengan para saudaranya apalagi yang kau risaukan dan kenapa tidak kau umumkan saja keberadaanya saat ini, bukankah dia sudah sangat cukup usia untuk menjaga dirinya sendiri sekarang!”


“Justru itu yang aku risaukan! Sejak tragedy yang menewaskan anak dan manantuku, hubungan kelima saudara itu berubah! Kalian tidak tahu bagaimana keadaaanya sewaktu itu.

Mereka, Seokjin dan adik-adiknya mereka menyalahkan si bungsu atas kecelakaan itu! menurut mereka, jika saat itu Taehyung tidak merengek meminta pergi ke Daegu maka kecelakaan itu tidak akan terjadi, mereka bahkan tidak menghiraukan si bungsu yang saat itu terbaring koma di rumah sakit! Bahkan setelah Taehyung sadarpun mereka malah semakin memusuhinya dan menganggap ia tidak ada.

Taehyung kecilku terluka, bukan hanya fisik tetapi juga hatinya! Aku dan istriku membawanya ke Daegu untuk tinggal bersama kami berharap suasana baru akan menyembuhkan hatinya perlahan, sementara para Hyungnya menolak saat aku mengatakan akan membawa mereka tiggal bersama kami juga,

mereka bilang tidak mau meninggalkan rumah mereka, karena banyak kenangan bersama kedua orang tua mereka disana, aku dan Kyungrim sangat ingin menemani mereka tinggal disana, tetapi kami mempunyai tanggung jawab lain di Daegu belum lagi aku harus mengambil alih kembali seluruh perusahaan yang sebelumnya telah aku serahkan kepada Taekwon.

Aku tidak punya pilihan lain, selain membawa si bungsu bersamaku! Kyungrim dan aku memutuskan jika sang bungsu kami bawa dengan catatan kami akan mengunjungi anak-anak yang lain dua kali dalam sebulan atau dua minggu sekali. Perkiraanku dengan membawa si Bungsu ke Daegu, maka keadaan akan membaik perlahan.

Tetapi ternyata tidak, binar ceria dan senyum bahagia itu hilang tak berbekas dari Taehyung, tidak ada lagi suara cerewetnya saat bertanya ini itu, tidak ada lagi rengekan manja meminta sesuatu dari ku, tidak ada lagi suara tawanya yang renyah terdengar, seolah semua itu hilang dan terkubur bersama Taekwon dan Istrinya.

Semua penolakan yang dia terima dari para Hyungnya ternyata membawa dampak yang sangat kuat pada Taehyung! aku tahu mungkin ini terdengar tidak mungkin tetapi Taehyung adalah anak yang sangat cerdas di usianya yang masih enam tahun saat itu. Anak itu bahan sudah bisa berbicara dengan menggunakan Bahasa jepang dan Inggris dengan sangat baik dan memahami semua perkataan orang padanya!

Dan dari apa yang aku amati perkataan-perkataan yang diucapkan saat saudara-saudaranya emosi itu terbawa olehnya, anak itu berubah dan menyalahkan dirinya sendiri, Tae-tae kecil ku menderita sedangkan aku dan Halmeoninya tidak bisa berbuat apa-apa untuk membuat hubungan mereka membaik!”

“Kau menyimpan semua itu sendiri sekian lama! Apa kau tidak menganggap kami sebagai teman dan sahabatmu lagi Junghwan-ah,..” lirih Tuan Kang, setelah mendengar cerita sang Sahabat!


Ia merasakan betapa sakitnya hati Kim Junghwan ketika ia hanya bisa melihat dan tanpa bisa melakukan apa-apa! Dia paham Junghwan tidak ingin para cucunya beranggapan bahwa ia memihak salah satu! Sebagai seorang  kakek dia harus bersikap adik dan tidak berat disalah satu!



“Aku tidak bisa! Aku tahu kalian akan dengan senang hati mendengarkanku dan menolongku jika kalian tahu saat itu, tetapi situasinya sangat tidak memungkinkan! Aku terlalu sibuk berkutat dengan perusahaan yang ditinggalkan oleh Taekwon dan hidupku bahkan hanya berkisar perusahan dan cucu-cucuku.

Aku memahami kenapa anak-anak itu bersikap seperti itu pada sang bungsu, karena itulah aku tidak bisa memarahi mereka begitu saja seperti mereka melakukan kesalahan kecil. Aku tahu karena aku pernah berda di posisi mereka, kehilangan kedua orang tua secara tiba-tiba itu sangat menyakitkan apalagi untuk anak seusia mereka.

