BAB 2 : RENDEZVOUS
Hana memejamkan mata. Gemuruh di hatinya berbisik.
'Ah, rasa macam apa ini, sekian lama kau pergi dan tak berkabar, tiba-tiba hadir tanpa basa-basi. tulang-tulangku seakan diloloskan, nafasku tersendat, jantungku berdebar kuat, dadaku bergejolak, duniaku berhenti, aku harus bahagia atau bersedih? Kondisi sudah berbeda. Tapi nyatanya hadirmu masih mampu mendominasi hatiku!
Ah! You are suprising me man! Congrats!
Musab Baihaqy .!!!'
.
.
.
🍁🍁🍁
Hana pamit keluar pada Tim setelah sesi panggungnya selesai. Para geng keheranan melihat expresi Hana yang tiba-tiba.
"Kays ikut Bunda...," pinta Kays kecil.
"Iya, sayang, ayo ..., " jawab Hana sambil mengait tangan Kays.
Keluar ruangan agaknya adalah pilihan terbaik menurut Hana. Saat ini ia butuh udara segar.
Hana duduk dikursi panjang sebuah taman ditengah hotel. Taman ini menghadap ke kolam renang hotel. Tak ada orang yang berlalu-lalang disini. Sebuah kebetulan. Membuat Hana bisa benar-benar menenangkan diri.
Bunga-bunga warna-warni menghiasi taman, menambah indahnya pemandangan menghibur hati Hana. Kasyan bermain ayunan di samping Hana duduk.
"Pelan-pelan,ya, Kays ...," perintahnya, Kasyan hanya tertawa kegirangan.
Angin semilir berhembus menerpa wajah Hana. Sejenak Ia memejamkan mata, menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan.
Berulangkali ia ulangi untuk menenangkan gejolak dalam hatinya.
Tiba-tiba.
"Bundaaa ....!!!"
BYUUUUR!!!!!
Hana tersentak mendengar suara Kaysan menjerit memanggil. Ia melihat ke ayunan, Kaysan tak ada. Hana bergegas bangkit dari kursi.
" Kays ...!!!" Panggil Hana, matanya berpendar mencari Kaysan. Tak ada sahutan.
" Kays ...!" Panggil Hana lagi sambil berlari kesemua arah. seketika matanya membulat melihat Kaysan sudah berada dalam kolam renang dewasa. Hatinya tambah bergoncang hebat, semakin dahsyat tak karuan.
"Ya Allah ...!" Jerit Hana, panik tak terkira, Ia berlari ke arah Kaysan sambil meminta tolong.
"Tolong ...! Tolong ...! Tolong ...!" Tak henti ia menjerit meminta tolong. Hatinya bahkan serasa ikut menjerit di dalam, seirama dengan dentuman jantungnya.
Ia berpendar mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menolong Kaysan, 'pelampung! mana pelampung! Ya Allah ... Tolong aku, tolong anakku, tolong Kaysanku!' nihil, tak ada apa pun yang bisa ia gunakan.
"Tolong ...! Tolong ...! Tolong ..!" Jerit Hana lagi, Ia merasa hampir gila! ingin rasanya Ia ikut melompat menceburkan dirinya ke kolam, namun itu hanya akan memperburuk keadaan. Ia tak bisa berenang.
Airmatanya terus mengalir. Ia masih berpendar mencari sesuatu sambil terus menjerit minta tolong.
.
.
BYUUUUUR ...!!!
terdengar suara dentuman air, seseorang menceburkan diri masuk ke kolam renang, Hana berlari ketepian kolam.
Tubuh Kaysan diangkat ke tepian. Hana sigap meraih dan memegang tubuh Kaysan. Ia tak sadarkan diri. Hana bergetar, risau melihat anaknya. Hatinya pilu. " Kays .... Kays ... nak ..."
"Minggir," ucap lelaki itu. Hana bergeser.
Lalu dengan sigap lelaki itu menekan dada Kaysan dengan gerakan memompa , memberi nafas buatan, dan kembali memompa dadanya, berulangkali.
"Come on boy! Wake up, you are strong, come on!"
Tak ada respon.
