26

Assalamualaikum...

Salam sejahtera semua ny,..😁

Gimana-gimana?? Ada yang kangen sama para kapten ganteng kita???😘

Sorry ya lama, keasyikan liburan aku ny😅😅

Sebelumnya minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin, selamat idul fitri ya bagi semua temen" yg merayakan, tp mohon maaf ny buat yg g merayakan juga, pokok ny semuanya, karena aku sering lama up ny.

Untuk semua ARMY selamat hari jadi Bantan yg ke 6 yaaa.. semoga para kesayangan kita makin bersinar dan tambah keren karya" nya.

Untuk semua reader setia ku Saranghae😘😘😘😘😘

Okeehhh lanjut ajaaa g usah pake lamaaaa.. let's go

Oh ya jgn lupa seperti biasa, COMMENT DAN VOTE nya man teman..😁😁😁

Klw bnyak nnt aku kasih...

Kasihh apa hayooo???

Kalian mauny apa???

Ahh, apaan sih aku ini..
Ya udh lanjut gih, lupakaan sja author gaje ini... Tp beneran lohh nnt ku kasihh klw bnyak tp..😂

💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜

______________________________________







Mansion Cho
Monday, 07.30 am


Malas..

Senin selalu menjadi hari sibuk yang mengesalkan, bukan begitu? Libur di hari minggu bahkan tidak akan ada rasanya lagi setelah jam makan siang berakhir, realita libur dihari minggu sungguh jauh dari ekspektasi yang selalu di impikan.


Matahari yang sudah bertengger tinggi langit timur  nyatanya tidak membuat rasa malas itu sulit untuk dihilangkan. Kamar besar legkap dengan segala perabotan mewah dan mahal yang yang didominasi warna emas dan hitam itu tampak sepi.

Bukan karena tidak ada yang menghuninya, tentu saja bukan! Sepi yang ada disebabkan si pemilik kamar sendiri yang sedang tertidur seperti orang mati . Alarm yang  bertugas membangunkan sang Tuan pun sudah teronggok manis di lantai kamar dengan keadaan yang mengenaskan.

Entah malas atau apalah namanya..


Sang putra mahkota Cho yang tampan rupawan itu sepertinya terlalu enggan untuk bangun dan beranjak dari ranjang king sizenya, padahal seharusnya dia berada dikampus saat ini dan mengikuti kelas yang sudah dia lewatkan seminggu  belakangan.



Clek

Baby..!?”


Suara lembut khas seorang ibu terdengar memecah keheningan kamar besar itu. Hal biasa baginya jika sang anak berada di Mansion mereka untuk membangunkan sang bayi singa yang dalam mode malas akutnya. Dia sudah hafal diluar kepala segala hal tentang sang bayi kesayangannya itu.


“Sampai kapan kau akan tidur terus Taetae?! Bangunlah Mommy tahu kau ada kuliah pagi ini. Bangunlah dan bersiap ke kampus! Kau sudah sangat telat sayang!!” kata Nyonya Cho sembari mengelus kening sang putra dengan sayang.

Jujur saja, terkadang saat sedang memandang putra angkatnya itu  seperti ini atau saat mereka menghabiskan waktu bersama, dia selalu berandai jika saja putra kandungnya  masih hidup mungkin dia akan sebesar putra angkatnya itu.

Dia pasti akan tumbuh menjadi pemuda tampan dengan tubuh tinggi, kulit putih dan rambut ikal kecoklatan sama seperti sang Suami, karena saat kecil putra kandung mereka memang sama persis seperti sang  suami seperti copy-an dalam versi yang lebih muda.

Membayangkan saja sudah membuat hati kecilnya teremas perih, pada kenyataannya semua itu hanya angan yang tidak akan pernah tercapai. Air mata terlihat berkumpul di kedua pelupuk matanya yang indah itu dan pada akhirnya jatuh mengalir di pipi putih yang tertutup make up sederhana.

Entah berapa lama ia terhanyut dalam lamunan hingga ia tersadar saat sebuah tangan terulur menghapus sungai kecil yang mengalir di wajah cantiknya, usapan lembut yang memuatnya menangis semakin keras mengeluarkan sesak dihatinya.

