Aku dan Kamu
Hidupmu bergantung padaku. Tanpa diriku, kamu tidak lain hanya seonggok daging tidak berguna yang terus mengira dirinya mampu bergerak tanpa bantuan apa pun. Sejak dilahirkan, aku selalu ada untukmu, bahkan jauh ketika masih berbentuk segumpal daging kecil yang melekat pada raga seorang wanita.
Kamu tidak pernah menyadari keberadaanku, padahal aku yang selalu memastikan dirimu masih bisa bernapas hingga detik ini. Setiap saat tidak pernah terlewatkan tanpa peranku untuk menyandang hidup kita berdua. Selalu kupastikan jantung ini bergerak agar kita dapat melangkah menjelajahi dunia ini.
Kamu sering mengabaikan diriku, bahkan ketika aku menampakkan diri di kala ragamu tergores, selalu saja kulihat matamu yang menatap dengan penuh ketakutan dan penuh kehinaan.
Meski kita terhalang dengan segala keterbatasan, aku tidak pernah menyerah untuk selalu menjaga dan memastikan agar kita selalu bersama. Bahkan ketika kamu mengatakan sepatah kata yang menyakitkan bagiku kepada sosok lain yang bahkan belum pernah ada untukmu.
“Iya.” Kamu berkata dengan penuh kelembutan. “Aku bersedia hidup bersamamu.”
Betapa kejinya kamu melupakan diriku.
Kamu mengira bahwa dia akan selalu ada untukmu, meski makhluk itu hanya menghabiskan waktu beberapa tahun denganmu, sekadar mengucapkan kalimat penuh janji yang bahkan aku yakin dia sendiri tidak akan sanggup menepatinya.
Kamu seakan lupa siapa yang selama ini senantiasa mendampingi dirimu, bahkan ketika nyawamu berada di ujung tanduk. Aku selalu ada dan memastikan kamu sejahtera. Kini, dirimu masih saja lupa siapa yang telah menjamin ragamu yang rapuh. Lupakan segala yang telah kita lalui bersama, semudah itu kamu mencampakkan diriku.
Pada malam itu, kamu hancurkan diriku. Membiarkan dirimu bersatu dengan makhluk itu diiringi nyanyian yang menyiksa batin. Aku merasa mendidih, tidak sanggup menyaksikan kamu berkhianat dan memperlakukanku begitu hinanya. Hingga sebagian kecil dariku keluar dari ragamu, menatap kalian berdua bersatu dalam ikatan yang aku sendiri tidak sanggup memenuhinya.
Kamu mungkin tidak akan menyadari kehadiranku. Namun, aku tetap akan selalu ada untukmu.
“Iya.” Kamu lagi-lagi berbisik dengan nada penuh kasih. “Aku sungguh bahagia dapat menghabiskan waktu bersamamu.”
Andai kamu mengucapkan kalimat indah itu kepadaku.
Pada akhirnya, aku telah mengambil keputusan. Bagaimanapun, kita akan selalu bersama, bahkan jika jiwamu telah pergi meninggalkan dunia, aku akan selalu bersatu dalam ragamu hingga kembali menyatu dengan tanah.
Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu berpaling dariku.
Aku meraih jantungmu, tempat aku biasanya dapat merasakan kehadiranmu. Jika saja kamu tidak pernah berpikir untuk menghindar dariku, sudah pasti kubiarkan kamu tetap melangkah dengan penuh kebahagiaan tanpa menyadari adanya diriku.
Kamu tidak akan bisa berpisah dariku.
Aku berhenti bergerak sejenak, membiarkan jantungmu beristirahat setelah perjuangan panjang yang ia lalui. Membiarkan ragamu melepas sejenak kelelahan yang dirasakan selama ini. Ketika dirimu telah menyatu dengan tanah, ingatlah selalu bahwa aku senantiasa ada untukmu.
_____
Cerita mini by KiprangNovel323
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top