Aarrgghh!!
“AARRGGHH!!”
“AARRGGHH!!”
“AARRGGHH!!”
Malam semakin sunyi dan sepi. Angin berlomba-lomba mengejar entah apa. Hujan turun rintik-rintik. Di luar sepertinya sangat dingin. Tidak dengan di ruangan ini. Sofa yang empuk, karpet tebal dan api yang menghangatkan. Seseorang terduduk di depan perapian dengan kaki terikat. Kepalanya setengah botak. Kedua lututnya hancur. Wajahnya seperti menahan sakit yang luar biasa. Di depannya ada seorang pria, dia duduk di sofa dengan angkuhnya.
“Ini tidak seru. Aturan permainannya adalah aku bermain dan kau diam. Kenapa berisik sekali? Jika seperti itu terus kau tidak akan bisa menang. Ayo! kita coba lagi.” Pria itu bangkit dari sofanya dan mengambil tang di sebelahnya. “Kali ini kau harus diam, dengar?!”
Pria itu kemudian berjongkok di depan orang tersebut. Dia terkekeh melihat ketakutan di wajahnya. Dia memainkan tang yang dipegangnya, kemudian menarik lengan kanan orang itu. Pria tadi mengarahkan mulut tang ke ujung jari tengahnya. “AARRGGHH!!” Orang itu menjerit kesakitan.
“Kau harus diam agar bisa menang, mengerti?”
Pria itu kembali mengarahkan tangnya ke jari lainnya. “Aarrgghh!!”
“Kau tidak mau menang, ya?”
“Aarrg—”
“Terserah.”
“Aa-”
“Hmmm..”
“…”
“Bagus! Kau menang! Seharusnya dari tadi kau begitu. Ini peringatan terakhir. Jangan pernah kau menguntitnya lagi, dia hanya milikku. Jika aku melihat kau mengikutinya lagi, lihat saja akibatnya.” Pria itu melemparkan tangnya ke perapian.
“Baiklah, permainan terakhir. Jika kali ini kau tetap diam, kau akan aku bebaskan.” Pria itu kemudian mengambil palu di samping kaki orang itu. Dia mengambil ancang-ancang.
Satu. Dua. Tiga.
Ujung palu itu menghantam bagian kepalanya yang tidak berambut. Hening. Orang itu terbaring di lantai dengan darah yang terus mengalir.
“Kau menang? Kau menang!” Pria itu membuang palu di tangannya lalu kembali duduk di sofa dengan gaya angkuhnya. “Pergilah! Kau sudah bebas sekarang.”
_______
Cermin by dithdithxx
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top