37

Wokehh back again

Aku tuh balik lagi, sambil bawa ini buat kalian semuaa....



Chap 37..

Aku ngantuk,...


Langsung cek aja deh... Yuk lanjut scroll ke bawah man temannnnn

Jgn lupa koment nyaaaa

Seee u next chap...

Saranghae

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

______________________________________










Mansion Kim
Sunday, 17.46 pm KST

Besar dan Megah, apa yang kurang dari mansion keluarga Kim ini? mungkin bagi mereka yang hanya melihat dari luar saja tidak akan terlihat bahwa rumah itu telah kehilangan sinar kebahagiannya sejak belasan tahun lalu.


Tawa kebahagian sudah lama hilang dari rumah  itu saat musibah yang merenggut nyawa Tuan dan Nyonya rumah itu terjadi, seakan semua kebahagian mereka bawa bersama, menyisakan kepedihan dihati para putra yang mereka tinggalkan.


Ini sudah berbulan-bulan berlalu sejak pertengkaran terakhir anak-anak keluarga Kim itu terjadi. rumah itu terasa semakin sepi karena masing-masing dari mereka lebih memilih menyibukan diri dengan pekerjaan.

Semua sama saja, mereka menjadikan pekerjaan sebagai pelarian dari kesakitan hati yang mereka rasakan.








CKIIIT...



Suara gesekan ban motor dan aspal halaman rumah mewah itu terdengar oleh telinga para penghuni Mansion Kim, para pelayan yang melihat jika salah satu dari ke-lima Tuan muda merekalah yang datang segera berbaris rapi  untuk menyambut didepan pintu masuk.



Hal pertama yang tampak oleh mata mereka adalah sesosok pemuda yang baru saja turun dari motor dan melepas helm yang sejak tadi masih melekat menutupi wajahnya.


Pemuda itu tampak terdiam sesaat sebelum memandang kearah rumah besar yang menyimpan sebagian kenangan indah yang terekam oleh memorinya sejak ia bisa mengingat hingga berusia tujuh tahun sebelum tragedi yang menewaskan kedua orangtuanya terjadi.


Kedua tangan itu bergerak melepas helm hitam dengan stiker bergambar siluet anak singa kecil yang dibelakangnya berdiri sang induk singa jantan yang berdiri gagah dan berwibawa.

Ia menarik  nafas dalam, mungkin ini akan menjadi terakhir kalinya ia menginjakan kaki di Mansion ini, tanggung jawab besar sudah menunggu dibalik pundaknya, seperti kata Daddynya, ini mungkin kesempatan terakhir yang ia miliki untuk melihat wajah mereka.



Wajah para Hyung yang sangat ia sayangi, dan untuk terakhir kalinya ia ingin sekali saja sebelum mereka tidak akan pernah bertemu lagi mungkin, sekali saja! ia ingin memeluk para Hyungnya dengan erat, dan mengatakan betapa ia sangat menyayangi mereka, tapi apa itu mungkin? Menatap dirinya saja, mereka enggan, begitu pikirnya.



“Selamat datang Tuan Muda..”




Ucapan selamat datang dari para pelayan itu terdengar ditelinganya, mengalihkan atensi pikirannya yang sejak tadi berkelana.



“Kang Ahjushi? Dimana dia?” Tanya  Taehyung



“Tuan Kang, sedang berada di kebun belakang, Tuan Muda.” Kata salah satu pelayan disana yang menjawab pertanyaan Taehyung sembari membungkukkan tubuhnya sebagai bentuk sopan hormatnya


“Apa Hyung-hyungku ada di rumah?”



“Tuan Muda yang lain belum pulang, Tuan Muda”



Taehyung terdiam, dia tahu bahwa para Hyungnya itu workaholic, tetapi seingatnya mereka selalu mementingkan keluarga diatas segalanya.

