8. Lochness
Setelah beristirahat sejenak, perjalanan mereka akhirnya dilanjutkan. Luka Arsen cukup parah, tetapi bisa sedikit diredakan dengan ramuan penyembuh, walau tidak hilang sepenuhnya. Kehadiran Klarios dan Diana sangat berpengaruh terhadap kelancaran perjalanan mereka. Hingga akhirnya, setelah dua hari penuh mengarungi Barrend Land, mereka pun tiba di sebuah danau besar yang membentang di tanah kosong.
Danau itu begitu luas hingga ujungnya sama sekali tidak terlihat. Tidak ada tanaman apa pun di sekeliling danau tersebut, seolah airnya mengandung racun yang membunuh makhluk hidup. Namun, Arsen tahu bahwa bukan itu alasan ketiadaan tanaman di sekitar sana. Tanah di Barrend Land sudah tercemar oleh energi gelap para monster. Oleh sebab itu, tumbuhan yang memiliki aliran energi positif biasanya bertentangan dengan kekuatan para monster dan berakhir mati layu.
Kini, tanpa adanya semak-semak atau pohon perdu, kedatangan Arsen dan dua kawannya sama sekali tidak bisa disamarkan. Mereka berdiri dari jarak seratus meter dari bibir danau, tetapi di kejauhan mereka sudah bisa melihat betapa luasnya danau tersebut.
"Ini pertama kalinya aku melihat Abbysal Lagoon dengan mata kepalaku sendiri," ujar Klarios menatap ke kejauhan.
"Danau itu tampak normal-normal saja," celetuk Diana berkomentar. Kecuali fakta bahwa tidak ada tanaman yang tumbuh di sekitarnya, Abbysal Lagoon memang tampak normal. Permukaan airnya tenang, dan tidak terlihat ada monster yang berkeliaran di dekat sana.
"Jangan tertipu dengan penampilan luarnya. Tempat itu jauh lebih berbahaya dari yang terlihat," kata Arsen memperingatkan. Pemuda itu lantas mengambil sebuah buku kecil dari dalam ranselnya. Buku catatan yang dia buat sendiri sebagai bekal perjalanan.
"Lochness. Itu nama monster yang mendiami Abbysal Lagoon. Tubuhnya besar dengan leher banjang dan banyak punuk di punggung," lanjut Arsen membaca penjelasan dalam catatannya.
Klarios dan Diana mengintip dari balik punggung Arsen. Buku kecil itu menampakkan gambar tangan wujud sang monster yang dibuat oleh Arsen sendiri.
"Kelihatannya kuat. Kau yakin material yang kau cari ada di bawah sana? Bagaimana kita melewati monster raksasa itu?" tanya Klarios tampak cemas.
"Bukannya kakak yang paling cocok kalau berurusan dengan air? Cakarku nyaris berkarat gara-gara selalu berlatih dalam air karena jenis animagi seperti kakak," sahut Diana mengeluarkan cakar-cakar perak dari tangan kanannya. Besi yang melapisi cakar sepanjang lima belas sentimenter itu sudah diganti dengan tempaan baru.
Ekspresi Klarios tampak gamang. "Aku tidak pernah melawan monster sebesar itu," gumamnya sembari menelan ludah.
"Aku tidak akan membiarkanmu masuk ke danau berisi monster raksasa, Klar. Biar aku yang menyelam. Aku membawa peralatan selam buatanku," tukas Arsen memotong keresahan sahabatnya.
"Yang kau buat dua bulan lalu? Tapi danau cermin tidak sedalam Abbysal Lagoon. Sementara kau bilang jantung laut kemungkinan besar ada di dasar danau. Memangnya alat selammu bisa bertahan di kedalaman itu?" tanya Diana serius, ekspresi yang sangat jarang dia perlihatkan.
Arsen terdiam sejenak. Kekhawatiran Diana ada benarnya. Berbeda dengan Klarios yang lebih mudah cemas, Diana selalu melihat masalah dengan rasional. Dan karena itu peringatannya memang layak dipikirkan. Selama ini Arsen membuat benda-benda canggih tanpa bisa melakukan uji coba di alam liar. Satu-satunya tempat dia bisa mencoba menggunakan peralatannya hanyalah di area akademi, atau paling jauh di sekitar selubung pelindung. Karena itu, peralatan selamnya juga mungkin bunya batas kekuatan untuk bisa menahan tekanan air yang terlalu dalam.
"Setidaknya kita bisa melihat keadaan di dalam danau itu lebih dulu," ucap Arsen kemudian.
"Hei, ingat janjimu, Arsen. Kita akan kembali kalau memang keadaannya terlalu sulit." Klarios mengingatkan.
"Hanya jika aku sudah memeriksa tempat itu, Klar," potong Arsen cepat.
Diana berdecak pelan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Benar-benar pria yang tidak bisa diandalkan. Padahal kakak animagi ikan, tapi tega sekali membiarkan temanmu menyelam sendirian," komentar gadis itu sarkastik.
"Memangnya aku bilang kalau aku tidak mau ikut masuk ke dalam air? Tentu saja aku akan ikut bersama Arsen memeriksa ke dalam danau. Dan Aku bukan sekedar ikan! Aku hiu! Animagi hiu!" sembur Klarios sambil berkacak pinggang.
"Ikan tetaplah ikan." Diana membalas sambil mengangkat bahunya.
"Intinya, begitu rencana kita. Ayo kita berjalan lebih dekat ke danau." Arsen buru-buru menengahi prcekcokan kakak beradik itu. Jika tidak dilerai, keduanya bisa bertengkar sampai berjam-jam.
Klarios dan Diana akhirnya menurut. Mereka pun melanjutkan perjalanan sambil saling membuang muka. Namun, belum sampai ketiganya melangkah terlalu jauh, mendadak terdengar suara ledakan keras dari arah danau. Sontak ketiga anak itu pun memasang posisi waspada. Abbysal Laggon memuntahkan sejumlah besar air ke udara, diikuti munculnya sesosok monster raksasa setinggi lima belas meter. Sayangnya, itu hanya bagian leher ke atas saja. Sisa bagian tubuh bawahnya masih terendam di dalam air. Itu artinya sang monster tersebut jauh lebih besar dari yang bisa dilihat Arsen dan teman-temannya.
"Apa yang terjadi? Kenapa monster itu tiba-tiba keluar dari danau? Apa dia sudah menyadari kedatangan kita?" seru Klarios bersiap untuk menyerang. Atau melarikan diri. Arsen tidak bisa memastikannya.
Diana, sementara itu, sudah mengubah wujudnya menjadi sosok harimau perak yang bengis. Gadis itu sudah siap menyerang kapan pun dia merasa terancam.
"Tidak. Tunggu dulu Diana. Monster itu tidak berniat menyerang kita. Lihat! Ada seseorang yang sedang bertarung dengan Lochness dari pinggir danau," kata Arsen sembari menunjuk bibir Abbysal Lagoon.
Diana dan Klarios segera menfokuskan pandangan mereka dan mendapati bahwa memang ada sesosok pria berpakaian serba hitam yang tampaknya baru saja melompat keluar dari dalam danau. Pria itu bertarung dengan kepala Lochness menggunakan sebuah kapak bermata dua yang sangat besar.
"Orang itu terdesak. Kita harus membantunya," ujar Arsen yang tanpa pikir panjang langsung berlari mendekat sambil mencabut dua pistol laras pendeknya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top