Yoongi | Page Three
Yoongi | Page Three
Lukailah hatiku secara perlahan
"Hyung, kenapa kau tidak melaporkan pernikahanmu?" tanya Jungkook pada Yoongi yang sudah duduk berselanjar kaki di lorong.
"Untuk apa? Kita bahkan sudah menentukan tanggal perpisahan sebelum masing masing dari kita mengucap janji pernikahan." jawabnya datar, dengan pandangan yang kosong.
Mendengar jawaban dari Yoongi, Hoseok menghela nafas. Punggungnya yang sudah ia sandarkan pada dinding, kini ia turunkan, ikut duduk berselanjar kaki seperti Yoongi.
"Kenapa kau menerimanya, Hyung? Aku yang ditinggalkan seperti itu saja, sudah sakit."
Jungkook mengangguk setuju atas pertanyaan yang dilontarkan oleh Hoseok, ia yang sedaritadi sudah duduk tepat di hadapan Yoongi menatap harap jawaban apa yang akan di berikan oleh lelaki yang kini memiliki warna rambut mint tersebut.
"Karena aku mencintainya?" tanya balik Yoongi, yang memang tak yakin apa alasannya terdahulu ia rela menyakiti dirinya sendiri hanya demi seorang wanita.
"Atau karena aku bodoh?"
Mereka berdua sudah pulang dari pertemuan keluarga yang di adakan di kediaman keluarga Min.
"Maafkan aku, Yoongi-ah." cicit Mina saat Yoongi melangkah di hadapannya.
Untuk beberapa saat, Yoongi terdiam. Tertawa dalam hati, mungkin kemarin adalah terakhir kalinya ia mendengar Mina memanggilnya dengan sebutan Oppa.
"Kau meminta maaf, tahu salahmu apa?" tanya Yoongi dengan datar, "maaf sudah membuatmu sakit, maaf sudah membuat keluargamu kecewa, dan maaf sudah menyeretmu dalam drama konyolku ini."
Mendengar jawaban yang di berikan oleh Mina, Yoongi pun mengangguk. Ia yang masih dalam posisi berdiri pun, ikut duduk di ruang televisi apartement. Duduk di atas meja, menatap puncak kepala wanita yang tengah menundukan kepalanya..
"Aku bersyukur kau masih menyadari kesalahanmu, setidaknya kau masih tahu diri."
Jika kemarin Yoongi masih bisa mempertahankan sisi lembutnya pada sosok Shin Mina, maka kini ia kembali membangkitkan sosok Min Yoongi yang selama hampir satu tahun ini ia kubur.
Min Yoongi si manusia datar dengan mulut tajam.
"Hidupku sudah hancur karenamu, keluargaku sudah membenciku tanpa aku membuat kesalahan apapun, lalu hatiku masih sedikit tersisa sekarang," jedanya. "dengan segala hormat, aku membiarkanmu menghancurkan sisa hatiku ini."
Mina mengangkat kepalanya, membalas tatapan Yoongi yang mampu membuat lidahnya kelu dalam sekejap.
Melihat Mina yang kini membalas tatapannya, Yoongi pun mengangkat sebelah alisnya. "Kau mampu bukan?"
Atas pertanyaannya, Yoongi mendapat jawaban sebuah gelengan kepala. "Kenapa? Kenapa kau tak mampu? Bukankah selama ini kau sudah melakukannya? Kau sudah memporak pandakan hidupku, hatiku."
"Maaf.."
Yoongi tersenyum sendu, berusaha menenggelamkan diri pada lautan kesakitan yang di ciptakan oleh sosok yang ia cintai. Semua itu ia lakukan agar dirinya tak semakin menginginkan Mina di masa depannya, agar dirinya dapat menggantikan semua perasaannya pada Mina dengan rasa sakit atau mungkin dendam agar dirinya dapat terlepas dari sosok Shin Mina.
"Hiduplah dengan bahagia, jangan terlalu memikirkan diriku."
Tepat saat Yoongi bangkit dari duduknya, dan akan melangkah menuju kamarnya. Lengannya di tahan yang tentu saja oleh Mina.
"Terima kasih sudah mau berkorban untukku, terima kasih sudah merelakan mimpimu hanya agar mimpiku dapat terwujud," lirih Mina, yang memang sedang menahan tangis.
"Aku akan hidup dengan bahagia, itu tentu saja. Tapi aku pun ingin kau hidup bahagia, seperti apa yang aku jalani nanti, Yoongi-ah."
"Cukup aku yang menyakitimu, di masa depan nanti aku ingin kau merasakan bahagia. Merasakan tulusnya cinta dari wanita yang tentunya harus lebih baik dari diriku."
