Dihargai
Ada sesuatu yg menempel kuat ketubuh dan kekulitnya, itulah hal pertama yg merasuk kepikiran arzu saat bangun keesokan paginya. Arzu mulai Ketakutan dan dengan sangat perlahan arzu mulai membuka kelopak matanya. Dimana ini, arzu sedikit mengalami disorientasi.
Arzu mempeehatikan sekelilingnya dalam dia dimulai dari dirinya, dia tidur miring. tapi ada tangan kokoh dan kuat yg melingkari pinggangnya yg telanjang. Hati-hati, Arzu menarik lalu mengintip kedalam selimut yg menutupi tubuhnya.
Jangan panik, jangan panik. Memang ada yg memeluknya.
Dengan menahan nafasnya arzu memutar kepalanya. Seorang pria dengan tubuh putih berotot sedang tidur dengan bibir menempel keleher belakang arzu, dan nafasnya terasa mengelitik. pria itu juga telanjang sampai kearea pribadinya. Sekarang aku panik, bagaimana ini.
Arzu ingin lari tapi Jika dia bergerak tiba-tiba maka arzu takut sipria akan bangun dan memarahinya. Arzu bisa membayangkan betapa sakitnya jika tangan lebar pria tersebut menamparnya mungkin dia akan mati. Arzu memejamkan matanya dan mencoba berpikir agar menemukan solusi.
Lalu semuanya mulai masuk dan diputar dalam memori otak arzu yg paspasan. Pria yg tidur memeluknya dan tak malu karna sudah telanjang ini adalah suaminya.
Pria ini menikahinya semalam dan arzu sudah menjadi istrinya.
Sedikit rasa lega memenuhi hati arzu. Posisi mereka sekarang bukanlah suatu kesalahan atau dosa. Pria ini berhak menyentuh tubuhnya, bahkan dialah pemilik tubuh arzu.
Arzu kembali memutar kepalanya memperhatikan kamar dimana dia berada, dihotel yg semalam simpulnya. Arzu tak tau sekarang jam berapa, tak jam dikamar ini. Apakah kalau dia lambat bangun tak papa, arzu takut ibu akan marah. Arzu betul-betul merasa dalam dilema sekarang.
Pria ini masih tidur dengan nyenyak bahkan pelukannya pada tubuh arzu malah makin kuat. Arzu lebih takut pria ini menamparnya dari pada tamparan ibu.
Arzu memilih diam dan menunggu pria ini bangun, arzu bahkan berusaha bernafas sepelan mungkin agar tak menggangu tidur sipria yg sudah menjadi suaminya ini.
Ketika beberapa saat kemudian tangan si pria bergeser kebawah dan tepat menyentuh area pribadinya, arzu bahkan harus menggigit bantal agar jeritannya tak mengacau tidur sipria. Arzu panik, Tapi yg tak arzu sadari bahwa tubuhnya yg gemetar ketakutan telah membangunkan suaminya.
Ilhan menunggu dalam diam sampai dirasanya arzu sedikit tenang, tersenyum dalam hati dia tahu persis apa yg membuat arzu gemetar. Arzu yg polos dan diperlakukan seperti rapunzel dengan kejam tidak pernah dekat dengan pria manapun. Tentu saja kondisi tubuh mereka sekarang pastinya membuat arzu shock.
Dengan iseng, sambil masih berpura-pura tidur ilham memindahkan tanganya keatas dada arzu dan bibirnya merayap ketengkuk arzu. Ilhan mengigit lidahnya agar tak tertawa saat merasakam tubuh arzu yg tersentak. Makin jail, ilhan menyelipkan jarinya kedalam bra arzu. Jeritan arzu yg tertutup bantal nyaris membuat ilhan terbahak.
Segala perubahan tingkah laku yg dilakukan ilhan jadi tak siasia, karna mendapatkan hadiah perempuan semurni arzu. Ilhan sehat dan mempunyai nafsu seks kuat. karna janji pada ayahnya maka selama ini dia menahan kebutuhannya demi mendapatkan arzu. Dan mulai kini dia bisa memuaskan dirinya dengan arzu yg sudah halal untuknya.
Alangkah indahnya hidup ini.
Kejantanan ilhan yg tegak berdiri menyodok bokong arzu yg dibalut celana dalam, arzu gemetar dan mengeser tubuhnya kedepan dan ilhan juga menyusul. Begitu terus hingga arzu terdesak kepinggir ranjang. Senyum tak lepas dari bibir ilhan dan Arzu yg bodoh masih berpikir kalau suaminya masih tidur.