Walaupun sedang banyak pekerjaan, tetapi mereka selalu menyempatkan pulang tepat waktu untuk makan malam bersama, yah walaupun ia tidak pernah duduk bersama di satu meja dengan mereka, kecuali disaat Halmeoni dan Harabeoji Kim datang berkunjung.



“Apa ada yang Tuan Muda butuhkan?”




“Tidak, Terima Kasih! Aku hanya akan sebentar! Ada barang yang harus aku ambil di kamarku”



“Baiklah Tuan Muda, saya akan menyampaikan pada Tuan Kang, jika anda sudah pulang.”



Setelah mengatakan hal itu, sang pelayan langsung undur diri dan berjalan dengan terburu menuju taman belakang yang cukup jauh dari bangunan utama tempat mereka saat ini.

*****

Kim Taehyung melangkahkan kakinya menyebrangi ruang tengah yang cukup besar untuk melangsungkan pesta mewah ala bangsawan itu dengan langkah tegasnya.


Menapaki satu demi satu anak tangga dalam keheningan, wajah yang biasanya datar itu tampak mengukir senyuman yang sagat menawan, sayangnya tidak satupun orang yang melihatnya. Langkah kaki itu terhenti disebuah pintu besar berwarna hitam dilantai dua. Pintu kamarnya!


Kamar yang sudah lama sekali rasanya tidak ia huni, kamar ini hanya sebagai tempat singgah jika dipikir lagi, mengingat  lebih seringnya ia tidur di Apartmentnya atau  Mansion Cho.

Kamar itu masih sama tidak berubah sedikitpun sejak terakhir kali ia berada disana, yang berbeda hanya tampak bersih dari debu, pasti Kang Ahjushi yang menyuruh pelayan membersihkannya.


Setelah memastikan jika pintu kamarnya terkunci, ia berjalan menuju kesebuah kabinet yang menyimpan berbagai action figure singa mulai dari anak singa kecil hingga singa jantan dewasa yang bersurai lebat.

Sejak pindah ke Mansion Kim tiga tahun yang lalu, Taehyung mulai mempunyai hobi baru yakni mengoleksi action figure. Jika biasanya orang kebanyakan mengoleksi action figur animasi atau tokoh-tokoh super hero, maka tidak denga Taehyung!



Ia lebih suka mengoleksi action figure dari predator pemasangsa yang terkenal ganas, singa sang raja hutan.


Menurut Taehyung, ia sengaja memilih singa, karena baginya action figure singa itu sebagai pengingat baginya, tentang siapa dia! Karena selain si Raja Hutan itu disebut Lion dalam bahasa inggris sama dengan organisasinya,


Dia juga ingin singa-singa kecil itu menjadi alarm pengingat saat ia mulai merasa egois terhadap keinginannya untuk tetap berada dilingkarannya berada saat ini, lingkaran keluarganya! Tempat dimana para Hyung-hyungnya berada.




Dia hanya manusia biasa yang juga memiliki rasa egois untuk dirinya, tetapi dia sadar bahwa ia bukan hanya memiliki mereka saja sekarang, ia memiliki banyak hal besar yang menjadi tanggung jawabnya dan semua itu berada diluar lingkaran itu.


lingkaran itu bukan lagi rumah tempatnya menetap, rumah tempatnya menetap adalah Lion, dan kelarganya hanyalah tempat persinggahan sementara, begitulah cara Taehyung mengingatkan dirinya.



Kanibet action figure itu bergeser saat Taehyung menekan tombol kecil yang berada di balik salah satu action figurenya itu. Ada sebuah ruang kecil dibalik kanibet itu, dan terdapat sebuah kotak hitam yang kira-kira berukuran 30 cm didalamnya.




Kotak itu terlihat begitu menarik dengan ukiran rumit yang mengelilinginya, ukiran itu terlihat seperti ukiran kuno karena terdapat beberapa ukiran huruf yang tidak akan bisa dibaca oleh sembarangan orang yang melingkari sebuah lambang ditengah-tengah kotak hitam itu.


