5. [OPINI] Menulis di Era Lacur

Jaman sekarang, kalau gak pandai promosi, tulisanmu hanya akan jadi seupil daki di lipatan ketiak. Tak dipedulikan, nanges sana!

Tidak dapat dipungkiri, majunya teknologi di bidang informasi (seperti internet) telah membawa dampak bagi segala aspek kehidupan. Kalau dulu, seminggu sekali kita nungguin kang pos surat demi kertas wangi parfum oplosan berisi kata-kata puitis dari gebetan. Sekarang, tiap bangun tidur, makan, berak, kuliah, bengong di teras, duduk di angkot, ngadem depan kulkas minuman indo*maret, dan balik ke rumah: selalu megang gadget dan update pemberitaan terbaru. Mau itu gendernya Lucinta Luna, atau labilnya Tere Liye yang sering kali bikin sensasi. Kita seakan merasa hampa kalau tidak nge­-scroll sesuatu. Basi gitu rasanya hidup, walau tak ada notif yang masuk.

Di dunia yang hening seperti dunia maya, justru hiruk-pikuknya lebih ramai ketimbang pernikahan kampung yang ngidupin lagu kencang-kencang: tetew tetew tetetetetew .... sempak apaan itu yang terbang di langit?!

Tak terkecuali di dunia kepenulisan. Wattpad, seolah jadi platform kenamaan yang menerbitkan berpuluh-puluh judul ke luar lingkungan situs, dan dijual di toko buku untuk dipeluk pembaca setianya. Ibarat merek, wattpad ini udah kayak Teh Kotak. Raja-diraja semua minuman teh kemasan.

Meski teh golpara dan teh poci lebih dulu lahir, mereka hanya dinikmati penggemar ubanan. Sebab tidak ada kemasan praktis kedua teh seduh tersebut. Seperti platform kepenulisan dulu yang tumbang dimakan jaman.

Tetapi, bukan Teh Kotak namanya, bila tidak punya saingan (meski dalam skala kecil), seperti Teh Gelas, Mountea, Teh Pucuk Harum, Teh Javana, Teh Rio, dsb. Teh-teh tersebut, meski memiliki pembaca dan penulisnya sendiri, tidak seharum nama Wattpad yang konon, mengubah arus perbukuan dengan embel-embel: TELAH DIBACA JUTAAN!

Yak, karena masifnya jumlah pembaca di wattpad, tak dapat dipungkiri: beberapa penulis mulai berpikiran licik untuk gaining vote dengan cara halal-semi haram-sampai haram beneran. Mulai dari promosi di wall, kolom komentar, private messasage, tukeran vote, jual-beli vote, sampai perjanjian hitam di atas putih untuk selalu nge-vote apapun isi ceritanya. Untuk yang apatis, mereka seperti nyamuk berdengung di telinga: ganggu, tapi sekali mengibaskan tangan, hilang. Tetapi untuk yang jahil seperti saya, yah, saya usilin dengan bikin tulisan gini, MWAHAHAHAHA!

Serius. Promosi di Wattpad itu harus gencar segencar-gencarnya.

Banyak penulis-penulis bagus, yang tenggelam karena banyaknya penulis-semi-sales ini di mana-mana. Menyebabkan hampir 100 ranking teratas, diduduki, justru oleh tulisan kacau-balau yang penulisan preposisinya bikin mata berdarah-darah. Apalagi, penulis tipe mereka ini rajin update.

Lau, lau sekalian? Satu chapter update, butuh waktu berapa lama? Seminggu sekali? Dua minggu sekali? Sebulan? Sesuka mood yang gak tahu juntrungnya terus hiatus setahun? HAHAHAHA, pantes gak dapat pembaca.

Iya, bully saja saya.

Mereka-mereka yang merangkap penulis-semi-sales ini, dapat update seminggu dua kali. Bahkan lebih. Tanpa kerangka cerita, lanjut teroooss, sampai jumlah chapter menyentuh angka 100. Mulai yang awalnya tampak normal, cerita tentang perang dua ras, sampai jadi kisah menye-menye, dan berakhir nikah bahagia, terus anak mereka dibuatin jadi sequel, cucunya triquel, dan cicitnya punya spinoff tersendiri.

Lihat, betapa aktifnya mereka menulis. Mau jelek, mau bagus, mau hina, mau dina. Selama ada pembaca, mereka tidak peduli apa kata kritik-kritik di luar sana. Toh, kalau gagal terbit di penerbit major, bisa terbit sendiri. Nyewa editor sendiri, layouter sendiri, kaver sendiri. Ah mantaps!

Saya jadi rindu jaman di mana orang harus ngirim hard-copy manuskrip novelnya ke penerbit, dan menunggu paling lama enam bulan, demi surat tanda terima/tidak diterima.

Tetapi, inilah perubahan. Bahkan cara menulis pun berubah. Dengan platform, kita jadi lebih dekat dengan para pembaca. Benar-benar berinteraksi dengan mereka setiap bab-nya. Masa, mau ngedumelin tulisan Kang Grepe terus?

Di website kepenulisan, kita punya kesempatan yang sama untuk terkenal atau jatuh terpuruk terkucilkan. Tinggal ngubah mindset-nya. Mau rajin nulis tidak? Mau nyelamatin 100 cerita teratas, tidak?

Kalau gitu, gencarlah promosi. Rajin-rajinlah berkunjung ke lapak teman. Buat cerita yang kamu sukai dulu. Masalah teknis, mari belajar bersama. Jadilah lebih baik. Jangan tutup kuping dari masukan. Karena, serius, mau setenar apa pun kamu, kalau tidak berkembang akan kalah dengan jaman, cepat atau lambat.

Jadi, melacurlah! Promosilah di tempat semestinya dan dengan cara sewajarnya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top