1 | Ketika Dewasa Datang, Kita Hanya Sendiri
Aku tidak pernah berpikir, jika menjadi dewasa mengharuskanku untuk merenggangkan komunikasi dengan mereka yang selama ini telah mengisi hari-hari. Pertemuan yang kian hari semakin menjadi sulit, ruang yang semakin lama semakin luas hingga menyulitkan kita untuk sekedar ingin saling bertemu. Ketika dewasa, mereka yang dianggap teman, akan semakin menjauh dan hilang. Sebab kita, telah harus menapaki jalan masing-masing sebagai seseorang yang dewasa. Hanya sendiri.
Frekuensi pertemuan yang dulu terasa sering, kini harus menjelma menjadi bongkahan emas yang sangat berharga setiap kali ada kesempatan yang datang untuk saling menyapa. Semakin dewasa, kita akan semakin sendiri. Padahal nyatanya, semakin dewasa, kita justru perlu seseorang untuk sekedar saling bernegosiasi. Kita perlu seseorang untuk sekedar menegur, menghibur, mengadu, atau bahkan sekedar pengingat, "Jangan lupa makan, aku tidak mau kamu sakit."
Malam ini, bersamaan dengan asap kopi hitam yang masih mengepul di samping tangan kananku, aku duduk dengan memandang tetes gerimis yang datang sejak adzan magrib usai. Jendela kamar kos yang sengaja kubuka, gorden kamar yang sengaja kusibakkan, menjadikan jalan untuk air yang menjadi salah satu rahmat Tuhan bergemerecik menimpa wajahku.
Aku melirik pada pantulan rupaku di kaca jendela, menelisik lagi wajah yang telah berubah menjadi dewasa itu dengan seksama. Lalu, bertanya dalam hati dengan penuh kesungguhan. Selama ini aku masih tetap betah untuk sendiri. Hingga perlahan terbentuk ruang kosong dalam bilik hati, tempat itu cukup luas untuk sekedar disinggahi. Semakin hari, aku semakin merasa ada sesuatu yang kurang semenjak ruang kosong itu tercipta. Dulu, ketika hal itu pertama kali muncul, aku masih bisa merasa baik-baik saja. Melalui hari-hariku sendiri dengan sebagaimana mestinya dan harusnya aku melewati hari. Tapi ketika waktu semakin beranjak, seiring bergantinya hari, minggu, bulan, bahkan tahun, ruang itu semakin meminta tuannya untuk diisi. Karenanya, aku semakin ragu dengan diriku.
"Apakah aku masih bisa bertahan untuk sendiri?"
===
Fina Sundari | 15 November 2020
===
Instagram: finasundari___ & sundari.journal
Ketjup jauh💛
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top