Teman se-Perjuangan

Bayu×Fauzi

Episode 1

~Happy Reading~

＊*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚♡˚*•̩̩͙✩•̩̩͙*˚＊

"Makkkkk, anakmu laper!" rengekan seorang bocah sembari memegangi perut datarnya.

"Elah Zi, ntuh tiga mangkok bakso kurang apa gimana?" pemuda yang duduk tepat didepan sang bocah membalas dengan tatapan heran.

Yang dituduh memakan tiga mangkok bakso pun tak terima lantas membela diri dengan sewotnya.

"Heh, ntuh mangkok pak Parnan ya Ga. Gila kali gue makan tiga mangkok! Lu kata gue lagi debus kuda lumping ampe makan tiga mangkok segala." sungut sang bocah dengan lantangnya.

"Subhanallah Fauzi, otak lu tarok mana sih? Bego banget jadi bocah, dinalar ngapa pertanyaan gua." habis sudah kesabaran Ega melihat sang sahabat yang begonya luar biasa.

Fauzi tanpa rasa bersalahnya mulai memesan satu porsi bakso lagi. Ega yang melihat kelakuan Fauzi angkat tangan dan memilih pergi meninggalkan Fauzi dengan euphorianya.

Bisa mati dompetnya jika berlama-lama duduk dikantin dengan Fauzi. Tak lama setelah kepergian Ega, seporsi bakso panas yang diharapkan Fauzi datang dan dengan santainya Fauzi menghabiskan tanpa menyadari sedikitpun kepergian Ega.

Hingga kekenyangan menghampiri Fauzi dan sadar teman senasib dan sekelasnya menghilang dari tempat duduknya tadi.

"Ga ... Ega!" seru Fauzi mencoba memastikan bahwa Ega ada cuma nggak begitu kelihatan.

"Egaa~ wer ar yu?" lagi Fauzi mengulanginya mencoba mencari keberadaan sang sahabat, kemungkinan jatuh atau terselip diantara saos dan sambel siapa yang tau bukan.

Nihil. Fauzi tak menemukan Ega di penjuru kantin. Niat hati ingin mencari Ega kekelas, langkah Fauzi diberhentikan oleh teriakan seseorang.

"Ehh .... Fauzi baksonya belum dibayar ini!" seru Pak Parnan selaku penjual bakso yang dibeli oleh Fauzi sedari tadi.

"Lha bukannya udah dibayar Ega pak?" sudah tradisi jika Ega yang selalu membayar makanan Fauzi dikantin.

"Belom Fauzi, Ega tadi langsung pergi belum bayar apa-apa ke bapak." terang Pak Parnan sembari mengulurkan tangan meminta uang pembayaran.

"Ihhhhh pak Parnan kan ganteng tuh, gratisin yak buat Fauzi." jurus andalan si bocil mulai dikeluarin.

"Nggak ... nggak ... nggak, udah banyak yang ngutang tadi. Bisa-bisa bapak gak balik modal ini, buruan bayar!" gertak pak Parnan sembari masih dengan gaya renternir nagih utangnya.

Dengan amat terpaksa Fauzi mulai memasukkan tangan ke dalam saku celananya. Dan tara ...

"Nah dapet nih pak nyempil di celana, udah ya pak Fauzi sibuk nyariin si Egampret. Dadaa pak Parnan," dengan segenap kecerdasannya Fauzi menyerahkan uang dua ribu lecek ke tangan pak Parnan dengan hati-hati kemudian pergi.

Pak Parnan belum sepenuhnya sadar dengan uang yang didapatkannya. Hingga ...

"Fauzi ini kurang, BALIK KAGAK LU BOCAH." pak Parnan tak ikhlas, tak terima, tak rela dengan apa yang didapatkannya. Dua ribu untuk empat mangkok bakso pesanan Fauzi itu sangat sangat kurang.

"Awas aja besok, saya sembelih burung kamu Zi!" pak Parnan mengelus dada sabar sembari mengasah pisau.

"EGOBLOK LU DIMANA KUTIL?" cetar membahana meruntuhkan tembok sekolah tapi tapi tapi boong, berteriak mencari keberadaan sang sahabat bermaksud meminta ganti rugi.

"Ega lu tega sama gue, sumpah lu tega. Duit dua rebu gua angus gegara lu, pokonya lu harus tanggung jawab kutil paus!" meracau meratapi nasib jikalau duitnya abis gegara bayar bakso, memilih kembali ke kelas siapa tau kan Ega ada di sana bisa langsung disemburnya.