Ketika tak bisa lagi mengeser tubuhnya, arzu tetap mengeser bokongnya maju dan karna hal tersebut arzu nyaris terjungkal ketepi ranjang.
Tangan ilhan yg memeluknya menahan tubuh arzu, arzu bukannya bersyukur sudah ditolong ilhan malah ketakutan karna membuat ilhan terbangun. Dengan sekali tarikan tubuh arzu berputar menghadap ilhan.
Wajah arzu nyaris menempel diwajah ilhan.
"maa..af, saya nggak ber..maksud membangunkan anda" suara arzu yg gemetar membuat hati ilhan sakit. dikutuknya semua orang yg membuat arzu berubah menjadi sepengecut ini.
Senyum yg diberikan ilhan membuat arzu makin gugup, ada saatnya sebelum ibu memukulnya ibu akan tersenyum dulu padanya. Wajah arzu pucat pasi.
"arzu, aku suamimu. Kau bisa memangilku ilhan atau apapun yg kau mau kecuali, anda dan kamu. Aku tak suka jika kau menggunakan kata tersebut padaku"
"ya.. Tentu. Tentu saja" arzu bahkan tak berani membalas tatapan ilhan.
"arzu, kau istriku dan aku tak suka jika istriku takut padaku" wajah arzu bukan terlihat lega malah makin pucat.
"bagaimana caramu menjalankan kewajibanmu sebagai istri jika kau takut padaku"
Dibelainya wajah arzu dari pelipis ke lehernya.
Mata arzu terpejam, belum pernah ada yg menyentuhnya selembut itu setelah ayah meninggal.
Arzu malu sekali karna hanya dengan satu sentuhan dia bisa menangis terisak, suaminya memeluk dan mengusap punggung arzu.
"kenapa menangis arzu" meski tubuh suaminya terasa keras dan berotot tapi suaranya begitu lembut. Seakan arzu akan hancur hanya dengan suara yg terlalu keras.
Arzu makin terisak, ilhan telentang dan membawa arzu keatas dadanya, dibiarnya arzu menangis sepuas hatinya. Dada ilhan sudah basah oleh air mata arzu, dan lengan ilhan yg dijadikam arzu tempat berpegang terasa sakit. Biarlah asal bisa mengangkat rasa sakit yg disimpan arzu didadanya.
Begitu tangis arzu mulai reda, ilhan menarik wajah arzu mendekat kewajahnya.
"jika aku menciumu apa kau akan sedih atau marah"
Arzu menggeleng pelan, ini sudah tugas dan kewajibannya sebagai seorang istri.
Ilham tersenyum sangat manis dan makin menekan kepala arzu agar merunduk.
Bibirnya mula-mula hanya menempel lembut dibibir arzu, itu saja arzu sudah berdesir hebat. Keringat dingin muncul dipelipis arzu dan dengan lembut ilhan menyapukan jemarinya disana.
"arzu, kau taukan apa yg aku inginkan"
Arzu tau dan mengangguk, tapi arzu tak tau cara memberikannya. Arzu cemas karna dia tak berpengalaman dan akan mengecewakan ilhan.
"a..ku... Bagaimana memberikannya. Maaf.. Aku bahkan tak mengerti"
Tawa ilhan ikut menguncang tubuh arzu yg berada di atasnya.
"ya tuhan arzu, kalau aku mencari yg berpengalaman aku pasti tak bersamamu sekarang" ilhan menyelesaikan ucapannya dengan kecupan dikening arzu.
Tangan ilhan makin kuat mengusap punggungnya.
Dan ilhan melepas kait branya. Tangan arzu menyusup diantara tubuh mereka, langsung tersilang didepan dadanya.
Ilhan membiarkannya, disisirnya rambut arzu yg tebal dan panjang dengan jemarinya.
"arzu, apa kau mempercayaiku untuk saat pertamamu"
Pada siapa lagi arzu harus mempercayainya kalau bukan pada suaminya, arzu megangguk.
"arzu satu hal yg perlu kau ingat selalu, selama aku hidup aku takan pernah berniat menyakitimu dengan sengaja. Dan itu semua karna Aku mencintaimu arzu"
Belum sempat arzu mencerna ucapan cinta ilhan, ilhan sudah mengulingkan tubuhnya dan menindih arzu.
Bibir ilhan yg menekan bibirnya membuat pikiran arzu blank. Bibir ilhan melumat bibirnya mengisap dan mengulum bibir atas dan bawahnya bergantian. Dan erangan arzu terdengar dari dalam tenggorokannya, dan hal tersebut membuat ilhan juga ikut mengerang senang.
