Natal

Okeh, saya melanjutkan ini lagi karena 2 hari berturut-turut saya di buat berkaca-kaca pada 1 pendeta. Saya lupa siapa namanya, tapi namanya ada Hen dan mulia. Enatah Hendrimulia ato Henmulia. Saya lupa.

Pendeta itu pendeta yang di datangkan dari luar kota, jadi umum kalau saya lupa. Pertama kali saya liat pak pendeta itu saat natal remaja tanggal 19 (dan bertepatan pada hari pengambilan rapot (nggak ada yang tanya)#plak). Oke lanjut.

Sejujurnya dia pendeta yang kotbahnya pas banget untuk anak muda yang suka bosen dengerin kotbah. Oke, saya termasuk tipe seperti itu. Kotbahnya ngena banget dan ada humornya yang bikin ketawa.

Nah yang ke-2 saya ketemu dengan pak pendeta itu lagi saat saya pergi ke ibadah pemuda untuk menampilkan Vg remaja-pemuda. Kotbahnya berbeda. Tapi... rasanya intinya sama. Mengenai apa itu Natal.

Kita simpan dulu cerita2 saya mengenai pak pendeta yang namanya ada "mulia"nya. Sekarang saya beralih mengenai natal.

Menurut kalian apa itu natal?
-acara keagamaan untuk memperingati kelahiran Yesus ke dunia.

Biasa, semua bisa jawab. Iya nggak? :3

Nah, apakah kalian menyukai Natal?
-ada yang suka, ada yang biasa aja.

Nggak suka? Tobat muh :P.

Apa yang kalian sukai dari natal?

Nahlo...

Biasanya nih ya, orang-orang suka natal karena:
-makan-makannya.
-hadiahnya.
-liburannya (saya termasuk).
-pergi-perginya.
-acara gerejanya, nanti ada dance, drama dll.

Alasan kalian ada di sana? Yah minimal satulah, liburannya. Apalagi klo skolahnya itu selalu ada pr. Bih... rindu amat yang namanya li-bu-ran. Benerkan? (Kebanyakan curhat nih aurthornya...)

Ato ada yang lain? Kasih komentar dong, authornya kepo#dirajam.

Kalau aku sendiri juga nggak tau kenapa aku bisa suka sama natal. Kalau bulan Desember itu paling di nanti-nanti deh, tapi nggak suka sama yang namanya tahun baru.

Apa karena nggak sabar acara gerejanya (bukannya sombong atau sok suci, biasanya aku pengen tau kapan ibadah natalnya datang. Nggak tau kenapa.), apa karena bisa ke kota kelahiran (dah jarang banget sih), apa karena ultahnya. Eits, yang ultah bulan ini bukan cuman aku aja loh, mamaku juga (nggak tanya#ditaboked). Tanggal berapa aku ultah? Pikir sendiri...

Aku pikir terus apa sih yang bikin bulan Desember itu jadi bulan spesial buat aku? Padahal aku sudah super pasrah klo nanti ultahku cuman ucapan selamat aja (pengalaman pribadi (curhat lagi)#plak).

Oke, aku coba satu-satu alasan tadi yang bisa mendapatkan jawaban kenapa aku suka bulan ini:

1. Makan-makan: em, biasa aja tuh... tinggal ke warung trus minta makan banyak selesai (warung punya kluarga inti).
2. Hadiah: blom pernah di kasih hadiah secara langsung. Mungkin di beliin baju (hari biasa aja di beliin baju kok), di traktir (klo keluar-keluar sama ortu di traktir kok, beda klo cmn berdua ama kakak aja -_-). Nggak ada yang spesial, terlalu biasa malah.
3. Liburan: oh jangan di tanya. Udah ketebak. Tapi tetep aja biasa. Soalnya di bulan lain juga ada liburnya toh...
4. Pergi-pergi: bukannya mau memiris-miriskan diri sendiri, ato bagaimana. Tapi kebiasaan saya hanya ke sekolah-rumah-warung-gereja-rumah-sekolah-rumah dan begitu seterusnya. Kalau sempat pergi keluar dari lingkaran itu, hoki namanya. Bahkan saat itu liburan aku cuman diem di rumah dan nggak kemana-mana. Gimana nasib gue pas liburan besok ya?#bediridipojokan.
5. Acara gereja: em... klo bilang iya, di bilang sok suci padahal kadang bosen sama pendetanya. Bukan firmannya.