Sigap laki-laki itu bergeser ke bagian kaki Kaysan, meletakkan kaki itu ke pundaknya, perlahan menggendong dengan posisi kepala dibawah. Lantas berlari sambil membawa Kaysan di pundaknya beberapa putaran.
Lalu, meletakkan kembali dan mengulang lagi pertolongan pertama.
"Come on boy!"
.
.
.
.
.
"Ohoks!" Kays memuntahkan air dari mulutnya. Tak lama anak itu menangis.
"Alhamdulillah ... ya Allah ..." Hana langsung memeluk tubuh basah Kays.
Laki-laki itu merasa lega dengan nafas yang tersengal. "Alhamdulillah ..., " ucapnya nyaris tak terdengar.
Hana menciumi wajah Kaysan yang sedang menangis.
Sebuah jaket dibentangkan menyelimuti tubuh Kays oleh laki-laki dihadapanya.
" Segera ganti bajunya, Han. Dia kedinginan," ucap laki-laki itu. Seketika Hana tersadar, laki-laki itu?
.
Musab?!
.
'Oh Tuhan, Benar dia Musab!' wajah Hana memanas. Panik, gugup, kawatir, haru jadi satu.
Benci? Marah?
'Entahlah, entah aku harus benci atau apa pada laki-laki ini.' dengusnya dalam hati. 'Yang jelas dia menyelamatkan Kaysanku. Yang terpenting Kaysanku selamat.' tak henti hatinya berbisik.
"Hei, are you okey Hana?" tanya Musab.
'Oh ... pertanyaan macam apa ini? bagaimana mungkin aku baik-baik saja. Arrrggghhh rasanya aku ingin pingsan.'
"Terima Kasih ...," ucap Hana kemudian. Lalu beranjak membawa Kaysan untuk mengganti bajunya.
🍁🍁🍁
Nay dan Fitri terkejut melihat Hana tergopoh menggendong Kaysan yang basah kuyup. Mereka berada diluar Aula. yang lebih mengejutkan lagi ada Musab yang mengekor dibelakang Hana. 'Loh, itu, kan?' gumam Nay dengan wajah melotot.
"Nay ... Tolong ikut aku ke mobil. Kaysan basah kuyup. Bajunya harus segera diganti. Tolong hubungi Kak Roby, dia sudah kembali atau belum? Kays kedinginan," pinta Hana. Nay mengambil smartphone nya dan segera menghubungi Kak Roby. Lalu berjalan mengekor di belakang Hana. Nay Melirik ke arah Musab lantas berlalu. Musab memandang Hana penuh arti.
Kak Roby datang. "Hei, ada apa? Kenapa dia kuyup begini? Apa ada hujan lokal?" Tanya Kak Roby dengan terkekeh. Nay memberi kode untuk tidak bercanda. Kak Roby mengernyitkan dahinya merasa aneh.
Nay sigap mengambil peralatan Kaysan. Hana segera membuka pakaian Kays. Selama dimobil Hana hanya terdiam, Nay juga diam tak berani bertanya. Exfresi Hana dingin. Nay menyadari ada sesuatu yang terjadi. Selesai mengganti pakaian Kaysan, Hana memutuskan menunggu dimobil saja.
🍁🍁🍁
Nay, kembali keruangan bersama Kak Roby. Kaysan tertidur di mobil setelah lelah menangis. Hana memeluk nya penuh cinta. "Maafin Bunda, nak, maafin Bunda...," lirihnya.
Pandangannya seketika tertuju pada sebuah jaket yang tergantung pada sandaran kursi depan. Hana tepat berada menghadap jaket itu. Jaket yang di selimutkan Musab tadi ke tubuh Kaysan.
Jaket itu. Aromanya, sangat familiar di indra penciuman Hana. Membawa Hana pada ingatan masa lalu, menelusup ke ruang-ruang dalam hatinya, membangkitkan sesuatu yang lama dipendamnya. Membuka lembar demi lembar kisah yang telah Ia tutup sejak lama. Saat dulu impiannya bersama pemilik jaket itu sedang mereka perjuangkan. Namun kandas saat Apak menolak dan malah menikahkan Hana pada laki-laki pilihannya.
