Kembarannya Anna

Keluarga Lewis itu misterius.

Sudah menjadi rahasia umum kalau keluarga itu—kecuali putri mereka—tidak pernah berinteraksi dengan orang lain. Selain itu, mereka membuka toko roti di ujung jalan buntu. Jam buka mereka yakni tengah malam hingga menjelang subuh.

Bayangkan, memangnya orang gila mana yang mau datang ke toko itu di jam itu?

Anna, putri mereka yang tadi disebutkan, hanya tertawa setiap mendengar ucapan itu. "Astaga, kami buka jam segitu karena memang para pelanggan datang di waktu itu." Begitu katanya.

Memang siapa pelanggannya?

Hantu?

Mafia?

Atau ... orang-orang yang ingin melakukan transaksi ilegal?

Sekali lagi, Anna tertawa. Ia merasa geli saat mendengar asumsi-asumsi dari teman-temannya setiap gadis itu selesai mengklarifikasi.

Tapi, tunggu, kesampingkan itu dulu. Dengar-dengar seseorang melihat kembaran Anna di gerbang sekolah kemarin sore. Beda sekali dengan Anna, orang aneh itu datang dengan gaun berwarna hitam. Mana dia senyam-senyum saat melihat para siswa.

Ngeri!

Anna terkejut saat mendengarnya.

Orang-orang satu kelas bertanya-tanya. Apakah Anna punya kembaran?

Anna menggeleng. Punggungnya berkeringat dingin. "Tidak, aku tidak punya."

Lalu, yang kemarin itu siapa?

Doppelganger?

Bahaya! Anna dalam bahaya!

Bukankah kata orang-orang kalau kamu ketemu doppelganger-doppelganger itu, kamu bakalan mati? Katanya, sih, mereka mau ambil tubuh kamu biar mereka bisa hidup.

Anna tertawa canggung. "Mana mungkin. Zaman sekarang kok percaya hal seperti itu."

Namun semenjak hari munculnya kembaran Anna itu, satu-persatu murid di sekolah menghilang. Lalu, mereka akan ditemukan keesokan harinya. Tapi, yang ditemukan itu hanya kepala mereka.

Lah, lalu, badannya ke mana?

Tidak ada yang tahu.

Ketakutan kemudian dirasakan orang-orang yang ada di sekolah. Bagaimana ini? Setiap hari di dalam hati, mereka merasa cemas jika nanti atau besok akan menjadi hari terakhir mereka punya tubuh yang masih utuh.

Bukankah biasanya doppelganger hanya mengincar orang yang ditirunya? Kenapa sekarang malah orang lain yang kena imbasnya?

Di sisi lain, Anna yang hari ini memutuskan tidak masuk sekolah, masuk ke kamar sambil menghentakkan kakinya. Ia menatap perempuan di hadapannya. "Gaia!" Ia berteriak. "Apa yang kamu lakukan di sekolahku akhir-akhir ini?!"

Orang yang dia panggil menoleh. Ia menelan sesuatu yang dikunyahnya. "Halo, Ann. Tidak biasanya kamu menyapaku duluan."

Anna menatap jijik piring yang tergeletak di hadapan perempuan itu. Ia kemudian melempar benda itu sejauh mungkin. "Kenapa kamu muncul di sekolahku?! Kenapa kamu mengambil murid-murid di sana dan memakan mereka?! Bukankah ayah sudah memberimu stok sendiri?!"

Gaia memiringkan kepalanya. "Tidak enak. Aku lebih suka manusia yang masih muda."

"Gila kamu!" Anna menampar perempuan di hadapannya.

Gaia menatap Anna. Ia menyeringai. "Aku memang sudah gila sejak lahir, Ann." Perempuan itu berdiri. Ia meraup wajah Anna. "Kamu sangat menggemaskan, Ann. Aku jadi ingin memakan dirimu. Pasti lezat sekali jika bisa makan orang yang punya ikatan darah denganku."

Anna mendorong Gaia. "Gila! Kamu gila! Kamu sama gilanya dengan ayah!"

Perempuan berambut cokelat itu berlari. Tidak membawa apapun kecuali baju yang melekat di tubuhnya.

Siapapun, tolong! Tolong selamatkan Anna dari orang gila itu!

Aku tertawa setelah menarasikan semua kejadian ini. Benar-benar seru sekali melihat keluarga itu.

Aku ingin menceritakan keluarga Lewis dengan lebih detail. Tapi, kapan-kapan saja. Kalau aku punya lebih banyak waktu.

______

Cermin by Nec285_

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top