Wah, curhat w banyak amat ya...#liatkeatas.

Okeh abaikan saja kenapa dan biarlah pertanyaanku menjadi sebuah misteri.

Nah kita lompat lagi.

Ada 1 cerita dari pak pendeta yang namanya ada kata "mulia"nya yang bikin aku... giamana ya? Suka aja gitu dengernya.

Dia cerita dulu dia sempet semacam retreat ke Bandung klo nggak salah tapi yang deket ama laut. Dia ada 4 sesi kotbah di sana plus nggak nginep. Karena dalam acara itu nggak ada sesi yang ke laut, nah pak pendeta ini usul untuk berdoa di pinggir laut. Dia blg, untuk anak kecil dan orang yang udah tua nggak perlu ikut. Untuk orang tua kalau mau doa ada airnya di kolam renang aja, karena jarak hotel-lautnya agak jauh, jalan kaki lagi.

Nah ada 1 anak kecil yang kira-kira kelas 5 Sd mau ikut doa di laut. Pertamanya nggak boleh, tapi akhirnya boleh asalkan ayahnya bisa ngawasin. Anaknya doa entah di mana karena nggak di kasih tau bener-bener tempatnya di mana. Sedangkan ayahnya ngawasin dari jauh. Setelah 20 menit ayahnya datengin anak itu buat balik lagi ke hotel itu.

Ternyata anak itu nangis. Pas di tanyain kenapa menangis ternyata anak itu dapet pengelihatan. Dia lihat pantainya itu bagus banget (pantai yang jadi tempat dia berdoa nggak sebagus pantai di Bali soalnya, ups...). Langitnya biru, jadi otomatis lautnya juga biru. Di penglihatannya anak itu bisa merasakan kasih Tuhan apalagi saat Tuhan memeluknya. Ya walaupun nggak melihat secara langsung, anak itu tau yang memeluknya itu Tuhan. Karena itu ia menangis.

Denger kayak gitu jadi inget pas kelas 5 Sd juga aku pernah dapet pengelihatan. Saat itu aku, mama dan cece lagi doa bersama sambil bergandengan tangan. Doa untuk papa yang lagi di luar kota dll. Pas doa aku melihat aku, mama dan cece lagi doa tetep dalam posisi yang sama tapi tempatnya berbeda. Di luar semesta, sekeliling itu warnanya ungu ada planet dan bintangnya. Rasanya tentram dan aman. Pas buka mata, hilang. Aku pikir itu cuman mimpi atau halusinasiku, tapi kok... rasanya beda? Aku benar-benar bisa inget jelas sampai sekarang. Akhirnya aku cerita ke mama dan cece. Saat papa pulang mama cerita juga sama papa.

Lalu yang ke-2 kali, sekarang bareng sama papa. Saat mulai berdoa aku bisa melihat 4/ 5 malaikat lagi bergandengan mengelilingi kami yang lagi berdoa bergandengan tangan. Para malaikat sedang bernyanyi dan tersenyum, tapi aku nggak bisa denger apa yang mereka nyanyikan. Malaikatnya itu terang banget dengan sayap yang juga terang tapi masih terlihat bayang-banyangnya (maksudnya masih terlihat muka, mata, mulut, dll). Dan lagi-lagi aku lihat kami melayang dalam keadaan duduk! Itu WOW BANGET!

Ada juga soal kami berdoa soal pertanyaan dari papa aku lupa sih, tapi yang masih aku ingat ada tangan besar yang sudah siap menarik dan menuntun papa tapi papa masih jongkok diam di tempat. Nggak se-wow sebelumnya tapi ada makna tersembunyi untuk papa.

alasan mengapa aku jadi punya pengelihatan seperti itu mungkin karena saat di kota sebelumnya aku selalu membaca alkitab yang ada gambarnya perhalaman itu loh... soalnya di rumah rasanya ada yang ngawasin aku terus bahkan lagi nonton rasanya nggak nyaman (info, ternyata pas dah keluar dari rumah itu memang ada kematian 1 keluarga tanpa sebab. Bahkan di daerah itu di kelas angker, tapi masih rame soalnya jalannya sering dilalui). Jadi aku mulai baca alkitab trus tatapan itu lenyap seketika.

