12. Penawaran
Pada Akhirnya Jeon tidak juga muncul sampai makan malam selesai. Arsen nyaris tidak bisa menelan makanannya yang sebagian besar hanya berupa sayur dan roti tanpa ragi yang keras. Untungnya Hector memilih menahan diri untuk tidak membahas hal-hal berat saat itu juga. Sang Penjaga Kisi memilih untuk mulai mengintrograsi anak-anak selepas mereka selesai makan.
"Kalau kalian sudah kenyang, mari kita bersantai di ruang baca," ajak Hector setelah melihat ketiga tamu mudanya tidak lagi mengambil makanan.
Arsen dan teman-temannya tentu tidak punya pilihan lain selain mengikuti permintaan pemilik rumah. Mereka bertiga diantar ke sebuah ruangan lain yang sama canggihnya. Ruang baca itu memiliki disain futuristic yang sangat keren. Pola langit-langitnya membentuk lekuk estetis dengan sistem pencahayaan otomatis yang bisa berubah warna setiap beberapa menit sekali. Merah, biru, kuning, putih. Masing-masing warna berpendar lembut memanjakan mata.
"Kalian sudah selesai makan?" sapa Jeon yang rupanya sudah duduk manis di salah satu sofa bersudut asimetris. Di depannya, duduk pria lain bertampang garang dengan bekas luka sayatan di pipi kirinya.
"Kau juga sudah kembali, Loyd?" Hector membalas sapaan Jeon dengan menanyakan keberadaan Loyd Torium, animagi pelindungnya yang lain.
Loyd hanya memasang muka masam sambil menatap tiga anak yang berjalan di belakang Hector.
"Aku menemukan mereka di Abbysal Lagoon. Katanya mereka mau mengambil jantung laut," kata Hector lagi. "Duduklah, anak-anak. Kita punya banyak waktu untuk mendengarkan cerita kalian."
Arsen mengambil tempat di salah satu sofa oval berwarna putih gading yang ada di seberang tempat duduk Loyd. Entah kenapa ia merasa segan pada animagi itu. Selain tampangnya yang tidak bersahabat, aura Loyd juga terasa mengintimidasi, bahkan lebih kuat dari Hector sendiri yang notabene merupakan Penjaga Kisi.
"Benarkah Akademi mengirim kalian untuk mengambil jantung laut? Anak muda seperti kalian? bahkan kita yang sudah sepuluh tahun menjaga wilayah timur saja tidak pernah bisa melewati Lochness penjaga danau," komentar Jeon terkekeh.
"Kata mereka, Akademi mengirim anak-anak ini untuk menemuiku. Apa mereka berharap aku bisa mengambil jantung laut yang sudah ratusan tahun dijaga monster ganas itu? Makin lama permintaan mereka semakin tidak masuk akal. Sekalian saja mengirim assassin untuk membunuhku. Aku juga sudah muak membusuk di tempat ini," gerutu Hector yang suasana hatinya terus memburuk.
"Eii, Hector mulai mengomel lagi," tukas Jeon sambil merebahkan tubuhnya di sandaran sofa dengan malas.
"Apa itu benar?" geram Loyd mendadak angkat bicara.
Klarios yang duduk di sebelah Arsen langsung menyenggol lutut pemuda itu diam-diam. Sama seperti Arsen, dua sahabatnya itu juga tampak tegang karena tahu telah berbohong tentang alasan mereka berada di sana. Namun, Arsen tahu bahwa sudah terlambat bagi mereka untuk mengakui kebenarannya. Atau lebih tepatnya, Arsen tidak ingin ketahuan. Ini mungkin saja kesempatan baginya untuk bisa mendapatkan jantung laut dengan bantuan dua animagi berpengalaman. Ditambah dengan beberapa senjata canggih yang dibawa oleh Arsen dari Akademi, mereka mungkin saja bisa mencuri material langka tersebut dari si monster Lochness.
"Itu benar. Kami diminta untuk menemukan Ripped Heart of Ocean Lake di Abbysal Lagoon dengan bantuan Penjaga Kisi. Sebagai gantinya, Akademi akan memberikan Drop of Aquamarine untuk menuntaskan misi Tuan Hector sebelumnya," jawab Arsen tanpa ragu, seolah semua skenario itu benar-benar terjadi dan bukanlah karangannya semata.
Klarios kembali menyenggol lutut Arsen. Kali ini lebih keras. Jelas pemuda itu semakin tegang menyaksikan sahabatnya berbohong tanpa berkedip sedikitpun. Bisa-bisanya dia terseret dalam masalah seperti ini. Lebih mengerikan lagi, Loyd Torium terus menatap mereka dengan pandangan menusuk. Jika dibiarkan seperti itu, kening Klarios mungkin bisa berlubang dan memuntahkan semua fakta yang sebenarnya.
Arsen, di samping itu, mengabaikan kecemasan Klarios dan justru mengeluarkan ampul kecil berisi tetesan permata Aquamarine. Hector dan Jeon lantas mencondongkan tubuhnya untuk memastikan keaslian benda tersebut.
"Ini memang Drop of Aquamarine," ujar Hector mencoba mengambil benda itu dari tangan Arsen. Namun, dengan sigap Arsen menggenggam ampul permata tersebut dan menariknya kembali.
"Harus ada kesepakatan lebih dulu sebelum Anda bisa memegang benda ini, Sir," tukas Arsen bersilat lidah.
Hector berdecak tak sabar. "Aku hanya ingin memastikan lebih detail apa itu benar-benar tetesan Aquamarine."
"Dilihat sekilas saja sudah jelas. Dari kilau gradasi warna birunya yang terus berubah setiap digerakkan. Hanya ada satu jenis cairan yang bisa menyerupai permata seperti ini," sahut Arsen penuh percaya diri.
Baik Hector maupun kedua animginya tidak bisa membantah. Mereka lebih tahu dari siapa pun bagaimana wujud asli Drop of Aquamarine. Sepanjang tugas mereka menjaga wilayah timur, sudah puluhan kali mereka bertaruh nyawa untuk mendapatkan satu tetes benda tersebut.
"Bagaimana Hector, Loyd? Apa penawaran anak ini cukup sepadan?" Jeon bertanya sambil menyeringai.
Loyd tampak memperhatikan botol Aquamarine di tangan Arsen. Sementara Hector masih terdiam dan tampak memikirkan sesuatu. Namun, bukan Arsen namanya kalau tidak bisa bertindak cerdik. Ia tentu sudah mempersiapkan beberapa hal lain yang bisa digunakan untuk membujuk ketiga orang dewasa tersebut.
"Ini bukan satu-satunya penawaran kami. Masih ada senjata rahasia yang ingin kami tunjukkan pada Anda, Tuan Hector," ucap Arsen sembari meraih tas ranselnya yang sudah berisi beragam senjata api buatannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top