Berjalan menyusuri koridor lantai satu dengan langkah yang dibuat sekeren mungkin untuk menggoda adik-adik kelasnya.

Bersiul dan bersenandung membuat kesan sekeren mungkin dihadapan adek kelas.

Inilah Anhar Fauzi Siregar, murid kelas 11 IPA 8 SMA 69 Masa Depan. Bertingkah sok cool, sok keren, sok kecakepan, sok genit, sok mesum, dan sok atuh mangga dinilai sendiri.

Dengan kenyataan yang seperti terlampir pada bagian permulaan. Lugu? Si kampred suka nebeng nonton bokep dirumah Ega btw.
Polos? Kalo mandi dia polos kok.
Goblok? Fauzi pinter cuma ya gitu gak keliatan.

Dari dulu memang begitu sikap Fauzi, menunjukkan sisi lainnya kepada orang yang benar-benar mampu bertahan bersamanya.

Selebihnya? Dia hanya bermain.

Teman? Fauzi punya banyak teman tapi tidak dengan sahabat. Cuma Ega sahabatnya titid.

Senyum, Salam, Sapa, Santuy. Itu yang Fauzi terapkan kepada adek-adek kelasnya. Seperti saat ini.

"Hai dek, sendirian aja di depan kelas. Gak masuk? Udah bel loh," senyum charming check, pose cool check, apa lagi yang kurang? Cabe nyangkut? Gak Fauzi udah kumur pake es tehnya tadi.

"E-eh i-iya kak ini mau masuk," salting itu yang dilakukan adek kelas ini.

Hobi Fauzi sejak SMA, suka godain anak perawan orang tapi gak mau tanggung jawab. Suka nge-baperin tapi gak mau macarin.

Dasar Hooman +62 herman kadang.

Lanjutin perjalan menuju kelasnya di lantai tiga, baru saja kaki Fauzi menginjak anak orang eh anak tangga pertama dirinya sudah dipanggil oleh fans.

"Zi dipanggil noh," ujar sang fans otw naikin tangga.

"Sapa yang manggil cogan kek gua?" Bukannya menjawab Fauzi balas nanya.

"Noh pak Budi, kangen kali sama lu." daripada membuang waktu berlama-lama dengan Fauzi yang notabene-nya lola gegara kekenyangan sang fans langsung gas pol naik ninggalin Fauzi.

"Emang ada guru yang namanya pak Budi?" seseorang tolong dorong Fauzi dari atas Monas.

Entah apa yang merasukimu Fauzi. Sang tersangka hanya mengangkat bahu tidak peduli dan mulai berjalan menyusuri tangga.

"Ini perasaan gue ato emang nih tangga ga naik-naik ya?" kan gobloknya natural. Itu tangga biasa wahai Fauzi bukan eksialator.

Fauzi geram memutuskan naik dengan muka selecek-leceknya.

"Aish apakah ini termasuk jenis cobaanmu Tuhan? Duid lejend hamba habis, hamba harus ekstra naikin tangga yang beranak banyak. Apakah ini yang disebut dunia akan berakhir?" oceh Fauzi ngelantur ngalor ngidul, mengeluarkan unek-unek yang bejibun di kepala.

"Terus berenang, terus berenang, terus berenang, kolamnya gak ada." Astaghfirullah nak anda perlu di ruqyah.

Entah sampai kapan Fauzi akan berjalan melewati anak tangga ini. Hingga ia teringat sesuatu yang perlu dibereskan dengan cepat.

"Eh iya ya, gua kan nyari Ego blok ngapain ditangga mulu. Gini nih gegara duid gua abis jadinya nelangsa," ujar Fauzi miris sembari mencakar tembok disebelahnya, bergegas menuju ke kelas dan meminta pertanggungjawaban dari Ega.

"TANGGUNGJAWAB LU EGOBLOK!"

»»————>Tubercorona<————««

Aish projek ke dua akhirnya ready buat di up:) sebenernya udah lama sih nih ide nyangkut cuma baru terealisasikan aja:'v

Mohon doa nya ya biar bisa lanjutin up:)

Athu kan juga butuh cemangad')

Thanks yang udah mau mampir;)

»»————Makasih————««

➷NgkeenAthan