Jika Kamu Masih Mencintainya
Kala merasa kesal, awalnya ia ingin memberikan lap bersih untuk mengelap baju Vierra yang kotor. Namun, langkahnya terhenti saat melihat Vierra tengah bersama pria lain. Pria yang membuat Kala marah.
"Jika kamu masih mencintainya, kenapa kamu meninggalkan dia?"
Kala mengalihkan pandangannya ke arah Grien. "Memangnya apa itu cinta?"
Grien mengedikan bahunya. "Aku tak yakin tapi aku bisa merasakan cemburu dan kemarahan dari wajahmu saat melihat Vierra bersama Ryan. Asal kamu tahu, mereka dekat sejak lama. Bahkan sejujurnya aku lebih setuju, Vierra menjalin hubungan bersama Ryan daripada denganmu yang punya hobi sangat buruk."
Kala meremas kuat-kuat kain lap yang ia pegang. Bagaimana mungkin, pamannya justru mendukung orang lain.
"Aku tidak peduli. Vierra mau bersama siapapun, bukanlah urusanku."
"Kau yakin?" Grien tertawa.
Sejak Kala datang ke kedai saat itu dan membawa Vierra pergi begitu saja. Sejak itu pula, Grien mencari informasi tentang Kala dan Vierra. Ia sangat terkejut saat tahu, Kala memiliki hobi nikah kontrak. Rasanya Grien ingin memukul kepala Kala supaya cepat bertobat. Namun, sepertinya ia tak perlu melakukan itu, ia hanya perlu berdoa supaya Kala jatuh cinta dengan Vierra, istri terkahir Kala.
Grien juga mendengar, Kala saat ini sedang berpisah dengan Vierra tapi tidak mengakhiri kontraknya seperti biasanya. Hal itu membuat Grien semakin yakin, ada cinta di hati Kala untuk Vierra. Sekarang semakin yakin saat melihat sorot kemarahan dari matanya ketika melihat Vierra bersama Ryan.
"Tentu."
Kala mendorong Grien supaya masuk ruangan miliknya. Ia tak mau pembicaraan mereka didengar oleh orang lain.
"Aku bisa membantumu kembali bersama Vierra."
"Aku tidak butuh bantuan darimu."
"Lalu dalam rangka apa kamu datang kemari?"
"Bukankah beberapa Minggu lalu kamu meminta bertemu denganku untuk mengobrol."
Grien tertawa. "Kau benar."
"Jadi tentang apa?"
"Apa yang ingin aku bicarakan dan apa yang ingin aku ketahui, aku sudah mengetahuinya. Namun, sekarang aku semakin yakin dengan pengetahuan, pemikiran yang aku dapatkan dari informasi itu. Kamu mencintai Vierra. Nyatanya kamu datang kemari tiba-tiba, aku yakin, semua ini hanya alasan kamu saja. Sebenarnya kamu ingin melihat Vierra, begitu?"
"Terserah dengan apa yang kamu pikirkan."
Grien kembali tertawa. "Kamu tidak perlu khawatir, jika Vierra sudah menerima cinta Ryan aku akan informasikan padamu."
Tidak, tentu saja Kala tidak setuju Vierra bersama pria lain. Ia memang tengah berpisah saat ini tapi ia belum mengakhiri pernikahan mereka. Ia juga masih memberikan hak untuk Vierra termasuk nafkah untuknya. Ia masih mentransfer sejumlah uang untuk memenuhi kebutuhan Vierra.
"Kenapa diam? Jika kamu tidak setuju dengan ucapanku, kamu bisa protes fan tak perlu malu untuk mengungkapkan perasaanmu."
Kala mengusap wajahnya kasar, ia memang ingin melakukan itu. Namun, beberapa Minggu belakangan ini hatinya tengah berperang melawan otaknya.
Dalam hati, Kala ingin bersama Vierra dan sangat merindukannya, ingin selalu bersama melewati waktu yang tersisa dalam hidupnya. Seperti kisah-kisah romansa yang banyak tersebar diberbagai novel ataupun film tentang cinta. Namun, faktanya tidak semudah itu, otak atau pikirannya menolak. Cinta hanya bisa melemahkan dirinya. Ia tak mau berakhir tragis seperti ayahnya yang rela mati demi ibunya yang tak pernah benar-benar mencintainya.
Grien menatap Kala yang tengah melamun. Wajahnya terlihat gelisah dan terdapat kerutan di dahinya. Ia yakin, Kala saat ini tidak sekedar melamun, ia pasti sedang berpikir sesuatu yang sulit.
"Aku tidak tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Aku hanya bisa memberitahumu tentang hubungan. Terkadang memang ada hubungan yang buruk dalam sebuah ikatan, contohnya ikatan pernikahan orangtuamu tapi kamu tidak bisa melihat hanya pada sisi itu. Masih banyak hubungan pernikahan yang berjalan dengan baik."
"Wanita hanya datang jika mereka memiliki kebutuhan. Mereka mencintai uang, kekayaan yang kita miliki. Jika kita tengah terpuruk, mereka akan pergi."
"Kamu benar, memang ada beberapa yang seperti itu. Hanya sebagian kecil."
"Ibuku seperti itu dan semuanya bterjadi di depan mataku."
"Tapi istriku tidak. Saat ini aku sedang mengalami kebangkrutan, aku hanya memiliki kedai kecil ini tapi dia tidak meninggalkan aku."
Kala menatap Grien, ia tahu Grien tengah berada dalam masa sulit saat ini. Seluruh perusahaan miliknya tutup karena terdapat kecurangan yang masih di usut sampai sekarang.
"Seorang istri, bisa juga menjadi penyemangat hidup saat para suami terpuruk. Mereka adalah sandaran dan pegangan terkuat saat kita hampir karam. Istriku selalu bersamaku."
"Kamu sangat beruntung." Kala menepuk-nepuk bahu Grien.
"Masih banyak pria di luaran sana yang beruntung sepertiku. Jadi jangan karena satu contoh, kamu mengabaikan contoh yang lain."
Kala tak yakin tapi mungkin ia akan mempertimbangkannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top