Awal
Ini seperti bukan cerita fiksi, tetapi kesaksian (?) ato curhat (?) hehehe...
Kenapa aku ingin membuat ini? Entahlah, aku juga tak tau. Nanti yang baca aja gak tau deh siapa hehehe...
Setelah menonton kesaksian begini deh jadinya, ingin memberitaukan ke kalian semua.
"Memang kau siapa, pendeta?"
Bukan.
"Anak pendeta?"
Bukan.
"Siswi sekolah pendeta?"
Bukan juga.
Aku adalah anak belasan tahun dan merupakan anak dari Tuhanku yang maha baik, maha pengasih, maha adil dan lain-lain deh pokoknya :D
"Kau anak alim?"
Bukan juga, aku anak yang paling berdosa yang sebenarnya tak bisa di ampuni. Yang seharusnya tak perlu di berikan belas kasihan oleh Bapaku. Tetapi, aku masih hidup sampai sekarang dan mendapatkan cinta dari wali Tuhan.
Aku menyimpan banyak dosa. Sangat banyak! Bahkan berbohong dengan keluarga yang paling dekat denganku! Dengan teman-temanku! Dengan sahabatku! Aku sudah merusak apa yang Dia berikan kepadaku! Aku anak yang paling hina!
...
Tapi... Aku masih hidup dengan kecukupan yang di beri oleh Tuhan :)
Aku bukanlah anak dari orang kaya yang serba berkecukupan. Aku hanyalah anak bungsu dari keluarga yang di cukupkan oleh Tuhan. Kalau di pikir-pikir lagi itu luar biasa oh akanku tambahkan SANGAT LUAR BIASA :D. Nggak terkira begitu...
Walaupun keluarga hampir hancur... Masih di sambung oleh Tuhan. Memang keluarga yang paling pertama dalam perkembangan karakter ya... (Kok nyambung ke sono? Hahaha...)
Oke, mungkin pertama aku ingin menceritakan mengenai diriku.
.
.
Aku anak ke-2 dari 2 bersaudara. Anak yang dibilang sangat ceria (sampai sekarang). Anak yang paling banyak kekurangan dan sering bohong sekarang-sekarang ini.
Dulu aku adalah anak yang cengeng faktornya ya karena di marahin. Aku lupa di marahin karena apa, tetapi kalau papa atau ceceku membentak aku pasti menangis. Aku dulu anak yang sabar. Baca lagi, dulu sekarang ya gitu hehehe... Keluarga? Bisa terbilang kacau. Walaupun kelihatan luarnya baik-baik saja. Dulu mama yang satu-satunya anggota kaluarga yang paling dekat denganku, walaupun aku dan cece tidurnya sekasur....
Saat itu aku sangat berkecukupan. Tapi nggak wow banget. Lebih banyak yang bisa di belilah dari pada sekarang.
Dulu papa pernah membuka usaha sendiri, tetapi tiba-tiba bangkrut tampa aku ketahui. Pertama aku hanya ditanya.
"Mau pindah ke xxx(keluar kota)?" tanya papa.
Aku sangat tidak mau pindah dari rumah. Ada teman-teman yang pas denganku. Bagaimana kalau aku tidak memdapatkan teman? Kalian tau, ternyata aku mendapatkan teman hehehe... Biasa pikiran anak kecil.
Ternyata papa bangkrut karena kebodohannya (karena belum meninta ijin jadi di sensor ya hehehe...). Sampai ada yang mengirim bodyguard. Papa takut kami kenapa-kenapa. Jadi kami memutuskan untuk pindah walaupun aku tinggal 1 semester lagi naik kelas. Aku sangat mengingat itu.
Di kota sebut saja kota Y (bukan inisyal, cuman ambil dari salah satu kata aja). mama membuka jualan di kantin sekolah xxx. Lumayan ada yang membeli dan lumayan aku bisa bertemu sahabatku di sana. Aku mulai bisa mendapatkan teman di sekolah S di kota Y itu.