"Tentu saja harus lebih baik darimu, aku tak ingin kembali sakit di masa depan nanti jika aku harus kembali jatuh pada sosok yang sama seperti dirimu." balas Yoongi cepat.
Mungkin apa yang dipikirkan oleh Yoongi kemarin, sama dengan apa yang dipikirkan oleh Mina saat ini.
Melihat lelaki yang ia kenal selama hampir lima tahun lamanya tiba tiba berubah menjadi sosok yang menyeramkan, membuat Mina sadar, bahwa dirinya sudah membuat kesalahan yang begitu besar.
Kesalahan yang mampu membuat sosok malaikatnya berubah menjadi iblis.
Memang, Yoongi bukan seperti sosok malaikat seperti yang di deskripsikan pada umumnya. Yoongi bukanlah sosok malaikat dengan hati yang lembut dan segala perilakunya yang baik.
Yoongi adalah malaikat dengan diri yang apa adanya. Sosok malaikat yang bertingkah selayaknya manusia, yang masih mampu memarahi dirinya jika salah namun tetap menuntunnya menjadi lebih baik.
Mengingat sosok Yoongi terdahulu, membuat Mina ingat alasan ia memulai semuanya ini. Alasan ia menarik sosok Yoongi yang ia ketahui memiliki perasaan padanya.
Iya, silahkan sebut Mina jahat karena memanfaatkan perasaan tulus Yoongi hanya untuk menuruti permintaannya.
Mina satu tahun yang lalu, datang menghampiri Yoongi yang berada di dalam ruangan dimana para trainee latihan di salah satu agensi kecil.
Mina satu tahun yang lalu, meminta belas kasih Yoongi agar mau membantu mewujudkan mimpinya. Walaupun saat itu Mina pun sadar, saat Yoongi bersedia membantu mewujudkan mimpinya disaat yang sama juga ia menghancurkan mimpi lelaki tersebut.
Mina satu tahun yang lalu, sudah berhasil membuat seorang Min Yoongi hancur hanya dengan ungkapan, kita akan menikah untuk waktu satu tahun, setelah itu kau bisa kembali merintis karirmu menjadi idol. Aku akan memberikan kompensasi pada agensimu agar memberimu beberapa keringanan selama satu tahun ini.
Seharusnya, Min Yoongi satu tahun yang lalu tidak merelakan mimpinya hanya demi membantu sosok terkasihnya. Yang nyatanya tak berbelas kasih padanya.
Namun, siapa yang tega mendengar fakta bahwa kedua orang tua Mina sudah meninggal dan hanya akan memberikan seluruh asetnya jika Mina sudah menikah atau berusia dua-puluh lima tahun.
Mina yang usianya masih dua-puluh satu tahun saat itu, dan hanya tinggal sebatang kara dengan hidup di bawah pengawasan orang suruhan mendiang kedua orang tuanya yang cukup tegas dalam menjalankan amanat, sedikit merasa tertekan.
Saat mendengar cerita itu pun, sedikit banyak hati Yoongi tergerak untuk membantu Mina. Wanita yang ia cintai sejak mereka masih duduk di bangku Tingkah Akhir.
Bermodalkan rasa cinta, dan kewarasan yang sudah hilang. Min Yoongi satu tahun yang lalu pun akhirnya mengamini permintaan Mina, menyanggupi semua yang Mina pinta padanya. Dengan berharap, bahwa cinta mungkin akan muncul seiring berjalannya waktu.
Namun nyatanya, Mina tak mampu membalas perasaan teman semasa Sekolah Tingkah Akhir-nya itu. Bukan tak mampu, Mina hanya berusaha menjaga hatinya untuk sosok yang selama ini menunggunya di depan sana.
Sosok yang akan menemaninya di masa depan nanti.
Kembali menuju Mina di masa kini, dirinya sudah bertekad akan suatu hal.
Ia baru menyadari sesuatu, bahwa sedaridulu dirinya sudah menjadi peran antagonis dalam kehidupan Min Yoongi. Jadi, kenapa sekarang ia tak benar benar menjalankan peran antagonisnya?
Kenapa ia tak menyakiti hati Min Yoongi hingga hancur tak bersisa? Agar mantan suaminya itu tak lagi berharap pada dirinya, agar tak melulu mengingat sosoknya yang sudah menghancurkan seluruh kehidupannya?
Terdengar tak tahu terima kasih dan tak tahu diri memang, tapi hanya ini yang bisa Mina lakukan agar Yoongi mampu menjalani kembali kehidupannya tanpa dihantui bayang bayang dirinya yang selama satu tahun ini hidup bersamanya.
Setidaknya, Yoongi harus kembali menjalani kehidupannya ini.
Walau dengan hati yang sudah hancur tak bersisa.
2020 - 11 - 03
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top