Taehyung hanya memandang kotak tersebut selama beberapa menit tanpa berniat untuk menyentuhnya.


Kotak itu, kotak yang diberikan oleh kakek Jendral itu pada ia dan kedua sahabatnya! Ya, masing-masing dari mereka bertiga memiliki kotak yang sama dengan isi yang sama pula.



Kotak itu menyimpan sisi lain dari diri mereka, sisi yang tidak pernah dilihat oleh orang lain selain para Lion. Sisi kelam yang hanya boleh keluar di balik bayangan, sisi yang sudah tertidur hampir tiga tahun lamanya, dan sisi itu harus mereka bangunkan sebentar lagi!





Kedua tangan yang dibalut kulit tan eksotis itu bergerak perlahan menyentuh kotak itu, dengan perlahan menariknya keluar dari tempat  benda itu disembunyikan.

Sekilas, kotak itu terihat sama seperti kotak biasa, tetapi siapa sangka saat kotak itu terlihat secara utuh, ada sebuah lingkaran kecil  terlihat kosong, seperti puzzel yang bagiannya telah dilepas.


Beberapa menit berlalu, hal yang sama masih tetap dilakukan oleh Taehyung sejak ia mengeluarkan kotak itu dari tempat persembunyiannya, mengelus sisi depan kotak kayu hitam itu sembari pikirannya yang melayang kemana-mana.



Sepertinya ia hanya sedang menyiapkan hatinya yang sedang sibuk berperang dengan rasa egoisnya, jika memungkinkan ia akan berlari dan berteriak bahwa ia hanya ingin bahagia yang sederhana, kenapa sulit sekali rasanya.




Jemari lentik itu berhenti mengelus permukaan dengan ukiran indah itu, dengan perlahan ia menarik cincin yang selalu melingkar di jari telunjuk tangan kirinya. Cincin itu adalah cincin yang ia terima bersamaan dengan kotak yang ada dihadapannya itu.



Bahkan jika diperharikan baik-baik, huruf kuno yang terukir di kotak itu sama dengan ukiran di cincik perak yang Taehyung gunakan. Ia meletakan cincin itu dilingkaran kecil yang berada di kotak itu dan memutarnya seperempat putaran arah jarum jam dan seperempat putaran arah sebaliknya.





CLIK







Kotak itu terbuka, memperlihatkan dua benda yang entah bagaimana ternyata cukup ia rindukan setelah melihatnya. Benda-benda itu adalah hal yang sangat spesial bagi ia dan kedua sahabatnya.

Kedua benda itu sudah bersama mereka sejak mereka resmi menjadi bagian dari Lion yang mana artinya sejak mereka berusia tujuh tahun tiga belas tahun yang lalu.



Sebuah Tag Milliter dan  sebuah belati





Itulah yang berad di dalam kotak hitam misterius itu!






Kalung Tag Militer itu bentuknya sama saja seperti anggota militer biasa, hanya saja bahan dan ukiran ada disanalah yang membuatnya terlihat berbeda.



Jika Tag militer bisa yanga ada ukiran nomor registasi khusus mereka, maka miliki Taehyung berbeda! Tag itu terbuat dari bahan titanium, dan terdapat ukiran huruf kuno yang hampir sama dengan kotak dan cincin miliknya tetapi ukiran itu sangat kecil dan halus tidak akan ada yang menyadarinya jika tidak melihatnya secara dekat.



Sementara di Tagnya sendiri terdapat code name dan sebuah kata “The First” disisi satu nya. Sedangkan belati itu tidak jauh berbeda dengan Tag militer itu, terbuat dari titanium dan terdapat ukiran kuno di pegangannya.