Mommy... Don’t cry, please! It’s hurts me..” kata sang pemilik tangan, Cho Taehyung putra angkat keluarga Cho yang menjad kesayangan keluarga itu

“Hiks... mian baby. Mommy hanya teringat sesuatu saja! hiks.. tiba-tiba saja teringat dan malah membuat air mata Mommy keluar begitu saja...” kata Nyonya Cho sembari mencoba tersenyum dan menghapus air mata nya.

Taehyung bukan orang bodoh, kalian tahu itu! dia tahu kenapa sang Mommy sampai menangis seperti ini. jujur saja dia kadang sangat iri dengan putra kandung Tuan dan Nyonya Cho yang telah meninggal jika teringat ia bukanlah anak kandung Tuan dan Nyonya Cho karena memiliki orang tua yang sangat hebat seperti mereka.

Sedangkan ia sendiri sudah kehilangan kedua orang tuanya. Bukankah nasib mereka sungguh terbalik satu sama lain. Taehyung kehilangan orang tuanya dan keluarga Cho kehilangan putra mereka. Takdir benang merah yang mengikat mereka dan tentu saja hanya tuhan yang tahu apa yang tertulis di takdir mereka.

Mommy! Tidak apa, aku tahu Mommy pasti sedang memikirkan Jaehyunie hyung, tidak apa-apa.. tidak ada yang salah dengan itu! Tetapi jangan sampai air mata ini menetes.

Aku tidak suka, Jaehyunie hyung juga pasti tidak akan suka melihat Mommy menangis! Tidak ada seorang anakpun yang suka melihat Ibu nya menangis apalagi karena dirinya...

Jadi tersenyumlah! Hatiku sakit  setiap kali melihat Mommy  menangis..” Katanya lembut dengan menggenggam kedua tangan sang Mommy dan berakir memeluk wanita yang sudah membesarkannya dengan penuh kasih sayang itu

“Huks.. maafkan Mommy! Mommy terlalu terlarut dalam lamunan hingga membuat mommy tiba-tiba jadi teringat pada Jaehyunie..” kata Nyonya Cho membalas pelukan sang anak

Sungguh rasanya dia sangat beruntung menjadi anak angkat di keluarga Cho saat kelurganya sendiri malah menggapnya ornag asing. Bukankah tuhan maha adil, menggantikan apa yang hilang darinya dengan sesuatu yang sangat bahkan tidak pernah ia harapkan dapat dimiliki lagi.

“Jaehyunie hyung sangat beruntung memiliki kalian sebagai orang tuanya! Mommy pasti sangat merindukan Jaehyunie hyung karena sudah lama tidak mengunjunginya. Bagaimana kalau weekend nanti kita kunjungi Hyung dan pergi kencan setelah nya...? bukankah sudah lama sekali kita tidak pernah pergi bersama lagi.. ?”


Senyum lembut itu kembali terukir indah di wajah Nyonya Cho, dengan tangannya yang mengusap pelan kepala Taehyung dan anggukan singkat yang menyatakan kesetujuannya dengan rencana sang anak.


“Nde, tentu saja sayang! Hyungmu pasti senang jika kita datang berkunjung. Mommy mau kau mengosongkan jadwalmu seharian penuh, Mommy tidak mau jika nanti tiba-tiba kau tinggalkan karena urusan mendadak ditengah-tengah acara kencan kita, mengerti..!!” kata Nyonya Cho galak.


Nyonya Cho ingat sekali terakhir kali ia pergi berdua dengan sang anak, bayi singanya itu tiba-tiba mendapat telepon dan buru-buru meninggalkannya begitu saja setelah mengatakan ada urusan penting, sungguh dia kesal sekali jika mengingat itu. dia seperti dicampakan oleh kekasih demi wanita lain.

Padahal hanya ditinggal pergi oleh anak kesanyangannya karena tugas negara begitu sih kata Taehyung sebagai pembelaan.

“Nde Mommy Yeoppo, nanti Mommy bisa menyita handphone ku kalau mau..” jawab Taehyung dengan senyum kotak andalannya, tentunya dia masih ingat dengan tragedi kencan terakhir mereka yang pada ujungnya membuat sang Mommy kesal dan berkahir pada hukuman harus ikut dengan sang Mommy kemanapun selama seminggu penuh dan 24 jam berada disampingnya kecuali saat tidur dan ke kamar mandi saja.

