Prolog

Vierra duduk di bangku paling ujung, tangannya tak berhenti meremas-remas ujung kemeja bermotif bunga-bunga kecil yang ia kenakan.

Hari ini, entahlah. Vierra akan menyesali atau tidak nantinya. Namun, hari ini adalah hari yang mungkin akan ia ingat seumur hidupnya.

Beberapa minggu lalu, Vierra menemui Anggia, teman sepermainannya. Menceritakan segala masalah yang tengah ia alami. Hingga tercetus ide gila.

Awalnya Vierra tak setuju, lebih tepatnya tak yakin. Namun, sudah tidak ada pilihan lain baginya. Ia harus membayar hutang yang jumlahnya tak sedikit.

"Kamu yakin ini aman?"

Vierra bertanya pada Anggia yang duduk disampingnya sambil memainkan ponsel untuk menghubungi orang.

"Tenang saja, aku sudah pernah melakukannya dulu. Aku akan carikan yang terbaik buat kamu."

Ya, Vierra tahu. Anggia pernah bercerita kalau dia pernah melakukan hal ini sebelumnya dan dia mendapatkan banyak uang sampai bisa membeli motor dan rumah.

"Aku takut," kata Vierra jujur.

"Aku pernah merasakan itu dulu, kamu tidak usah khawatir. Lagipula nikah kontrak ini hanya tiga bulan. Jika kamu bisa melayani dengan baik, kamu akan mendapatkan banyak uang."

"Nikah kontrak."

Hati menolak tapi keadaan mendesak. Vierra tersenyum miris dalam hati. Andaikan ada pekerjaan lain yang bisa mendapatkan uang secara instan dalam waktu singkat dengan jumlah banyak. Mungkin ia akan memilih pekerjaan itu.

"Ya. Tiga bulan."

Tiga bulan tidaklah lama, Vierra terus menyakinkan diri bahwa ia mampu menjalaninya.

"Masih lama?"

"Sudah hampir sampai. Persiapkan dirimu, kamu harus terlihat cantik dan menarik supaya orang itu setuju."

Vierra mengambil kaca yang selalu ia bawa di tas selempang miliknya untuk memastikan penampilannya sudah rapih.

"Selamat sore."

Vierra langsung memasukkan kaca ke tas kembali lalu menjawab sapaan tiga orang pria yang baru saja masuk ruangan.

"Vierra, perkenalkan ini Pak Anton dan Pak Anton, ini Vierra temanku yang aku ceritakan beberapa hari lalu." Anggia memperkenalkan Vierra pada Anton dan sebaliknya.

Vierra tersenyum sambil menerima uluran tangan Anton yang mengajaknya berjabat tangan.

Hatinya merasa geli, Vierra membayangkan akan menikah dengan Anton, pria tua dengan kumis tebal dan perut buncit. Rasanya Vierra tak yakin akan bisa melayani dengan baik.

"Kamu yang akan menikah?"

Vierra mengangguk pelan, "iya, Pak."

"Tunggu sebentar lagi calonmu datang."

"Jadi, bukan Anda?"

Anggia dan Anton tertawa.

"Vierra, temanku. Tentu saja bukan. Pak Anton hanya perantara."

Vierra tersenyum kikuk. Meski sudah mendengar Anton bukan calon suami kontraknya tapi semua itu tak lantas membuat ia tenang. Ia justru semakin takut jika calonnya lebih tua atau lebih buruk lagi.

"Dia datang."

Anton bergegas menghampiri pria yang luar biasa memukau. Rambut hitam tebal, hidung mancung, dan kulitnya bersih putih.

Kacamata hitam, serta pakaian serba hitam yang pria itu kenakan menambah nilai plus untuknya. Belum lagi jambang halus yang tumbuh di sekitar wajahnya, memberikan kesan maskulin yang pasti sangat sulit untuk di tolak.

"Yang mana?"

Pria itu bertanya pada Anton sambil melihat secara bergantian antara Anggia dan Vierra.

"Nona cantik berkemeja bunga kecil-kecil, Tuan."

Jantung Vierra rasanya seperti ingin loncat dari tempatnya saat pria itu melihatnya dari atas sampai bawah seperti sedang menilai dirinya.

"Ok."

Anton dan Anggia tersenyum kemudian buru-buru mempersiapkan semuanya. Memberikan instruksi pada dua orang yang datang bersama Anton tadi.

Vierra sendiri bingung harus apa, ia hanya berdiri diam memperhatikan yang lain sibuk.

"Virgin?"

"Hah, ya?"

Pertanyaan yang sangat diluar dugaan. Vierra menatap pria yang akan menjadi suaminya selama tiga bulan kedepan. Ia tak tahu, kapan pria itu berada di sampingnya, sedekat ini.

"Berapa kali?"

"Maaf?"

"Berhubungan dengan pria?"

Wajah Vierra merah padam. Ia tak biasa berbicaralah hal-hal seperti ia pada seorang pria, apalagi pria asing yang tak pernah ia kenal sebelumnya.

"Belum pernah."

Pria itu mengangguk kemudian pergi menghampiri Anton. Sedangkan Vierra sudah tak bisa berfikir lagi. Mundur juga bukan pilihan yang baik. Rasanya tiga bulan akan terasa sangat sulit baginya.


12022023



Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top