Mendapatkan teman dari adik dan kakak kelas. (Itu mengingatkan aku dengan kejadian tak enak itu... Jangan bertanya, aku tak ingin menceritakannya). Awalnya papa tak mempunyai biaya untuk menyekolahkan aku dan ceceku. Ternyata Tuhan mengutus orang-orang gerja untuk membayar uang sekolahku dan ceceku. Itu hal yang tak terduga banget. Nih aku lagi ketik sambil senyam-senyum sendiri.
Di kota Y itu papa malah mendapat pekerjaan di kota L (sampai sekarang). Akhirnya setelah aku dan ceceku naik kelas, kami pindah ke kota L. Sebelumnya hanya papa yang ke kota L. Pertamanya aku dan cece bersekolah yang kelihatannya dapat dipercaya. Oh ternyata... Jangan di tanya. Dan uang sekolah lagi-lagi Tuhan yang bayar. Kali ini melalui keluarga papa. Puji Tuhan banget!
Itu semua tidak ada pikiran. Sampai sekarang aku berada di kota L. Itu semua benar-benar terjadi. Mungkin itu sangatlah biasa menurut kalian. Tau kenapa aku sampai mau menceritakan kalian cerita ini?
1. Dulu di kota yang paling pertama kami berkumpul saat hanya ingin saja menonton dan rumahnya terlalu luas (walaupun bagus. Eh sekarang rumahnya lagi di jual(nggak nyambung :v)). Aku merasa ada pisahan antara aku dan keluargaku.
2. Kami tak seakur sekarang. Yah... Walaupun aku banyaknya home alone. Tapi masih ada ngomonglah sama mama papa dan cece yang di luar kota.
3. Cece sempat cerita (di telepon) kalau cece sempat berbicara dengan Roh Kudus. Yang masih sangat aku ingat adalah mengenai keluargaku. Cece bilang kalau kita (aku dan keluargaku) tidak pernah turun seperti itu keluargaku bakal hancur. Papaku bakal main cewek, mamaku bakal minta cerai, ceceku yang mulai pergaulannya tak bagus dan yang bikin aku menangis.... Aku bakal mencoba banyak cara untuk bunuh diri.
Kenapa aku menangis? Karena sempat aku berpikir untuk melakukan itu. Pernah terpikir untuk mengambil tali, menusuk diri dengan pisau, meneriaki papa "kalau tak mau punya anak kayak aku bunuh aku sekarang!" itu saat aku SD kira-kira kelas 2-4 oh nggak lebih (saat SMP sudah jarang pikir kayak gitu, mikirnya malah ngelawan wakakaka.. Masih labil lah yaw). Dulu aku merasa hidup hanya untuk dimarahin. Hampir setiap hari di marahin. Tapi, aku lihat sekarang. Aku hidup untuk apa. Ternyata aku menjadi jembatan untuk keluargaku yang kurang konunikasi. Seperti antara cece dengan mama-papa, mana dengan papa, dan sebaliknya.
Memang kita tak bisa tau kita akan menjadi apa nantinya. Rencana Tuhan itu baik banget.
Dulu aku sempat berpikir aku tidak terlalu suka dengan papaku karena menyebalkan dan suka ceramah. Siapa sih yang mau di ceramahin? Akhirnya aku bicara terus terang sama papa, soal mantanku, soal alasan kenapa cece mau pindah ke kota, dan lain2. Ternyata kenapa papa suka ceramah dan marah2 karena cintanya. Memang sih sudah banyak yang bilang. Tetapi kita mana bisa percaya 100% kalau kata-kata itu tidak keluar dari mulut orang tua/ orang yang kita tak suka sendiri.
Kalau di pikir-pikir lagi cerita ini bukanlah hal yang w.o.w. tapi tak masalah jika kita berbagi bukan?
Tak perlu cerita yang w.o.w untuk membuktikan kasih Tuhan. Kita masih hidup saja sudah bersyukur :)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top