13. Kesempatan

"Ini jenis senjata yang berbahaya. Kau menggunakan ini untuk mengusir Lochness kemarin, kan?" tanya Hector mengamati salah satu pistol laras pendek Arsen.

"Benar. Dan senjata ini sama sekali tidak berbahaya kalau kita bisa mengatur besaran energi ether yang dikeluarkan," jelas Arsen menimang pistol lainnya yang berlaras panjang.

"Itu masalahnya. Kita bukanlah kaum penyihir atau penyembuh yang dilatih untuk mengendalikan energi ether. Jika penggunaan energinya terlalu besar, senjata ini bisa meledakkan pemakainya juga. Tapi kalau terlalu lemah, maka tidak berpengaruh terhadap damage serangan," ujar Hector sambil meletakkan pistol yang dia pegang sebelumnya. Ia tampak tidak tertarik sama sekali.

Arsen tersenyum simpul, seolah sudah menunggu komentar semacam itu. "Hal itu, tentu saja sudah saya pikirkan. Saya sudah memasang pengaturan otomatis untuk mencegah kebocoran ether. Jadi pengguna senjata ini tidak perlu berusaha menekan energi ethernya karena sudah langsung tersaring sesuai kebutuhan," terang pemuda itu tampak bangga.

Hector masih tampak sanksi. Pria itu menatap Arsen dengan pandangan meremehkan. Namun, Arsen sama sekali tidak terpengaruh. Alih-alih pemuda itu justru mengulurkan pistol terbarunya yang dia beri nama Breon.

"Coba Anda alirkan energi ether ke senjata ini, dan Anda akan bisa merasakannya," kata Arsen percaya diri.

Hector tampak ragu, tetapi akhirnya memutuskan untuk menguji senjata api yang tampak asing itu. Namun, saat Hector mulai membidik pistol Breon itu ke sebuah gelas kaca di seberang ruangan, Loyd mendadak mencegahnya.

"Sebaiknya aku saja yang mencobanya," kata Loyd yang sudah berdiri dan mencengkeram pergelangan tangan Hector yang teracung.

"Kau tidak mempercayaiku?" Hector mengernyitkan dahi.

"Aku hanya tidak ingin kau terluka," sahut Loyd dengan wajah datar.

Keduanya lantas berpandangan sejenak, hingga akhirnya Hector mengalah. Ia menurunkan tangannya lalu menyerahkan pistol Breon kepada Loyd sambil menghela napas. Kini Loyd yang berdiri di hadapan mereka semua pun mencoba menggunakan senjata tersebut dengan membidik gelas kaca yang sama. Detik berikutnya, pria itu menarik pelatuk pistol Breon.

Bunyi ledakan tidak terlalu nyaring karena Arsen sudah merancang peredam suara. Peluru ether berupa cahaya putih berkilau meluncur cepat dari moncong pistol tersebut, dan langsung memecahkan gelas yang berada di sudut ruangan. Jaraknya kurang lebih tujuh meter, tetapi bidikan Loyd tepat mengenai sasaran. Suara kaca pecah mengiringi hancurnya gelas ramping berwarna putih tersebut. Air yang berada di dalamnya meleleh keluar hingga menetes jatuh ke bawah meja.

Loyd terdiam sejenak. Namun, untuk pertama kalinya, animagi tersebut menampakkan sebuah ekspresi yang intens. Sayangnya itu bukan ekspresi yang positif. Loyd mengerutkan keningnya sembari memandang pistol Breon di tangannya. Beberapa saat kemudian ia mendongak dan menatap Arsen dengan mata melotot. Sungguh wajah bengisnya menjadi dua kali lipat lebih mengerikan.

"Ke, kenapa Tuan Loyd?" tanya Arsen mendadak gugup. Bahkan seorang Arsen yang biasanya tidak pernah takut pada apa pun bisa merasa gentar jika dihadapkan pada aura intimidatif Loyd Torium.

"Kau menggunakan Laal Monga?" ujar Loyd dengan suara yang mirip geraman rendah.

Laal Monga merupakan sebuah Kristal merah langka yang hanya bisa didapatkan dari Giant Crystal Cave. Sebuah tempat berbahaya yang ada di selatan. Kristal ini berfungsi sebagai pengendali energi sihir atau ether. Para penyihir biasanya menggunakannya sebagai bahan pembuat tongkat sihir maupun grimiore.

"Eh, i, iya. Saya memang melebur Laal Monga menjadi salah satu bahan pembuat senjata," jawab Arsen sambil masih menebak-nebak letak kesalahannya di mana sampai-sampai Loyd memasang wajah garang maksimal.

"Ini ... harta karun," gumam Loyd tiba-tiba.

Bahkan Hector dan Jeon pun tampak bingung mendengar gumaman Loyd yang mengejutkan. Namun kemudian, Jeon tiba-tiba meledak tertawa.

"Jangan takut, anak-anak. Loyd hanya sedang bersemangat. Begitulah sikapnya kalau sedang mengagumi sesuatu. Sepertinya kau memang sudah membuat senjata yang bagus," ujar Jeon sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Kagum ...?" desah Arsen tak percaya. Meski begitu ia cukup lega karena ternyata dugaannya salah. Arsen tidak membuat kesalahan apa pun yang membangkitkan kemarahan Loyd. Alih-alih, animagi itu justru sedang merasa tertarik dengan senjata buatannya.

Hector tersenyum, lalu bangun berdiri dan mengambil pistol Breon dari tangan rekannya. "Laal Monga adalah Kristal yang hanya bisa diperoleh di wilayah selatan. Para penyihir umumnya menolak memperjualbelikan material ini ke orang di luar kaumnya. Sepertinya kau punya rekan yang hebat, Arsen Diamond," puji sang Penjaga Kisi.

Senyuman Arsen turut terkembang lebar. Kepercayaan dirinya kembali meningkat dan ia merasa kesempatannya untuk meminta bantuan Penjaga Kisi mungkin akan berhasil. Pemuda itu pun bangkit berdiri dan menghadapi Hector.

"Kalau begitu, apakah artinya kita sudah mencapai kesepakatan?" tanya Arsen dengan senyum tersungging. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top