I
Dipa masih menunduk menatap makam dengan tanah merah yang basah oleh hujan, hujan yang sama yang mengaburkan Airmata Dipa yang tak berhenti bercucuran.
Didalam tanah yang membumbung itu terkubur Jasad Papanya tercinta. Papanya yang sehari lalu berjanji akan segera pulang dan menemani Dipa yang mulai bosan sendirian dirumah super luas itu.
Papanya ternyata berbohong, papa tak pernah pulang, justru malah pergi untuk selamanya meninggalkan Dipa dalam kesepian tak berujung.
Tapi Dipa iklas, lagian sekarang papa bisa beristirahat dengan tenang disamping mama yang tak pernah berhenti dicintai papa sampai papa meninggal.
Kesendirian Dipa bahkan sudah terlihat mulai dari sekarang, lihatlah tak ada yang mau membuang waktu hanya untuk sekedar memayunginya. Tak ada papa, maka Dipa bukan siapa-siapa lagi.
Tapi Lihat dimana Deva berdiri, ada tiga, empat orang yang standby memegang payung dibelakangnya belum lagi istri Deva yang cantik yang dengan Setia memayungi suaminya.
Deva juga tak mau repot-repot menyuruh salah satu ajudannya untuk memayungi Dipa. Bahkan disaat sekarang ini, disaat yah mereka meninggal dan dikubur seperti ini, Deva tak terlihat berniat untuk memperbaiki hubungannya dan Dipa. takkan ada yang mempertanyakan hal tersebut, semuanya patuh dibawah hidung Deva yang angkuh.
Kerusakan yang tak pernah Dipa tahu sebabnya. dengan jarak umur mereka yang terpisah Beberapa tahun, nyatanya mereka berdua tak pernah rapat. Saat Dipa masuk SD, Deva sudah kelas tiga SMA. Jadi mereka punya kelompok bermain sendiri.
Meski begitu, saat mama masih ada, Deva masih mau menghabiskan waktunya untuk makan bersama Dipa dan papa. Tapi setelah mama meninggal, Deva bagai menarik diri dari mereka.
Tapi sikap Deva tersebut masih bisa dipa terima. Sayangnya perangai Buruk Deva padanya makin menjadi-jadi. Hingga akhirnya Deva menikah dengan perempuan yang tak disukai oleh papa, tanpa mendapat restu, Deva tetap menikahi perempuan tersebut lalu keluar dari rumah. Hal tersebut makin memperlebar jarak antara mereka. Meski begitu sesekali Deva pulang kerumah jika papa memanggil.
Meski begitu hubungan Deva dan Dipa makin jauh dan kering. Bahkan jika kebetulan mereka bertemu disuatu tempat, Deva lebih suka membuang muka daripada menyapa Dipa yang sudah tersenyum lebar padanya.
Dan sekarang setelah papa meninggal, siapa lagi yang jadi pengikat antara dirinya dan Deva.
Dipa bisa memastikan bahwa dia benar-benar sebatang kara sekarang ini. Siapa sangka, diumurnya yang masih belum genap dua puluh tahun, Dipa harus kehilangan semuanya.
Rasa dingin dari air hujan yang membuatnya basah kuyup, sudah tak Dipa rasakan, tertutup oleh rasa sakit dihatinya.
Seolah dia bukan siapa-siapa, setiap pelayat yang meninggalkan pemakaman hanya menyalami Deva tanpa menegur atau melihat pada Dipa.
Meski tak pernah mengangkat pandangannya dari tanah kubur papanya, tapi Dipa tahu, pada akhirnya yang tinggal hanyalah Dipa dan Deva yang masih Setia di temani oleh Aulia, istri cantik Deva dan beberapa ajudannya.
Sudah mulai gelap, jadi Deva memutuskan untuk meninggalkan makam Papanya dan membiarkan anak manja itu sendirian disini, menemani papanya yang Arogan itu.
Deva memutar tubuhnya diikuti segera oleh Aulia dan beberapa ajudannya, berlalu meninggalkan pemakaman ini. Hingga akhirnya Deva masuk kedalam mobilnya yang sudah dinyalakan pemanas.
Tanpa perintah dari Deva, Sopirnya, Denis takkan berani menginjak gas dan menjalankan mobil. Semua menunggu perintah Deva, agar mereka semua bisa meninggalkan tempat ini, pulang kerumah dan beristirahat.