Walaupun aku dan Kyungrim membagi waktu kami dengan baik antara menjaga sang Bungsu dan mengunjungi para Hyungnya di Seoul dua minggu sekali, tetapi tetap saja, kesedihan itu tidak hilang begitu saja. Jika keempat  Cucuku yang lain saling memiliki satu sama lain untuk mengutkan diri mereka, maka Taehyung sedirian! Taehyung tidak mau bicara bahkan dengan ku maupun Kyungrim, dia hanya menjawab ketika ditanya dan selebihnya diam dan tidak mengeluarkan suara apapun.” Lirih Tuan Besar Kim

“Maafkan kami yang tidak mengetahui hal itu lebih cepat! Harusnya kami segera mencari tahu  saat kami menyadari bahwa kau semakin sulit untuk ditemui, kami pikir kau hanya terlalu sibuk dengan perusahaan karena bagaimanapun Taekwon sebagai pemimpin pasti meningalkan banyak tanggung jawab yang belum selesai, tetapi kami dengan bodohnya tidak menyadari itu!”


“Bukan salah kalian, mungkin ini adalah salah satu cobaan untuk keluargaku! Kami memiliki segalanya, harta, kecerdasan, kerupawanan! Tetapi kami tetap saja manusia biasa yang tidak sempurna dengan kekurangan kami! Aku yakin suatu saat Cucu-cucu manisku akan membali berkumpul seperti dulu, canda dan tawa mereka saat bersama akan terdengar lagi suatu saat.”


“Apa sampai sekarang hal itu belum juga terjadi? Kau bilang mereka sudah tinggal bersama selama tiga tahun belakangan..”

“Mereka memang tinggal bersama, tetapi seperti orang asing! Walaupun hanya sempat tinggal beberapa bulan bersama aku dan Kyungrim di Daegu, tapi aku tahu bahwa mereka saling menghindari! Atau lebih tepatnya para Hyung mencoba mangabaikan keberadaan Taehyung selama ini!”

“Dia hanya tinggal denganmu sebentar? Lalu selama ini dia tinggal dimana sebelum bersama para Hyungnya?”


“Ah, untuk ini aku cukup bersyukur Cucu bungsuku bertemu dengan seseorang yang mampu mengembalikan sedikit kebahagiannya. Taehyung tinggal di Busan sekaligus bersekolah disana! Dia Hanya pulang ke Daegu saat libur saja, itupun Cuma sebentar!”


“Dia tinggal sendirian di Busan?”


“Dia tinggal di sekolah berasarama!”


“Mwo? Yah, Kim Junghwan, setahuku hanya ada satu sekolah berasrama di Busan, dan itu tidak bisa dimasuki begitu saja! Sekolah itu terkenal akan keajaiban anak-anak muridnya yang rata-rata ber IQ diatas 140”


“Iya, kan mamang sekolah itu yang aku maksud, Bangtan Academy!”


“Mwo?? Jadi benar? Wahh! Kau beri apa sebenarnya Cucu-cucu mu  hingga mereka jadi cerdas dan pintar semua?”



“Huh, itu sudah keturunan! Lagi pula tidak ada yang sempurna didunia ini! Sesempurna-sempurnanya mereka dimata kalian mereka masih mempunyai kekurangan! Kalian hanya belum mengetahuinya saja!”


“Benarkah! Mereka tidak memiliki cela dari yang kulihat!”




“Hahh… baiklah biar aku beri tahu! Pertama Seokjin, ku akui cucu  pertamaku itu sangat tampan dan sopan tetapi kalian tahu, dia itu sangat mudah terkejut! hal kecilpun dapat membuatnya terkejut.

Kemudian cucu keduaku Kim Yoongi, dia memang berbakat alami dan sangat genius dalam hal bermusik, tetapi dia sangat tidak bertenaga, dia adalah yang paling malas bergerak, sangat suka tidur!

Kemudian Kim Hoseok, ia mamang terkenal ramah dan cerdas, tatapi sangat penakut dan hiperaktif,

kemudian Kim Namjoon, ini adalah yang paling parah! Ia bisa merusakan sesuatu bahkan hanya dengan menyentuhnya! Dia sangat ceroboh!  Asal kalian tahu!”



“Hahahaa, benarkah? Tidak terlihat sama sekali!” Canda Tuan Lee


“Lalu bagaimana dengan si Bungsu? Apa dia seperti itu juga?” Tanya Tuan Kang


“Taehyung..? anak ini sedikit sulit dijabarkan. Aku bahkan tidak bisa mengatakan dengan pasti bagaimana sifat anak itu, hanya satu yang bisa ku pastikan darinya, Taehyung itu..























unik!”






TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top