9

Jemima menatapnya tajam. "Jangan ngayal. Dari mana lo bisa ambil kesimpulan begitu? Nggak usah ngerasa semua perempuan suka sama lo, deh. You are not my type! Kalau bisa langsung gue swipe. Entar gue ngomong sama bunda pelan-pelan."

"Nah, gitu, dong. Dari tadi, kek, ngomongnya. Gue, kan, jadi nggak ngabisin waktu di dapur."

Jemima hanya menggeleng kepala. Jelas menjodohkannya dan Bumi adalah ide paling konyol yang pernah terdengar. Kalau sampai mereka menikah, mungkin baru satu hari sudah ada yang melayangkan gugatan cerai ke pengadilan. Lima menit kemudian Kinasih datang dengan tangan kosong. Jemima hanya tersenyum. Menantu pemilik rumah, mah, bebas aja. Tidak perlu capek-capek memasak atau beres-beres. Bahkan ketika sang menantu sulung langsung duduk di kursi tanpa membantunya juga bagi Jemima sudah biasa saja. Nanti kalau terdengar langkah ibu mertuanya pasti sang menantu cantik beranjak.

Benar saja, terdengar suara pintu kamar bunda terbuka. Kinasih segera bangkit dan membantu meletakkan piring di tempatnya. Jemima hanya tersenyum dalam hati. Meski tidak menyukai sikap itu, tapi siapa dia? Tidak boleh protes! Acara makan malam segera dimulai. Dan sesuai tebakan mereka, pada akhir sesi Alea mengambil alih pembicaraan.

"Ima sekarang pacarnya siapa?"

"Nggak ada Bun, kenapa?"

"Bumi juga sedang sendiri."

"Kami nggak cocok Bun. Kita sudah pernah membahas, kan?" Kali ini Bumi yang menjawab.

"Bunda tahu, cuma nanya siapa tahu pikiran kalian sudah berubah."

"Nanti kalau berubah kukabari, Bun. Nggak usah ditanya-tanya terus." jawab Bumi.

Alea hanya mengangguk. Kini semua diam termasuk Jemima. Begitu makan malam selesai, dengan tenang gadis itu menyendokkan es krim ke dalam mangkuk sebagai makanan penutup. Kemudian memberikan pada seluruh anggota keluarga. Tidak peduli pada tatapan penuh kemenangan Bumi atau tak suka dari Kinasih. Ia sudah senang karena pembicaraan tentang perjodohan langsung berhenti.

***

Bumi kini sudah berada dalam pesawat yang secara khusus menjemputnya menuju pegunungan Dolomites Italia, tempat training camp dipusatkan. Di sana latihan fisik yang keras akan segera dimulai. Setelah sekian bulan tubuhnya dimanja, kini harus ditempa agar siap kembali ke lapangan. Meski rajin berolahraga, Bumi menyadari kalau ia terlalu banyak makan selama liburan. Paling tidak tahan melihat kudapan jajanan tradisional yang manis. Apalagi dengan siraman gula merah yang kental. Benar-benar menggoda. Ditambah lagi masakan bunda yang selalu bervariasi. Bumi baru mulai diet seminggu terakhir, setelah sebelumnya melahap apa saja yang ada di depan mata. Jelas perbandingan otot dan lemak dalam tubuhnya sudah berubah jauh. Berat badannya tidak boleh naik karena akan mempengaruhi kemampuan mobil yang khusus dirancang untuknya pribadi.

Sepanjang perjalanan Bumi hanya termenung mengingat pembicaraan sebelum tidur tadi malam. Ia menyayangi bunda, dan pernah menjadi saksi perseteruan antar ibunda dan Biru. Mungkin seperti yang dikatakan ayahnya, bahwa bunda hanya ingin menghindar dari masalah. Tidak ingin membuat anak dan menantunya terluka. Namun, akhirnya malah menimbulkan masalah baru. Yakni Kinasih merasa terpinggirkan dan tidak disukai. Bisa dilihat pada tatapan irinya terhadap Jemima. Masih beruntung Jemima juga tidak suka padanya. Bagaimana kalau sebaliknya. Bisa jadi Kinasih semakin kecewa.