“Bagus! Sekarang mandi dan bersiap ke kantor..” kata Nyonya Cho setelah teringat tujuannya ke kamar sang bayi singa nya

Mwo, Kampus Mommy bukan Kantor...” kata Taehyung yang berpikir Mommynya salah menyebut

“Aniya, kantor! Mommy tahu kau ada kelas pagi pukul 7 pagi tadi tapi sekarang sudah pukul 7.30 tentu saja sudah sangat terlambat. Jadi sekalian saja kau bolos hingga siang nanti. Ikut Daddy mu ke kantor, itu lebih berguna dari pada di Mansion terus dan tidak melakukan apa-apa!”

“Malas Mom...! aku mau tidur saja”

No..no..no.. baby! Bangunlah mandi Mommy dan Daddy tunggu di meja makan. Tidak ada penolakan, itu kata Daddy mu.. sudah sana mandi” kata Nyonya Cho sembari mendorong sang anak memasuki kamar mandinya dan berlalu dari kamar itu dengan senyum lembut setelah menyiapkan pakaian untuk sang anak ke kantor bersama suaminya hari ini.

*****



Big Hit University
Art and Music Faculty, 02.15 pm




Tit.. tit..


Tap..


Tap..


Tap..


Tap..



Sepasang kaki tegas berbalut pantoefl hitam mengkilat yang terlihat mahal itu melangkah keluar dari area parkir fakultas seni dan musik yang menjadi tempanya menimba ilmu selama tiga tahun belakangan ini.

Seperti biasanya bisik-bisik mulai terdengar dari orang-orang yang dia lewati ataupun yang berpapasan, sungguh dia sudah terlalu biasa dengan semua itu dan menganggapnya angin lalu saja.



Cuek dan masa bodoh adalah hal sudah mendarah daging  dalam dirinya sejak dulu, Dan itu sangat berguna dalam situasi seperti ini.


Sepasang kaki itu terus melangkah menyusuri koridor yang penuh dengan mahasiswa-mahasiswa yang sepertinya menunggu kelas dimulai atau hanya sekedar bertegur sapa dengan kenalan mereka, tapi tentusaja mereka tidak akan melewatkan kesempatan untuk menatap atau melirik sang brandalan kampus yang terkenal berbahaya itu, siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung.

Kim Taehyung, pemuda yang menjadi objek tatapan dan gosip mereka sendiri tampak tidak peduli dan terus melangkahkan kaki jenjangnya ketempat tujuan awal datang ke kampus.

Ruang musik yang ada di ujung lorong lantai 4 adalah destinasi yang harus dia datangi untuk menghadiri kelas vocal yang merupakan mata kuliah wajib diambil untuk angkatannya di jurusan musik.

Lima menit berlalu sejak dia menginjakan kakinya di area kampus dan berjalan menuju kelasnya yang akan segera dimulai 15 menit lagi, tapi sungguh apa para penggosip itu tidak lelah terus-terusan membicarakannya.

Entah ini hanya perasaanya saja atau memang benar, pandangan mereka kali ini sedikit berbeda dari biasanya. Jika biasanya kebanyakan pandangan yang dia terima adalah  pandangan merendahkan dan sinis, kali ini dia merasa mereka lebih memandanganya dengan pandangan penasaran dan terkejut atau tidak percaya,.. mungkin!?

Tapi entahlah dia tidak terlalu perduli, dia datang hanya karena ingin menghadiri kelas itu saja.

Saat sampai didepan ruang kelas tujuannya tanpa ragu membawa langkah nya melewati pintu yang terbuka itu.


Hening...







Itulah yang terjadi sesaat setelah ia melewati ambang pintu, semua mata dikelas itu memandangnya bahkan teman-teman se-gengnya juga ikut menatapnya. Ada apa dengan semua orang hari ini  pikirnya, aneh sekali!

Dasarnya Taehyung itu cuek dan masa bodoh ditambah lagi ketidak pekaannya terhadap lingkungan sekitar dia lewat saja dan duduk di samping Hongbin yang masih menatapnya.