Alasan mengapa aku dah nggak dapet pengelihatan saat berdoa, karena aku sudah mulai berdosa. Dah jarang buka alkitab.

Kembali lagi ke pak pendeta yang namanya ada kata "mulia"-nya. Dia bisa bikin aku menangis. Setelah menceritakan kesaksian, pak pendeta itu menyuruh kami yang di situ untuk berdoa dari hati kami masing-masing. Seperti meminta pengelihatan, kalau anak kecil bisa mendapatkan pengelihatan berarti kami bisa.

Aku berdoa meminta maaf kepada Tuhan karena dosa-dosaku dan meminta kembali pengelihatan. Aku mengakui dosa ke Tuhan sampai air mataku hampir keluar. Lalu fi lanjutkan doa pak pendeta yang mendoakan kami yang ada di sana.

Saat doa selesai aku melihat sekeliling, memang agak gelap tapi semua mukanya biasa aja. Bahkan temen di sebelahku biasa aja. Cuman aku yang berkaca-kaca nih. Eh ternyata kakak kelas yang pelayanan di depan juga. Weh bukan aku aja toh..

Yup segitu aja ceritaku di bulan ini.

Eh maksudku kali ini. Ehehehe ^^v

Mungkin mengakui dosa di depan keluarga lebih berat di banding mengakui ke teman, atau sama-sama berat? Kau yang memutuskan.

Percaya aja Tuhan ada di mana-mana. Matanya dapat melihat ruangan seujung jarum sekalipun, matanya dapat melihat kalian di mana-mana.

Meminta kepadanya. Jangan menyerah. Pasti kau dapat, kalau tidak dapat akan diberikan yang terbaik untukmu.

Bukti? Aku punya kok. Sederhana. Ceceku mau ke universitas T, aku mau ke sekolah J. Tetapi secara manusiawi tak bisa. Doa.
Akhirnya ada pendeta bilang bahwa ceceku sebenarnya tak diarahkan Tuhan di sana, tetapi karena keinginan ceceku Tuhan akan memberikan uang untuk ceceku sampai lulus!
Aku pikir ingin masuk sekolah J karena siapa tau bisa dapat beasiswa ke universitas T juga , tapi di sekolah J itu harus melaksanakan ujian. Dah tau aku nggak pinter jadi pasrah aja ngelaksanain ujaian eh tau-tau aku LULUS!

Dulu aku dan cece pengen NDS. tapi sekarang di berikan yang lebih bagus. Apa? Smartphone. Nggak ada tab, nggak ada Psp. Ini lebih dari cukup. Stuju? Hehehehe...

Dari kecil mama selalu suruh aku dan cece buat doa untuk mendapatkan pendamping yang terbaik. Akhirnya cece rajin berdoa lalu dapat hasilnya. Cece di beritau siapa yang akan mendampingi cece.

Bukti-bukti lainnya ada dikehidupanmu. Bukti kecil yang sangat mempengaruhi kehidupanmu. Mungkin kalian tak sadar...

Yah... banyak mengucap syukur.

Mengucap syukur karena kau bangun tubuhmu masih lengkap dan tak cacat. Jangan anggap remeh, ada yang bercerita tangannya patah karena terplintir sama baju perlu di oprasi. Keluar biaya berapa? Balau pakai bpjs masih mending.

Mengucap syukur karena kau masih di berimakan, mengucap syukur karena kaluargamu masih lengkap, mengucap syukur karena bisa ketemu si doi (eh dah libur ya? Emang kalian punya si doi? Wkwkwkwkwkwk.), dll lah pokoknya.

Kenapa aku biasa ketik seperti ini? Entahlah, jangan tanya aku. = ̄ω ̄=

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top