Tekanan bibir ilhan memaksa bibir arzu membuka, lidah ilhan merayap dengan pelan dan lembut. Mata arzu terbelalak, ditatapnya wajah ilhan yg begitu dekat dengan matanya. Ilhan selalu terlihat begitu sempurna. Lidah ilhan mengusap rongga mulut arzu, dan menyapu gigi arzu. Mata arzu tak kuat membuka dan terpejam menahan rasa geli dan resah di perut bagian bawahnya.
Arzu mengliat, ilhan mengisap lidah arzu. Arzu terperanjat dan mengerang.
Arzu kewalahan menerima serangan bibir ilhan, dia hanya bisa merima dan pasrah saat ilhan membuatnya merasa diinginkan.
Saat ilhan melepas ciumanya, dada arzu naik turun bibirnya merah dan bengkak.
Ilhan membersihkan bibir arzu yg belepotan liur dengan ujung jempolnya.
mata arzu yg polos memandang ilhan dengan kebingingungan, rasanya tubuh arzu ingin ilhan kembali mendekapnya.
"aku menginginkanmu arzu" suara ilhan serak dan dalam.
Arzu memejamkan matanya, dan ilhan kembali mencium bibirnya. Arzu pikir ciuman ilhan akan sepelan dan selembut tadi dia salah. Ilhan melumat bibir arzu, lidahnya menerobos, menekan dan mendorong lidah arzu. Tak tau kenapa Erangan yg bersumber dari tenggorokan ilhan malah membuat arzu senang.
Kaki arzu menekuk saat merasakan vaginanya berdenyut, arzu ingin ilhan menyentuhnya dan terkabul. Tangan ilhan menyapu paha arzu, membuatnya merinding kegelian. Tubuh arzu bergerak liar dan lagi-lagi ilhan mengerang.
Arzu tak bisa bernafas tapi tak apa asal ilhan terus menciumnya.
Saat ciuman ilhan berpindah ke tulang selangkanya, arzu bernafas terburu-buru takut ilhan akan menciumi bibirnyA kembali dan dia kembali sulit bernafas. bibir arzu terasa tebal dan mati rasa.
Gigitan dan hisapan dilehernya membuat arzu mencengkram sprei dan mengigit bibirnya, arzu bahkan meminta dan memberi lebih saat kepalanya menekuk kekasur dan mengekspose lehernya untuk ilhan.
Jari ilhan yg menyapu dadanya dan kepala arzu terasa berputar, tak kuasa menahan nikmatnya arzu merintih. tangan arzu tersilang didepan dadanya.
Ilhan terkekeh dan membuka tangan arzu, arzu segera membalikan tubuh telungkup kekasur.
"apa kau tak mau aku melihat apa yg memang sudah menjadi milikku arzu"
Arzu tak bergeming, ilhan mengelus punggung telanjangnya dan arzu merinding.
"aku bukan hanya ingin melihatnya arzu, aku ingin menyentuh dan menciumnya"
Bisik ilhan ditelinga arzu, wajah arzu sampai ketelinga merah padam.
Ilhan dengan sangat lembut kembali membuat arzu telentang.
Dibukanya tangan arzu, arzu segera menutupi wajah dengan kedua telapak tanganya.
Ilhan kembali membuka tangan arzu, kali ini ditahannya kedua lengan arzu dikasur yg bergoyang seirama tubuh mereka.
Mata arzu menyorotkan perasaan malu membuat ilhan gemas, kejantanan ilhan makin keras dan membesar. Ilhan perlahan menurunkan bibirnya kepayudara arzu yg kecil dan membulat. Arzu kembali memejamkan matanya dan mendesah.
Bibir ilhan mengepit puting arzu dan mengisapnya, punggung arzu melengkung nikmat.
"apa kau menyukainya" arzu mengangguk malu tak sanggup menatap ilhan yg sedang memuja arzu dengan tatapannya.
"kau percaya aku takan pernah menyakitimu kan arzu, percayalah arzu aku selalu ingin memberi yg terbaik untukmu" arzu kembali mengangguk dan ilhan melepas sebelah tanganya yg menahan pergelangan tangan arzu.
Telapak tangan ilhan menangkup dan meremas payudara kiri arzu, arzu merintih.
Mulut dan tangan ilhan bermain dikedua payudaranya. dengan tehnik yg sudah disempurnakan ilhan bahkan bisa mengoyak celana dalam arzu tampa arzu sadari. Semua yg dilakukan ilhan pada tubuhnya begitu indah dan mengirimi arzu sejuta rasa yg tak pernah dikenalinya, dan pada akhirnya semuanya berkumpul dipusat dirinya. Arzu seakan ingin pipis, Arzu mengeliat berusaha menahan kencingnya yg terasa sudah diujung dan tak tertahankan.
