Verso #13

One Summer Dream In Syam
by DianaRbe


Musim hujan telah berlalu, kini tiba saatnya musim panas. Di musim panas ini rasanya semangatku terus berkobar layaknya api unggun. Bagaimana tidak? Karena di musim panas ini aku dan sahabat karibku akhirnya bisa masuk ke Universitas yang kami inginkan, untuk memperdalam ilmu di salah satu kota di negeri Syam.

"Kota yang begitu mengagumkan," gumamku begitu tiba di sana. Di kejauhan tampak dua laki-laki yang sedang berlari mendekatiku dan sahabatku. Ketika jarak mereka tinggal 3 meter lagi dariku dan sahabatku, samar-samar aku teringat dengan seseorang yang mirip dengannya, yaitu si Salmon yang tengil. Namanya Salman, tapi karena dia suka jahil denganku aku panggil saja dia Salmon.

Bedanya orang yang aku lihat sekarang ini tubuhnya lebih tinggi, kulitnya putih dan wajahnya beraura kalem. Tidak seperti Salmon yang dulu wajahnya bagaikan Shinchan si alis tebal yang menyebalkan. Tak disangka ternyata dua orang tersebut adalah kakakku dan yang satunya lagi adalah teman kakakku. Kakakku dan Salmon memang sudah dua tahun kuliah di sini. Tapi sejak dua tahun lalu aku sudah tidak dapat kabar dari Salmon.

Setelah mereka mengantarku ke apartemen, mereka langsung pulang ke asrama mereka. Karena waktu itu sore hari, aku akhirnya memutuskan untuk pergi keluar apartemen untuk sekedar jalan-jalan sore di sana. Hingga akhirnya sampai di sebuah sungai yang indah, kami pun duduk sebentar di sebuah kursi yang ada di dekat sungai.

Indraku yang sedang mengitari suasana sore di sekitar sungai seketika terhenti pada satu bayangan seseorang yang dulu aku sangat benci sekaligus aku rindukan. Terlihat dirinya yang saat itu sedang serius menulis sesuatu di atas sebuah buku yang dia pangku di atas pahanya. Pikirku dia memang benar-benar sudah berubah.

Hari semakin sore akhirnya aku dan sahabatku beranjak pulang. Saat berjalan tak jauh dari tempatku duduk tiba-tiba saja angin bertiup lumayan kencang sampai-sampai ada kertas yang tertiup angin dan menutupi penglihatanku. Aku sangat kesal sekali, kok bisa ada sampah di sini. Karena kertas itu sudah ada di genggamanku aku baca saja sekalian apa isinya.

Isinya...

"Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh. Setelah sekian lama akhirnya dia datang juga ya Allah. Terima kasih telah menggabulkan do'aku. Maka akupun akan tunaikan janjiku padaMu. Jazakumullah Khairan Khatsiran. ❤💙❤"


Lop U Pull Allah.

& (R)


Aku terkejut dengan tulisan yang ada di kertas itu, tulisan tangan yang sama seperti dua tahun yang lalu. Dan aku ingat pada hari terakhir bertemu, dia selalu tulis kata terakhir itu 'lop u pull Allah & (R)'. Apakah itu benar dia? Dan apa maksud dari tulisan ini?

Sudahlah daripada aku memikirkan yang bukan pasti untukku lebih baik aku pulang. Malamnya, aku dan sahabatku pergi ke pengajian rutin yang di adakan di salah satu masjid di dekat asrama sekolah. Kami menikmati setiap ceramah yang di berikan oleh pengisi kajian dengan sangat bersemangat, sampai-sampai kami tak sadar bahwa ternyata di luar air bendungan yang ada di dekat masjid jebol, yang pada akhirnya menghanyutkan sandal-sandal semua orang yang hadir terutama diriku.

Dan beginilah jadinya diriku yang sedang linglung mencari sebelah sandalku yang hanyut dan juga sandal sahabatku. Lelah sekali aku mencarinya, hingga datanglah dua orang lelaki yang berjalan ke arahku dan temanku sambil menyenceng sebelah sandal. Tunggu! Itu seperti sebelah sandalku, dan ternyata memang benar itu sandalku.

Percaya atau tidak dengan tampang tampannya nan gagah dia berjongkok di depanku dan menyerahkan sebelah sandalku persis di depan kaki kananku, bagaikan seorang putri aku tersentuh dengan kelembutan sikapnya. Dia memperlakukanku layaknya seorang istri. Dia menungguku memakai sandal yang sebelah baru dia berdiri, dan ternyata hal serupa juga dilakukan oleh seseorang lagi yang membawa sebelah sandal kepada temanku.

Saat berdiri, betapa terkejutnya diriku bahwa seseorang itu adalah dia. Dalam hati aku bertanya apa benar itu dia? Apa benar surat yang tadi aku baca itu darinya? Apa benar dia sudah berubah? Tatapan matanya yang teduh membuatku langsung menunduk dan langsung beristigfar tak kuat menahan hatiku yang sedari tadi deg-degan. Karena tak ingin bertatap muka terlalu lama, akhirnya aku segera berbalik dan melangkah.

"Iya itu memang aku, aku yang menulis surat itu untuk Allah. Dan satu huruf yang aku tulis di akhir suratku itu adalah namamu, Riana. Suatu saat aku akan tunaikan janjiku pada Allah segera yaitu menghalalkanmu untukku, tunggu aku. Aku juga merindukanmu," ucapnya dengan suaranya yang sangat merdu bagiku. Dia Muhammad Salman Al-Farizi.

Deg!

Itu memang benar dia. Baru saja aku akan berbalik, untuk memastikan bahwa itu benar-benar dia. Tiba-tiba aku seperti ditarik ke alam lain yang nyata. Dan ternyata aku terbangun. Dan yahh aku hanya mimpi.

Kutepuk jidatku.

"Oh, Salmon. Kau memang sudah menguasai sebagian kecil otakku. Sampai-sampai aku bermimpi tentangmu. Kuusap keringat yang membanjiri wajahku, kulihat cuaca di luar rumah yang sangat terik lewat jendela kamarku," gumamku.

Pantas saja aku banjir keringat. Mimpi yang aneh tapi indah, entah kenapa aku merasa bahwa mimpiku tadi seperti kenyataan. Mengingat mimpiku beberapa menit yang lalu aku tersenyum sendiri di kamar. Aku dan sahabatku memang benar-benar berencana menimba ilmu di sana. Dan pada musim panas ini juga aku akan terbang ke negeri Syam. Harapku semoga saat aku di sana sekilas mimpiku ini dapat menjadi kenyataan, disalah satu dari beberapa kisah yang akan aku lalui di sana.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top