5 - Gangguan Dari Makhluk Gaib (1)
Dea dan Matahari jalan bersisian menuju parkiran. Mereka saling diam. Tidak mengeluarkan suara sepatah kata pun. Sebenarnya Dea ingin menegur teman sekelasnya itu, tapi ia takut dicueki. Pasalnya Matahari tidak sehangat matahari yang ada di langit sana. Matahari yang ini dingin. Sangat dingin malahan.
Tiba-tiba saja hantu Kiko kembali muncul. Hantu perempuan itu merangkul bahu Matahari dengan santai. Lalu Matahari menepis tangan hantu tersebut yang ada di bahunya. Dan hantu perempuan itu berlalu sambil bersungut-sungut.
Kejadian itu tak lepas dari mata Dea yang berjalan di sebelah kanan Matahari. Perempuan itu mengerutkan keningnya samar. Matahari bisa melihat hantu juga?
"Hari, kamu bisa lihat hantu juga?" tanya Dea.
Matahari tidak menjawab, ia terus berjalan seperti tidak mendengar suara Dea. Padahal Dea yakin, suaranya sangat jelas untuk didengar oleh Matahari.
Dea berdecak kesal. Perempuan itu menarik lengan Matahari dengan kasar. Lalu ia berdiri tepat di depan Matahari.
"Kamu bisa liat hantu juga?" tanya Dea dengan penekanan di setiap kalimat.
"Bisa," jawab Matahari singkat. Laki-laki itu masih setia dengan wajah datarnya.
"Kok kamu biasa aja. Kamu nggak takut?" tanya Dea sambil menoleh ke kanan kiri. Takut ada yang mendengar pembicaraan mereka. Tapi untunglah, keadaan sekitar mereka sepi.
"Kenapa harus takut? Manusia cuma boleh takut sama Tuhan," jawab Matahari lagi-lagi dengan wajah datarnya.
Dea melepaskan lengan Matahari yang ada di genggamannya. Dalam hati perempuan itu setuju dengan teman sekelasnya ini. Kita hanya boleh takut pada Tuhan. Tapi masalahnya ... tidak semudah itu!
🍁🍁🍁
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top