🍁🍁🍁
Taaarrraaaaa
Sorak suara Tim memberikan kejutan pada Hana.
"Selamat Han, kita menang," ucap Kak Roby.
"Benarkah?" Mata Hana berbinar.
"Iya, tapi Juara 3, Mba." sambung Fitri.
"Alhamdulillah, gak papa..., " Itu sudah bagus," ucap Hana sambil tersenyum. "Apa hadiahnya?"
"Uang tunai 5 Jetong!" sambut Roby.
"Plus bisa ikut kelas Kewirausahaan, Mba. gretong juga," sambut Nay dengan mata membulat dan alis yang terangkat.
"Wih ... mentornya pengusaha ternama, lho 'Mba," ungkap Laudia. "Sayang kalau gak ikut."
"Benarkah?" Hana penasaran.
"Iya...," jawab mereka kompak.
"Yuk, langsung pulang aja," kata Kak Roby.
"Oke, entar kita singgah makan, yuk! Sesuai janjiku tadi," ucap Hana pada Tim.
"Yeeeaayyy makan-makaaannn ...," ucap Tim kompak. Mereka tertawa lepas.
Hana melihat Musab berjalan menuju mobil dengan seorang wanita. Musab sudah berganti pakaian. Tentu saja, pakaian nya tadi juga basah semua. 'Aku bahkan seolah tak peduli dengan kondisinya. Syukurlah dia membawa pakaian ganti,' Hana merasa tak enak.
Hana melihat Wanita itu menggandeng lengan Musab. ada beberapa orang juga yang mengekor dibelakangnya. 'Mungkin wanita itu istrinya,' gumam Hana.
"Kak Roby, bisa tolong kembalikan jaket ini ke laki-laki itu?" ucap Hana sambil menunjuk ke arah Musab.
"Ini jaket dia? Kok, disini?" jawab Roby.
"iya, tadi dipake buat nyelimuti Kaysan, dia yang nolongin Kays. Tadi Kaysan nyebur ke kolam renang." ucap Hana merengek.
"Apa?" Spontan Kak Roby dan Tim kaget.
"Maaf aku baru cerita," aku kaget banget tadi.
"Kok bisa? Gimana ceritanya Han?" Tanya Kak Roby panik. Hana terdiam menunduk.
"Tapi Kaysan gak kenapa-napa kan?" Atanya Sari.
"Alhamdulillah gak, dia sedang pulas tertidur ini. Udah deh, nanti aja ceritanya, yang penting Kaysan udah gak papa. Cepetan Kak, nanti dianya keburu pergi." perintah Hana.
Nay memandang Hana penuh iba. Nay menangkap sesuatu yang tak beres dari gelagat Hana. Nay tau laki-laki itu siapa. Dan Hana tak sedang baik-baik saja.
Kak Roby bergegas berjalan ke arah mobil Fortuner putih yang terparkir di samping Musab berdiri. Hana memperhatikan dari dalam mobil.
"Bro!" ucap Kak Roby sambil sedikit mengangkat jaket yang di pegangnya. Musab mengangguk, tersenyum dan menyambut tangan Kak Roby. Terlihat mereka sedikit bercakap-cakap. Entah apa yang mereka bincangkan. Tak lama Kak Roby kembali dan masuk ke kurrsi kemudi.
"Udah. Yuk, pulang." Kak Roby menstarter mobil. Matanya berpendar melihat ke arah spion agar tak menabrak sesuatu di belakang,
"Dia kirim salam tuh."
Deg! Jantung Hana berdentum kuat. Wajahnya memerah. " Ama Kaysan ... dia bilang anakmu hebat," ucap Kak Roby lagi sambil memutar kemudi.
Wajah Hana datar. Menyembunyikan gejolak hatinya.
'Ama Kaysan, Hana! ama Kaysan! Kenapa malah kamu yang deg-degan?'
.
.
.
.
.
.
To be continued
-------------------------------
Terima Kasih sudah membaca kakaa..
Mohon krisan membangunnya ya semua. 😘
Pengeeeen banget di komenin ama senior. Biar nambah ilmu. Hehe
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top