"lepas kan arzu" suara serak ilhan membuat arzu makin tak tahan. Bagaimana kalau kencingnya membasahi semua sprei, arzu malu sekali. Tapi rasa ini tak tertahankan meski arzu sudah mencengkram sprei sampai terlepas dari ranjang.
"lepaskan arzu, aku ingin melihatnya" arzu mengatup kedua pahanya rapat dan kuat menahan vaginanya yg ingin meledak, Arzu menatap ilhan dengan mata yg berkaca-kaca. Perlahan dan sangat lembut jari ilhan menyelinap kebalik pahanya dan mengelus lipatan vagina arzu.
Paha arzu terbuka lebar, diri Arzu terasa meledak dan arzupun menjerit, kenikmatan yg terasa membutakannya memenuhi diri arzu. Nafas arzu memburu dan pinggulnya terangkat air mata mengalir disudut matanya. Arzu bingung dan takut, apa yg salah padanya barusan. Apalagi saat arzu membuka matanya wajah ilhan yg menatapnya terlihat begitu tegang dengan dada yg turun naik. Marahkah ilhan padanya?.
Tanpa kata Ilhan memposisikan diri di antara kedua paha arzu yg masih lemah dan gemetar.
"aku menginginkanmu arzu, istriku, cintaku" lalubarzu merasakan penis ilhan masuk dengan sangat perlahan dan lembut kedalam dirinya.
Arzu mulai merasa tak nyaman merasakan vaginanya yg sempit dimasuki penis ilhan yg besar, tubuh arzu menegang. Ilhan mendesah, Arzu terisak saat ilhan mulai terasa menerobos selaput kewanitaannya. Tubuh arzu melengkung dan jeritan kesakitan tak bisa ditahanya saat ilhan berhasil menembus selaput daranya.
Ilhan berbohong padanya, sekarang saja ilhan sudah menyakitinya.
Tubuh ilhan tak kalah tegang, nafasnya menderu dengan wajah merah. Dihentikanya gerakannya dan Ditunggunya tubuh arzu rileks dan menyesuaikan diri. Sementara darah mulai mengalir ke sprei dibawah arzu.
Ilhan memberi ciuman-ciuman kecil di paha dan perut arzu. Saat dirasanya tubuh arzu mulai pasrah barulah ilhan bergerak perlahan, arzu menjerit kaget menatap ilhan dengan sayu, meski begitu ilhan tetap begerak didalam tubuhnya. arzu mencengkram lengan ilhan dan melukainya.
Ilhan mengerakan tubuhnya dengan irama yg lembut, dan arzu mulai mengakui bahwa kesakitan mulai hilang dan berganti rasa yg menyenangkan dan terasa nikmat. Arzu mendesah dan terisak memeluk leher ilhan, kepala ilhan menyusup antara leher dan bahu arzu. Tubuh ilhan licin dan berkilat karna keringat, rambutnya basah dan jatuh.
Ilham mencengkram bahu arzu saat gerakannya makin cepat dan kuat. Jeritan nikmat, lenguhan dan rintihan arzu membuat ilhan kehilangan akal sehat, kenikmatan dan klimaks menjadi fokusnya.
Saat penis ilhan terasa membengkak didalam dirinya, arzu melayang dibawa badai kenikmatan. Dengan pekik dan terisak arzu melepas tubuhnya, pasrah terbawa permainan ilhan, Arzu bagai kehilangan seluruh tenaganya. Tanganya terentang lebar dan kepala arzu menekan kasur membuat dagunya terangkat dan bibirnya digigit untuk menahan sisa erangannya.
Arzu yg melayang dan terlihat sangat nakal dibawah tubuhnya membuat ayunan tubuh ilhan tak terkendali. Ilhan merasakan klimaks akan menghantamnya, dipegangnya kedua paha arzu dan dibenamnya kejantannya sekuat tenaga dan sejauh yg bisa kedalam diri arzu.
Arzu terpekik, melengkungkan punggungnya dan saat itu juga ilhan menumpahkan benihnya langsung kerahim arzu. suara Erangan ilhan dan isakan arzu memenuhi kamar. Arzu nyaris kehilangan kesadarannya karna gelombang kenikmatan yg menyapunya begitu dahsyat dan kuat.
Ilhan ambruk menimpa arzu, wajahnya dibenamkam dirambut arzu yg tergerai diranjang. Nafasnya berat dan sesak.