Sebenarnya yang dikatakan bunda tentang Jemima ada benarnya. Perempuan itu pintar, mandiri, cantik dan jago di dapur. Apalagi yang dicari? Sayang, bukan tipenya. Baginya perempuan yang terlalu mandiri sangat melelahkan. Kebanyakan egois dan mau menang sendiri. Apalagi terkesan tidak membutuhkan laki-laki. Ya, gadis favorit ibunya itu memang terkesan tidak peduli pada lawan jenis. Entah karena masih patah hati atau memang benar-benar tidak butuh. Mengingat hubungan mereka selama ini rasanya lucu kalau kelak jadi pasangan. Bagaimana suasana rumah mereka? Pasti tiap hari ada pertengkaran. Sama-sama memiliki ego yang tinggi.

Kembali Bumi mengembuskan nafas panjang. Teringat ayah dan bunda, entah kenapa rasanya selalu berat meninggalkan rumah. Namun, bisingnya paddock serta panasnya sirkuit sudah memanggil. Ini adalah jalan yang dipilihnya. Tidak ada alasan untuk mundur. Ia menikmati dunia balap yang keras sekaligus gemerlap. Bagi sebagian orang pekerjaan mereka memang hanya menyetir. Jarang ada yang memahami bagaimana kerasnya setiap pertandingan. Karena itu ia lebih suka balapan di malam hari, di mana cuaca biasanya tidak terlalu panas. Bayangkan, harus bertanding dengan kecepatan tinggi, dan suhu di dalam mobil bisa sampai 55˚C. Berat tubuhnya bisa langsung menurun karena kehilangan banyak cairan setelah balapan satu jam lebih. Dan kini, ia akan bersiap kembali memasuki persaingan gila itu.

Setiba di Dolomites, pegunungan Alpen Italia. Seluruh pembalap memulai training camp. Kegiatan sudah disusun sangat padat. Saat pemeriksaan, baru sadar begitu banyak lemak yang masuk selama ini. pelatih pribadinya sampai tertawa. Namun, ini tidak terjadi hanya padanya, semua mengalami itu. Ditambah lagi karena hanya berolahraga sekadarnya. Saat fat test dilakukan, ia hanya bisa tertawa ketika dokter mengatakan tubuhnya seperti tubuh anak-anak. Dan sekarang adalah saat untuk membentuk tubuhnya kembali menjadi tubuh pria dewasa.

Bumi memulai peregangan. Masuk gym dan melakukan latihan rutin. Tidak ada alasan untuk menunda atau menolak. Latihan dikombinasikan antara outdoor dan indoor. Sebelum sarapan mereka berada di luar ruangan untuk mendaki tebing diantara pegunungan es sebelum matahari terbit. Kemudian turun dengan melakukan olahraga ski. Jujur ia suka suhu udara di sini. Meski kerap kedinginan. Beberapa orang menyertai saat training. Disela latihan ia masih boleh keluar, meski tidak lama. Saat itu digunakan untuk berkeliling atau menyaksikan pertandingan olahraga. Tidak ada hal lain yang bisa dilakukan.

Di sini mereka memulai segala aktivitas secara terjadwal. Harus tidur cepat dan bangun juga lebih cepat. Para pembalap melakukan diet di bawah pengawasan karena itu training camp benar-benar menguras energi. Ini akan dilakukan sampai tubuh mereka dinyatakan siap untuk kembali bertanding. Selesai melakukan training barulah seluruh tim menuju Bahrain menjalani pre test untuk mencoba mobil baru. Di mana wajah-wajah ceria setelah selesai liburan terlihat di mana-mana. Ketika nama-nama mereka mulai dipanggil oleh pengeras suara. Lautan fans dan wartawan sudah menanti. Suasana benar-benar terasa hidup kembali.