Taehyung mengambil kalung Tag itu dan berjalan menuju cermin yang berada di kamarnya itu. awalnya ia hanya terdiam beberapa detik didepan cermin hingga beberpa detik kemudian  ia memasangkan kalung itu kelehernya dan menatap lama pantulan dirinya dan bergumam








Welcome back Vantae Kim!”




Kegiatan Taehyung terhenti ketika suara ketukan dipintu kamarnya terdengar, dia tahu dengan pasti siapa yang mengetuk, dengan cepat diraihnya belati  yang masih tersimpan di dalam kotak tadi, dan memasukkannya kedalam kantung bagian dalam jaket yang ia gunakan dan menaruh kotak hitam yang sudah kosong isinya dibawah bantal.




“Tuan Kecil, boleh saya masuk?”



Suara Kang Ahjushi terdengar lembut menyapa pendengaran Taehyung. Ah, sudah lama sekali ia tidak mendengar panggilan itu, panggilan yang selalu pria tua kesayangannya itu gunakan hanya untuk memanggil dirinya sejak masih kecil, pikir Taehyung.

Kunci pintupun telah ia buka, dan nampaklah wajah tua yang selalu memandang lembut padanya itu.


“Tentu saja boleh, Ahjushi! Masuklah..” kata Taehyung sembari menunjukan box smile andalannya.



Kaki itu perlahan melangkah kedalam kamar yang sudah sering ia masuki saat sang pemiliki tidak berada ditempatnya, kamar yang selalu menjadi tempatnya melepas rindu pada sang Tuan kecil kesayangannya itu.



Mata Tuanya memandang penuh rindu saat bertatapan dengan Taehyung, dengan lemput Kang Ahjushi mengusap kepala Taehyung yang entah sejak kapan telan menjulang begitu tinggi dari pada dirinya.


Terakhir kali ia ingat Tuan Kecilnya ini hanya setinggi pinggangnya, saat ia meminta dipetikan apel di kebun belakang Mansion Kim di Daegu tempat tinggal Harabeoji dan Halmeoninya


Sekarang tubuh kecil itu telah tumbuh tinggi dan memiliki proporsi yang mengagumkan, sebelumnya ia kira Tuan Kecilnya ini hanya tinggi dan kurus, tetapi ternyata setelah melihat dari dekat dan menyentuh lengannya saja ia tahu, tubuh itu tidak kurus tetapi penuh dengan otot yang sangat kencang.


“Bagaimana kabar anda? Sudah lama sekali sejak terakhir kali anda pulang kerumah ini.” kata Tuan Kang Lirih



“Aku? Aku sangat baik, Ahjushi! Lihat bukankan aku tambah Chubby?” jawab Taehyung masih dengan suara riang dan senyuman diwajahnya

“Ah, Anda benar! Pipi anda memang terlihat lebih berisi dari sebelumnya.”

“Tentu saja! aku memakan semua masakan yang dibuat oleh Mommy Cho. Ahjushi sendiri bagaimana?”






“Sepertinya anda bahagia bersama keluarga Cho, saya  ikut senang melihatnya! Saya baik-baik saya Tuan Muda, hanya bertambah tua tiap waktunya saja.”


Taehyung menatap dalam  pria yang sudah ikut andil dalam merawatnya sejak tinggal bersama dengan Kakek dan Neneknya itu, dan menyadari bahwa perkataan itu benar, jika Ahjushinya itu tampak lebih tua dari yang ada diingatkannya.




“Berhentilah memanggilku seperti itu Ahjushi~~~ Taetae Juseyeo...”


Kang Ahjushi yang melihat Taehyung beraegyo itupun terkekeh geli, sungguh  sudah lama sekali anak itu tidak pernah menunjukan wajah penuh aegyonya, mungkin terakhir kali ia melihatnya saat masih di Daegu sebelum berangkat ke Seoul untuk meneruskan kuliahnya, tiga tahun yang lalu.







“Coba kau tunjukan wajah penuh Aegyo mu itu pada Hyung-hyungmu, Ahjushi yakin kau akan  menjadi kesayangan mereka!”