Begitu nafasnya kembali normal ilhan berguling telentang, membawa tubuh arzu menimpanya. Ilhan tertawa, terlihat begitu bahagia dan lepas.
"ya tuhan arzu, kalau seperti ini terus setiap bercinta denganmu maka aku akan mati muda. Tapi aku rela karna aku akan selalu merasakan sudah berada disurga "
Arzu malu, tingkahnya tadi seperti perempuan tak punya malu saja. Ibu pasti akan mengatakan arzu perempuan murahan jika melihat yg terjadi tadi.
"arzu, kenapa diam saja. Apa aku menyakitimua" arzu menggeleng didada ilhan.
"kau malu" arzu tak merespon.
Ilhan memeluk arzu kuat dan mengecup keningnya.
"arzu, apa yg kita lakukan tadi adalah hal yg memang sudah sepatutnya terjadi. Kau tau kita suami istri bukan" arzu mengangguk.
"aku bahkan ingin selalu melakukannya lagi dan lagi"
Arzu menahan nafasnya. Dan jantungnya berdentam seperti ingin mematahkan rusuknya. Semenjak menatap ilhan pertama kali, arzu sudah kehilangan pengendali kerja jantungnya.
"tidak sekaranga arzu, nanti saat kau sudah merasa lebih baik. Masih banyak yg harus kau pelajari tentunya arzu" ilhan mengusap punggung arzu.
Arzu nyaris tertidur kalau tak ingat bahwa sebaiknya dia bangun. Meski sudah menikah, arzu tak tau bagaimana dia akan menjalani harinya.
"ilhan" rasanya arzu gugup sekali memanggil nama suaminya.
"ya, ada apa arzu" justru ilhan senang sekali.
Arzu mendongak dan menatap ilhan gugup.
"apa tak sebaiknya kita bangun, aku tak tau sekarang sudah jam berapa dan apa yg mesti kulakukan selepas ini. Jadi sebaiknya aku menemui ibu dan bertanya padanya "
Arzu menggeser tubuhnya, cengkraman ilhan dilengannya menghentikan gerakan arzu.
Arzu begitu takut melihat wajah ilhan yg merah karna marah.
"dengar arzu, kau istriku. Tak ada yg boleh memerintahmu. Kau tak menerima perintah tapi memberi perintah. Kau akan tinggal dirumahku, yg menjadi rumahmu juga. Kau hanya perlu mengatakan apa yg kau mau dan semua orang akan berebut menjalankan perintahmu"
Arzu terpana dengan semua kata-kata ilhan. Lama arzu memandang ilhan yg balas memandangnya dengan penuh kelembutan. Darah arzu berdesir.
"kacamatamu"
ilhan mengernyit "apa"
"semalam kau memakai kacamata" arzu sendiri heran, kenapa dia menanyakannya.
"tu disana" ilham menunjuk nakas dengan bibir merahnya. Dan kacamata berbentuk persegi panjang tampa bingkai terletak rapi disana.
"aku rabun jauh, syukurlah. Jadi aku tak butuh kacamata untuk melihatmu karna kau akan selalu berada didekatku"
Wajah arzu merona mendengar ucapan ilhan.
"kau yakin ibu takan mempermasalahkan jika aku belum menghubunginya" arzu kembali membahas ibunya dan ilhan kembali terlihat marah.
"baik ibumu, ayah tirimu atau saudara tirimu atau siapapun tak ada yg boleh memperlakukanmu lagi sesuka hati mereka atau mereka akan berurusan denganku. Tak ada yg boleh mempermainkan istriku arzu, Kau dengar itu arzu. Istriku harus dihormati oleh siapapun. " arzu mengangguk dan kembali membaringkan kepalanya kedada ilhan.
"arzu hanya kata-kataku lah yg harus kau dengarkan dan turuti. Dan satu lagi kau harus mengatakan apa yg kau mau, aku akan selalu berusaha mengabulkannya untukmu arzu."
Tak terasa air mata arzu mengalir deras. Selama ini Tak pernah ada satu orangpun yg terlihat begitu menghargai arzu sebagai manusia. Dan suaminya terlihat bukan hanya menghargai tapi juga terlihat begitu menyayanginya.
Semua bagai mimpi saja, arzu tak ingin terbangun dan mendapati semua ini hanya mimpi. Arzu takut akila akan kembali mengambil tempat yg seharusnya milik akila.
Arzu bahkan sudah merasa tak rela jika akila mengambil ilhan darinya.
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
(12032017) pyk.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top