Yoongi | Page Four

Yoongi | Page Four

Injaklah kepingan hati yang hancur berantakan itu, sehingga tak ada apapun lagi yang tersisa.





Setelah mereka berempat masuk ke dalam lift yang kebetulan sedang kosong, Namjoon yang memang berdiri di dekat panel langsung menekan tombol 'R' yang di detik berikutnya melakukan scan pada name tagnya yang ia simpan dibalik case ponselnya.

Rooftop. Lantai yang hanya beberapa karyawan dari agensi saja yang di izinkan menginjakan kakinya disana, termasuk mereka para artisnya.

"Temani aku di atas, kalian keberatan?" tanya Namjoon yang jelas saja di jawab anggukan oleh mereka bertiga. "Kau bahkan bertanya setelah menekan tombol Rooftop, Hyung." cibir Jungkook, sebelum akhirnya menoleh pada Yoongi.

"Hyung, bagaimana lanjutan ceritamu?" tanya Jungkook dengan semangat. Lupa diri bahwa yang ia tanyakan adalah sebuah kisah pahit bagi si pelakon cerita.

Hoseok yang berdiri diantara Yoongi dan Jungkook pun berdesis, "aish.. Makanya cepat cari pasangan, agar tahu bagaimana rasanya patah hati!" omel Hoseok, yang membuat Jungkook sadar bahwa ia sudah lancang pada hyungnya tersebut.

"Ah.. iya.. benar.." racau Jungkook, "maafkan aku, Hyung." setelahnya membungkuk rendah pada Yoongi.

Melihat Jungkook yang merasa bersalah, Yoongi pun menyenggol gemas Hoseok. "Kau ini.. aku tak masalah jika dia menanyakan hal itu, memangnya aku ini kau yang masih belum bisa berdamai dengan masa lalumu." omel Yoongi, yang berhasil membuat Namjoon terkekeh.

"Kenapa kau tertawa?!" sinis Hoseok pada Namjoon. "Kenapa lagi? Ya tentu saja karna ucapan Yoongi Hyung." jawab Namjoon dengan polos.

"Seperti dirimu tidak terjebak di masa lalu saja," cibir Hoseok, yang membuat Namjoon berdecih sebal. Karna bagaimanapun apa yang di katakan oleh temannya itu memang sebuah fakta.

"Aish.. berisik kalian ini." ujar Yoongi yang sejurus kemudian melangkah keluar saat pintu lift terbuka di rooftop yang pastinya menyajikan pemandangan kota yang selalu sibuk.





"Yoongi-ah.." 

Langkah Yoongi terhenti saat mendengar namanya disebutkan. Namun detik berikutnya, ia kembali melanjutkan langkah menuju kamar tanpa menghiraukan panggilan tersebut.

Di dalam kamar, Yoongi menyimpan ransel hitamnya di samping lemari lalu merebahkan diri di atas kasur tanpa bersusah payah mengganti pakaian terlebih dahulu.

Suara pintu terbuka membuat Yoongi membuka matanya, sebelum akhirnya kembali memejamkan saat sadar bahwa yang memasuki kamarnya tak lain dan tak bukan ialah Shin Mina.

Kasurnya sedikit bergerak saat Mina duduk di tepi kasur.

"Ada apa? Aku ingin tidur, aku lelah." ucap Yoongi dengan mata yang masih terpejam.

Bukannya memberikan jawaban untuk Yoongi, Mina menangkup pipi pucat lelaki tersebut dengan lengan mungilnya. Bukan bermaksud hal lain, ia hanya ingin Yoongi merasakan suhu tubuhnya yang tinggi sejak semalam. 

Sebut saja Mina tak tahu diri karena berharap agar Yoongi memperhatikan kondisinya. Karena di dunia ini memang hanya Yoongi yang Mina miliki, juga Dong-Suk tentu saja.

Yoongi yang merasakan suhu tubuh hangat Mina dari telapak tangannya tersebut pun langsung membuka matanya, bangkit dari posisi tidurnya.

"Kenapa bisa demam seperti ini?! Kau tak makan dengan baik selama aku pergi? Bukankah aku sudah menyiapkan makanan di kulkas? Berapa kali kau memakan ramyeon dalam satu hari?" cecar Yoongi yang tak bisa menutupi kekhawatirannya pada wanita yang berada hadapannya.