Bumi kini menatap serius pada jejeran kendaraan milik teman-temannya dari tim berbeda di bawah sinar matahari yang menyengat di sirkuit Sakhir, Bahrain. Sepertinya seluruh tim sudah bekerja keras untuk menyiapkan dan memperbaharui kendaraan masing-masing. Seluruh pembalap telah mengenakan overall yang terbuat dari bahan Nomex yang tahan api dengan ciri khas tim masing-masing. Ketika tadi ia masuk ke area, fans sudah menunggu. Bumi menyempatkan diri untuk memberi tandatangan serta berfoto sejenak. Setiap tim saling mengamati kendaraan lawan yang tengah dipajang. Meski suasana kompetisi mulai terasa, tetap terdengar sapaan dan candaan yang tiada henti. Saling mengomentari kendaraan lawan.

Untuk tahun ini, ia cukup puas melihat tampilan mobil yang akan digunakan. Antonio rekan setimnya juga terlihat bersemangat. Mobil dengan warna merah yang sangat khas itu segera menarik perhatian banyak orang. Tahun lalu mereka berhasil keluar sebagai pemenang. Semoga tahun ini keberuntungan tetap berpihak. Karena apa saja bisa terjadi di sini. Dalam pertandingan pertama semua dimulai dari nol. Hasil kualifikasi akan menentukan siapa yang meraih pole position atau start terdepan. Itu akan memberikan banyak keuntungan. Bumi tak sabar untuk memulai.

Dari briefing semalam Bumi tahu ada beberapa komponen mobil yang diperbaharui. Semoga bisa meningkatkan performa kendaraan. Mengingat tahun kemarin mobilnya sempat bermasalah dengan power steering, yang menyebabkan harus berhenti di tengah pertandingan. Setelah saling mengagumi kendaraan lawan kini waktunya mencoba mobil. Bumi segera memasang balaclava, yakni penutup wajah dan kepala yang terbuat dari bahan tahan api. Ia juga memastikan kalau perangkat headset terpasang dengan baik agar bisa tetap berkomunikasi dengan tim. Kondisi kendaraan akan terpantau dari paddock, dengan begitu ia harus mengikuti seluruh instruksi.

Yang terakhir adalah mengenakan helm yang dibuat khusus sesuai ukuran kepalanya. Seseorang membantu memastikan bahwa semua sudah terpasang dengan baik. Tidak ada celah untuk human error di sini. Semua bekerja dengan sangat profesional. Bumi segera masuk ke dalam mobil. Seluruh tombol di depannya kini sudah bernyala. Beberapa orang termasuk principal tim mengikuti dan memastikan kalau ia sudah merasa nyaman. Seorang mekanik segera memimpin di depan, memastikan tidak ada kendaraan yang melintas saat mobilnya keluar dari Paddock. Baru kemudian terdengar suara melalui headphone,

"Radio check."

"Loud and clear." jawab Bumi.

Dengan cepat kini ia melaju ke arena. Kemarin ia telah mempelajari sirkuit ini melalui simulator. Dan dengan cepat Bumi menguasai tikungan. Dari radio segera terdengar beberapa informasi diantaranya tentang jarak mobil lain yang ada di belakangnya. Penuh konsentrasi tetap menatap ke depan. Kondisi kendaraannya sampai saat ini masih baik bahkan ketika dia memacu sampai pada kecepatan maksimal. Dan ketika putaran terakhir selesai ia kembali meraih posisi pertama dengan kecepatan terbaik. Hal tersebut membuat gembira seluruh rekan setim mereka. Beberapa orang segera memberikan selamat.

Masih ada lagi pre test, dan practice sebelum nanti main race dilakukan pada hari minggu. Ini saja sudah membuat adrenalinnya terpacu. Untuk sejenak Bumi melupakan segala hal tentang Indonesia termasuk permintaan bundanya yang tidak masuk akal. Yakni mendekati Jemima.

***

Happy reading

Maaf untuk typo

91124

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top