- Sebelas -
"Miss ... "
Sreeet
Cring
Jleb
Tersenyum miring, aku membuka sebelah mataku untuk melihat siapa yang mengganggu istirahatku.
Ah~ Lean. Pantas saja, dengan mudah lemparan pisauku tadi bisa ditangkisnya dan berakhir menancap di pintu kamar mandi. Jika tadi yang masuk adalah Lightly, aku sangat yakin dia akan berakhir terkapar di lantai saat ini juga. Masa bodoh dengan amukan Gabriel jika memang itu terjadi, karena dari awal aku tidak menyukai wanita itu.
Well, meskipun kami sekarang adalah sebuah team, aku tidak akan berbohong jika aku masih sangat tidak menyukainya. Apalagi jika mengingat tentang kejadian kemarin. Topeng sialan!
"Ada apa?" tanyaku datar, kembali memejamkan mataku. Aku butuh tidur untuk menjernihkan otakku yang sudah sangat merindukan teriakan kesakitan dan bau darah segar.
"Professor menyuruh saya untuk memberikan ini pada anda." Aku membuka mataku dan beringsut duduk dengan malas. Lean menyerahkan sebuah masuku padaku, membuatku mendesah kasar. Lightly sialan!
"Professor menyuruh anda untuk memakai ini sebelum berangkat-"
"Ya ya ya, ada lagi?" selaku menahan kesal. Aku sangat benci harus memakai masuku. Sangat tidak nyaman dan bukan style-ku.
"Professor menunggu anda-"
"Hyperloop. Oke, aku akan segera kesana," jawabku dengan malas.
Sialan Gabriel! Kenapa aku harus pergi dengan wanita menyebalkan itu? Damn!
~
"Kau tidak memakai masuku yang kuberikan?" tanya Lightly begitu aku sampai di ruang bawah tanah.
Ruang bawah tanah milik Gabriel terletak di bawah laut. Kalian pernah melihat aquarium bawah laut? Nah, kira-kira seperti itulah tempat ini. Akan tetapi ruangan ini bukan untuk mengagumi keindahan dasar laut atau berbagai jenis hewan laut -yah, well, meskipun memang bisa- melainkan diperuntukkan khusus untuk hyperloop.
Aku menatap Lightly dengan malas. Dia tidak bercanda, kan?
"Maksudmu ... ini?" ucapku sambil mengangkat benda lembek berbentuk tekstur wajah di tangan kananku.
"Ya! Kenapa kau-"
Sreeek
DUASH!!
Aku menyeringai ketika melihat masuku yang kubawa meledak dan terbakar sendiri di lantai setelah kurobek dan kulempar begitu saja.
Lightly membulatkan kedua matanya tak percaya. Sedetik kemudian berbagai macam umpatan keluar dari mulutnya, membuatku terkekeh karenanya. Aku suka sekali membuatnya frustrasi seperti ini. Rasanya sungguh menyenangkan!
"Hei, kalian! Cepat pergi dan jangan mengumpat lagi, sialan!"
Aku sedikit terkejut ketika mendengar umpatan Gabriel di ear piece yang terpasang di telinga kiriku.
Mendengus kesal karena Gabriel merusak kesenanganku, aku berjalan masuk ke hyperloop mengabaikan Lightly yang masih meracau tak jelas di belakangku. Huh! Aku tidak peduli. Lagipula ada hal lebih menyenangkan yang menantiku di Jakarta.
I'm coming Bapak Kepala Devisi Keuangan Republik Indonesia ...
*****
Jakarta - Indonesia
"Hei! Tidak akan ada seorang priapun yang bisa menolak pesona seorang Vaea," ucapku bangga melalui panggilan video call-ku yang terhubung dengan Lightly dan Gabriel. Saat ini aku tengah bersantai di kursi malasku yang menghadap ke kolam renang. Aku berada di salah satu villa-ku yang lain yang terletak di Jakarta. Sudah lama aku tidak kemari. Untung Ujang -maidbot-ku telah sampai terlebih dahulu di sini dan membersihkan tempat ini hingga nyaman untuk kutempati.
"Si bodoh itu dengan mudahnya akan mendatangiku dengan sendiri ketika aku-"
"Hentikan! Kau membuatku muak! Sudah kubilang pikirkan rencana lain!"
Aku mendengus kesal ketika Lightly sengaja memotong ucapanku. Dia sangat menyebalkan, bukan? Bahkan meskipun dia berada 100km dari tempatku berada -bahkan dia masih di bawah laut di dalam hyperloop- dia masih saja menyebalkan. Salahkah aku jika sekarang aku berharap hyperloop yang dipakainya meledak sekarang juga? Karena aku akan sangat senang jika itu terjadi.
"Ly, sialan!" umpatku kesal.
"Hentikan ocehan tidak jelasmu psycho gadungan!"
"Ha?! Apa kau bilang, sialan?!"
Psycho gadungan dia bilang? What the fuck! Seharusnya kemarin aku membunuhnya ketika masih bersamanya di dalam hyperloop.
"Aku ingin menggodanya dengan hal yang sudah kurencanakan, bodoh!" ucapku tak sabaran. Apa yang salah dengan rencana aku menggodanya di club, mengajaknya tidur lalu membunuhnya? Bukankah misi akan terselesaikan dengan sangat mudah?