Sayangnya perintah yang ditunggu tak kunjung datang. Deva malah sibuk melihat keluar jendela kearah dimana Dipa berdiri mematung didalam guyuran hujan.
Duduk disebelah Deva, Aulia dapat melihat jelas bagaimana rahang Deva berkedut dan tangannya yang mengepal dengan sinar aneh dimatanya.
Aulia lebih memilih diam, dari awal dia mengenal Deva, menyebut nama Dipa adalah hal yang terlarang.
Siapalah dia yang hanya istri mainan Deva. Istri kontrak yang tak pernah dipakai Oleh Deva. Dan sepertinya sebantar Lagi perannya sebagai Istri Deva juga takkan berguna.
Bukankah Deva sudah mengatakan, dia hanya membutuhkan Aulia sampai dia bisa bebas mendapatkan apa yang dia mau tanpa bisa di halangi siapapun.
Atau mungkin demi nama baiknya dan menutupi moralnya yang bejat, Deva masih mau memakai jasa Aulia. Itulah yang Aulia Harapkan. Menjadi istri Deva membuatnya di hormati oleh semua orang, baik yang tahu asal usulnya atau yang tak pernah tahu Asal usulnya. Jadi Demi kenyamanan hidupnya, Aulia lebih memilih diam dan membiarkan Deva dengan mentalnya yang rusak.
Hampir setengah jam lamanya Deva hany diam menatap Dipa, sebelum akhirnya memberi kode pada Ajip untuk menjalankan mobil.
mobil tersebut berlalu dan Deva sudah tak bisa mengamati Dipa yang masih terlihat cantik dalam balutan baju putihnya, meski kesedihannya membuat wajahnya jadi pucat.
Dan disana Dipa roboh diatas makam papanya, dalam ketidaksadarannya, membiarkan hujan dan gelap malam menemaninya.
Sudah beberapa jam berlalu lewat tengah malam, dan DeVa masih belum bisa memejamkan matanya. Diluar Guntur dan halilintar sahut menyahut.
Pikiran Deva berkelana pada sosok Dipa. Tadi saat tahlilan dipanti asuhan milik papanya dia tak melihat sosok Dipa. Rasanya tak mungkin Dipa melewati hal sepenting itu.
Atau anak cengeng itu, masih menangis dikuburan. tapi tak mungkin, Dipa itu takut gelap, mana berani dia berada di tempat seperti itu sendirian.
Besok malam kalau Dipa tak hadir diacara tahlilan maka Deva akan memberinya pelajaran. Mulai sekarang anak manja itu harus tahu batasannya.
Dipa tak boleh berbuat, seolah-olah masih ada papanya yang akan menuruti segala kemauannya. Dipa harus menerima kenyataan bahwa Deva lah yang berkuasa sekarang ini.
Sekarang ini Deva Bukan hanya memiliki empat puluh persen saham dari seluruh perusahaan papanya tapi karena setahu Deva papanya tak pernah membuat surat wasiat maka otomatis, Harta papanya akan jatuh ketangan Deva sebagai anak lelaki satu-satunya.
Deva akan menjadi pemilik mutlak dari semua milik papanya, termasuk simanja Dipa didalamnya.
Mata Deva menyipit, dan bibirnya menyunggingkan senyum jahat. Rasanya dia tak sabar ingin membuat Dipa tahu, dimana Deva akan menempatkannya kelak.
Deva melirik kesebelahnya, kebagian ranjangnya yang kosong dan dingin.
Disanalah Deva akan menempatkan Diva. Untuk menghangatkan ranjang dan tubuhnya.
Sayang ada banyak hal yang terlebih dahulu harus Deva urus, salah satunya Untuk mengamankan dan memuluskan jalannya untuk menjadikan Dirinya sebagai pemilik Dipa.
Dan yang terpenting dari semua itu Deva tetap ingin orang lain menghormatinya. Sebejat-bejatnya Deva dia masih butuh orang Lain untuk menjalankan bisnisnya.
jalannya adalah memerangkap Dipa hingga tak bisa melakukan apapun untuk merusak nama baik Deva atau bahkan melarikan diri dari Deva.
Deva sudah menunggu terlalu lama untuk menjadikan Dipa sebagai miliknya. Dan sekarang setelah papa mereka meninggal, takkan ada yang bisa menghalanginya lagi memiliki Dipa.
Tunggu saja tanggal mainnya...!!!!
***********************
(25082017) PYK.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top