“Aku tidak yakin akan hal itu! melihat wajahku yang biasa saja mereka enggan....”



“Taehyungie....”

“Tidak apa-apa Ahjushi! Aku sudah terbiasa, Mommy bilang jika kebahagian yang ku inginkan itu memang ditakdirkan untukku, maka semua itu akan datang pada waktunya! Mungkin saat ini bukanlah waktu yang ku harapkan itu.”




Mau tidak mau Tuan Kang tersenyum saat mendengar perkataan itu, ia merasa bangga pada Tuan Mudanya ini! dia tumbuh dewasa dengan hati yang begitu tulus, disaat lingkungan tempatnya tumbuh sendiri tidak memungkinkan untuk itu.



“Taehyungie, Bolehkah Ahjushi memelukmu...!” kata Kang Ahjushi lirih



“Tentu saja boleh! Apapun untuk Kang Ahjushi Ku..”




Pelukan hangat penuh dengan kerinduan dan kasih sayang itu terasa begitu tepat untuk Kang Ahjushi, entah kenapa kali ini ia merasa bahwa ini akan menjadi moment terakhir saat ia bisa melihat dan menyentuh Tuan Muda Kecil Kesayangannya ini.



Ia merasa, jika mereka tidak akan bertemu untuk waktu yang lama atau mungkin ini hanya perasaannya  saja yang tidak mau melihat Sang Tuan Muda menjauh lagi dari pandangan tuanya?



“Taetae, Kau harus menjaga kesehatan, jangan sampai telat makan. Harus cukup istirahat dan jangan terlalu sering keluyuran dimalam hari, angin malam tidak baik untuk kesehatan!”




Wae... Kenapa Ahjushi tiba-tiba berkata seperti itu!”




“Aku...Aku hanya merasa jika kali ini kita tidak akan bertemu untuk waktu yang lama, tapi entahlah mungkin itu hanya perasaanku saja..”








Taehyung yang mendengar itu semakin mengeratkan pelukannya pada Kang Ahjushi, ia tahu apa yang dikatakan Kang Ahjushi tadi adalah sangat benar, bahkan dia sendiri tidak tahu kapan akan pulang ke rumah ini ataupun kerumah Halmeoni dan Harabeojinya lagi.


Tugasnya kali ini begitu besar dan membutuhkan banyak waktu agar tidak menimbulkan kesalahan yang akan berakibat fatal bagi Negaranya.





“Tidak peduli itu cepat atau lambat, jika Takdir berkata kita akan bertemu, maka kita akan bertemu saat itu juga!”




“Ya.. Kau benar! Tidak ada yang bisa melawan takdir..”




“Terima Kasih Ahjushi..”



Wae, Kenapa berterima kasih?”





“Terima kasih karena sudah bersedia berada disisiku selama ini, dan bersabar menghadapi semua sifat dan sikapku..”




“Kau sudah ku anggap seperti cucuku sendiri, sudah sewajarnya aku berada disisimu bukan begitu? Ayo turun! Sebentar lagi waktunya makan malam, aku yakin para Hyungmu tidak akan pulang untuk makan malam lagi seperti tiga bulan belakangan ini..”



Ah, para Hyungnya









Ahjushi.... Apa mereka seperti itu setelah pertengkaran kami tiga bulan yang lalu?”


Tuan Kang terdiam, haruskah ia berkata jujur pada pemuda ini, atau mengelak? Taehyung adalah orang yang perasa, ia tidak ingin membuat anak ini merasa menyesal dan menyalahkan dirinya sendiri




“Mereka hanya berusaha mencari pelarian dari kegudahan hati mereka, percayalah mereka akan berhenti saat sudah lelah dengan sendirinya......”



“Tapi,..”



“Percayalah, mereka akan baik-baik saja! hanya masalah waktu...”


TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top