15. Surat

Hector muncul di ruang makan dengan wajah memerah karena amarah. Begitu sampai di meja panjang, pria itu langsung melemparkan sebuah gulungan perkamen yang terbungkus pipa kayu. Beberapa piring berisi sajian makan malam pecah hingga isinya berserak mengotori meja.

"Kau membohongiku," geram Hector menatap Arsen dengan tajam.

Klarios dan Diana yang turut duduk bersama Arsen ikut tercengang mengalami keributan mendadak yang seperti topan badai itu. Namun, Arsen langsung bisa membaca situasi. Sebuah simbol familiar terukir di permukaan pipa kayu yang dilempar oleh Hector tadi. Lambang empat Klan utama Bridgeland dalam sebuah perisai dengan latar empat senjata klasik: pedang, mace, kapak dan tongkat sihir. Itu adalah logo sekolahnya, Akademi Bridge.

Hector telah mendapatkan surat dari Akademi. Sistem komunikasi di Bridgeland dapat dilakukan dengan sihir transmisi. Berbeda dengan transmisi dari dan ke pulau melayang yang real time, komunikasi ke empat wilayah luar Bridgeland memakan waktu beberapa hari. Hal itu disebabkan oleh distorsi energi monster yang mengelilingi empat wilayah luar tersebut.

Sayangnya, karena ini pertama kalinya Arsen mengunjungi kediaman Penjaga Kisi, ia tidak bisa memperkirakan lama waktu sistem sihir transmisi tersebut. Awalnya dia berniat untuk memanfaatkan celah tersebut untuk bisa meminta bantuan Penjaga Kisi. Namun rupanya rencana itu sudah terlalu lambat untuk dilakukan. Hector pasti sudah mengetahui kebenarannya.

"Kau tidak bisa menjawab?' sergah Hector kembali menyudutkan Arsen dengan intimidasi yang kuat.

Arsen menelan ludah sambil tertunduk. Kekhawatirannya menjadi kenyataan. Surat dari Akademi sudah tiba di tangan Hector. Itu artinya, seluruh kebohongan Arsen selama ini telah terbongkar. Ia bahkan tidak berani menatap sang Penjaga Kisi yang sudah meledak marah itu.

"Tunggu, Hector. Ada apa? Kenapa kau semarah ini?" Jeon mencoba menenangkan situasi.

"Baca sendiri surat itu. Sejak kedatangan anak-anak ini, aku sudah curiga dan mengirim surat ke pihak Akademi. Barusan aku menerima balasannya dan rupanya bocah-bocah ini ...," kalimat Hector terjeda. Tatapannya menjadi semakin tajam ke arah Arsen, Klarios serta Diana.

Jeon masih mencoba menenangkan rekannya, sementara Loyd mengambil gulungan perkamen tersebut. Tak berapa lama kemudian, Loyd justru mendengkus keras, membuat Hector menghentikan omelannya. Semua orang di tempat itu pun turut terdiam dan otomatis menoleh ke arah animgi ikan martil itu.

"Ka, kau tertawa, Loyd? Setelah membongkar kebohongan bocah-bocah penipu ini?" Hector tampak tak percaya dengan sikap rekannya tersebut.

Alih-alih menjawab, Loyd justru menyerahkan gulungan perkamen itu kepada Arsen. "Kau baca sendiri, Nak. Apa menurutmu sekolah itu cocok untuk anak sepertimu?" ujar pria itu tersenyum tipis. Sangat tipis. Ekspresi yang tidak pernah dia tunjukkan sebelumnya.

Arsen menerima gulungan perkamen tersebut dengan ragu. Pemuda itu pun membukanya dan secara otomatis Klarios serta Diana ikut melongok membaca surat tersebut dari kedua sisi tubuh Arsen.

Mr. Hector Diamond yang terhormat,

Terima kasih atas informasi berharga mengenai keberadaan siswa-siswi kami yang menghilang dari Asrama Akademi. Mereka tentunya sudah sangat merepotkan Anda karena tidakan gegabah yang tidak bertanggung jawab tersebut.

Sejujurnya kami memang hendak menjemput mereka. Namun, keadaan di Akademi sekarang sedang tidak memungkinkan bagi saya, selaku Pengawas Asrama Diamond, untuk bepergian. Ada beberapa hal yang harus saya tangani, salah satunya karena brankas pribadi saya telah dibobol. Saya perlu memastikan hal mengerikan itu tidak terjadi lagi setelah ini.

Sementara itu, sebagian besar pasukan kerajaan tengah dikerahkan ke utara. Anda tentu sudah mendengar kabar tentang Penjaga Kisi wilayah Utara, Mr. Ogier Spade, yang menghilang selama beberapa waktu. Maka dari itu, tidak ada cukup pasukan yang dapat dikirim untuk menjemput anak-anak pembuat onar itu kembali ke Akademi.

Oleh karenanya, saya meminta pengertian Anda untuk bisa menampung anak-anak itu selama beberapa waktu hingga seluruh keadaan di Akademi cukup stabil. Saya akan mengirim satu atau dua prajurit untuk menjemput mereka saat itu.

Tentu saja saya bersyukur karena anak-anak itu berhasil selamat dan berada di tangan yang tepat. Anda pasti bisa melindungi mereka meski saya tidak yakin Anda bisa tahan menghadapi perilaku mereka yang sungguh membutuhkan kesabaran ekstra. Mohon pengertian Anda, Mr. Hector. Saya akan berterima kasih jika Anda menerima permintaan saya.

Salam hangat,

Fabron Jinc

"Kedengarannya ... seperti kita sudah dibuang," komentar Klarios seusai membaca surat panjang tersebut.

Diana turut mendengkus. "Mereka sama sekali tidak repot-repot mencari kita. Apa kita dibiarkan mati di tengah padang gersang?" ujar gadis itu sarkastik.

Arsen menarik napas panjang. Perlakuan seperti ini memang bukan hal yang baru baginya. Profesor Fabron sudah lama mengincarnya. Gurunya itu pasti senang karena si pembuat onar sudah tidak mengganggu kelasnya lagi, atau menyelinap tengah malam dan menggunakan bengkel secara ilegal.

Meski begitu, di dalam hati Arsen, kini tumbuh rasa bersalah kepada Hector, Loyd dan Jeon. Untuk pertama kalinya, ada yang mengakui usahanya dalam membuat senjata. Bahkan Loyd melatihnya menggunakan sejata api. Arsen merasa diterima dan dipahami oleh seseorang. Bahkan ketika pihak Akademi membuangnya seperti itu, dan keluarganya sendiri juga tidak pernah mengakui kemampuannya, ketiga pria dewasa itu mempercayainya. Padahal mereka adalah orang-orang yang baru dia temui beberapa hari saja. Namun, alih-alih berterima kasih, Arsen justru membohongi mereka dengan bualan tidak masuk akal.

Pemuda itu tertunduk muram. Kini ia benar-benar menyesal. Dengan penuh kesungguhan, Arsen akhirnya mengucapkan kata-kata yang amat jarang keluar dari mulutnya sendiri.

"Maafkan saya," gumamnya sambil mengepalkan tangan menahan rasa malu. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top