"Jangan terlalu rendah jadi manusia, bodoh. Hidupmu tidak selalu tentang tubuhmu!" jawab Lightly.
"Kenapa memangnya jika menyangkut tubuhku? Kau iri? Karena dadamu tidak sebesar milikku?" sindirku.
Lightly tampak sedikit tergagap menanggapi sindiranku. "A-apa yang-"
"Hey, kalian!" Ucapan Gabriel menyita perhatian kami. "Hentikan atau aku akan membakar tubuh kalian tak berbekas."
"Okay, El," jawabku segera diikuti Lightly.
Gabriel tampak menghela napas sebelum berkata.
"Seperti yang sudah kubilang di awal. Target kita kali ini adalah seorang Kepala Divisi Keuangan. Orang paling penting di Indonesia saat ini. Apalagi dia termasuk tiga pemimpin utama atau Mahkamah Negara. Bisa dipastikan jika dia memiliki pengalaman yang ketat. Jadi, sebagai team kita perlu membicarakan ini dengan serius. Hentikan ocehan tidak jelas kalian."
"Okay ...," jawabku mengindikkan bahu acuh.
"Nah, sekarang untuk Ly, aku perlu beberapa data yang kuperlukan untuk lokasi sekitar rumahnya dan apapun terkait korban kita."
Lightly mengangguk. Ia tampak menggeser tempat duduknya ke sudut ruangan dan mengambil beberapa berkas dan minipadnya.
"El, aku berhasil menemukan beberapa hal yang mungkin bisa kita jadikan celah untuk menyerang si Divisi itu. Aku mendapatkan berbagai informasi dari Lian yang kutugaskan untuk memindai daerah yang kau beritahukan lokasinya padaku dan kami mendapati bahwa mereka masih menggunakan keamanan SAD tingkat dua di lapisan terluar rumahnya dan EPAS untuk keamanan bagian dalam. Aku mendapatkan informasi itu ketika hybrid yang kukirim kesana berhasil masuk dan memindai lokasinya. Namun hanya beberapa detik aku langsung mematikan sensor aktifnya agar kami tidak terlacak."
Aku mengerutkan dahi tidak mengerti selama penjelasan Lightly. Apa itu SAD? EPAS?
Berniat membuka mulut untuk bertanya, tapi Gabriel lebih dulu menjawab ucapan Lightly.
"Oke, untuk sistem keamanan SAD atau Self Area Defense, aku masih bisa memanipulasi hasil CCTV sekitarnya agar tidak mencurigakan. Tapi untuk EPAS aku tidak yakin karena susah untuk membobol keamanan EPAS jika EPAS sendiri terhubung ke jaringan cyber police mengingat dia adalah anggota Mahkamah Negara,"
Fuck! Aku merasa tidak terlihat!
Mendengus kasar, akhirnya aku menyela ucapan Gabriel dan Lightly.
"Hey kalian, jika ingin berbicara menggunakan bahasa planet kalian, ingatlah aku ada di sini. Aku seperti bukan bagian team jika aku saja tak paham dengan singkatan-singkatan sialan itu."
"Maaf, V. Aku lupa," ucap Gabriel.
"Jadi begini ...," Gabriel mulai menjelaskan padaku. "SAD adalah Self Area Defense, sedangkan tingkat dua adalah tingkatan kemanan itu sendiri. Atau kita bisa katakan itu hanya penjagaan biasa yang dilengkapi CCTV dan bodyguard. Sedangkan SAD tingkat satu hanya menggunakan CCTV. Lalu untuk masalah EPAS sendiri adalah Extra Private Area Security. Bisa dikatakan itu tingkat keamanan tertinggi saat ini. Keamanan yang sama persis saat para penjaga bank menjaga brankas uang. Ada CCTV, bodyguard, sinar inframerah dan bom. Bedanya disini, CCTV EPAS terhubung langsung dengan cyber police."
Aku terdiam cukup lama untuk mencerna semuanya, lalu sedikit mengangguk ketika mulai mengerti arah pembicaraan mereka tadi.
"Lalu jika kemanan mereka saja tidak bisa kau tembus dengan kemampuanmu, bagaimana dengan misi kali ini?" ucapku kemudian. Tepat saat itu, Ujang membawa satu keranjang buah-buahan. Aku mengambil sebuah apel darinya ketika dia meletakkannya di meja sampingku. Tak lupa aku memberikan senyum tipisku pada Ujang dan dia membalas dengan membungkukkan badannya. Tak lama setelah itu dia sudah pergi dari hadapanku.
"Apakah kita sudah gagal bahkan sebelum kita berperang?" lanjutku sambil menggigit apelku. Manis.
Gabriel tampak menghela napas tak menjawab. Membuatku tau jika dia sedang kehabisan ide.
"Listen to me El, aku memang tak tahu dengan jelas maksud istilah tadi. Tapi jika kau yang otak dari team ini saja tidak bisa menembus keamanan mereka, itu sama saja dengan skakmat untuk kita, El."
Gabriel menatapku sambil mengerutkan dahi. Mungkin dia tidak senang dengan ucapanku barusan.
"El, tunggu aku punya rencana," seringaiku penuh kemenangan ketika tiba-tiba sebuah ide terlintas di otakku. Mungkin dengan ideku ini, rencana pembunuhan Kepala Divisi itu akan berhasil, meskipun tingkat keberhasilannya hanya 55%. Who cares?
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top