Verso #11

Back in the Autumn
Drabble by: farradewi

Aku terduduk sendiri pada sebuah bangku, di atasnya berserakan dedaunan pohon maple yang berwarna kuning, merah atau jingga. Meratapi nasib memang tidak ada habisnya. Dan menunggu dia kembali, lebih tak ada akhirnya lagi. Sudah tiga musim dia meninggalkanku. Tanpa kabar. Bodohnya, aku tetap menunggu. Padahal mungkin dia sudah bahagia di tempatnya berada. Mungkin dia sudah tak ingat lagi denganku. Mungkin sudah ada wanita lain yang jauh lebih penting untuk ia pikirkan. Mungkin, mungkin, dan berbagai mungkin lainnya. Selalu kata 'mungkin' yang setiap hari menemaniku.

Cukup lama aku berlarut-larut dengan sesuatu yang memang tak pernah kulewatkan sehari pun. Hingga tiba-tiba sebuah benda mengenai kakiku, cukup membuat terkejut. Kuambil benda itu. Sebuah tulisan tangan membuatku tersentak.

Hai! Sudah lama tidak bertemu. Kau bertambah manis saja.

Kuedarkan pandanganku ke sekeliling. Tidak ada siapa pun. Aku benar-benar sendiri di sini. Ah, tapi sudahlah! Mungkin hanya orang iseng. Tidak penting.

"Permisi, Nona!"

Eh, suara itu? Ya Tuhan ... itu suara yang sudah tiga musim ini tak lagi aku dengar.

"Masih bisakah aku mengisi kekosongan melodi pianomu?"

Aku terkesiap. Sambil menarik napas panjang. "Tidakkah kau berniat menceritakan semuanya padaku?"

"Maaf, semuanya terlalu panjang untuk diceritakan. Tapi yang pasti aku membutuhkan kau di setiap aku membuka dan memejamkan mata."

Ah, aku harus memanggilnya brengsek atau manis? Meskipun saat ini musim gugur, tapi biarlah cinta kami tetap bersemi. Jangan ada kata tamat, sebelum kami benar-benar berpisah karena maut yang memisahkan.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top