Mina terbatuk kecil, "Dong-Suk sakit, jadi aku membawa makanan untuknya sejak kemarin."

Yoongi berdecih, "aku tahu kau mencintainya, tapi jangan menjadi bodoh karna cinta, Mina-ssi." balasnya sebelum bangkit dan meninggalkan Mina di dalam kamarnya seorang diri.

"Setidaknya, cukup aku saja yang bodoh karna cinta."

Gumamannya jelas terdengar oleh Mina, membuat wanita tersebut terdiam mematung di atas kasur dengan pandangan lurus pada bayangan Yoongi yang semakin menjauh dan hilang di balik pintu.


Yoongi menggerakan tungkainya menuju dapur, membuka kulkas guna mencari bahan apa yang bisa ia gunakan untuk membuat makanan.

Karena di dalam kulkas hanya ada beberapa bahan, Yoongi pun hanya memasak sup ala kadarnya. Yang jelas masakannya tetap layak untuk di makan.

"Kenapa kau khawatir?" 

Yoongi mengernyit saat mendengar suara serak Mina. "Kenapa kau harus sibuk memasak untukku, Yoon?" 

"Aku tak ingin menjadi tersangka jika kau mati kelaparan atau keracunan ramyeon di apartement ini." jawabnya dengan datar, dan masih fokus pada bahan makanannya.

Mina yang hanya dapat melihat punggung Yoongi pun menganggukan kepalanya, entah mengapa pandangannya memburam hanya karena punggung lelaki tersebut.

"Bukankah lebih baik aku mati, Yoon?" 

Yoongi berhenti menggerakan pisau yang tengah ia gunakan, untuk beberapa saat keadaan di dapur hening. Sebelum akhirnya terdengar suara hembusan nafas yang kuat dari Yoongi.

"Setidaknya, walaupun kau hidup hanya untuk menyakiti hatiku dan menghancurkan hidupku, aku akan tetap senang jika masih bisa melihatmu hidup berbahagia" 

Kali ini Mina menyerah, ia membiarkan air matanya menetes setelah mendengar penuturan yang Yoongi berikan.

Bukankah dirinya sudah bertekad untuk menyakiti lelaki tersebut? Tapi mengapa rasanya susah? Kenapa selalu Mina yang dibuat mati berkali kali hanya karena kalimatnya? 

"Berhenti menangis, aku sudah tak bisa menghapus air matamu lagi."

Mina mengerjap saat isakannya mulai terdengar oleh Yoongi, dengan cepat Mina menyeka air matanya dan sebisa mungkin untuk menghentikan isakan kecilnya.

Butuh beberapa waktu untuk Mina dapat mengeluarkan suara tanpa bergetar.

"Yoongi-ah.."

Panggilan Mina hanya di balas gumaman oleh Yoongi. "Kau temanku bukan?" 

Kembali, Yoongi hanya bergumam tak jelas untuk menjawab pertanyaan yang Mina berikan.

"Besok temani aku, kau bisa? Saat jam makan siang."

"Kemana? Akan 'ku usahakan."

"Aku akan mencari gaun untuk pernikahanku dengan Dong-Suk." 


Sedikit banyak rencana Mina untuk menjadi tokoh antagonis dalam hidup Yoongi berjalan sesuai rencana. Sebab hanya dengan kalimat sederhana yang Mina ucapkan saja, sudah mampu membuat sesuatu yang tersisa di dalam dirinya hancur seketika.

Detik berikutnya, Yoongi menyadari. Bahwa sudah tak ada lagi yang tersisa dari dalam dirinya.




A/n : Ini tuh udah mendekati ending mereka semua..
TAPI.. aku sering lupa up dan sibuk nimbun draft Limerence :')
Inipun aku up karna fleuroralie udah up storynya kemarin, dan aku ngerasa kayanya aku up selalu bareng dia
Jadi hari ini aku up setelah Fleu up Maybe-nya 😂

Terima kasih yang masih baca karyaku yang masih gini gini aja 💜

2020 - 12 - 16
3.31pm

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top