“Ck.. kenapa lagi kalian menatapku seperti itu!” kata Taehyung kepada teman-temannya



“Wah.. Kim Taehyung! Kau sudah tobat?!” kata Mingyu yang pertama menjawab pertanyaan dari Taehyung  yang menurut mereka hari ini terlihat aneh tidak seperti Kim Taehyung yang biasanya mereka kenal

“Kau kerasaukan setan ya?! Aneh sekali!” kali ini Jihoon yang  bersuara



“Ck! Sebenarnya kalian ini kenapa? kenapa kalian terus menatapku aneh seperti itu, Huh!!” kata taehyung dengan nada malasnya




“Taehyung-ah, kami tidak menatap mu aneh, tapi kau sendiri yang aneh sekali hari ini!” kata Bambam mewakili yang lainnya


Sungguh dia.. ah tidak mereka semua yang biasa melihat Kim Taehyung sang Brandalan kampus yang paling di takuti dengan style ala preman pasarnya itu tiba-tiba berpenampilan seperti pemuda baik-baik tanpa celana compang-camping dan rambut berwarnanya yang selalu berganti seperti pelangi tentu saja sedikit terkejut.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan penampilannya hanya saja karena itu Kim Taehyung maka itu adalah hal yang luar biasa aneh bagi penghuni kampus itu.


Kemeja biru langit yang lengannya dilipat sesiku, dengan celana bahan berwarna hitam membalut kaki kenjangnya, tidak lupa sepasang pantoefl hitam mengkilat yang sekali lihatpun orang tahu itu bukan barang murah.


Belum lagi aksesoris menghiasai lengannya, jam tangan rolex dan cincin yang terpasang dijari lentiknya tidak lupa gelang perak dengan ukiran seperti tulisan kuno yang selalu dia gunakan biasanya, ditambah pemanis yang tidak pernah absen di telinganya tiga tindikan anting kecilnya. Dan yang paling membuatnya terlihat berbeda adalah warna rambutnya yang berwarna coklat eboni, Tampan dan penuh karisma.

Jauh dari aura brandalan yang biasanya terasa.



“Aneh?! Aku biasa saja!”



“Kau tidak berkaca dulu sebelum ke kampus? Kau terlihat seperti mahasiswa baik-baik dari jurusan bisnis yang sedang magang saja tidak sepereti Kim Taehyung si Brandal kampus!” kali ini Hongbin yang berseru



“Oh.. jadi masalah penampilanku hari ini! aku kesiangan tadi untuk menghadiri kelas Prof. Kang. Karena sudah terlalu terlambat Mommy menyuruhku ikut Daddy saja ke Kantor dari pada aku hanya tidur menunggu jam kuliah berikutnya yang masih sekitar tiga jam lagi.


Jadi aku ke Kantor dengan pakaian yang Mommy siapkan. Aku kira bisa pulang setelahnya ternyata aku malah terjebak diruang rapat menggantikan Daddy yang harus meninjau proyek di Busan dan malah jadi melewatkan mata kuliah kedua juga.

Rapatnya baru selesai tiga puluh menit yang lalu, jika pulang dan ganti baju dulu tidak akan sempat menghadiri kelas ini, jadi aku langsung kesini saja diantar supir Daddyku.”

Jelas Taehyung panjang lebar, karena ia yakin jika dia hanya menjawab singkat maka teman-temannya ini akan terus bertanya dan ia malas bolak-balik menjawab pertanyaan mereka yang tidak ada habisnya itu.


“Lalu, rambutmu? Kau merubahnya hanya karena mau ke kantor saja?” tanya Mingyu


“Tidak, aku sudah mewarnainya sejak beberapa minggu yang lalu, karena harus menghadiri acara penting yang mengharuskan berpenampilan sopan dan jauh dari kata preman dan brandal!” kata ku mengingat acara seminar menyebalkan itu.


“Ah, jadi kau bolos selama seminggu karena acara penting itu!?”

“Ya dan tidak! Jangan bertanya lagi Profesor Min sudah datang aku malas jika harus disuruh keluar dari kelas ini. Aku sudah bolos kelas ini sejak awal semester dan tidak mau jika harus mengulang tahun depan!”

Benar saja ternyata Prof. Min yang mengampuh mata kuliah Vocal sudah berdiri didepan para mahasiswanya dan mulai mempersiapkan materi yang akan ia ajarkan hari ini.

TBC

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top